Anda di halaman 1dari 4

I.

Tanggal Praktikum : 1s/d 3 Mei 2019

II. Judul Praktikum : Populasi Belalang

III. Tujuan Praktikum :Untuk mengetahui populasi belalang di suatu

habitat.

IV. Dasar Teori

Kehadiran suatu populasi hewan di suatu tempat dan penyebaran spesies

hewan tersebut di muka bumi, selalu berkaitan dengan habitat dan relung ekologi

yang di tempatinya. Secara umum, habitat menunjukkan corak lingkungan yang

ditempati populasi hewan itu dalam kaitan hubungannya dengan faktor lingkungan

biotik dan abiotik. Hewan di muka bumi menempati habitatnya masing-masing

(Shoim, 2016: 1).

Populasi hewan memiliki potensi dalam (innate) untuk tumbuh tak terhingga,

tetapi lingkungan membatasinya. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi

pertumbuhan populasi dibedakan menjadi dua, yaitu faktor langsung (direct factors)

dan faktor tidak langsung (indirect factors). Faktor langsung meliputi: predasi (Pd),

kelaparan (Kl), penyakit (Pk), kecelakaan (Kc), dan perburuan (Pr). Faktor tidak

langsung yang kadang-kadang disebut faktor kesejahteraan (welfare factors) yang

sering menyebabkan ketersediaan sumber daya seperti makanan, air, mineral,

naungan secara berkala atau permanen sehingga terjadi osilasi atau fluktuasi

(Sumarto, 2016: 66).


Belalang dan kerabatnya merupakan salah satu jenis serangga yang bisa hidup

sendiri namun terkadang pada saat jumlahnnya cukup banyak dapat hidup

berkelompok. Serangga ini dapat hidup di berbagai lingkungan diantrannya di lahan

pertanian, semak, di lingkungan tempat tinggal, di lahan perkebunan dan lain

sebagainya. Mereka juga dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang

lain untuk mencari makanan bahkan terkadang tempat yang mereka datangi dapat

rusak oleh mereka karena jumlahnya yang sangat banyak misalkan pada tanaman

budidaya, sebagai omnivor, selain merugikan namun serangga ini juga

menguntungkan sebagai makanan bagi binatang lain seperti Burung dan Manusia

sebagai makanan (Falahudin, 2015: 2).

Salah satu keunggulan sifat yang ada pada belalang secara umum adalah

memiliki kisaran preferensi inang yang luas atau disebut juga polifag. Sifat tersebut

memungkinkan belalang mendapatkan sumber makanan untuk hidup dan

berkembang biak dari tumbuhan lain ketika keadaan tidak memungkinkan mereka

memakan tumbuhan yang menjadi preferensi utamanya. Akibat dari adanya interaksi,

kompetisi, dan keunggulan-keunggulan dari tiap-tiap organisme tersebut tentu akan

berpengaruh terhadap kepadatan populasi suatu spesies di suatu tempat dalam

komunitas salah satunya belalang kembara (Prastiyo, 2016 : 6).

Jika populasi belalang di lapangan masih tinggi dan keadaan curah hujan

sangat rendah, hama belalang tetap berpotensi menyerang pertanaman terutama padi

dan jagung yang masih ada di sekitar kelompok belalang dan daerah lain yang masih

dalam jangkauan migrasinya. Oleh karena itu, perlu segera melakukan usaha-usaha
pengendalian untuk menurunkan ledakan populasi belalang secara cepat dan tuntas

untuk mengamankan pertanaman yang masih ada di lapangan (Suryanto, 2010: 38).

V. Alat dan Bahan

A. Alat

1. Tali rapia / meteran

2. Net serangga

3. Meteran

4. Pancang

B. Bahan

1. Stipo kuas

2. Belalang

VI. Cara Kerja

1. Dicari padang rumput atau lapangan yang luas.

2. Kemudian ukur 10 x 10 m² dan ditandai dengan pancang dan tali rafia.

3. Kemudian diayunkan net serangga ke permukanan rumput secara

menyilang, dimulai dari sudut sampai keseluruhan lapangan.

4. Dihitung jumlah belalang yang tertangkap dan ditandai belalang yang

tertangkap menggunakan stipo.

5. Dilepaskan kembali belalang yang telah ditandai.

6. Tiga puluh menit kemudian, diulangi cara kerja langkah 3.


7. Dihitung jumlah belalang yang tertangkap sebelumnya dan belalang yang

baru tertangkap.

8. Dihitung besar populasi dengan menggunakan rumus: N = M (n)/R,

dimana N adalah besar populasi total, M adalah jumlah individu pada

penangkapan pertama, n adalah jumlah individu pada penangkapan

kedua, dan R adalah jumlah individu yang bertanda pada waktu

penangkapan kedua.

X. Daftar Pustaka

Falahudin, Irham., dkk. 2015. Diversitas Serangga Ordo Orthoptera pada Lahan
Gambut Di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin. Bioilmi. 1:1, 1-7.

Prastiyo, Agung. 2016. Populasi Relatif Belalang Kembara (Locusta migratoria


Manilensismeyen) pada Beberapa Jenis Vegetasi Di Kawasan Perkebunan
Tebu Di Lampung Tengah. Skripsi. Jurusan Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.

Shoim, Ahmad. 2016. Estimasi Populasi Belalang di Perkebunan Karet Desa


Purwodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau. Skripsi. Institut
Agama Islam Negeri Palangka Raya, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Tadris Biologi.

Sumarto, Saroyo., & Roni Koneri. 2017. Ekologi Hewan. Bandung: C.V Patra Media
Grafindo.

Suryanto, Widada Agus. 2010. Hama dan Penyakit. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai