UNIVERSITAS JEMBER
Oleh : Kelompok 8
UNIVERSITAS JEMBER
2022
SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS PENYUSUNAN RESUME
Menyatakan bahwa :
1. Hasil dari resume ini merupakan murni hasil kerja dari kelompok 8 tanpa mengambil
atau mencuri dari pihak ketiga, di mana dapat kami pertanggungjawabkan sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Apabila kami dari kelompok 8 terbukti melanggar peraturan yang sudah berlaku,
maka kami bersedia menerima sanksi atau hukuman yang sudah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana semestinya, dan kepada yang bersangkutan untuk
menjadikan maklum.
ii
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup secara individu, yang
berarti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa adanya proses interaksi dengan manusia
atau makhluk lain di sekitarnya. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki arti bahwa
manusia tidak dapat menjalankan hidupnya sendiri. Manusia tidak bisa mencapai apa
yang ia inginkan tanpa bantuan dari manusia lain. Eksistensi manusia di muka bumi ini
bukan pada ruang hampa, tapi mereka eksis pada ruang sosial.
Alam semesta atau bisa disebut juga dengan jagat raya, merupakan ruang atau
lingkup atau cakupan yang maha besar yang di dalamnya terjadi segala sesuatu
peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat
diungkapkan manusia. Alam semesta terbentuk sekitar ribuan juta tahun yang lalu
bersamaan dengan dentuman yang dahsyat, atau Teori Big Bang. Namun tidak hanya
Teori Big Bang saja, ada tiga teori lain yang menjelaskan tentang terbentuknya alam
semesta, yaitu: Teori Keadaan Tetap, Teori Osilasi, dan Teori Nebula.
Manusia dan alam semesta mempunyai keterikatan yang kuat dan satu
kesatuan sistem tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk mempertahankan hidup
pastinya manusia membutuhkan alam semesta sebagai tempat hidup, begitupun
dengan alam semesta. Untuk menjamin kelangsungan dan kelestariannya alam
semesta sangat bergantung pada manusia. Pada awal abad 21 ini, hubungan manusia
dengan alam semesta menjadi tak seimbang. Hal ini disebabkan karena terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Saat ini lingkungan hidup kita sangat memprihatinkan dan
banyak ancaman serius terhadap masa depan manusia. Manusia adalah satu-satunya
makhluk yang bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup. Untuk itu
manusia perlu mempelajari dan mengembangkan pengetahuan alam untuk menjaga
keseimbangan alam. Dari uraian tersebut, penulis akan membahas tentang manusia
dan alam semesta yang merupakan salah satu materi dari mata kuliah etika bisnis dan
profesi.
PEMBAHASAN
1
1. TUJUAN
a. Hakikat keberadaan alam semesta.
b. Hakikat manusia dan tujuan umat manusia hidup didunia.
c. Hakikat kecerdasan dan kesadaran diri yang dimiliki oleh manusia.
d. Kesalingtergantungan umat manusia dengan alam semesta.
e. Keterkaitan antara perilaku etis dengan tingkat kesadaran spiritual
2. HAKIKAT KEBENARAN
Empat kebenaran besar menurut E.F. Schumacher
a. Kebenaran tentang eksistensi
Menyangkut adanya empat tingkat eksistensi dunia, yaitu: benda, tumbuh-
tumbuhan, hewan, dan manusia
b. Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia
Adalah ketepatan penggunaan alat yang dipakai untuk memahami empat
tingkat eksistensi
c. Kebenaran tentang cara belajar yang menyangkut dunia
Hal ini sebenarnya akan berbeda untuk empat bidang. Disini dijumpai dua
corak masalah, yaitu:
1. Masalah konvergen (bertitik temu), yaitu sesuatu yang dapat dipecahkan
secara menyeluruh
2. Masalah divergen (bertitik pisah), yaitu sesuatu yang berlawanan.
d. Yang dimaksud hidup di dunia
Ada berbagai tingkat eksistensi alam dan kesadaran maka untuk menemukan
hakikat kebenaran tidak cukup jika hanya mengandalkan pendekatan
ilmiah/rasional. Dengan pendekatan rasional mungkin efektif untuk dimensi fisik
tetapi tidak untuk memahami perilaku.
Alam semesta seolah olah dianggap sebagai mesin raksasa yang bekerja
secara mekanistik. Alam semesta hanya dianggap sebagai materi yang terbentang
luas dan tak bernyawa. Berikut beberapa pandangan tentang eksistensi/keberadaan
alam semesta
2
A. Schumacher
a. Benda, dapat dituliskan P
Tingkat pertama adalah benda mati, yang hanya memiliki unsur P
(Substansi, materi).
b. Tumbuhan, dapat dituliskan P+X
Tingkat kedua adalah tumbuh-tumbuhan, yang memiliki unsur P dan X
(Kehidupan).
c. Hewan, dapat dituliskan P+X+Y
Tingkat ketiga adalah golongan hewan, yang memiliki unsur P, X, dan Y
(Kesadaran).
d. Manusia, dapat dituliskan P+X+Y+Z
Tingkat keempat adalah golongan manusia, yang memiliki semua unsur P,
X, Y, dan Z (Unsur kesadaran transendental/spiritual).
3
D. Ilchi Lee menganalogikan lapisan keberadaan mirip dengan system computer,
yaitu:
a. Lapisan/tubuh fisik (sebagai perangkat keras)
b. Lapisan energy (arus listrik)
c. Lapisan spiritual/informasi (perangkat lunak)
Benda adalah sesuatu yang tampak, sedangkan alam energy adalah sesuatu yang
tidak tampak. Nasib seseorang adalah sesuatu yang tampak, tetapi perasaan
seseorang adalah sesuatu yang tidak tampak. Nasib seseorang mencerminkan
karakternya, dan karakter seseorang berasal dari kebiasaan dan tindakannya.
Tindakan seseorang ditentukan oleh pikirannya, sedangkan pikiran seseorang sangat
dipengaruhi oleh perasaan (emosi) dan akhirnya tingkat kematangan emosi/perasan
seseorang akan mencerminkan tingkat kematangan kesadaran (spiritual) seseorang.
4. HAKIKAT MANUSIA
Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kaitan erat dengan seluruh
dimensi alam. Yang berarti bahwa manusia merupakan bagian dari keberadaan alam
semesta. Segala sesuatu yang ada di alam semesta juga ada di alam manusia. Alam
semesta dapat diartikan sebagai suatu lingkup besar dimana di dalamnya terjadi
peristiwa-peristiwa alam yang dapat diungkapkan oleh manusia maupun tidak.
4
Karl Marx (2001) mengatakan bahwa hakikat riil manusia adalah keseluruhan
hubungan sosial dengan menolak adanya Tuhan dan menganggap bahwa tiap pribadi
adalah produk dari tahapan ekonomis tertentu dari masyarakat manusia tempat
manusia itu hidup.
1. Badan fisik (physical body), manusia mempunyai lapisan fisik (materi) yang
sama dengan semua benda mati, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
2. Badan eterik (etheric body), merupakan lapisan/unsur hidup yang
memungkinkan sesuatu itu mengalami siklus hidup, tumbuh, matang,
berkembang, dan mati. Manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang mempunyai
lapisan eterik, sedangkan benda mati tidak.
5
3. Badan astral (astral body), merupakan lapisan yang memungkinkan sesuatu
memiliki nafsu (passion), keinginan (desire), serta merasakan senang dan sakit.
Manusia dan binatang memiliki lapisan astral.
4. Badan ego (consciousness-body), merupakan lapisan yang memungkinkan
timbulnya kesadaran aku dan di luar aku. Lapisan ini hanya memiliki oleh
manusia.
5. Manas (spirit-self)
6. Buddhi (life-spirit)
7. Atma (spirit-man)
Badan fisik, badan eterik, badan astral, dan badan ego sudah terbentuk sepenuhnya
pada diri manusia. Sedangkan lapisan manas baru terbentuk sebagian dan lapisan
buddhi dan atma masih berupa potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Ketujuh
lapisan yang menyelimuti manusia ini terbentang dari lapisan yang paling padat (fisik)
sampai ke lapisan yang paling halus (atma/roh).
Agustian (2001) dan Kustara (2005) membagi manusia dalam tiga lapisan,
yaitu: fisik, mental (jiwa, mind), dan spiritual (roh, soul). Semakin banyak ilmuwan yang
menyadari bahwa untuk memahami hakikat manusia secara utuh, diperlukan
pemahaman atas lapisan-lapisan keberadaan manusia tersebut. Walaupun dalam
mengemukakan jumlah lapisan tersebut para ilmuwan masih berbeda pendapat,
namun sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang sangat prinsipal. Ardana (2005)
membuat skema hubungan antar lapisan yang dikemukakan oleh para ilmuwan,
sebagai berikut:
6
Steiner Hawley Schumacher Agustian dan Kustara
Fisik Tubuh (body) P Fisik
Eterik X
Astral Hati (heart)
Ego
Manas Kepala (head) Y Jiwa (mind, psikis-mental
Buddhi
Atma Semangat (spirit) Z Roh (soul, spirit)
Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan
sangat luar biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas,
menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan
spiritual dengan kehidupan materi/fisik, kemampuan perabaan, persentuhan,
penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendalikan berbagai organ tubuh, dan
sebagainya.
1. Neocortex, merupakan lapisan otak paling luar yang hanya dimiliki oleh manusia
dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Lapisan ini memungkinkan manusia
mempunyai berbagai kemampuan, seperti menulis, membaca, melakukan
perhitungan yang rumit, menguasai bahasa, melukis, dan sebagainya.
2. Corpus callasum, merupakan penguhubung antara belahan kiri neocortex (left
cerebral hemisphere) dan belahan kanan neocortex (right celebral hemisphere).
3. Cerebellum, atau yang sering disebut otak kecil berfungsi mengatur gerakan
dan gerak refleks.
4. Otak reptile, terletak di lapisan paling dalam dari otak dan memiliki fungsi yang
berhubungan dengan rasa aman dan rasa takut. Bagian ini berfungsi
mengendalikan pernapasan, peredaran darah, detak jantung, pencernaan, dan
kesadaran.
5. Hippocampus, berhubungan dengan ingatan jangka panjang.
7
6. Amigdala, berfungsi mengatur emosi.
7. Pituitary gland, berfungsi memengaruhi dan mengatur kerja hormon-hormon.
8. Hypothalamus, mengontrol hormon-hormon seksual, agresi, tekanan darah,
suhu badan, dan rasa haus.
9. Thalamus, berfungsi mengaktifkan sensor indra yang sedang menerima
informasi dari luar.
A.M. Rukky Santoso (2001) mengatakan, pada otak terdapat tiga puluh miliar
sel dan bagian-bagian sel ini membentuk kerja sama yang rumit melalui bagian-bagian
kecil lainnya yang disebut neuron. Ada ratusan miliar jumlah neuron, suatu jumlah
yang melebihi jumlah bintang di galaksi Bimasakti (Maltsz, 2004). Dilihat dari
neuroscience, ilmu yang mempelajari tentang otak manusia. Otak manusia diibaratkan
komputer (namun tidak sama dengan komputer), menerima masukan melalui
pancaindra, kemudian disalurkan melalui sistem jaringan saraf ke otak untuk diolah
dan disimpan di otak. Hasil olahan (keputusan, informsi) tersebut disalurkan kembali
melalui sistem jaringan saraf ke seluruh organ tubuh (Semiawan, 1999).
Roger Wolkott Sperry (dalam Taugada, 2003) adalah ilmuwan yang pertama
kali meneliti tentang belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan tak kanan (right
hemisphere). Otak kiri menjalankan fungsi berpikir secara kognitif dan rasional dengan
karakteristik yang bersifat logis, matematis, analitis, realistis, vertikal, kuantitatif,
intelektual, objektif, dan mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan. Sementara itu,
otak kanan memiliki fungsi berpikir secara afektif dan relasional, memiliki karakteristik
kualitatif, impulsif, spiritual, holistik, emosional, artistik, kreatif, subjektif, simbolis,
imajinatif, simultan, intuitif, dan mengontrol gerak tubuh sebelah kiri.
1. Gelombang delta, mempunyai daerah frekuensi yang paling rendah sekitar 0,5-4
Hz putaran per detik. Kondisi ini terjadi pada saat seseorang tidur lelap atau
sedang melakukan meditasi mendalam.
2. Gelombang theta, terjadi pada frekuensi 4-7 Hz. Muncul pada saat tidur disertai
mimpi ringan, atau meditasi pada tingkat yang belum mendalam.
3. Gelombang alpha, terjadi pada frekuensi 8-13 Hz. Muncul pada saat
memejamkan mata, mendengarkan musik, meditasi pada tahap awal, dan
dalam keadaan santai.
8
4. Gelombang beta, terjadi pada frekuensi 13-30 Hz. Muncul pada saat terjaga dan
perhatian terpusat secara aktif.
Zohar dan Marshall (2002) melihat fungsi otak dari tiga cara berfikir atau tiga
ragam kecerdasan, yaitu:
9
3. Berpikir menyatukan (otak Spiritual Quotient-SQ), mengintegrasikan fungsi IQ
dan EQ sehingga dapat diperoleh suatu makna atau penyadaran diri.
Kecerdasan Spiritual (SQ) berguna untuk memupuk modal spiritual.
Dalam kaitannya dengan kesadaran, Sigmund Freud (dalam Hjelle dan Ziegler,
1992) membedakan tiga lapisan kesadaran, yaitu:
1. Lapisan sadar (conscious level), lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar
dalam wujud sensasi dan berbagai pengalaman yang disadari setiap saat.
2. Lapisan prasadar (preconscious level), sering disebut memori (ingatan) yang
tersedia. Menyangkut pengalaman-pengalaman yang tidak disadari pada saat
pengalaman tersebut terjadi, namun dengan mudah dapat muncul kembali
menjadi kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha.
3. Lapisan tidak sadar (unconsciouns level), yang merupakan lapisan paling dalam
dari pikiran manusia. Menyimpan semua dorongan insting primitif serta emosi
dan memori yang mengancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan,
atau secara tidak disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam
pada pikiran manusia.
10
2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang
disalurkan melalui pernapasan.
3. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan
emosional.
4. Lapisan intelegensia (bukan intelek), menyangkut kesadaran hati nurani atau
budi pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
5. Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir
pemekaran kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi
yang dapat dicapai oleh manusia. Pada tahap ini manusia telah melampaui
dualisme kehidupan di dunia.
Tujuan dalam kehidupan bagi umat manusia yaitu pasti mencari sebuah
kebahagiaan. Menurut Jalaluddin Rahmat (2004) secara agama, filsafat, dan ilmu
pengetahuan, manusia harus memilih hidup bahagia. Tetapi dalam kehidupan
sebenarnya, dalam dunia dewasa yang dipenuhi filsafat materialisme, semakin bayak
manusia yang merasa tidak bahagia dan bahagia dirasa hal yang susah untuk digapai.
Permasalahan tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya perbedaan penafsiran atau
pemahaman tentang bagaimana cara dalam mencapai kebahagiaan tersebut.
11
sombong, kikir, dua sifat ekstrem, dengan karakter
munafik, emosional, tergantung dengan kesadaran hewani
kurangnya rasa tingkat kesadaran
keimanan,
perhitungan
Mengukur tingkat kesadaran yang dimiliki manusia tersebut tidak mudah untuk
dilakukan hanya berdasarkan ukuran objektif atau pendekatan ilmiah yang biasa
digunakan pada umumnya. Kemantapan diri hanya bisa dirasakan secara subjektif
dengan yang bersangkutan melalui refleksi diri. Selaras dengan evolusi kesadaran
menurut pendapat Sutrisna, Ibnu Arabi (dalam Frager, 1999) dimana empat tingkat
kesadaran berdasarkan pengamalan dan pemahaman akan hakikat kehidupan sebagai
berikut;
12
8. ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM
Inti dari segala pemahaman tentang sistem yaitu setiap elemen saling bekerja
sama, saling mendukung, saling memerlukan, dan saling memengaruhi satu dengan
lainnya dalam mencapai tujuan sistem secara keseluruhan. Karena sistem saling
berkaitan satu sama lain, maka jika terdapat suatu gangguan pada elemen sekecil
apapun akan mempengaruhi pada elemen-elemen lainnya. Hal tersebut akan
berpengaruh dalm pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan.
Contoh dalam gangguan suatu elemen tersebut bisa dilihat dalam kehidupan
nyata seperti Pemerintah DKI Jakarta yang tidak peduli akan penggundulan hutan
yang dilakukan di daerah Puncak Bogor karena dirasa daerah tersebut bukan
wilayahnya. Tetapi akibat dari penggundulan tersebut juga berakibat terhadap daerah
DKI Jakarta yaitu terjadinya banjir. Contoh dalam skala global juga dapat dilihat dalam
kehidupan seperti negara-negara maju yang tidak peduli akan penebangan liar yang
mereka lakukan terhadap negara lain, hal tersebut akan berdampak terjadinya
pemanasan global yang bukan hanya terjadi pada negara berkembang tetapi
berdampak pada seluruh dunia. Dapat dilihat bahwa permasalahan-permasalahan
tersebut bermula dari suatu elemen yang kecil yang terus berakibat pada elemen-
elemen lainnya. Jadi manusia dan alam merupakan satu kesatuan di mana perilaku
manusia sangat menentukan nasib keberadaan kehidupan di bumi.
13
manusia secara seimbang dan utuh. Etika dan spiritualitas memiliki hubungan yang
sangat erat. Etika merupakan adat, kebiasaan, dan ilmu dalam memperlajari hubungan
antar manusia dengan lingkungan yang bersifat horizontal. Sedangkan spiritualitas
merupakan perilaku manusia yang bersifat vertikal yaitu hubungan dengan tuhan atau
kekuatan tak terbatas.
KESIMPULAN
14
Untuk menemukan hakikat kebenaran tidak cukup hanya dengan
mengandalkan pendekatan rasional/ilmiah, karna terdapat berbagai tingkat eksistensi
alam dan tingkat eksistensi kesadaran. Misalnya pada pendekatan rasional mungkin
efektif untuk memahami dimensi fisik, tetapi akan menjadi alat yang kurang memadai
untuk memahami perilaku.
Inti dari segala pemahaman tentang system yaitu setiap elemen saling bekerja
sama, saling mendukung, saling memerlukan dan saling memengaruhi satu sama
lainnya dalam mencapai tujuan system secara keseluruhan. Setiap manusia
seharusnya menyadari bahwa kesempatan hidup didunia hendaknya dimanfaatkan
dengan baik. Dalam perjalanan mencapai tujuan harus menjalani perilaku hidup yang
etis dan mematuhi norma norma agama. Contoh dalam gangguan suatu elemen
tersebut bisa dilihat dalam kehidupan nyata seperti pemerintah DKI Jakarta yang tidak
peduli akan penggunduan hutan yang dilakukan didaerah puncak Bogor karena dirasa
daerah tersebut ukan wilayahnya.
Manusia dan alam semesta memiliki ikatan yang kuat dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dalam kodrat manusia dijelaskan bahwa manusia adalah
bagian dari keberadaan alam semesta, dan segala sesuatu yang ada di alam semesta
juga ada di dunia manusia. Sebenarnya tiga alam eksistensi di alam semesta dan
dunia manusia. Artinya, energi fisik pikiran dan kesadaran murni manusia dan alam
semesta adalah satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan. Perilaku manusia sangat
menentukan nasib keberadaan Bumi beserta segala isinya.
DAFTAR PUSTAKA
15
Agoes, S. dan I. C. Ardana. 2011. Etika Bisnis dan Profesi. Edisi Revisi. Jakarta.
Salemba Empat.
G
uest (2020). Bab 1 Manusia Dan Alam Semesta - PDFCOFFEE.COM. [online]
pdfcoffee.com. https://pdfcoffee.com/bab-1-manusia-dan-alam-semesta-pdf-
free.html. [Accessed 28 Aug. 2022].
16