Disusun Oleh :
KELOMPOK 1 / OFFERING A
1. Julia Fatimatuzahra (230311601078)
2. Muhammad Sadidul Itqon (230311601166)
3. Risna Nur Haryanti (230311601152)
4. Shanty Ayu Larasati (230311604900)
S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) adalah ilmu dalam memahami alam,
yaitu ilmu yang mencakup pengamatan untuk selanjutnya dijelaskan dengan
penalaran agar dapat ditarik suatu kesimpulan (Susanto, 2013:167). Ilmu
pengetahuan alam juga bisa diartikan sebagai pengamatan terhadap gejala
alam (fenomena) yang dikaji secara sistematis sehingga didapatkan suatu
konsep ilmu melalui metode tertentu (penelitian).
Pada praktiknya, saintis adalah individu yang secara profesional
terlibat dalam melakukan eksperimen, dan pengamatan ilmiah untuk
memahami dan menjelaskan fenomena alam tersebut serta mengembangkan
pengetahuan baru dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka
menggunakan metode ilmiah untuk mengumpulkan data, menganalisis
informasi, dan menguji hipotesis guna memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam dan berbagai aspek yang ada di dalamnya.
Sains dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap
ilmiah (Sidiq, 2012). Selain itu, sains dipandang pula sebagai proses, sebagai
produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah
untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses,
berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah
ataupun bahan bacaan untuk penyebaran dan pengetahuan (Maslichah Asy’ari
2006:9). Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang
dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut
model ilmiah.
Dalam penerapannya, ilmu pengetahuan alam tidak hanya saja
berkaitan dan dijalankan oleh para peneliti. Kesadaran akan pentingnya Ilmu
Pengetahuan Alam harus dimiliki oleh setiap manusia dalam menjaga
kelangsungan hidup ekosistem dibumi, termasuk dalam mengatasi
permasalahan lingkungan yang semakin meningkat. Dengan pemahaman
sumber pengetahuan alam diharapkan menjadi rujukan manusia dalam
merawat, dan berinteraksi dengan alam semesta dan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana paradigma alam dapat membentuk pemahaman manusia
terhadap pengetahuan alam?
2. Bagaimana bentuk interaksi antara alam dan manusia yang
menghasilkan pengetahuan yang baru?
3. Bagaimana peran ilmu pengetahuan alam terhadap kelangsungan hidup
manusia dan keseimbangan ekosistem ?
C. Tujuan
1. Mengetahui terkait paradigma alam dapat membentuk pemahaman
manusia terhadap pengetahuan alam.
2. Mengetahui bentuk interaksi antara alam dan manusia yang
menghasilkan pengetahuan yang baru.
3. Mengetahui peran ilmu pengetahuan alam terhadap kelangsungan
hidup manusia dan keseimbangan ekosistem.
D. Manfaat
1. Untuk memahami lebih mendalam tentang sumber pengetahuan alam
yang dapat membantu memahami prinsip-prinsip dasar dan fenomena
yang terjadi di sekitar.
2. Untuk mengembangkan keterampilan analitis, pemecahan masalah,
dan berpikir kritis.
3. Untuk melatih diri dalam mengambil keputusan yang lebih rasional
terkait lingkungan dan aspek-aspek lain dalam hidup sehari-hari.
4. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan untuk dapat
memahami sumber pengetahuan alam terhadap kelangsungan
ekosistem.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala hal yang diketahui, baik yang tampak
maupun yang tidak tampak oleh mata (Surjani : 2020). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang diketahui, kepandaian, dan segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan suatu hal. Adapun menurut (Riyanto &
Budiman, 2013) mengatakan bahwa Pengetahuan adalah suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat
mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman baru.
Pengetahuan setiap orang tergantung dari bagaimana
penginderaannya setiap individu terhadap objek atau sesuatu. Panca indra
manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan
untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi seseorang terhadap objek tertentu. Pengetahuan
seseorang sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra
penglihatan (Notoatmodjo, 2014).
B. Alam
Menurut Fisikawan dan ahli filsuf dari masa Yunani kuno hingga
filsuf muslim telah mengemukakan pendapatnya mengenai proses
penciptaan alam semesta, mulai dari Thales yang berpendapat bahwa
proses alam semesta ini berawal dari air. Alam semesta dan segala isinya
serta kejadian-kejadian di dalamnya tentu tidak ada dan muncul secara
langsung dengan sendirinya. Yang ada di alam semesta ini adalah sains
yang merupakan cabang ilmu pengetahuan tentang fenomena alam di
mana mencakup berbagai peristiwa yang telah dipelajari dan dibuktikan
secara ilmiah.
C. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains)
Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) adalah bangunan atau deretan
konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan sebagai hasil
eksperimen dan observasi. Hal senada juga dikemukakan oleh Surjani
Wonorahardjo (2010: 11) bahwa “sains mempunyai makna merujuk ke
pengetahuan yang berada dalam sistem berpikir dan konsep teoritis dalam
sistem tersebut, yang mencakup segala macam pengetahuan, mengenai apa
saja”. Srini M. Iskandar (1996/1997: 17)
1. Alam Semesta
Alam semesta merupakan alam fisik yang menuntun seseorang
untuk menggunakan materi yang terdapat didalamnya dengan
membentuk suatu interaksi dan merupakan sumber pengetahuan
paling awal.
2. Akal
Akal merupakan sumber pengetahuan yang digunakan untuk
berpikir dan menarik suatu kesimpulan, mengetahui konsep secara
umum, sebagai pengelompokan wujud, serta sebagai sarana
menghasilkan ide dalam membentuk kreativitas.
3. Hati (Intuisi)
Intuisi berada pada wilayah antara pikiran (akal) daan perasaan.
Dalam penerapannya intuisi didasari oleh pengetahuan sebelumnya
yang belum tentu benar, sehingga menggerakkan manusia untuk
menyelidiki lebih jauh.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka