Anggota :
JURUSAN BIOLOGI
A. Pengertian sains
sains atau ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahuan yang di peroleh
melalui metode tertentu. Proses pencarian ini telah diuji kebenarannya secara bersama
sama oleh beberapa ahli sains dan pemirsanya. Sains berusaha menjelaskan apa saja yang
termasuk bidang kajiannya dan untuk menguasai alam dan memanfaatkan alam untuk
kesejahteraan manusia, meningkatkan taraf hidup, efisiensi dan efektifitas kerja. Sejarah
sains dari zaman ke zaman membantu manusia menemukan metode dan struktur yang
tepat untuk bidang kajiannya.
2. Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain antar gejala alam
Analitis, dapat meneliti setiap bagian dari objek dengan seksama dan
terstruktur.
Logis, dapat dipikirkan dan diamati dengan sederhana dan masuk akal.
Kuantitatif, dapat diukur dan apa yang dilaporkan dalam bentuk angka dapat
dipercaya secara statistika
3. Sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan terjadi berdasarkan
pola gejala alam yang dipelajari
5. Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan ilmunya mengenai alam.
SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN ALAM
Perhitungan teoritis adalah logika yang paling ampuh untuk memberikan penjelasan yang
asuk akal
Mengenali alam, mencari tahu akan sebab gejala alam, memetakan alam, mengatur alam dan
memanfaatkan alam dapat dianggap sebagai tujuan hidup manusia.
2. Metode perbedaan.
metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran dan
disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih dalam rangka
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya. metode berasal dari bahasa
Yunani meta yang berarti “sesudah” dan hodos yang berarti “jalan”.
Metode adalah langkah-langkah berurutan yang diambil untuk mencapai pengetahuan yang
benar. Dari manakah lahirnya metode ilmiah? Dalam hal ini ada dua momen yang pertama
adalah momen kesadaran akan adanya masalah, dan ini melahirkan momen kedua yaitu proses
berpikir baru untuk mengusahakan pemecahan masalah. Dan proses yang terjadi diantara
kesadaran akan masalah dan pemecahan masalah ini merupakan penelitian dimana didalamnya
digunakan metode.
Rene Descartes yang juga dijuluki Bapak Filsafat Modern pernah merenungkan perihal
pengetahuan dan kesadaran, dan hasil pemikiran Descartes sangat berpengaruh pada lahirnya
metode-metode dalam ilmu pengetahuan. “kesadaran” dar subjek yang berpikir mendapat tempat
istimewa dalam penggalian pengetahuan menuru Descartes.
Dalam salah satu bukunya yaitu “Wacan Metode” (Discours de la Methode, 1637).
Beberapa kaidah pokok perihal metode adalah sebagai berikut :
a. Pertama, jaangan pernah menerima apapun sebagai benar kecuali jika anda mengetahui
secara jelas bahwa hal itu memang benar.
b. Kedua, pilah-pilahkan satu per satu kesulitan yang akan anda tlaah menjadi bagian-
bagian kecil sebanyak mungkin
c. Ketiga, pikirkan secara runtut
d. Keempat, diaman-mana buatlah perincian selengkap mungkin dan periksalah secarh
menyeluruh
3. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah metode yang objektif dalam pencarian pengetahuan manusia tanpa
diwarnai tujuan-tujuan tertentu. Dikatakan objektif karena memungkinkan orang lain sebagai
subjek juga menerima apa yang objektif tadi atas dasar kesamaan pandangan. Kesamaan
pandangan ini didapat dari logis tidaknya obejk tadi.
5. Siklus empiric
a. Observasi
b. Induksi
c. Deduksi
d. Eksperimen
e. Evaluasi
6. Siklus empiric dan Ilmu social/humanistic
Dalam ilmu ini, prosedur semacam siklus empiric ini tidak dapat dilakukan
dengan ketat. Ilmu social dan humanistic mempunyai sifat normative-teleologis,
yakni metode yang digunakan biasanya bersifat linier yang meliputi tahapan persepsi-
konsepsi-prediksi.
B. Metode Abduksi
Metode ini dibahas oleh C.S. Pierce yang berpendapat bahwa semua proses yang terdiri dari
mencari dan merumuskan hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuwan. Ada tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam bentuk dan cara penyimpulan :
1. Proporsi mengenai suatu hokum
2. Proporsi mengeani suatu kasus
3. Proporsi mengenai hasil atau kesimpulannya
Hipotesis tidak hanya dapat menjelasakan fakta yang tampak saat itu saja, namun bisa
digunakan untuk menjelaskan fakta yang tidak keliahatan dimasa depan yang bisa dinalar pada
masa sekarang.
Hipotesis juga harus mempunyai karakter ideal yaitu terutama muatan ilmiah dari hipotesis
yang dibuat bisa dipertanyakan. Selain itu proses abduksi tidak dapat dipatok dengan satu jenis
penalaran formal, karena proses ini bukan muncul dari logika.
2. Jenis Falsifikasi
a. Falsifikasi Metode , menyangkut penyempurnaan metodologi yang bertujuan
mencapai tujuan yang lebih sempurna, ada hal yang perlu diingat :
- Mencoba sesuatu yang baru yang berasal dari variasi metode yang lama
- Memverifikasi hipotesis yang menyangkut bagaimana prediksi divariasi dan
diverifikasikan dengan menguji kecocokan dengan latar belakang teori dan
contoh
- Kelemahan metode empiris (induksi) yaitu tidak pernah mengumpulkan semua
fakta secara lengkap dan menarik kesimpulan
b. Falsifikasi Objek, kiranya jelas berasal dari objek yang diteliti yaitu alam.
Lakatos berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan teori merupakan struktur ilmiah yang
terbentuk dalam sejarah. Pada akhirnya Lakatos berdiri di pihak Popper, namun ia menambahkna
bahwa bukan teori tunggal yang harus dinilai sebagai ilmiah dan tidak ilmiah melainkan
rangkaian teori yang saling berhubungan secara kontinyulah yang membentuk “program”
penyelidikan. Adapun kontinuitasnya adalah sejarah
Dalam program penelitian ada dua aturan metodologis, yaitu:
Kedua itu merupakan inti pokok program yang harus diindungi dari ancaman falsifikasi.
Pelindungannya adalah hipotesis pedukung kondisi awal landasan teori, dan lain lain. Heuristik
positif biasannya fleksibel dan terbuka sehingga dapat menyempurnakan inti pokok program.
Negative Heuristic dari program memuat juga inti teori (hard core) yang tidak boleh
dimodifikasi atau ditolak. Namun asumsi ini harus tahan terhadap falsifikasi dan “dilindungi”
oleh hipotesis penduung kondisi awal dan lain sebagainnya. Heruistic negatif diperlukan selama
proses perkembangan strruktur teori supaya inti teori atau hard core tetap tidak tersentuh. Hard
core di sini haruslah teori yang paling universal yang paling tanggu serta tidak goyah oleh ail
pengamatan-pengamatan kecil.
Jalannya program penelitian Lakatos ini sangat tergantung pada inti teori atau hard core-nya.
Hard core suatu program sangat menentukan karakter program dan merupakan dasar
pengembangan dari program tersebut.
Sabuk pengaman (protective belt) berisi asumsi dan hipotesis dasar yang mendukung inti
teori yang sifatnya membuat bangun struktur sangat kuat. Yang termasuk ke dalam sabuk
pengaman adalah kondisi awal, asumsi dasar, bahkan pernyataan mengenai data pengamatan.
Metodologi adalah bagian dari sains yang memuat kreativitas manusia dan menjadi motor
dalam perkembangan sains sampai saat ini. Metodologi berkembang dan membuat gambaran
mengenai alam berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Feyerabend berpendapat bahwa sebaiknya ilmuwan tidak dibatasi ketat oleh aturan dan
hukum walaupun mungkin pada awalnya dibimbing oleh metode yang ada. Ilmuwan harus bebas
dan kegiatan keilmuwan adalah upaya “anarkistik” (kata ini berbeda dalam konteks ilmu
kemasyarakatan)
Pokok kritik Feyerabend dalam Against Method adalah ilmu dapat berkembang dengan
demikian bebasnya sehingga tidak terlacak oleh metodologi yang paling umum sekalipun.
Gaston Bachelarad telah memikirkan hilangnya mata rantai perkembangan sains karena
metodologi tidak bergerak dengan runtut dan jelas. Ada tempat tertentu dimana metodologi dan
pengetahuan seakan-akan terputus satu sama lain padahal keduannya dimuai dari tempat yang
sama dan akan bermuara di tempat yang sama pula.
Pandangan Feyerabend yang mengejutkan adalah ilmu pengetahuan tidak boleh dianggap
sebagai dewa karena keunggulan metodenya. Menentang dominasi ilmu alam yang sering
memproklamasikan diri sebagai pengetahuan yang paling objektif namun pada praktiknya
mengungkung kehidupan manusia. Manuia harus dibebaskan dari kungkungan perbudakan ilmu
pengetahuan, dan ilmu pengetahuanlah yang seharusnya membebaskan manusia.
Ilmuwan juga harus bertanggung jawab kepada masyarakat bukan hanya kepada ilmu.
Karena keputusan bahan kajian, dan kerja ilmuwan alam tidak lepas dari kepentinga masyarakat
maka dalam hal ini diharapkan para ilmuwan dapat mempertahankan objektivitasnya dalam
menentukan tujuan pragmatis kegiatan ilmiah yang dilakukan
Menurut Bachelard, alam tinggal dan berjalan seprti adanya, sedangkan pengetahuan
manusia berkembang menciptakan sistem yang dapat menjelaskan alam menurut pemahaman
manusia dan kemampuan manusia untuk emahami, semua proses pencarianpengetahuan alam
ditentukan oleh konteksnya dalam sejarah. Sepanjang sejarah konteks besar atau kecil akan
selalu bertambah karena setiap kali ada penemuan dan metode terpadu yang lahir dari pengalamn
empiris maupun teoritis dan dikenal oleh ilmuwan.
Jika mengikutsertakan sejarah, maka tahapan ilmiah saat itu adalah tahapan ketiga
menurut Buchelard, pada tahapan ketiga yang dia sebut sebagai “ Suasana ilmiah baru”. Adapun
ketiga tahapan tersebut adalah:
1. Tahap pertama : fase pra-ilmiah dari zaman dahulu kala sampai aman renaissance
yang ditandai oleh bentuk pengenalan konkret akan alam, terutama informasi yang
diolah setelah pengamatan panca indera manusia
2. Tahap kedua : fase ilmiah yang bersifat “konkret-abstrak” dimana kesadaran dan
abstraksi telah memainkan peranannya dalam pengamatan indrawi manusia
3. Tahap ketiga : sering terjadi “keretakan” antara teori dan konsep baru dan teori serta
konsep lama karena yang dibutuhkan adalah abstraksi untuk menjelaskan gejala alam
yang tidk tampak secara konkret.
Keretakan epistemologis memungkinkan adanya “gap” antara ilmuwan satu dengan yang
lain karena sejarah lahirnya abstraksi baru tidak diikuti oleh semua orang. Itulah sebabnya
banyak lahirnya abstraksi baru tidak diikuti oleh semua orang. Itulah sebabnya banyak lahir ilmu
baru dalam dekade-dekade terkahir yang sifatnya tidak umum dan para ahlinya berbicara secara
ekslusif dalam kelompokya sendiri, hanya untuk segelintir ahli saja.
Dapat disimpulkan bahwa pada era ketiga dalam uraian Bachelard ini merupakan sintesis
dari apa yang dicapai dalam era pra-ilmiah dan era ilmiah sebelumnya. Cara kerja pengetahuan
modern adalah “dialektika” tidak ada metode deduksi, induksi atau verifikasi aja. Semuannya
harus dipandang sebagai satu kesatuan dalam proses. Semuannya harus berhubungan satu sama
laindalam dinamika yang terpadu.
KEBENARAN ILMIAH
A. Pengertian kebenaran
Menurut kamus umum atau ensiklopedia umum, kata “benar” adalah kata sifat yang
mempunyai arti segala sesuatu tidak salah dan tepat serta sesuai dengan kenyataan yang
diacu. Kebenaran tidak lepas dari (1) kualitas, sifat, atau karakteristik; (2) hubungan; (3)
nilai.
Dalam kualitas, kita mengenal pengetahuan biasa yaitu pengetahuan sangat terikat pada
subjek yang mengenal. Kemudian yang kedua yaitu pengetahuan ilmiah, kebenaran pada
pengetahuan ini lebih tangguh sifatnya karena diperkuat data empiris dan logika.
B. Teori-teori kebenaran
Suatu pernyataan dianggap benar jika apa yang dinyatakan tersebut berhubungan
dan punya keterkaitan dengan realitas yang ada yang diungkap ke dalam pernyataan
itu.
Pernyataan ilmiah yang benar tidak akan muncul tanpa latar belakang penelitian ilmiah.
Prosedur penelitian adalah teori-teori yang melatarbelakangi eksperimen disertai dengan
metodologi yang benar. Objek harus diamati secara objektif dan diberi perlakuan objektif
pula.
Dalam sains yang sangat mementingkan kuantisasi, presisi dan akurasi (ketelitian dan
ketepatan) merupakan dua terminology sangat penting.
Presisi dalam sains menentukan keterulangan hasil yang didapat. Jika pengamatan yang
jeli hasilnya selalu mirip. Dapat dikatakan pengamatan ini teliti
Akurasi dalam sains ditentukan oleh kedekatan hasil pengamatan atau analisi ke hasil
sebenarnya.
E. Masalah kekeliruan
F. Masalah kepastian
Ada dua golongan kebenaran yang berbeda menurut sifat dan cara memperolehnya, yaitu
kebenaran kaum rasionalis dan kebenaran kaum empiris. Kaum rasionalis yang hanya
bekerja dengan ide dapat mempertahankannya dengan lebih lama karena sesuatu yang
sudah logis dan rasionil biasanya tidak mudah dibantah. Kaum empris kebenarannya
lebih moderat, karena kebenaran kaum empiris adalah kebenaran yang berdasarkan apa
yang dilihat.
Selain dalam sains, kita bisa mengamati kemajuan teknologi yang juga mengalami
prinsip falibilisme moderat, yaitu setiap kebenaran harus bisa disalahkan untuk tujuan
penyempurnaan.
G. Penggunaan Statistika
Dalam pencarian kebanaran ilmiah, hal lain yang perlumendapat perhatian adalah perlu
tidaknya ilmuwan menggunakan metoda statistika. Beberapa tipe eksperimen diperkuat
oleh pengolahan statistika, dan beberapa eksperimen lain tidak begitu
memperhitungkannya.
Statistik yaitu analisi data untuk menentukan apakah sekumpulan data numeric yang
didapat bermakna.
Secara umum hukum (law) dalam ilmu alam diartikan sebagai pernyataan yang benar
mengenai urutan yang tidak berubah atas kondisi tertentu dan gejala tertentu . hukum
alam adalah keteraturan di alam. Prinsip dasar hukum alam adalah urutan langkah untuk
mengamati gejala alam yang dikondisikan.
Hukum alam bersifat universal, karena sifatnya sangat objektif. Netral dalam hal ini
adalah tidak memihak siapapun yang meneliti atau menggunakan hkum tersebut.
Hukum ilmiah juga memiliki sifat pasti. Kepastian hukum dapat dibuktikan dengan
kemampuan hukum tersebut menjelaskan gejala yang sama dari waktu ke waktu.
Teori adalah pernyataan yang menerangkan sesuatu mengenai alam maupun gejala alam
berdasarkan prinsip-prinsip bebas dan bukan berdasarkan fenomena itu sendiri. Seperti
teori atom Rutherford.
Salah satu fungsi hukum dalam sains adalah untuk memperkirakan gejala yang akan
terjadi setelah system diberi perlakuan tertentu. Dengan kemampuan untuk meramalkan
gejala alam dengan bantuan hukum, manusia juga merancang serta menciptakan gejala
alam baru. Di lain pihak hukum dan teori mengenai gejla alam merupakan sarana
penghubung dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Hukum merupakan hasil pengolahan hipotesis dan hipotesis ini dari pengamatan manusia
akan objek alam. Pengamatan demi pengamatan dikumpulkan dan di klasifikasikan
menurut parameter tertentu kemudian dibuat hipotesis yang harus diuji dan dieksplorasi
lebih lanjuta dan terus menerus sampai menjadi teori tertentu. Dan teori terus diuji dan
diverifikasi terus menerus sampai pada perususan hukum yang lebih pasti.
SAINS DI MASA DATANG
Setelah melihat ospek-ospek dalam sains dan sejarah sains dari masa lalu sampai masa
sekarang,salah satu kemungkinan pertanyaan yang timbul adalah : bagaimanakah model sains di
masa datang ? titik berat sains di masa depan kemungkinan besar akan menggarap dua lapangan
penting,yaitu teknologi komunikasi dan upaya pemecahan masalah krisis energi.
Sains makro (alam lingkungan hidup manusia) dan sains mikro (molekul,atom,dan inti
atom) akan semakin berkembang dan mendalam dengan komunikasi yang baik anatara
keduanya. Sains murni dan sains aplikatif (dalam teknologi) sama-sama lebih berkembang dan
menunjang satu sama lain.
Selain itu ada sains teoritis dan sains empiris yang keduanya berkembang terpisah sejak
zaman positivis,namun dikemudian hari mempunyai kecenderungan untuk bersatu kembali.
Sutu hal yang tidak akan terlepas dari perhatian para ilmuwan adalah sains dari sudut
pandang estetika akan semakin dikenal dan mengedepan.Sains yang terintegrasi dengan budaya
akan semakin mendapat tempat dikalangan pemikir semua pihak.
Dengan demikian sains di masyarakat akan semakin diterima sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan.Dimasa depan sains akan lebih terbuka dan ramah lingkungan serta
semakin terpadu dalam budaya masyarakat,dan lebih seimbang pula.
Dua macam sains ini akan di tekuni para ilmuwan dan para praktisi yang bekerja secara
terpisah namun secara tidak langsung saling menunjang satu sama lain.
Sains terapan banyak melibatkan eksplorasi pengetahuan diseputar how yang berkaitan
langsung dengan teknologi.
Sains aplikatif sangat berhubungan dengan permintaan pasar dan naik turunnya situasi
ekonomi negara,yang juga berhubungan mengikuti situasi sosial kemasyarakatan.
Acuan mikro dan makro dalam bahasan ini adlah ukuran objek kajian.
Sains mikro akan didominasi oleh para ahli fisika dan computer yang akan meneliti lebih
jauh isi atom dan inti atom,yang semula diyakini sebagai bagian yang paling kecil dari materi
yang tidak dapat di bagi lagi.Banyak eksistensi di dalam inti atom yang Cuma berupa
energi,yang mempunyai fungsi tertentu namun tidak terdeteksi materinya.
Sains mikro juga ditandai dengan eksplorasi manusia pada material nano bahkan
femto.Usaha masuk ke daerah mikro ini ditunjang oleh peralatan yang memadai seperti
mikroskop electron yang sanggup memberikan gambar penampakan di sekitar beberapa ratus
nanometer besarnya.Material sains akan menjadi primadona di masa depan.
Sains makro di masa depan sifatnya lebih aplikatif.Yang termasuk ke dalam kajian ini
ialah usaha memaksimalkan kerja teknologi pertanian dan pemenuhan kebutuhan pangan telah
mendapat tempat tersendiri di benak para ilmuwan.
Teknologi kloning sudah menjadi kajian yang luas.Lapangan kajian ini sangat
kontroversial hingga kini dan menimbulkan banyak diskusi hangat yang melebar dan menyentuh
masalah etika dalam sains.
Metode semi empiris juga sudah banyak digunakan sebagai alternative lain dalam sains
komputasi.Namun untuk memperkecil kesalahan yang berasal dari beberapa parameter kecil
yang tidak di ketahui,metode ini diparameterisasi dengan menggunakan curve fitting pada
beberapa parameter dan angka dimana harga yang paling mendekati hasil eksperimen bisa di
pilih (karenanya di sebut metode semi empiris).
E.TEKNOLOGI ”INSTAN”
Salah satu gejala yang dapat diamati dalam masyarakat modern adalah budaya
“instan”.Dalam bidang sains,kepraktikan juga menjadi salah satu tujuan terpenting jika hendak
diterapkan ke dalam biologi.Budaya instan ini mendorong ilmuwan untuk menciptakan komputer
supercepat,komunikasi supercepat,pesawat terbang dan mobil supercepat,bahkan sampai pada
komponen kecil-kecil seperti detektor dan penerima signal dalam peralatan elektronik yang dapat
memberikan informasi dengan cepat,mudah,dan praktis.
Alam yang menjadi lingkungan hidup utama manusia sebaiknya merupakan tempat yang
nyaman untuk ditinggali.Pada kenyataannya,alam yang diolah ole manusia dalam
pemanfaatannya sering mengalami kerusakan,karena manusia tidak memanfaatkannya dengan
baik.Selain habisnya sumber alam,alam juga mengalami kerusakan karena eksploitasi manusia
yang terlalu besar.
Ada lagi efek global yang ditimbulkan aktivitas manusia dibumi seperti gejala pemanasan
global (green house effect).Berlubangnya lapisan ozon di atmosfer menyebabkan kemampuan
langit-langit bumi untuk menyaring sinar ultraviolet yang menjadi bagian dari sinar matahari
juga berkurang yang merupakan penyebab utama kasus mutasi genetic (kanker kulit).
Salah satu perhatian terbesar para ilmuwan untuk masa depan adalah masalah
energi.Energi alternatif harus difikirkan untuk mengantisipasi sumber minyak dan gas kita telah
habis.Para ilmuwan saat ini melirik ke sumber energi alternatif antara lain ke energi
surya.Demikian pula sumber energi lain juga diperhatikan,seperti sumber energi
angin,gelombang pasang surut,biogas,dan masih banyak lagi.
Beberapa karya sastra mutakhir mulai bercerita seputar manusia di tengah dunia sains
yang begitu berpengaruh.Dalam sastra Indonesia,novel fiksi yang berkisar latar belakang sains
dan kompleksitas bermunculan,seperti halnya perjalan Jules Verne yang mengilhami banyak
orang pada saat itu.
H.GLOBALISASI
Kompleksometri adalah istilah yang diberikan oleh pada ilmuwan di Amerika serikat
untuk menandai era baru dalam sains yang sangat dipacu oleh komputasi.Komputer disini
merupakan penghubung dunia matematik yang static dengan eksperimen yang dinamik.Studi ini
disebut dengan istilah baru : infodinamika.Semuanya berkisar pada informasi proses alami
,mulai dari benda mati sampai benda hidup,dari yang tidak teratur sampai
teratur.Singkatnya:komputasimacam ini adalah sains bentuk baru yang juga menjelaskan gejala
alam dengan warnanya sendiri,berbeda dengan cara sains sampai saat ini merumuskan penjelasan
akan alam.
J.PARADIKMA HOLISTIK