Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

Pengantar: Sains (science) adalah pengetahuan alam yang terstruktur dan akan berkembang
lebih mendalam karena manusia senanstiasa mengetahui hal-hal baru di alam, serta
menganalisisnya dalam kaidah-kaidah ilmiah dan universal.

A. Pengetahuan dan Sumber Pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, baik yang tampak maupun
yang tidak tampak oleh mata. Pengetahuan berasal dari berbagai pihak, baik
pancaindra sebagai sumber utama dan pertama dimiliki manusia sejak lahir, fakta
(kejadian, sejarah) sebagai objek dan ada pengamat ( dan/atau pemikir) sebagai
subjek.
Ilmu adalah pengetahuan yang dibuatkan sistematikanya. Tiap bidang ilmu
mempunyai wilayah kajian, dan metedeologi. Logika adalah instrumen terbentuknya
ilmu, yang dibagi atas dasar asas-asas, aturan, dan penalaran yang logis. Penalaran
adalah proses berpikir manusia dalam kerangka berpikir yang dimulai dari pernyataan
dan tiba pada pernyataan baru, sebagai kelanjutan dari pernyataan sebelumnya (dari
premis menuju kesimpulan). Intuisi merupakan sumber sekaligus instrumen
pengetahuan. Instuisi berada diwilayah antara pikiran logis dan perasaan. Instuisi juga
didasari oleh serangkaian pengetahuan sebelumnya, yang kaitannya satu sam lain
belum jelas benar.
Aktivitas keilmuan dapat digambarlan sebagai segitiga ilmu (The Liang Gie,
2000), segitiga ini merupakan segitiga dinamis, dimana pengetahuan, aktivitas,
maupun metode merupakan bagian dari sebuah proses dan masing-masing bukanlah
hasil yang dituju. Ketiganya akan bergerak terus-menerus dan saling berinteraksi dan
ilmu adalah wadah dari interaksi tersebut.
1. Ciri Khas Ilmu Pengetahuan
Dalam perjalanan waktu, ilmu diuji kebenerannya dengan berbagai macam
tolak ukur. Misalnya dilihat dari aspek keluarnya (output-nya, hasil prosesnya dalam
ilmunya), dari aspek metodenya, jenis eksperimennya, prosesnya, dan masih banyak
lagi. Ilmu pengetahuan mempunyai empat ciri khas, yaitu:
a. Objektif, sesuai dengan objek
b. Metodogis, diperoleh dengan mengunakan cara (metode)
c. Sistematis, tersusun ke dalam sistem dengan langkah-langkahnya
d. Universal, berlaku umum dimana saja
2. Metode Ilmiah
Langkah-langkah proses pencarian bentuk pengetahuan dapat dibedakan dan
diurutkan menjadi sistematika sendiri,yang biasa disebut metode ilmiah, meliputi:
a. Perumusan masalah
b. Penyusunan hipotesis
c. Pengujian hipotesis
d. Penarikan kesimpulan
B. Kesadaran Sains dan Aktivitas Ilmuwan
Dalam kesadaran terjadi perbedaan antara kegiatan menyadari dan isi
kesadaran. Ada subjek menyadari dan ada objek yang disadari. Objek yang terpisah
dari subjek merupakan sumber pengetahuan yang objektif dan berlaku universal,
karena didapat dari kegiatan menggali pengetahuan tanpa melibatkan subjektivitas.
Oleh karena itu, pengetahuan sendiri sebenarnya netral dan bebas nilai, tetapi arah
perkembangannya tergantung kehendak subjek yang menggalinya. Demikian pula
hasil dari penerapan pengetahuan ke dalam bentuk teknologi, sangat bergantung pada
subjek yang mengetahui. Lagi-lagi kesadaran harus dimiliki ilmuwan untuk menjaga
netralitas hasil pengetahuan.
C. Filsafat Pengetahuan sebagai Landasan Penggalian Ilmu dan Relevansinya
Filsafat membantu kita menerima realitas yang tidak kelihatan, yang tetap bisa
dipikirkan, dan kadang justru membantu kita memahami apa yang memang kelihatan,
seperti peristiwa atau gejala sosial. Kedudukan dan ruang kajian ilmu-ilmu dapat
dilihat dengan jelas selama kita mempelajari filsafat. Pada akhirnya, filsafat
diharapkan dapat membantu kita belajar alam secara menyeluruh tanpa meninggalkan
usaha mengelaborasi pada tingkat yang sangat spesifik dalam bidang ilmu masing-
masing.
Relevansi filsafat ilmu pengetahuan terhadap perkembangan ilmu sangat
tinggi dalam membantu menyadari tiap langkah yang diambil. Ilmu cenderung
menjadi sangat spesifik dan mendalam jika ditekuni dengan sungguh-sungguh.
Pendekatan ilmu lebih deskriptif dan bersifat mendetail per bagian, sedangkan filsafat
lebih mementingkan makna komprehensifnya, bukan deskripsinya. Untuk melihat
realitas secara komprehensif, ilmu memerlukan filsafat. Demikian pula wawasan
(insight) dari bidang-bidang yang sangat spesifik ini juga akan sangat membantu daya
kerja filsafat. Karena filsafat juga membantu cara ilmu berkembang ke arah yang baik
dan berguna bagi kepentingan orang banyak, sekaligus mencegah penyalahgunaan
penemuan ilmu yang kadang-kadang dapat menjadi alat dekonstruksi yang efektif dan
berakibat bencana fatal bagi manusia sendiri. Sehingga relefansi filsafat dan ilmu
dapat membantu daya kerja satu sama lain.
D. Sains
1. Pengertian Sains
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains.
Sains (Inggris: science) berasal dari kata latin scientia yang berarti
(1)pengetahuan tentang atau tahu tentang; (2) pengetahuan, pengertian, paham
yang benar dan mendalam.
Ilmu merujuk kepada (1) studi sistematis (systematic study), (2) tubuh
pengetahuan yang terorganisasi (the organized body of knowledge), dan (3)
pengetahuan teoretis (theoretical knowledge)
sains atau ilmu mempunyai makna yang merujuk pada pengetahuan yang berada
dalam sistem berpikir dan konsep teoretis dalam sitem tersebut, yang mencakup
segala macam pengetahuan mengenai apa saja. Selanjutnya, makna ilmu atau
science mengalami perluasan. Dalam perkembangannya, sains digunakan untuk
merujuk ke pengetahuan mengenai alam dan mempunyai objek alam, serta gejala-
gejala alam yang sering digolongkan sebagai ilmu alam ( natural science). Alam
disini adalah alam material yang dapaat diberi perlakuan dan diamati akibatnya.
Sedangkan pengetahuan tentang manusia dan masyarakat sering digolongkan
menjadi ilmu sosial (social science), karena menyangkut dimensi lain yang tidak
kelihatan dan jika diteliti tidak semudah objek material jika diteliti. Ilmu alam
atau sains sering disebut ilmu pasti karena sifatnya lebih pasti dan gejala yang
diamati relatif nyata dan terukur. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sains atau ilmu
pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui
metode tertentu. Sains berusaha menjelaskan apa saja yang termasuk bidang
kajiannya dan untuk itu diperlukan objektivitas dan kejelasan metode. Dalam
sejarahnya, sains membantu manusia dari zaman ke zaman untuk menemukan
metode dan struktur yang tepat dalam bidang kajiannya
2. Fungsi dan Sifat Sains
Ada beberapa fungsi pokok sains yang dikumpulkan dari pendapat para pelaku,
pengguna, dan pemirsa sains yaitu:
a. Sains membantu manusia berpikir dalam pola sistematis
b. Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain antar
gejala alam
c. Sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan terjadi
berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari
d. Sains ddigunakan untuk menguasai alam dan mengendalikannya demi
kepentingan manusia
e. Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan ilmunya
mengenai alam

Ciri-ciri utama sains sebagai berikut:

a. Analitis, yaitu dapat meneliti setiap bagian dari objek dengan seksama dan
terstruktur, dimana setiap bagian dari proses menjadi objek dan
selanjutnya.
b. Logis, yaitu dapat dipikirkan serta diamati dengan sederhana dan masuk
akal, yang memberikan serangkaian sebab akibat dalam proses-prosesnya.
c. Sitematis, yaitu harus ada urutan penjelasan serta bersifat logis dan
berhubungan dengan sebab akibat.
d. Kausatif, yaitu menjelaskan gejala alam berdasarkan penyebab-
penyebabnya.
e. Kuantitatif, artinya dapat diukur dan apa yang dilaporkan dalam bentuk
angka-angka dapat dipercaya secara statistika.

Penutup : Pengetahuan selalu mengacu pada objek yang diketahui dan subjek yang
mengetahui, serta mengamati hubungan dasar diantara keduanya. Objek alam adalah sasaran
subjek-subjek yang hendak menjelaskan mengenai alam. Pengetahuan-pengetahuan yang
diamati ini dapat dibedakan menjadi pengetahuan primer berdasarkan yang didapat dari
subjek yang mengetahui dan pengetahuan sekunder yang disebarkanoleh subjek yang
mengetahui, supaya dapat dibuat acuan oleh pihak ketiga. Alam merupakan sumber
pengetahuan yang tidak habis digali dari masa ke masa.

Anda mungkin juga menyukai