Anda di halaman 1dari 21

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ALAM

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang objeknya adalah alam dengan segala
isinya. Ilmu Pengetahuan Alam sering juga disebut science atau sains dalam bahasa Indonesia.
Sains juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang sistematik dari gejala-
gejala alam.
Pada hakikatnya ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu Ilmu
Pengetahuan Alam yang bidang sasarannya adalah alam semesta dan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang bidang sasarannya adalah tingkah laku manusia. Ilmu Pengetahuan Alam pun berkembang
menjadi dua cabang ilmu yang besar yaitu bidang ilmu Alam yang bidang sasarannya adalah
benda-benda tak hidup dan bidang Biologi atau ilmu Hayat yang bidang sasarannya adalah
makhluk hidup.
Materi:

1. Pengertian Tentang Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam


2. Pola Berpikir Manusia dari Zaman Batu sampai Pola Berpikir Deduksi
3. Zaman Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
4. Peranan IPA dalam Perkembangan Masyarakat
5. Peranan IPA dan Teknologinya dalam Abad Ke-20
6. Apa Sebenarnya IPA Itu?
7. Anatomi Ilmu Pengetahuan
8. Metode Ilmiah
9. Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam
10. Ilmu Pengetahuan Alam dan Masa Depan

Manusia memanfaatkan teknologi yang ada untuk berbagai macam keperluaan seperti untuk
berkomunikasi, menambah wawasan dan menghasilkan uang untuk menghidupi dirinya.
…… o0o ……
Pengertian Tentang Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam

1. Arti Kata Filsafat


Kata ‘Filsafat’ berasal dari kata Yunani ‘Philosophia’. ‘Philos’ artinya ‘suka kepada’ dan
‘sophia’ artinya ‘kebijaksanaan’. Jadi philosophia secara harfiah artinya ‘suka kepada
kebijaksanaan’. Kata ‘Filsafat’ atau Philosophia pada mulanya berarti pengetahuan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan alam semesta.
Penemuan-penemuan baru atas dasar pengamatan mengubah pola berpikir manusia yang
cenderung lebih percaya atas kebenaran induktif (atas dasar pengamatan) dari pada kebenaran
filosof yang didasarkan atas pola berpikir deduktif. Maka philosophiaterpecah menjadi dua
aliran:
1. Aliran yang mendambakan kebenaran atas dasar induktif, yang kemudian menjadi
aliran Epistemologi yang melahirkan metode ilmiah, dan
2. Aliran yang mendambakan kebenaran yang lebih hakiki sifatnya, yang tak
terjangkau oleh pengalaman manusia. Aliran ini kemudian disebut Metafisika (di luar
jangkauan fisika).
2. Filsafat Sebagai Bagian dari Pengetahuan
Segala sesuatu yang kita ketahui baik melalui pengamatan panca-indera, pemikiran, atau dari
manapun asal usulnya, semua itu merupakan pengetahuan. Jadi filsafat pun merupakan
pengetahuan. Pengetahuan manusia itu dapat digolongkan menjadi dua bagian menurut
sumbernya, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui usaha atau pengalamannya sendiri dan
pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan (wahyu Illahi).
Pengetahuan yang berasal dari usaha sendiri dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui
metode ilmiah.
2. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran, tak
terbatas pada pengamatan panca-indera.
3. Pengetahuan yang tak termasuk golongan satu dan dua.
3. Asal-Usul Filsafat
Sedikitnya ada tiga hal yang mendorong atau memberi motivasi kepada manusia untuk
berfilsafat, yaitu keheranan, rasa ingin tahu yang sedalam-dalamnya, dan kekaguman. Dari rasa
heran orang akan terdorong untuk mencari jawab atas pertanyaan mengapa demikian. Adalah
suatu naluri manusia untuk mempunyai rasa ingin tahu.
Sebagian dari rasa ingin itu dapat dijawab melalui pengamatan panca-inderanya. Namun
sebagian besar yang lain tidak terjawab. Untuk menjawab pertanyaan itu semua manusia harus
berpikir sedalam-dalamnya melampaui batas panca-inderanya. Pendorong munculnya filsafat
yang ketiga adalah kagum. Orang yang merasa kagum selalu merasa dirinya kecil, lemah,
sedangkan yang dikaguminya adalah besar dan bagus. Hal-hal semacam itulah yang mendorong
orang berpikir tentang betapa besar dan hebatnya yang dikagumi itu. Kemudian mereka juga
berpikir tentang dirinya yang merupakan bagian yang sangat kecil dan mungkin tidak berarti
terhadap apa yang mereka kagumi itu. Jadi pada hakikatnya Filsafat itu apapun bentuknya adalah
merupakan hasil olah pikir manusia yang sedalam-dalamnya tentang sesuatu hal.
4. Persamaan Antara Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
Persamaan yang jelas adalah bahwa keduanya berasal dari olah pikir manusia, keduanya
sama-sama mencari kebenaran. Namun berbeda dalam menetapkan kriteria kebenaran tersebut,
pada Ilmu Pengetahuan, kebenaran didasarkan atas kesesuaiannya dengan kenyataan yang
konkret, sedangkan dalam filsafat, kriteria kebenarannya ditetapkan atas dasar logika deduksi.
Bidang sasaran ilmu pengetahuan terbata pada hal-hal yang bersifat nyata (fisik) sedangkan
filsafat, bidang sasarannya tidak terbatas pada dunia fisik; ia dapat melampaui hal-hal yang
bersifat fisik (metafisik).
5. Cabang-Cabang Filsafat
Ada berbagai cabang filsafat menurut bidang sasarannya misalnya: Filsafat alam yang bidang
sasarannya adalah alam semesta dengan segala isinya disebut juga Kosmologia. Filsafat manusia
yang bidang sasarannya adalah manusia dengan perilakunya, cara berpikirnya maupun seni dan
budayanya disebut juga Antropologia. Hal ihwal tentang tingkah laku manusia dalam bidang
filsafat disebut Etika yang mempermasalahkan baik dan buruknya perilaku manusia. Hal ihwal
tentang cara berpikir manusia disebut juga Logika, yaitu yang mempermasalahkan tentang benar
dan salah. Hal ihwal budaya manusia disebut Estetika yang mempermasalahkan tentang
keindahan. Ada juga Filsafat Agama atau disebut juga sebagai Teologia.
6. Hakikat dan Bidang Telaah Filsafat
Filsafat itu pada hakikatnya adalah penafsiran dari apa yang ada di alam semesta ini dengan
segala isinya melalui pemikiran untuk memperoleh kebenaran, makna, tujuan, dan nilai-nilai.
Untuk itu semua filsafat dapat menelaah segala sesuatu atau objeknya melalui tiga sudut
pandang, yaitu:
 Sudut pandang ontologi, yang mencari jawab atas pertanyaan “apa” sesungguhnya objek
yang diselidiki itu.
 Sudut pandang epistemologi, yang mencari jawab atas pertanyaan dari mana asal-usul
dari objek yang diselidiki.
 Sudut pandang aksiologis, yang mencari jawab atas pertanyaan “kemanakah akhir dari
segala sesuatu” atau dapat juga diartikan “apakah tujuan/manfaatnya”.

7. Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam


Filsafat ilmu pengetahuan alam adalah pemikiran yang sedalam-dalamnya untuk memperoleh
kebenaran, makna, tujuan, serta nilai-nilai ilmu pengetahuan tersebut bagi kehidupan manusia.

…… o0o ……
Pola Berpikir Manusia dari Zaman Batu sampai Pola Berpikir Deduksi

1. Zaman Batu Purba (4.000.000 – 10.000 SM)


Sisa-sisa budaya manusia yang dapat ditemui dari masa itu adalah berbagai batu yang jelas
dibentuk oleh manusia, kecuali batu mereka juga menggunakan tulang binatang untuk alat, jelas
dari adanya lubang pada tulang untuk memasukkan tali seperti halnya lubang pada jarum masa
kini. Penggunaan batu sebagai alat berburu dapat ditafsirkan bahwa manusia pada masa itu telah
mampu berpikir untuk dapat membedakan mana batu yang dapat diguanakan untuk alat berburu
dan mana yang tidak, mana binatang yang enak disantap atau diburu dan mana yang tidak. Satu
langkah lebih maju dari membedakan adalah mengamati. Untuk dapat berburu tentulah mereka
mengamati kelakuan dari binatang buruannya itu.
Manusia pada masa itu telah pandai menggunakan alat, hal ini dapat diartikan mereka telah
mampu meningkatkan efisiensi dari alat tubuhnya sendiri untuk memenuhi hidupnya. Pada
zaman itu manusia juga telah dapat bercocok tanam atau bertani. Tentunya mereka telah mampu
untuk memilih mana pucuk tanaman yang enak dimakan atau buah-buahan yang enak disantap.
Kemampuan bertani berarti pula bahwa mereka telah mampu untuk membuat desain ataupun
membuat rencana. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa manusia pada zaman itu
telah pandai menulis maupun berhitung. Oleh karena itu, perkembangan pengetahuan mereka
begitu lamban. Zaman ini disebut zaman pra sejarah.
2. Zaman Timbulnya Pola Berpikir Koheren (10.000 – 500 SM)
Pada zaman ini telah timbul berbagai kerajaan besar di dunia, antara lain di negeri Cina, India,
Mesir, Babilonia, Athena, dan Yunani. Namun yang sangat menonjol pengaruhnya dan masih
terasa sampai saat ini adalah budaya yang ditinggalkan oleh orang-orang Babilonia dari daerah
Mesopotamia. Mereka ternyata telah begitu tinggi tingkat berpikirnya. Berikut ini adalah
beberapa cuplikan budaya mereka untuk dapat kita simak bagaimana pola ataupun kemampuan
berpikir mereka itu dalam dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Yang pertama adalah dalam bidang perbintangan. Dalam pengamatannya terhadap peredaran
bintang-bintang mereka telah sampai pada kesimpulan bahwa semua benda-benda angkasa itu
beredar menurut garis edarnya masing-masing, dan semuanya terletak pada suatu sabuk (belt)
besar yang melingkar “mengelilingi bumi” yang mereka sebut zodiak. Peredaran bintang-bintang
itu dipergunakan untuk perhitungan waktu. Waktu satu tahun dihitung dari waktu yang
digunakan oleh bintang itu beredar dari suatu titik sampai ke titik semula. Waktu satu bulan
dihitung dengan memperhatikan peredaran bulan mengelilingi bumi dari suatu posisi sampai
kembali ke posisi semula. Ternyata dalam satu tahun bulan beredar mengelilingi bumi dua belas
kali jadi satu tahun sama dengan dua belas bulan.
Waktu satu hari dihitung dari peredaran matahari ‘mengelilingi bumi’ dari suatu titik ke titik
semula. Dan ternyata dalam waktu satu bulan ada tiga puluh hari. Jadi satu tahun sama dengan
tiga ratus enam puluh hari. Kenyataan-kenyataan itu membuat orang-orang Babilonia
mempunyai system perhitungan Matematika kombinasi antara decimal dan Sexagesimal, artinya
segala perhitungan didasarkan atas fraksi atau bagian dari enam puluh. Meskipun demikian
mereka pada akhirnya membuat koreksi berdasarkan perhitungan matematika yang tepat. Mereka
berkesimpulan bahwa satu tahun sama dengan 365,25 hari.
Dari kerajaan Mesir pada masa itu didapatkan sisa-sisa kebudayaan yang menunjukkan bahwa
mereka juga telah pandai tulis baca serta matematika. Tulisannya didasarkan atas abjad dengan
tanda-tanda bunyi yang kita kenal sebagai huruf hieroglif. Dalam bidang matematika orang
Mesir telah mengenal bilangan phi ( ) untuk menghitung luas suatu lingkaran. Mereka
membagi hari menjadi dua bagian yaitu siang dan malam yang masing-masing dibagi menjadi
dua belas jam. Terdapatnya pula peninggalan jam matahari yang didasarkan atas panjang
bayang-bayang tongkat.
Dari negeri Cina ada dua hal yang menarik yaitu tulisannya yang didasarkan atas gambar-
gambar. Dan juga tentang mesin hitung berupa abacus yang mungkin merupakan kalkulator
tertua di dunia yang ternyata masih digunakan sampai saat ini.Dari kenyataan-kenyataan tersebut
di atas dapat kita simpulkan bahwa pada 1500 SM orang telah mampu berpikir abstrak.
Baik orang Babilonia maupun Mesir percaya kepada adanya dewa-dewa artinya mereka
percaya ada suatu kekuatan gaib di luar jangkauan pengalaman yang nyata. Ini berarti pikirannya
telah jauh melampaui batas pengalamannya. Pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman,
pemikiran, dan kepercayaan semacam itu kita sebut mitos.
3. Zaman Timbulnya Pola Berpikir Rasional (600 SM – 200 M)
Zaman ini dikenal sebagai zaman Yunani oleh karena ajaran-ajaran atau pola berpikir orang
Yunanilah yang paling dominan pada saat itu. Ciri perbedaan yang khas antara pola berpikir
orang-orang Babilonia dengan orang-orang Yunani adalah dalam hal menetapkan kebenaran.
Orang Yunani menggunakan rasional atau akal sehat dengan metode deduksi. Sedangkan orang
Babilonia memasukkan unsur kepercayaan di dalam mencari kebenaran.
Seorang ahli pikir bangsa Yunani bernama Thales (624 – 565 SM) seorang astronom yang
juga ahli di bidang matematika dan teknik. Ialah yang pertama kali berpendapat bahwa bintang-
bintang mengeluarkan sinarnya sendiri sedangkan bulan hanya sekedar memantulkan cahayanya
dari matahari. Dialah orang pertama yang mempertanyakan asal-usul dari semua benda yang kita
lihat di alam raya ini. Ia berpendapat bahwa adanya beraneka ragam benda-benda di alam
sebenarnya merupakan gejala alam saja bahan dasarnya amat sederhana.
Pendapat tersebut merupakan perubahan besar dari alam pikiran manusia masa itu. Pada masa
itu, orang-orang beranggapan bahwa aneka ragam benda di alam itu diciptakan oleh dewa-dewa
seperti apa adanya. Karena kemampuan berpikir manusia makin maju dan disertai pula oleh
perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang yang makin sempurna, maka mitos
dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan orang. Mereka cenderung menggunakan akal
sehatnya atau rasionya.
Orang-orang Yunani yang patut dicatat sebagai pemberi iuran kepada perubahan pola berpikir
masa itu adalah Anaximander (610 – 547 SM) seorang pemikir kontemporer, ia adalah murid
Thales. Juga Anaximenes (585 – 528 SM), Herakleitos (540 – 480 SM), dan Pythagoras (540
SM). Pythagoras terkenal di bidang matematika. Salah satu temuannya yang terpakai sampai
sekarang adalah ‘dalil pythagoras’ tentang segitiga siku-siku, yaitu: “Kuadrat panjang sisi miring
sebuah segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya”.
Pernyataan yang lain tentang segitiga oleh pithagoras adalah bahwa jumlah sudut suatu segitiga
adalah 180o.
Yang lainnya adalah Demokritos (460 – 370 SM), Empedokles (480 – 430 SM), Plato (427 –
347 SM), dan Aristoteles (348 – 322 SM). Aristoteles merupakan pemikir terbesar pada
zamannya. Ia membukukan intisari dari ajaran orang-orang sebelumnya. Ia membuang hal-hal
yang tidak masuk diakalnya dan menambahkan pendapat-pendapatnya sendiri. Ajaran Aristoteles
yang penting adalah suatu pola berpikir dalam memperoleh kebenaran berdasarkan logika.
Orang besar 450 tahun setelah Aristoteles adalah Ptolomeus (127 – 151 SM). Pendapatnya
yang patut dicatat ialah bahwa bumi adalah pusat jagat raya, berbentuk bulat, diam, setimbang
tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel pada langit dan berputar mengelilingi bumi
sekali dalam 24 jam. Planet beredar melalui garis edarnya sendiri dan terletak antara bumi dan
bintang.
Bila kita renungkan pola berpikir bangsa Yunani, lalu kita bandingkan dengan pola berpikir
orang Babilonia, maka nampak ada perubahan yang mendasar yaitu mulai terpisahnya
‘kepercayaan’ dari ‘ilmu pengetahuan’. Bangsa Yunani bukan tidak percaya pada adanya dewa-
dewa tetapi mereka tidak mencampuradukkan dalam khasanah pengetahuan yang mereka sebut
‘philosophia’ itu.

…… o0o ……
Zaman Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam

1. Timbulnya Pola Berpikir Induktif


Pengaruh ajaran Aristoteles dapat bertahan sampai kurang lebih seribu lima ratus tahun. Hal
ini ditandai dengan tidak adanya penemuan-penemuan baru ataupun pola berpikir yang baru.
Sepanjang satu setengah abad seolah-olah terbuai oleh ajaran-ajaran filsafat orang-orang Yunani.
Sementara itu orang semakin terampil di dalam membuat alat-alat untuk keperluan hidupnya
termasuk alat-alat pengamat bintang. Suatu perubahan terjadi karena makin sempurnanya alat
pengamat bintang dan semakin meningkatnya kemampuan berpikir manusia.
Hal ini ditandai dengan munculnya ajaran Nicolas Copenicus (1473 - 1543). Ia adalah seorang
ahli bintang, matematika, dan ahli dalam bidang pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan
merombak pandangan manusia dari ajaran filsafat Yunani berjudul ‘De Revolutionibus Orbium
Caelestium’, yang artinya ‘Peredaran Alam Semesta’. Dalam buku itu Copernicus berpendapat
bahwa pusat dari alam semesta itu bukanlah Bumi seperti ajaran falsafah Yunani tetapi
mataharilah yang menjadi pusatnya. Ajaran demikian disebut heliosentrisme. Buku tersebut tidak
segera diterbitkan karena bertentangan dengan kepercayaan para penguasa pada masa itu, pokok-
pokok ajarannya antara lain adalah:
 Matahari adalah pusat dari solar sistem. Di dalam sistem itu bumi adalah salah satu di
antara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
 Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
 Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan
malam dan pandangan gerakan bintang-bintang
Pengikut Copernicus yaitu Bruno (1548 – 1600) memperoleh kesimpulan lebih jauh lagi,
yaitu:
 Alam raya tak ada batasnya.
 Bintang-bintang tersebar di seluruh ruang angkasa.
Karena keberaniannya mengungkapkan pendapat yang bertentangan dengan penguasa pada
saat itu, maka ia dianggap kemasukan setan lalu ia dibakar sampai mati pada tahun 1600. Salah
seorang pelopor dari ilmu pengetahuan alam yang penting untuk dicatat adalah Galileo Galilei
(1564 - 1642). Orang Italia ini dengan berani mengumumkan penemuannya dengan teleskopnya
yang mutakhir pada saat itu, yang bertentangan dengan pandangan penguasa. Ia membenarkan
teori Copernicus tentang heliosentrisme yang jelas bertentangan dengan ajaran agama saat itu
yang berpandangan homosentris atau geosentris.
Pendapat lain yang didasarkan atas observasi dan eksperimental ialah tentang adanya gaya
percepatan dari benda-benda yang jatuh ke bumi, yang bertentangan dengan ajaran Aristoteles.
Pelopor ilmu pengetahuan alam lain yang perlu dicatat adalah Johanes Kepler (1571 – 1630).
Orang Jerman ini mempunyai pandanan yang sangat penting yang merupakan reformasi dari
pengetahuan yang telah ada tentang peredaran alam semesta. Pendapatnya itu didasarkan atas
penggunaan matematika sebagai alat bantu empirik untuk menarik kesimpulan. Ia menyelidiki
hukum-hukum ikatan antara anggota-anggota tatasurya. Pendapatnya kita kenal sebagai hukum
Kepler, yaitu:
 Planet-planet bergerak mengelilingi matahari tidak dalam bentuk lingkaran yang bulat
tetapi berbentuk elips, di mana matahari merupakan salah satu titik pusatnya.
 Sebuah planet dalam geraknya mengelilingi matahari tidak uniform tetapi dengan cara
sedemikian rupa sehingga sebuah garis yang ditarik dari planet tersebut ke matahari bergeser
membentuk bidang yang sama luasnya pada waktu yang sama.
2. Ilmu Pengetahuan Alam dalam Zaman Modern (1600 – 1900)
Yang menjadi perbedaan antara IPA zaman modern dengan IPA sebelumnya adalah
digunakan matematika atau statistika untuk menetapkan kebenaran dengan perkataan lain ilmu
pengetahuan zaman modern dapat disebut sebagai Ilmu Pengetahuan Alam kuantitatif karena
selalu menggunakan pengukuran-pengukuran serta perhitungan-perhitungan matematika.
Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam sebelum zaman ini cukuplah dikatakan ilmiah bilamana
suatu pernyataan itu sesuai dengan objeknya (objektif) yang didasarkan atas pengamatan panca
indera, atau dengan kata lain IPA semacam ini dapat disebut sebagai IPA kualitatif. Berikut ini
akan dijelaskan beberapa cuplikan berupa temuan-temuan dari masa itu yang ternyata merupakan
masa penemuan ilmu pengetahuan baru yang luar biasa banyaknya.
1. Christian Huygens (1629 - 1695)
Ia mempunyai penemuan yang sangat penting di bidang cahaya, ia menyatakan atas hasil
percobaannya bahwa cahaya bergerak dengan kecepatan 600.000 kali kecepatan suara.
Penemuan itu bertentangan dengan pengetahuan manusia sebelumnya melalui ajaran filsafat
Yunani yang menyatakan bahwa cahaya merambat dengan tanpa memerlukan waktu. Temuan
yang lain dari Huygens adalah hukum tentang gerak bandulan. Ia mengemukakan suatu rumusan
sebagai berikut:

T = waktu dalam detik


π = 3,1416…
l = panjang bandulan dalam cm
g = gravitasi bumi
2. Newton (1643 – 1727)
Ia seorang ahli dalam bidang matematika maupun fisika. Temuannya yang sangat penting
adalah tentang adanya gaya gravitasi yang dapat memberi keterangan tentang adanya gaya tarik
menarik antara matahari, bumi, bulan, serta planet-planet. Teorinya tentang gaya tarik-menarik
antara dua benda sangat terkenal dan dirumuskan sebagai berikut:

K= gaya tarik-menarik
m = massa benda
r = jarak antara dua benda
f = suatu konstanta (koefisien)
3. Lavoiser (1743 – 1794)
Abad tujuh belas dan delapan belas ini dapat juga disebut sebagai zaman kejayaan
matematika. Hal ini disebabkan karena banyaknya dalil-dalil matematika yang
ditemukan dan yang langsung dikaitkan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan
Alam. Salah satu aliran yang sangat terkenal adalah sistem Euclids, sehingga
matematika pada zaman ini dijuluki sebagai ‘The Queen of Science’.

…… o0o ……
Peranan IPA dalam Perkembangan Masyarakat

1. Peranan IPA sampai Abad 17


Salah seorang tokoh yang dapat dianggap sebagai pelopor lahirnya Ilmu
Pengetahuan Alam di samping Galileo Galilei adalah Francis Bacon (1560 – 1626) yang
ajarannya dalam menentukan kebenaran dengan menggunakan pengumpulan fakta
sebanyak-banyaknya kemudian menarik kesimpulan secara umum. Inilah metode
induktif yang dikenal sampai sekarang. Abad ke-17 ini ditandai dengan sederetan
penemuan-penemuan hasil eksperimentasi. Berikut ini adalah beberapa cuplikan hasil
usaha di bidang IPA yang membawa pengaruh terhadap perkembangan masyarakat.
Di bidang kimia, ditemukan logam-logam baru melalui teknik oksidasi-reduksi,
destilasi, dan amalgamasi. Juga ditemukan senyawa merkuri yang pada masa itu dapat
digunakan untuk pemberantasan penyakit kotor. Di bidang navigasi dan astronomi,
diadakan perbaikan-perbaikan dalam peta navigasi. Dunia baru di bidang jasad mikro
diungkapkan orang dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek (1632 – 1723).
Dari alat itu pula ditemukan spermatozoa yang dapat dianggap sebagai sumber
keturunan.
Buku IPA ternyata sangat penting artinya bagi perkembangan pola berpikir manusia.
Bila pada zaman Yunani buku ‘Metafisika’-nya Aristoteles merupakan buku pintar dari
filsafat Yunani, dalam zaman modern ini Newton telah menyusun buku yang diberi judul
‘De Philosophiae Naturalis Principia Mathematica’, yang berisi segala Ilmu
Pengetahuan Alam yang ada pada masa itu.

2. Peranan IPA dalam Perubahan Ekonomi dan Sosial (Tinjauan sampai


Abad 19)
Abad ke-19 merupakan abad ditemukannya mesin-mesin. Dengan mesin berarti
orang dapat memperoleh tenaga penggerak dengan kapasitas yang besar dan oleh
karena itu tumbuhlah industri-industri dalam ukuran besar. Teknik-teknik baru juga
melanda bidang pertekstilan, pertanian, dan perkapalan. Sementara itu mesin
disempurnakan, diberi roda sehingga dapat bergerak. Maka mulailah abad
perkeretaapian.
Temuan yang besar pengaruhnya di samping bidang mesin ialah yang berkenaan
dengan listrik. Awal penemuan listrik ini masih merupakan barang aneh yang tidak
diketahui kegunaannya. Tokoh-tokoh yang patut dikenal di bidang kelistrikan ini antara
lain adalah Stephe Gray (1666 – 1736) yang menemukan konduktor dan non-
konduktor. Dufay yang dilanjutkan oleh Franklin tentang adanya listrik positif dan
negatif. Coulomb tentang gaya tarik elektromagnet, Volta (1745 – 1827) menemukan
baterai. Oersted tentang elektromagnet, Faraday tentang induksi elektromagnet,
Maxwell tentang bidang elektromagnet. Baru pada pertengahan abad 19 listrik
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setelah ditemukan mesin listrik (generator)
yang dipelopori oleh Siemens (1823 – 1883).

Bidang kimia dan biologi ternyata tidak banyak memberi sumbangan pada
perubahan sosial ekonomi, namun yang patut dicatat adalah adanya perubahan
mendasar tentang pola berpikir. Tokoh-tokoh ilmu kimia yang perlu dicatat pada masa
itu adalah Priestly (1723 – 1804), penemu gas oksigen. Berzelius (1779 – 1848) yang
menemukan bahwa garam merupakan netralisasi dari asam dan basa. Dumas dan
Liebig menyatakan bahwa zat-zat organik (yang berasal dari jasad hidup) itu terdiri dari
karbon, hidrogen, dan nitrogen. Satu temuan yang penting artinya di bidang ilmu kimia
adalah hukum periodik untuk unsur-unsur oleh Mendeleyeff (1869). Ia menyusun unsur-
unsur dalam suatu tabel secara berurutan menurut berat atomnya.
Di bidang biologi antara lain Carl Linnaeus (1707 – 1778). Dialah yang pertama
membuat klasifikasi semua jenis tumbuhan maupun binatang dari seluruh dunia.
Erasmus Darwin (1731 – 1802) yang menjadi sangat terkenal dengan teori
evolusinya. Kemudian, L. Pasteur (1855) dengan teori bakteriologinya, ternyata
mengubah pola pengobatan masa itu misalnya pencegahan penyakit menular dengan
cara imunisasi.
3. Dampak IPA dan Teknologinya Terhadap Sistem Sosial dan Ekonomi
Dengan ditemukannya mesin-mesin maka mulailah berkembang industri-industri
besar. Kemakmuran atas hasil industri yang melimpah menjadikan para pemilik modal
menjadi kaya raya dan timbul pula kelompok kelas pedagang yang juga kaya raya.
Kelompok pemilik modal yang kaya itu disebut kaum kapitalis. Di lain pihak kaum buruh
ditentukan nasibnya oleh kaum kapitalis yang sering mementingkan kepentingannya
sendiri untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dan kurang memperhatikan nasib
kaum pekerja. Kelompok kaum pekerja ini kemudian bersatu untuk memperbaiki
nasibnya maka timbullah kaum sosialis.

…… o0o ……
Peranan IPA dan Teknologinya dalam Abad Ke-20

1. Atom dan Tenaga Atom


Suatu ciri khas dari abad ke-20 adalah ditemukannya tenaga atom. Dimulai sejak
ditemukannya gejala radioaktivitas hasil peluruhan zat radioaktif oleh suami istri
Polandia Piere Curie (1859 - 1906) dan Marie Curie (1867 - 1934). Mereka menemukan
gejala radioaktivitas dari uranium dan ditemukan pula unsur-unsur baru yaitu polonium
dan radium.
Rutherford (1871 – 1937) melanjutkan penelitian terhadap gejala radioaktifitas dan
menemukan bahwa unsur-unsur radioaktif mengeluarkan tiga jenis sinar yang berbeda
sifat-sifatnya. Sinar-sinar itu adalah sinar yang merupakan partikel helium, sinar ,
dan sinar γ. Rutherford dengan bekerja sama dengan Moseley dan Niels Bohr berhasil
mengungkapkan teori atom Rutherford-Bohr, yaitu bahwa atom itu terdiri dari inti atom
yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh kulit atom yang terdiri dari elektron-elektron.
Pada tahun 1915 Albert Einstein mengemukakan teori relativitasnya yang dapat
menggambarkan secara matematis hubungan antara energi dengan massa suatu zat,
dengan rumus yang sangat terkenal:

E = mc2
E = energi
m = massa
c = kecepatan cahaya

Ini berarti benda itu dapat dipandang sebagai suatu bentuk dari tenaga. Berikut akan
dijelaskan contoh dari pemanfaatan tenaga atom.
1. Atom Sebagai Sumber Tenaga
Meskipun orang telah dapat membuat berbagai reaksi untuk memecah inti atom
tetapi untuk tujuan pengambilan tenaga atom biasanya digunakan unsur uranium
dengan isotop 235 yang ditembak dengan netron. Panas yang timbul sebagai hasil
reaksi inti yang sangat besar itu dalam reaktor atom tidak langsung dapat digunakan
tetapi diubah bentuknya menjadi tenaga mekanik dengan cara memanaskan air
sedemikian rupa sehingga uap air yang terbentuk itulah yang akan menggerakkan
turbin pemutar generator listrik.
2. Atom Untuk Peningkatan Kesejahteraan Manusia
Seperti yang telah diuraikan terdahulu, unsur-unsur radio aktif meluruh dengan
mengeluarkan sinar-sinar alfa, beta, dan gamma. Sinar-sinar tersebut mempunyai
pengaruh-pengaruh tertentu terhadap jasad hidup. Yang sering dimanfaatkan orang
adalah sinar gamma yang mempunyai sifat mematikan pada suatu dosis yang tinggi,
menghambat pertumbuhan pada suatu dosis yang rendah, serta dapat pula mengubah
sifat-sifat genetika dari suatu makhluk hidup.
Sifatnya yang mematikan dapat digunakan untuk mematikan hama. Bakteri-
bakteri pembusuk juga dapat dimatikan. Dalam hal ini sangat penting untuk
pengawetan makanan juga dapat digunakan untuk sterilisasi. Keuntungan lainnya
adalah tidak perlu suhu yang tinggi maupun penggunaan bahan-bahan kimia.
Sifatnya yang menghambat pertumbuhan dapat digunakan untuk mengawetkan
kentang maupun umbi-umbian yang lain. Sifatnya yang dapat mengubah sifat-sifat yang
menurun yang disebabkan oleh adanya mutasi dari gen, dapat digunakan untuk
mencari bibit-bibit unggul.
Sifat unsur radioaktif dapat juga digunakan dalam industri maupun kedokteran.
Dalam bidang industri misalnya untuk pengawetan kayu, membuat serat sintetik yang
mempunyai sifat menguntungkan bagi manusia misalnya dapat menyerap air dan tidak
panas; proses penyamakan kulit dan sebagainya. Dalam bidang kedokteran dapat
digunakan untuk menetapkan lokasi tumor pada otak, kanker, atau adanya kelainan-
kelainan pada paru-paru, kelenjar gondok, ginjal, dan lain-lain.

2. Bidang Kelistrikan
Sederetan nama-nama besar di bidang kelistrikan telah muncul pada abad ke-19,
antara lain: Ampere, A.m (1775 c 1836) penemu hukum-hukum
elektronika. Kemudian,Faraday, M (1791 – 1867) seorang ahli fisika yang juga meneliti
pengaruh listrik terhadap perubahan zat (kimia), penemu hukum-hukum kimia listrik
juga terkenal dengan teori medannya. Maxwell, J.C. (1831 – 1879), terkenal dengan
teori medan listriknya. Dia pula yang mengaitkan kelistrikan dengan cahaya. Ohm, G.S
(1789 – 1854), dialah yang pertama kali dapat menurunkan tegangan listrik dengan
memberikan suatu tahanan. Hertz, H.R. (1857 – 1894), dialah yang pertama
membuktikan bahwa gelombang elektro itu sama sifatnya dengan gelombang cahaya
biasa, hanya berbeda frekuensinya.
Berikut adalah beberapa cuplikan perkembangan elektronika pada abad ke-
20.Guglielmo Marconi (1874 – 1937) menemukan radio-telegrafi. Radio-telegrafi ini oleh
orang Inggris disebut ‘wireless’ atau ‘tanpa kawat’. Thomas A. Edison (1874 – 1931),
hak ciptanya yang penting adalah lampu listrik, dan gambar hidup. Watson dan Watt
(1935) menemukan layar radar. Ide untuk mentransmisikan gambar telah direalisasi
oleh Alexander Bain (1842) orang Skotlandia.
Orang yang juga patut disebut namanya adalah C.R. Carey (1875), dialah yang
menemukan prinsip transmisi suatu objek yang masih digunakan sampai sekarang yaitu
bahwa gambar itu dipecah menjadi titik-titik sinyal listrik; masing-masing sinyal itu
dipancarkan lalu ditangkap dan dibentuk kembali menjadi gambar semula. Paul Nipkow
dari Jerman (1884) juga merupakan salah seorang pelopor. Ia menciptakan cara
mentransmisikan gambar melalui sebuah piringan yang berlubang-lubang melingkar
mendekati pusatnya. Piringan itu berputar sehingga semua bagian dalam gambar akan
sempat diintai melalui lubang itu lalu ditangkap dan ditransmisikan oleh foto sel.

Suatu tabung TV yang disebut “ICONOSCOP” yaitu tabung sekaligus layar TV


diciptakan oleh Vladimir K. Zwory Kim (1923). Bentuk yang lebih sempurna dari
Iconoscop ialah Kinoscope yaitu tabung sekaligus layar TV yang terdapat dalam setiap
pesawat terdapat dalam setiap pesawat TV sekarang ini. Satu lagi alat elektronika yang
sangat mempengaruhi kehidupan manusia adalah komputer. Komputer adalah alat
yang menggunakan perangkat elektronika dan berfungsi sebagai alat penyimpan data
maupun informasi.

3. Bidang Biologi
Berikut ini adalah beberapa cuplikan yang penting artinya bagi perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam maupun bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
 Pertama-tama adalah vitamin, zat yang vital bagi tubuh, artinya bila tubuh kita
tidak diberi zat itu secara cukup, akan terjadi kelainan atau sakit dalam tubuh kita.
Jumlah penelitiannya banyak, namun yang menonjol adalah Frederick Gowland Hopkin
(1861 – 1947).
 Temuan lain adalah hormon. Orang yang berjasa dalam hal ini adalah E.H.
Starling (1866 – 1927). Berbeda dengan vitamin, hormon dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh, yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu.
 Virus, makhluk yang misterius ini terungkap dengan jelas atas jasa ilmuwan
Rusia bernama Ivanovsky (1892).
 Penicilin, yaitu suatu zat antibiotik. Penicilin berasal dari
jamur Penicillium. Jamuritu sendiri sebenarnya telah lama dikenal orang, tetapi baru
setelah hasil percobaan Fleming (1881 – 1955) pada tahun 1929 yang menemukan
bahwa zat yang dihasilkan oleh jamur itu dapat membunuh bakteri tanpa meracuni
bahwa zat yang dihasilkan oleh jamur itu dapat membunuh bakteri tanpa meracuni
makhluk hidup di mana bakteri itu tinggal.
 Ilmu keturunan dan rekayasa genetika. Perintis utama dari ilmu ini adalah
seorang biarawan bangsa Austria pada abad 19 yaitu Gregor Mendel (1822 – 1844).

…… o0o ……
Apa Sebenarnya IPA Itu?

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam


Menurut pendapat dari Nash, L.K. dalam bukunya ‘The Nature of Natural Science’. Ia
mengatakan bahwa IPA itu dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat
mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Cara memandang IPA bersifat analitis,
ia melihat sesuatu secara lengkap dan cermat serta dihubungkannya dengan objek
yang diamati itu. IPA dipandang sebagai suatu pola pikir logis dan seragam. Lalu apa
dan bagaimana pola pikir logis dan seragam itu yang tak lain adalah metode ilmiah.
Sebuah buku karangan J.D. Bernal yang berjudul ‘Science in History’. Di dalam isi
buku tersebut, Bernal menyarankan untuk dapat memahami sains atau IPA haruslah
melalui pemahaman dari berbagai segi atau aspek dari IPA itu. Ia menonjolkan
adanya lima aspek yaitu IPA dapat dipandang:
 Sebagai suatu institusi,
 Sebagai suatu metode,
 Sebagai suatu kumpulan pengetahuan,
 Sebagai suatu faktor utama dalam memelihara dan mengembangkan
produksi,dan
 Sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap
manusia terhadap alam semesta.
Sidney Morgenbesser dalam bukunya yang berjudul ‘Philosophy of Science
Today’membahas tentang ‘The Nature and Aims of Science’ yang dikarang oleh Ernest
Nagel. Menurut Nagel, IPA dapat dilihat dari tiga aspek. Secara singkat ketiga aspek itu
adalah sebagai berikut:
 Aspek tujuan, IPA adalah sebagai alat untuk menguasai alam, dan untuk
memberikan sumbangan kepada kesejahteraan umat manusia.
 IPA dapat dilihat sebagai suatu pengetahuan yang sistematik dan tangguh dalam
arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa.
 Aspek ketiga adalah bahwa sains dapat dilihat sebagai suatu metode.
Ada satu buku lagi yang juga menjawab pertanyaan “what is science?”, yaitu yang
berjudul ‘UNESCO Handbook for Science Teachers’ yang diterbitkan oleh UNESCO
Paris. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa “Science is what scientists
do”,maksudnya, pertama adalah mengumpulkan pengetahuan ilmiah sehingga menjadi
‘body of scientific knowledge’ dan yang kedua adalah suatu proses untuk mendapatkan
‘scientific knowledge’ itu.

…… o0o ……
Apa Sebenarnya IPA Itu?

Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam

Untuk mengenal apa IPA itu, kita juga dapat menjelaskan melalui segi fungsinya.
Dari berbagai pustaka dapat dirangkum bahwa fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk:
1. Membangun pola berpikir
2. Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu :
1. Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objek
penelitiannya, serta hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya.
2. Logis, artinya dapat diterima oleh akal.
3. Sistematis, artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak
jelas tata urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa
tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan yang bertumpang tindih dalam arti
berlawanan satu dengan yang lain.
4. Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu
terjadi.
5. Kuantitatif, yang meliputi tiga arti:
 Kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika,
 Penjelasannya disertai dengan angka-angka dengan besaran hasil
pengukuran atau dengan rumusan-rumusan matematika,
 Kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan
kecermatan pengukuran.
Menurut Carl Hempel ada dua tujuan IPA dalam menjelaskan berbagai gejala alam
ini, yaitu:
 Untuk ha yang bersifat praktis, maksudnya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia.
 Untuk memenuhi hasrat ingin tahu.
3. Meramalkan
Peramalan dari IPA ini adalah peramalan yang didasarkan atas adanya konsistensi
atau keteratura dari gejala-gejala alam. Kunci pokok dari sesuatu yang dapat digunakan
untuk meramalkan itu adalah adanya keteraturan yang konsisten.
4. Menguasai atau mengontrol alam guna kesejahteraan manusia
Dengan IPA orang bisa mengolah sumber daya alam. Orang jua dapat mendirikan
industri-industri untuk menghasilkan barang-barang bagi kesejahteraan manusia.
Dengan IPA orang dapat mempermudah hubungan komunikasi maupun transportasi.
Dengan IPA orang dapat mencegah atau menghindari malapetaka akibat gejala alam.
5. Melestarikan berbagai gejala alam
Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang kejadiannya sehingga IPA dalam hal
ini selaku kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis secara tak langsung
merekam gejala-gejala alam, misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan
flora dan fauna.
…… o0o ……
Anatomi Ilmu Pengetahuan

1. Hukum
Hukum dalam IPA merupakan suatu pernyataan yang mengungkapkan adanya
hubungan antara gejala alam yang konsisten. Karena konsistennya itulah maka hukum
dapat digunakan untuk meramalkan. Adapun yang perlu diingat untuk memahami
hukum ini adalah:
1. Suatu pernyataan,
2. Menyatakan adanya hubungan antara fakta,
3. Telah diuji kebenarannya oleh ahli di bidang itu,
4. Bersifat universal,
5. Dapat digunakan untuk meramalkan,
6. Berlaku pada kondisi yang terbatas,dan
7. Peramalan hanya cocok bila kondisi tertentu yang terbatas itu terpenuhi.

2. Teori
Menurut Kerlinger (1973) yang terjemahannya sebagai berikut. “Suatu teori adalah
seperangkat pengertian (konsepsi) definisi dan proposisi yang saling berkaitan yang
menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari berbagai fenomena dengan
mengungkapkan adanya hubungan yang spesifik antar variabel, dengan tujuan untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena tersebut.”
Teori memiliki tiga fungsi, yaitu:
1. Menjelaskan, yang dijelaskan bisa saja berupa suatu hukum, bisa juga
suatu gejala alam yang sederhana, dan dapat pula hubungan antar berbagai
gejala alam.
2. Memahamkan, fakta-fakta dari gejala alam yang berserakan di atas bumi
dan alam semesta ini bila dirapihkan atau dibuat menjadi teratur dan sistematis
maka akan mudah dipahami adanya saling keterkaitan secara teratur satu
terhadap yang lain mengikuti ‘hukum alam’.
3. Meramalkan, dari keteraturan ataupun sistematisasi fakta-fakta atau
fenomena alami tadi dapat pula ditarik suatu kesimpulan atau ramalan.

3. Postulat
Secara singkat, potulat dapat diartikan sebagai suatu anggapan dasar yang
kebenarannya tidak dipertanyakan lagi atau dianggap benar.

4. Prinsip atau Azas


Prinsip atau azas dalam Ilmu Pengetahuan Alam dapat diartikan sebagai suatu
pernyataan yang mengandung kebenaran yang bersifat mendasar dan berlaku umum.
Prinsip atau azas inilah yang sebenarnya melandasi kebenaran suatu hukum.

…… o0o ……
Metode Ilmiah

Dalam IPA, pengetahuan itu dianggap benar bila sesuai dengan objeknya. Atas hal
itu, ada suatu paham atau aliran yang disebut ‘fenomenalisme’. Bertolak dari
fenomenalisme,IPA hanya terdiri dari suatu identifikasi, klasifikasi, dan kodifikasi dari
berbagai fenomena alam yang kita amati. Fenomena dapat diartikan sebagai hubungan
serta sifat-sifat dari benda. Pelopor dari paham ini adalah Patricius. Pahamnya ini
didorong oleh ketidakpuasaan terhadap teori-teori yang diciptakan para astronom yang
penuh dengan kira-kira ataupun dugaan-dugaan. Pelopor lain dari fenomenalisme
adalah Barkeley yang melandasi pendapatnya atas tiga prinsip yaitu:
1. Tidak ada bedanya antara fakta yang didapat dari hasil pengamatan
dengan apa yang kita pahami tentang fakta itu,
2. Hubungan antar gejala alam itu adalah sangat teratur karena diatur oleh
Tuhan, bila tidak teratur itu adalah kesalahan pengamatan kita,
3. IPA harus tetap dikaitkan dengan identifikasi dari hasil pemikiran manusia.

Ada paham lain yang disebut Realisme. Paham ini mendambakan akan realita dari
teori-teori maupun terminologi dari IPA. Paham realisme mempunyai kaidah secara
skematis sebagai berikut:
1. Istilah-istilah teoretis dapat mengacu kepada suatu realita hipotetis,
2. Realita hipotetis itu adalah yang diharapkan menjadi realita,
3. Realita yang diharapkan tersebut adalah ‘demonstrable’ artinya dapat
ditunjukkan kenyataannya secara gestural.
Menurut Isaac dan Michael (1980), ada sepuluh langkah dasar yang harus ditempuh
yaitu:
1. Mengidentifikasikan lingkup masalahnya,
2. Mengadakan survey kepustakaan yang berkenaan dengan
permasalahannya,
3. Merumuskan permasalahannya yang sebenarnya dalam bentuk yang
jelas, dengan menggunakan istilah yang khusus,
4. Merumuskan hipotesis yang dapat diuji dan mendefinisikan konsepsi-
konsepsi dan dasar variabelnya,
5. Menyatakan asumsi-asumsi sebagai landasan dasar yang memberikan
petunjuk penafsiran kesimpulan yang akan didapat,
6. Menyusun desain penelitian untuk mencapai validitas internal maupun
external yang maksimal,
7. Menetapkan cara pengumpulan data,
8. Pemilihan cara analisis data,
9. Pelaksanaan program penelitian,
10. Penilaian hasil dan penarikan kesimpulan.
…… o0o ……
Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam
1. Nilai-Nilai Sosial dari IPA
1. Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai
itu terutama terletak pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada
tempat yang paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu
latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.
2. Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang
berlawanan arah. Muka yang menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang
muka yang lain menuju kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-
nilai luhur namun dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang sangat tergantung dari manusianya yang
berada di belakang alat itu, untuk apa itu akan digunakan. Dengan kata lain, IPA itu
sendiri adalah ‘suci’, yang tidak suci itu ialah manusianya.
3. Nilai ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian.
Katakanlah ia menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah
temuannya itu mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas
karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu
dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.lain
daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri
atau kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat
memberi ‘nilai tambah’ bagi dirinya.
2. Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA
1. Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuaiannya pikiran dan kenyataan.
Oleh karena itu mereka yang selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan
imbas atau dampak positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
2. Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja mengadakan dugaan yang masuk akal (hipotesis) asal dugaan itu
diuji kebenarannya sesuai dengan kenyataannya atau tidak, baru menetapkan
kesimpulan. Dalam kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering
menimbulkan bencana pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak
bahagia.
3. Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak
pernah mutlak
Kesimpulan seorang ilmuwan dapat hanya berlaku untuk sementara atau menyadari
bahwa pengetahuan yang ia dapat itu baru sebagian, maka hal ini akan menjadikan
orang itu bersikap rendah hati dan tidak sombong.

4. Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta
ini
Dengan mempelajari tentang hubungan antar gejala alam dan
mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-hukum alam yang
ternyata begitu konsisten aturan-aturannya maka orang akan menyadari bahwa alam
semesta ini telah ditata dengan sangat teratur. Hal ini dapat memberikan pengaruh
positif untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat tidak mutlak sempurna maka ia
dapat menghargai pendapat orang lain ternyata lebih mengetahuinya atau lebih
sempurna untuk memperbaiki, melengkapi, maupun untuk meningkatkan
pengetahuannya.
6. Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA, mereka menggali atau mencari
kebenaran. Mereka akan bahagia bila mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu.
Apalagi bila kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam
hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu berusaha untuk
mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.
7. Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA memiliki sifat teliti dalam melakukan sesuatu serta hati-hati
dalam mengambil kesimpulan ataupun dalam mengelurkan pendapatnya.
8. Sikap ‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau mereka yang berkecimpung dalam IPA akan didorong untuk ingin
tahu lebih banyak, karena ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga
pengetahuan yang satu akan menunjang untuk mudah memahami yang lain, dan
pengetahuan yang mereka dapatkan tentu akan memberikan ‘reinforcement’ untuk
mendorong mereka mencari tahu lebih banyak.
9. Sikap optimis
Ilmuwan IPA selalu optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu
eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun
bila berhasil, temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai
dengan uang. Oleh karena itu ilmuwan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak
ada yang tidak mungkin dikerjakan.
3. Keterbatasan IPA
1. IPA tidak menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena
IPA sengaja membatasi diri pada alam fisik.
2. IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek
pengamatannya
3. IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yang
mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. Juga tak menjangkau
masalah estetika yang tersangkut paut dengan keindahan. Juga tidak mungkin
tentang sistem nilai.
…… o0o ……

Ilmu Pengetahuan Alam dan Masa Depan

1. Komunikasi
Teknologi di bidang ini semakin maju, dalam waktu dekat mendatang diharapkan
adanya auviphone telah membudaya dalam rumah-rumah tangga. Sambungannya
dengan komputer akan menjadikan suatu sajian informasi yang luar biasa sehingga
diperkirakan akan mempengaruhi evolusi dari volume otak manusia. Langkah lebih
lanjut diharapkan dapat berkomunikasi dengan ETI yaitu manusai cerdas dari luar tata
surya kita.

2. Komputer
Orang akan semakin akrab bahkan akan menjadi bagian dari kebudayaan kehidupan
sehari-hari. Robot menjadi semakin populer bahkan kita dapat membeli robot pembantu
rumah tangga.

3. Teknologi Energi
Energi pengganti dari matahari akan semakin membudaya namun nampaknya yang
dominan adalah penggunaan energi nuklir. Dengan menyadari akan bahayanya
manusia mungkin berpikir bahwa pemilihan alternatif ini tak dapat dihindarkan.

4. Beberapa Masalah Dunia pada Masa Mendatang


Banyak masalah dunia yang harus kita hadapi bersama untuk masa kini maupun
masa mendatang. Namun hanya dua yang akan dibahas pada modul ini yaitu masalah
kependudukan dan lingkungan hidup. Masalah kependudukan dan lingkungan hidup
merupakan masalah dunia yang penanggulangannya tidak saja memerlukan teknologi
IPA yang canggih tetapi juga memerlukan kesadaran penduduk bumi untuk
mengendalikan diri tidak saja dalam membatasi kelahiran tetapi juga dalam memelihara
lingkungan hidupnya.

5. Mencari Kehidupan Alternatif untuk Masa Mendatang


Setelah mengadakan eksplorasi ke planet-planet lain dalam tata surya, dapatlah
disimpulkan bahwa tidak ada satu pun yang nyaman dihuni oleh manusia selain bumi
kita tercinta ini, oleh karena itu kesadaran akan memelihara kelestarian bumi dengan
segala isinya yaitu manusia dengan kebudayaannya lebih memberi harapan di masa
mendatang daripada migrasi ke tempat lain.

Anda mungkin juga menyukai