Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK RANGKUMAN MATERI KULIAH

SISTEM AKUNTANSI
BAB IV
“ JURNAL “

Nama Dosen Mata Kuliah Sistem Akuntansi :

Invony Dwi Aprilisanda, S.E. , M.Ak.

Nama Kelompok 2 :

1. Meita Ayu Anggraeni ( 17013010054 )


2. Sita Ayu N ingrum ( 18013010013 )
3. Fidiawati ( 18013010043 )
4. Margareta Wilhelmina Rosa Kasih ( 18013010071 )
5. Dewi Cahyani ( 18013010079 )
6. Alkansa Fadila Ramadani ( 18013010080 )
7. Della Putri Veronika ( 18013010082 )

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

PROGAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2020
BAB IV

JURNAL

PENTINGNYA JURNAL

Setelah suatu transaksi direkam dalam formulir, pencatatan Akutansi yang pertama kali
dilakukan adalah dalam jurnal. Jurnal merupakan catatan Akutansi permanen yang pertama,
yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan.

Karena jurnal merupakan terletak Akutansi yang pertama diselenggarakan dalam proses
Akutansi, maka dalam sistem Akutansi, jurnal harus dirancang satu ke mikian rupa sehingga
tidak akan terjadi ada satu transaksi yang tidak dicatat catatan yang dilakukan di dalamnya
lengkap dengan penjelasan, tanggal dan informasi lain, agar tak Atan tersebut mudah diusut
kembali ke dokumen sumber nya.

Jurnal Umum

Jenis transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum dengan dua kolom, debit dan kredit
sudah cukup memadai sebagai catatan Akutansi pertama.

Jurnal ini digunakan untuk menampung transaksi penjualan, pembelian, penerimaan dan
pengeluaran kas, penyusutan aset tetap dan transaksi lainnya.

Kolom-kolom dalam jurnal umum tersebut diisi data berikut ini:

a. Kolom Tanggal. Kolom ini diisi dengan tanggal terjadinya transaksi, yang diisi secara
berurutan sesuai dengan kronologi terjadinya transaksi.

b. Kolom Keterangan. Kolom ini diisi dengan keterangan lengkap mengenai transaksi yang
terjadi, seperti nama akun yang di debit dan di kredit, serta penjelasan ringkas tentang
transaksi yang bersangkutan.

c. Kolom Nomor Bukti. Kolam ini digunakan untuk mencatat nomor formulir yang dipakai
sebagai dasar pencatatan data dalam jurnal tersebut.
d. Kolom nomar rekening,,kolom ini diisi dalam nomor rekening yang didebit dan dalam
nomor rekening di kredit dengan adanya transaksi.
e. Kolom debit dan kredit,,kolom ini di isi dengan jumlah rupiah transaksi.,jumlah
rupiah dalam kolom ini diringkas yang menurut nomor rekening yang tercantum dalm
nomor rekening.,selain itu juga dapat di masukan dalam bentuk pembukuan rekening
yang bersangkutan dalam bentuk buku besar.

JURNAL KHUSUS
Dalam hal ini mulai di perlakukan jurnal khusus,selain jurnal umum tersebut,dan di butuhkan
lebih banyak karyawan untuk nenyelangarakan berbagai jurnal khusus.
Ada berbagai alasan mengapa jurnal umum dapat di pisah:
1. Untuk mengololo dan mengumpulkan transaksi yang sama ferekuensinya yang tinggi.
2. Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan ke dalam buku besar untuk nengolongkan
transaksi yang di catat.
3. Untuk memungkinkan pekerjaan pencatatan transaksi ke dalam jurnal yang di lakukan
oleh beberapa orang.
4. Untuk menciptakan kepedulian intren.

PERINSIP DASAR YANG MELANDASI PERANCANGAN JURNAL


Prinsip-prinsip dasar yang melandasi pembuatan rancangan jurnal adalah sebagai berikut
1. Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang memadai sehingga memungkinkan dalam
perusahan.
2. Jurnal akan di gunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok
tertentu.
3. Untuk mengurangi pencatatan pembukuan yang terinci.
4. Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang bersangkutan.
5. Kolom-kolom dalam jurnal di gunakan untuk mengum-pulkan angka yang akan
diringkas dalam rekening.
6. Sedapat mungkin jurnal harus di rancang sedemikian rupa sehingga pekerjaan
menyalin informasi dan dokumen sumbernya.
7. Harus di tetapkan dengan dokumen sumber dengan jurnal sehingga
pertanggungjawaban informasi dapat di tentukan.
Berikut ini diuraikan secara rinci masing-masing prinsip dasar perancangan jurnal tersebut
diatas.

Jumlah jurnal yang menandai


Jika jenis transaksi yang ditangani perusahaan semakin banyak, dengan frekuensi kejadian
yang semakin tinggi, keadaan ini menuntut penyelenggara sebagai jurnal untuk mengimbangi
kenaikan kegiatan bisnis perusahaan tersebut.

Jurnal akan di gunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok


tertentu
Jika kegiatan bisnis perusahaan semakin menjadi besar, transaksi penjualan yang terkait
dengan penjualan, pembelian, penerimaan, dan pengeluaran kas menjadi semakin tinggi
frekuensinya.

Penggunaan jurnal berkolom


Jika frekuensi transaksi yang menyangkut akun tertentu tinggi, untuk mengurangi pekerjaan
pembukuan (posting) yang rinci, harus digunakan kolom khusus dalam jurnal sehingga
mempermudah pembukuan jumlah ke kolom dalam akun yang bersangkutan dalam buku
besar.
Nama Kolom dalam Jurnal Harus Sesuai dengan Nama Akun yang Bersangkutan
dalam Buku Besar. Nama kolom dalam jurnal dapat disamakan dengan alamat, yang
menunjukkan kea kun apa informasi keuangan yang dicatat di situ akan dipindah ke dalam
buku besar.Buku besar terdiri dari akun-akun yang merupakan wadah untuk menampung
ringkasan informasi dari brbagai jurnal. Tiap-tiap wadah tersebut diberi nama, sehingga
jurnal yang merupakan catatan akuntansi pertama harus menyalurkan informasi ke alamat
wadah yang tepat, agar tidak terjadi kekelirua pembukuan ke dalam wadah tersebut. Oleh
karena itu, kolom-kolom yang dientk dalam jurnal harus diberi nama sesuai dengan nama
akun yang akan dituju.

Kolom-kolom dalam Jurnal Digunakanuntuk Mengumpulkn Angka yang Akan


Diringas dalam Akun yang Bersangkutan dalam Buku Besar. Dalam hal ini akun
tersebut merupakan akun kontrol, terjadi pembukuan ganda, yaitu ringkasan total dibukukan
dari jurnal ke dalam akun kontrol yang bersangkutan pembantu.
Sedapat Mungkin Jurnal Harus dirancang Sedemikian Rupa Sehingga Pekerjaan
Menyalin Informasi dari Dokumen Sumberya Dibuat Sangat Minimum. Pekerjaan
menyalin informasi merupakan pekerjaan yang mengandung risiko kesalahan manusiawi.
Oleh karena itu, dalam merancang jurnal, sedapat mungkin pekerjaan menyalin informasi
dari dokumen sumber ke dalam jurnal dibuat seminimum mungkin.

Harus Ditetapkan Hubungan antara Dokumen Sumber Tertetu antara Dokuen Sumber
Tertentu dengan Jurnal sehingga Pertanggungjawaban Kebenaran Informasi Dapat
Ditentukan. Catatan dalam jurnal harus dapat diverifiksi ketelitian dan kebenarannya. Untuk
itu maka data dalam jurnal harus dapat diusut ke dalam dokumen sumbernya. Karena
berbagai jenis data yang dicatat dalam jural maka jika terjadi kesalahan atas data tersebut,
harus dapat ditentukan siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Sebagai contoh
adalah penctatan transaksi penjualan kredit.

Transaksi catat di bagian jurnal penjualan atas dasar dokumen sumber berupa faktur
penjualan yang dibuat oleh bagian dari penagihan

JENIS JURNAL

Jenis jurnal yang biasanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar adalah sebagai
berikut :

1. Jurnal penjualan
2. Jurnal pembelian
3. Jurnal peneriman kas
4. Jurnal pengeluaran kas
5. Jurnal umum

Berikut ini diuraikan kegunaan dan bentuk formulir setiap jenis jurnal tersebut

Jurnal Penjualan. Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan , baik penjualan
kredit maupun penjualan tunai

Jurnal Pembelian . Jurnal pembelian ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
kredit. Transaksi pembelian tunai dicatat di dalam jurnal pengeluaran kas.

Jurnal Penerimaan Kas. Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.
Jurnal Pengeluaran Kas. Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi
pengeluaran kas.

Jurnal Umum digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus.
Jika perusahaan hanya menyelenggarakan dua jurnal khusus: jurnal kas dan jurnal penjualan,
maka jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi selain penerimaan dan pengeluaran
kas serta transaksi penjualan. Pada umumnya jurnal umum berbentuk jurnal dua kolom
(artinya kolom rupiahnya hanya terdiri dari dua kolom) yaitu kolom debit dan kolom kredit.
Hal ini dibuat demikian karena transaksi yang dicatat dalam jurnal umum sangat bervariasi,
dengan frekuensi kejadian yang rendah. Jika transaksi tertentu yang dicatat dalam jurnal
umum relatif sering terjadi, maka akun yang terkait dapat dibuatkan kolom tertentu, sehingga
jurnal umum tidak hanya terdiri dari dua kolom saja.
METODE PENCATATAN DATA KE DALAM JURNAL

Jurnal umumnya berbentuk buku yang dijilid. Bentuk jurnal ini banyak dijumpai
diperusahaan yang menggunakan sistem manual dalam pembukuannya. Jurnal dapat pula
berbentuk lembaran-lembaran formulir lepas. Bentuk ini digunakan terutama jika pembukuan
menggunakan mesin pembukuan dalam akuntansi dengan komputer, jurnal berbentuk arsip
transasksi dalam bentuk pita magnetik yang setelah dicek kebenaran dan kesahihannya,
digunakan untuk mengupdate arsip induk (buku besar dan buku pembantu).

Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mencatat informasi dalam jurnal:

1. Dengan pena
2. Dengan mesin pembukuan
3. Dengan arsip dokumen sumber yang berfungsi sebagai jurnal
4. Dengan komputer

Dengan Pena

Informasi dalam dokumen sumber disalin dalam jurnal dengan menggunakan tulisan tangan.
Lihat flowchart pencatatan ke dalam jurnal dengan tulis tangan

Dengan Mesin Pembukuan

Informasi dalam dokumen sumber dicatat dalam jurnal dengan mesin pembukuan, bersamaan
dengan pembukuan kedalam akun buku pembantu. Pencatatan ke dalam jurnal dapat pula
dilakukan bersamaan dengan pembuatan dokumen sumber, yaitu dengan menggunakan
jurnal dan akun buku pembantu sebagai tembusannya pada saat pembuatan dokumen sumber.
Dalam konteks cara tersebut, jurnal diperoleh sebagai tembusan pencatatan ke dalam akun
buku pembantu atau tembusan pencatatan informasi didalam dokumen sumber. Lihat
flowchart pencatatan kedalam jurnal dengan menggunakan mesin pembukuan.

Contoh Jurnal Penerimaan Kas

Dokumen sumber sebagai jurnal. Dalam cara ini, jurnal berupa arsip dokumen sumber
yang disusun menurut waktu terjadinya transaksi. Cara ini menghindari pekerjaan penyalinan
informasi dari dokumen sumber ke dalam jurnal. Pembukuan ke dalam akun buku besar
dilakukan dengan cara membuat rekapitulasi dari dokumen berikut ini. Lihat flowchart
penggunaan dokumen sumber sebagai jurnal pada gambnar 4.8.

Dengan Komputer. Data dalam dokumen sumber dimasukkan ke dalam sistem komputer
melalui keyboard dan dicatat ke dalam arsip transaksi yang berfungsi sebagai jurnal. Jika
perusahaan menggunakan formulir elektronik, penangkapan data dilakukan sekaligus pada
saat entry dalam formulir elektronik dan seklaigus pencatatan ke dalam arsip transaksi.

LANGKAH PERANCANGAN JURNAL

Berikut ini adalah langkah – langkah yang biasa ditempuh oleh ahli sistem dalam merancang
jurnal :
1. Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik transaksi yang terjadi dalam
perusahaan.
2. Membuat jurnal standar untuk setiap jenis transaksi yang frekuensi terjadinya tinggi.
3. Merancang jurnal berdasarkan jurnal standar tersebut.
4. Studi Terhadap Karakteristik Transaksi Perusahaan. Perancangan jurnal dimulai
dari studi terhadap karakteristik transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Transaksi yang frekuensi terjadinya tinggi dalam jangka waktu sebulan, perlu dibuat
jurnal khusus, sedangkan transaksi yang frekuensi terjadinya rendah dapat ditampung
dalam jurnal umum bersama dengan transaksi-transaksi lain yang frekuensiterjadinya
rendah.
5. Pembuatan Jurnal Standar. Setelah transaksi yang berfrekuensi tinggi
diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mempelajari ciri khas transaksi tersebut
untuk dapat menentukan akun-akun buku besar yang terkait dalam pencatatan
transaksi tersebut. Atas dasar ini dibuat jurnal standar untuk mencatat transaksi-
transaksi yang berfrekuensi tinggi.
6. Perancangan Jurnal. Jurnal standar kemudian dipakai sebagai dasar untuk
menentukan kolom-kolom yang harus dicantumkan dalam jurnal khusus. Kolom
dalam jurnal ditentukan atas dasar tingginya frekuensi terkaitnya akun tertentu yang
didebit atau kredit dalam pencatatan transaksi.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai