JURUSAN TARBIYAH
2020-2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah ta’ala, karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Sang
Sebaik-baik teladan. Makalah ini merupakan hasil kerja penulis yang disusun
dengan persiapan yang maksimal. Untuk itu, Saya ingin menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Taufiq S.Pd.I. selaku pembimbing
di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Asy-Syafi’iyah.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-
teman agar kedepannya kami bisa menjadi lebih baik lagi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Dalam upaya kita mengetahui hakikat keberadaan Tuhan, yang harus kita
ketahui bukanlah apa yang selogikanya merupakan benda semata, akan
tetapi apa yang sesungguhnya ada. Tuhan itu Maha Ada. Dia ada dari diri-
Nya sendiri, Self Existent. Tuhan tidak bergantung pada sesuatu yang lain
demi menjadi Tuhan. Sementara kita berada karena Tuhan telah
menciptakan kita. Tuhan berada karena Ia ada.
Tuhan bersifat abadi, tanpa awal dan akhir. Rahmat Tuhan selalu berada di
mana-mana. Kemanapun dan dimanapun kita berada. Tiada sedikit pun
ruang tanpa kehadiran-Nya. Kita juga tidak perlu mencari dimana Dia
berada, yang diperlukan hanyalah kesadaran kita akan hakikat keberadaan-
Nya dan bukti-bukti Kekuasaan-Nya.
Tuhan telah memberikan bekal kepada manusia berupa akal, dan dengan
akal itu manusia dapat memikirkan segala hal yang ada di dalam
kehidupannya, sampai akhirnya dia dapat mengetahui tentang hakikat
adanya Tuhan dan sifat-sifat-Nya? Kemudian Tuhan melengkapinya
dengan menurunkan wahyu-wahyu-Nya kepada beberapa manusia pilihan-
Nya (rasul), untuk kemudian disampaikan kepada umat manusia lainnya
sebagai petunjuk jalan yang benar. Jadi melalui keduanya, baik akal
maupun agama, kita akan dapat mengetahui hakikat keberadaan-Nya.
Imam Hambali membuktikan ada Zat Yang Maha Kuasa itu dengan
kejadian makhluk-makhluk terutama manusia, yang asalnya dari setitik
sperma, akhirnya setelah mengalami proses yang ditentukan, maka jadilah
manusia yang sempurna (M. Noor Matdawam, 1984). Metode pembuktian
adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan keserasian alam
tersebut oleh Ibnu Rusyd diberi istilah “dalil ikhtira”. Selain itu Ibnu
Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu “dalil 'inayah”. Dalil 'inayah
adalah metode pembuktian keberadaan Tuhan melalui pemahaman dan
penghayatan manfaat alam bagi kehidupan manusia (Zakiah Daradjat,
1996). Beberapa argumen/dalil yang dapat membuktikan eksistensi Tuhan
antara
lain:
Benda alam yang paling dekat dengan bumi adalah bulan, yang
jaraknya dari bumi sekitar 240.000 mil, yang bergerak mengelilingi
bumi dan menyelesaikan setiap edarannya selama dua puluh sembilan
hari sekali. Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari
matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan seribu mil per jam
dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun
sekali. Di samping bumi terdapat gugus sembilan planet tata surya,
termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan kecepatan luar
biasa. Matahari tidak berhenti pada suatu tempat tertentu, tetapi ia
beredar bersama-sama dengan planet-planet dan asteroid mengelilingi
garis edarnya dengan kecepatan 600.000 mil per jam. Di samping itu
masih ada sistem selain “sistem tata surya” kita dan setiap sistem
memiliki kumpulan atau galaksi sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut
juga beredar pada garis edarnya. Galaxy di mana terletak sistem
matahari kita, beredar pada sumbunya dan menyelesaikan edarannya
sekali dalam 200.000.000 tahun cahaya. Dengan memperhatikan sistem
yang luar biasa dan organisasi yang teliti ini, logika manusia akan
berkesimpulan bahwa semua ini terjadi dengan sendirinya, bahkan
menyimpulkan bahwa semua itu ada kekuatan maha besar yang
membuat dan mengendalikan sistem yang luar biasa tersebut. kekuatan
maha besar tersebut adalah Tuhan.
C. Sifat-Sifat Tuhan
1. Wujud (Ada)
2. Qidam (Terdahulu)
3. Baqa’ (Kekal)
6. Wahdaniyah (Esa/Tunggal)
7. Qudrat (Berkuasa)
8. Iradat (Berkehendak)
9. Ilmun (Mengetahui)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam upaya kita mengetahui hakikat keberadaan Tuhan, yang harus kita
ketahui bukanlah apa yang selogikanya merupakan benda semata, akan
tetapi apa yang sesungguhnya ada. Tuhan itu Maha Ada. Dia ada dari diri-
Nya sendiri, Self Existent. Tuhan tidak bergantung pada sesuatu yang lain
demi menjadi Tuhan. Sementara kita berada karena Tuhan telah
menciptakan kita. Tuhan berada karena Ia ada.
Tuhan bersifat abadi, tanpa awal dan akhir. Rahmat Tuhan selalu berada di
mana-mana. Kemanapun dan dimanapun kita berada. Tiada sedikit pun
ruang tanpa kehadiran-Nya. Kita juga tidak perlu mencari dimana Dia
berada, yang diperlukan hanyalah kesadaran kita akan hakikat keberadaan-
Nya dan bukti-bukti Kekuasaan-Nya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://philosophiadnan.blogspot.com/2008/07/hakikat-tuhan.html?m=1
https://blog.ub.ac.id/bangkitbangsaku/2013/01/18/hakikat-dan-pembuktian-
adanya-tuhan-serta
-konsep-tauhid/