BAB 4 (Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Membentuk Insan Kamil)
1. Buatlah uraian mengenai koherensi antara sholat, dzikir dan iktikaf
(hablum minallah) serta kerja-kerja sosial (hablu minanannas) dalam
kehidupan empiris! Lanjutkan dengan menyusun peta konseptual
mengenai iman, islam, ihsan dan hubungan ketiganya dengan konsep insan
kamil.
Sebagai manusia yang pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang mana
kita tidak dapat hidup sendiri tanpa menjalin hubungan dengan orang lain.
karena manusia terdiri dari empat unsur yaitu, pertama jasad yang
keberadaannya dibumi ini dibatasi dengan umur. Maka Allah memberikan
jasad ini sebagai ujian kepada manusia dengan diberikan hati dalam jasad
ini. dengan kewajiban jasad ini untuk menjalankan syariat-syariat Allah,
salah satunya adalah shalat dan ibadah lainnya. Kedua ialah hati nurani,
dengan adanya hati nurani ini maka kita akan senantiasa mmengingat-
ingat Allah (berdzikir) dan menaati rasuk-Nya. Karena hanya dengan
mengingat Allah-lah hati akan menjadi tentram. Ketiga, roh yang berada
dalam hati nurani. Roh yang membuat kita bernafas, dan menjadikan kita
hidup. Roh meraskan daya kuat-nya Tuhan. Keempat rasa yang berada
didalam roh paling dalam dan halus. Rasa atau sir ini membuat kita
merasakan kehadiran Tuhan, yang membawa kita begitu dekat dengan
tuhan, lebih dekat dari urat nadi di leher. Dari penjelasan tersebut, maka
kita dapat menyadari bahwa menjalin hubungan sosial dengan sesame
manusia yang juga ciptaan Allah, harusnya membuat kita dengan jelas
menyadari adanya Allah dari apa yang telah diciptakannya. Berkumpul
atau menjalin hubungan baik dengan orang orang baik, insyaallah juga
akan membawa kita dekat dengan Allah. Bagi seorang insan kamil yang
memiliki keempat unsur manusia diatas, maka akan difungsikannya untuk
menjalankan kehendak ilahi. Seorang insan kamil akan menanggalkan
kemanusiaannya yang rendah menuju Tuhan sehingga tangga nafsu
tertinggi. Insan kamil akan berusaha menundukkan nafsu dan syahwatnya
dengan memperkokoh keimanannya dan bersungguh sungguh dalam
ibadah, memperbaiki akhlak dan perilakunya. Menjalankan ibadahnya
dengan sungguh-sungguh dan ihklas.