Anda di halaman 1dari 20

LARANGAN KETIKA HAJI

Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih

Dosen Pengampu: Nurichsan, S.Pd.M.Pd.I

Disusun Oleh: Salmawati

JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASY-SYAFI’IYAH

NABIRE 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga

makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan

terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan

memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dari pengalaman bahi pembaca bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar

makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami

untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempuranaan makalah ini.

Nabire, 27 September 2021

Penulis

Salmawati

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................3

A. Pengertian Dan Larangan-larangan Ketika Ihram...........................3

B. Pengertian Tahallul Dan Cara Pelaksanaanya.................................5

C. Hukum meninggalkan rukun haji.....................................................6

D. Tanah haram dan isinya...................................................................7

E. Jenis-jenis denda (Dam)...................................................................7

BAB III PENUTUP ...................................................................................11

A. Kesimpulan......................................................................................11

B. Saran................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi seorang

Muslim sekali sepanjang hidupnya bagi yang mampu melaksanakanya,

Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia,

contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa

manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap

diri kepada Allah Yang Maha Agung. Memperteguh iman dan takwa

kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan penuh

kekhusyu'an, Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi

Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap

mental dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan

umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki

persamaan atau satu akidah. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah

haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan

fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan

dalam menghadapi segala godaan dan rintangan. Ibadah haji

Menumbuhkan semangat berkorban, baik harta, benda, jiwa besar dan

pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.


Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk

membangun persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia. Ibadah haji

merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya

berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka'bah lah yang menjadi

simbol kesatuan dan persatuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Ihram Dan Larangan-larangan saat ihram?

2. Pengertian Tahallul Dan Tata Cara Pelaksanaannya?

3. Bagaimana Hukum Meninggalkan Rukun Haji?

4. Apa Yang Dimaksud Dngan Tanah Haram Dan Isinya?

5. Sebutkan Jenis-jenis Denda (Dam)?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Ihram

2. Untuk Mengetahui Larangan-larangan Apa Saja Saat Ihram

3. Untuk Mengetahui Pengertian tahallul Dan Tata Cara

Pelaksanaanya

4. Untuk Mengetahui Tanah Haram Dan Isinya

5. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Denda (Dam)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ihram Dan Larangan-larangan Saat Ihram

1. Pengertian Ihram

Ihram menurut bahasa arab, berasal dari kata kerja nahrama-

yuhrimu-ihraman. Artinya ihram ialah memasuki tanah suci,

memasuki bulan suci, menahan diri dari larangan-larangan yang

sebelumnya dibolehkan dan atau berpakaian ihram. Apabila kata

ihraman digandengan dengan kata al-hajj maka artinya adalah

berihram haji, sedangkan orang yang melakukan ihram disebut

muhrim.

Ihram dalam shalat dimulai takbiratul ihram sampai salam. sejak

itu, seseorang mesti menahan dan mengikat diri dari sejumlah

perbuatan yang membatalkan sholat yang sebelumnya tidak

dilarang. Seseorang yang memakai pakaian ihram dalam ibadah

haji, dia wajib mengikat dan menahan diri dari sejumlah perbuatan

yang merusak ibadah hajinya.

Jadi istilah ihram menurut syara’ (istilah fiqih) ialah niat masuk

dalam nusuk (ibadah). Dengan niat, berati seseorang telah mulai

mengikatkan dirinya dari melakukan larangan-larangan tertentu.

3
2. Larangan-larangan Saat Ihram

Ada beberapa larangan yang tidak boleh dikerjakan oleh jamaah

Haji selama menunaikan ibadah haji.Ada yang terlarang hanya bagi

laki-laki, ada pula yang terlarang untuk perempuan, dan ada yang

terlarang berlaku bagi keduanya. Larangan-larangan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Larangan Bagi Laki-laki

1) Dilarang memakai pakaian yang berjahit

2) Dilarang memakai tutup kepala

3) Memakai sepatu yang menutupi mata kaki

b. Larangan Bagi Perempuan

1) Dilarang memakai tutup muka

2) Dilarang memakai sarung tangan

c. Larangan Bagi Laki-laki dan Perempuan

1) Dilarang memakai wangi-wangian

2) Dilarang memotong rambut atau bulu badan yang lainnya

3) Dilarang memotong kuku.

4) Dilarang mengakadkan atau menjadi wali dalam suatu

pernikahan.

5) Dilarang memburu atau membunuh binatang yang ada di

tanah suci.

6) Dilarang berhubungan suami istri

4
7) Dilarang menebang atau mencabut pepohonan yang masih

hidup (belum kering) yang tumbuh di tanah suci

B. Pengertian Tahallul Dan Cara Pelaksanaanya

Menurut bahasa Tahallul berarti ‘menjadi boleh’ atau ‘diperbolehkan’.

Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya

seseorang dari larangan atau pantangan Ihram. Pembebasan tersebut

ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut

sedikitnya 3 helai rambut. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi

َ‫ـرا َم اِ ْن َشٓا َء هّٰللا ُ ٰا ِمنِ ْين‬ ِّ ‫ق هّٰللا ُ َرسُوْ لَهُ الرُّ ْءيَا بِ ْال َحـ‬
َ ‫ ۚ لَـتَ ْد ُخلُ َّن ْال َم ْس ِج َد ْال َح‬ ‫ق‬ َ ‫لَـقَ ْد‬
َ ‫ص َد‬

ِ ‫ۙ ُم َحلِّقِ ْينَ ُرءُوْ َس ُك ْـم َو ُمقَص‬


‫ِّر ْينَ ۙ اَل تَخَافُوْ نَ ؕ فَ َعلِ َم َما لَ ْم تَ ْعلَ ُموْ ا فَ َج َع َل ِم ْن ُدوْ ِن‬

َ ِ‫ٰذل‬
‫ك فَ ْتحًا قَ ِر ْيبًا‬

Terjemahnya:

Sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang


kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki masjidil
haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan
menggunduli rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak
merasa takut, maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,
dan selain itu dia telah memberikan kemenangan yang dekat.
Ada dua macam tahallul, yaitu:

a. Tahalul Umrah, yaitu tahallul yang berkaitan dengan umrah.

Jika seseorang telah menyelesaikan rangkaian ibadah umrah,

lalu diakhiri dengan memotong rambut, maka seluruh larangan

pada dirinya sudah tidak berlaku.

b. Tahallul Haji, yaitu tahallul yang berkaitan dengan pelaksanaan

haji. Ada dua tingkatan tahallul haji. Pertama tahallul awal,

5
yakni tahallul haji tahap pertama dimana semua larangan sudah

tidak berlaku lagi baginya tetapi masih ada beberapa larangan

yang masih berlaku, seperti senggama, bercumbu, menikah, dan

menikahkan. Kedua Tahallul Tsani, yaitu tahallul haji tahap

kedua yang artinya dengan terpenuhinya tahallul haji tahap

kedua ini, maka seluruh larangan haji sudah tidak berlaku lagi.

apabila semula diharamkan menjadi halal kembali.

C. Hukum Meninggalkan Rukun Haji

Barang siapa yang ketinggalan hadir dipadang Arafa pada waktu yang

ditentukan, hendaklah ia mengerjakan pekerjaan umrah agar ia keluar dari

ihramnya maka ia wajib membayar fidyah dan mengqadha pada tahun

berikutnya.

Seperti sabda Rasulullah SAW:

Barang siapa ketinggalan hadir dipadang arafa pada malam (tanggal 10


bulan haji), maka sesungguhnya telah ketinggalan hajinya, maka
hendaklah mengerjakan umrah dan ia wajib mengqadha hajinya pada
tahun berikutnya (Riwayat Daraquthni)

Orang yang meninggalkan salah satu rukun haji selain dari hadirnya

dipadang arafah, ia tidak halal ihramnya sehingga di kerjakannya rukun

yang ketinggalan itu. Karena rukun-rukun yang lain itu mempunyai waktu

yang luas, maka hendaklah ia lekas mengerjakannya agar ia halal dari

ihramnya.

6
Barang siapa meninggalkan salah satu dari wajib-wajib haji atau umrah

ia wajib membayar denda (Dam). Tetapi barang siapa meninggalkan

sunnah haji atau umrah maka ia tidak wajib melakukan apa-apa.

D. Tanah Haram Dan Isinya

ِ َ‫ؕ اَفَبِ ْالب‬


َ‫اط ِـل ي ُْؤ ِمنُوْ ن‬ ‫اَ َولَ ْم يَ َروْ ا اَنَّا َج َع ْلنَا َح َر ًما ٰا ِمنًا َّويُتَخَطَّفُ النَّاسُ ِم ْن َحوْ لِ ِه ْم‬

َ‫ِ َوبِنِ ْع َم ِة هّٰللا يَ ْكفُرُوْ ن‬

Terjemahnya:

Tidakkah mereka memperhatikan, bahwa kami telah menjadikan (negeri


mereka) tanah suci yamg aman, padahal manusia di sekitarnya saling
merampok. Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya
kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah?

Tanah haram, yaitu tanah sekeliling masjidil haram, telah diberi tanda

(batas) pada beberapa penjuru. Dilarang (haram) memburu binatang tanah

haram, begitu juga memotong dan mencabut pohon-pohon dan rumput-

rumput yang sudah kering atau menyakiti. Seperti yang berdiri, maka

boleh dicabut atau dipotong begitu juga boleh mengambilnya untuk

menjadi obat, juga tidak dilarang membunuh binatang berbahaya.

E. Beberapa Jenis Dam (Denda) Dan Tempat Pembayarannya

Orang yang melanggar larangan ihram itu wajib membayar dam

(denda) menutupi larangan yang dilanggarnya. Mengenai tingkatan

pelanggaran dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Orang yang memburuh binatang di tanah haram. Pembayaran Dam

dalam masalah ini diatur sebagai berikut:

7
a. Menyembelih binatang yang serupa atau hampir serupa

dengan binatang yang terbunuh

b. Kalau tidak dapat ia wajib bersedekah makanan kepada

fakir miskin sebanyak harga binatang tersebut

c. Kalau tidak mungkin pula, ia boleh berpuasa dengan

perhitungan untuk tiap-tiap mud (kira-kira 600 gram

dengan puasa 1 hari. Jadi andai kata harga seekor kambing

Rp. 500.000 dan harga beras Rp. 25.000 permud, berarti ia

harus berpuasa 20 hari.

2. Orang yang bersetubuh dengan sengaja.

Bagi orang yang bersetubuh dengan sengaja, dam diatur sebagai

berikut:

a. Menyembelih seekor unta

b. Kalau tidak dapat maka dengan seekor lembu

c. Kalau dengan seekor unta dan seekor lembu tidak dapat,

maka dapat diganti dengan 7 ekor kambing.

d. Kalau tidak dapat, maka boleh mengganti dengan berpuasa

dan tiap-tiap 1 mud makanan, dengan berpuasa 1 hari. Jadi

andai kata harga unta Rp. 4.000.000, sedangkan harga beras

Rp. 50.000 per mud, maka orang tersebut berpuasa selama

80 hari. Disamping itu, hajinya batal dan ia wajib

meneruskan ihramnya sampai selesai.1

1
Aziz Al- Saifulloh.Moh, fiqh islam lengkap,(surabaya:terbit terang,t.t),hal.328

8
3. Orang yang memotong-motong pohon-pohon di tanah suci damnya

sebagai berikut:

a. Menyembelih unta atau lembu, Jika pohon yang ditebang

besar.

b. Menyembelih kambing, bila pohon yang ditebangnya kecil

4. Bagi orang yang terhalang dijalan, sehingga tidak dapat

meneruskan haji atau umrah ia boleh bertahallul dengan

menyembelih seekor kambing ditempat ia terhalang itu, kemudian

bercukur atau memotong rambut dengan niat tahallul.

5. Orang yang melanggar salah satu larangan di waktu ihram seperti

memakai wangi-wangian, menutup kepala, memotong kuku,

bercukur atau memotong rambut, memakai pakaian yang

berjahit/bersarung, bersetubuh dengan perempuan dengan maksud

syahwat dan bersetubuh sesudah tahallul awal, maka damnya

sebagai berikut:

a. Menyembelih seekor kambing untuk disedehkakan.

b. Kalau tidak dapat, boleh saja ia mengganti dengan memberi

makan kepada fakir miskin sebanyak kurang lebih 7 kg

untuk 6 orang.

6. Orang yang mengerjakan salah satu dari hal-hal di bawah ini:

a. Mengerjakan haji secara tamattu’

b. Mulai ihram tidak dari miqat

c. Tidak bermalam di muzdalifah

9
d. Tidak bermalam di mina

e. Tidak melontar jumrah

Urutan dari masalah-masalah ke 3,4,5 dan 6 adalah wajib

haji, maka damnya sebagai berikut:

a. Menyembelih seekor kambing yang sah untuk

berkorban kepada fakir miskin.

b. Kalau tidak dapat, boleh ia mengganti berpuasa 10 hari,

3 hari, dikerjakan pada waktu haji 7 hari dikerjakan

pada waktu setelah pulang dari mengerjakan ibadah

haji.

Adapun tempat-tempat pembayaran Dam adalah sebagai

berikut:

a. Pembayaran, menyembelih binatang, memberi

makanan harus di bayarkan di tanah haram.

b. Denda yang berupa penyembelihan karena terhalang

jalan, maka harus di bayarkan di tempat ia terhalang.

c. Denda dengan berpuasa boleh dilaksanakan dimana

saja, kecuali yang telah ditentukan harus dibayar di

waktu haji.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Ihram dan Larangan Dalam Ihram

Ihram menurut bahasa arab, berasal dari kata kerja nahrama-yuhrimu-

ihraman. Artinya ihram ialah memasuki tanah suci, memasuki bulan

suci, menahan diri dari larangan-larangan yang sebelumnya dibolehkan

dan atau berpakaian ihram

Adapun Larangan ketika Ihram yaitu:

b. Larangan Bagi Laki-laki

1) Dilarang memakai pakaian yang berjahit

2) Dilarang memakai tutup kepala

3) Memakai sepatu yang menutupi mata kaki

c. Larangan Bagi Perempuan

1) Dilarang memakai tutup muka

2) Dilarang memakai sarung tangan

f. Larangan Bagi Laki-laki dan Perempuan

1) Dilarang memakai wangi-wangian

2) Dilarang memotong rambut atau bulu badan yang lainnya

3) Dilarang memotong kuku.

4) Dilarang mengakadkan atau menjadi wali dalam suatu

pernikahan.

11
5) Dilarang memburu atau membunuh binatang yang ada di

tanah suci.

6) Dilarang berhubungan suami istri

7) Dilarang menebang atau mencabut pepohonan yang masih

hidup (belum kering) yang tumbuh di tanah suci

2. Tahallul Dan Tata Cara Pelaksanaanya

Menurut bahasa Tahallul berarti ‘menjadi boleh’ atau

‘diperbolehkan’. Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau

dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan Ihram.

Adapun pembagian tahallul yaitu:

a. Tahalul Umrah, yaitu tahallul yang berkaitan dengan umrah.

Jika seseorang telah menyelesaikan rangkaian ibadah umrah,

lalu diakhiri dengan memotong rambut, maka seluruh larangan

pada dirinya sudah tidak berlaku.

b. Tahallul Haji, yaitu tahallul yang berkaitan dengan pelaksanaan

haji. Ada dua tingkatan tahallul haji. Pertama tahallul awal,

yakni tahallul haji tahap pertama dimana semua larangan sudah

tidak berlaku lagi baginya tetapi masih ada beberapa larangan

yang masih berlaku, seperti senggama, bercumbu, menikah,

dan menikahkan. Kedua Tahallul Tsani, yaitu tahallul haji

tahap kedua yang artinya dengan terpenuhinya tahallul haji

tahap kedua ini, maka seluruh larangan haji sudah tidak berlaku

lagi. apabila semula diharamkan menjadi halal kembali.

12
3. Hukum Meninggalkan Rukun Haji

Barang siapa yang ketinggalan hadir dipadang Arafa pada waktu

yang ditentukan, hendaklah ia mengerjakan pekerjaan umrah agar ia

keluar dari ihramnya maka ia wajib membayar fidyah dan mengqadha

pada tahun berikutnya.

4. Tanah Haram Dan Isinya

Tanah haram, yaitu tanah sekeliling masjidil haram, telah diberi

tanda (batas) pada beberapa penjuru. Dilarang (haram) memburu

binatang tanah haram, begitu juga memotong dan mencabut pohon-

pohon dan rumput-rumput yang sudah kering atau menyakiti. Seperti

yang berdiri, maka boleh dicabut atau dipotong begitu juga boleh

mengambilnya untuk menjadi obat, juga tidak dilarang membunuh

binatang berbahaya.

5. Jenis-jenis Denda (Dam) Dan Tempat Pembayaran Dam

1. Orang yang memburuh binatang di tanah haram. Pembayaran Dam

dalam masalah ini diatur sebagai berikut:

a. Menyembelih binatang yang serupa atau hampir serupa

dengan binatang yang terbunuh

b. Kalau tidak dapat ia wajib bersedekah makanan kepada

fakir miskin sebanyak harga binatang tersebut

c. Kalau tidak mungkin pula, ia boleh berpuasa dengan

perhitungan untuk tiap-tiap mud (kira-kira 600 gram

13
dengan puasa 1 hari. Jadi andai kata harga seekor kambing

Rp. 500.000 dan harga beras Rp. 25.000 permud, berarti ia

harus berpuasa 20 hari.

2. Orang yang bersetubuh dengan sengaja.

Bagi orang yang bersetubuh dengan sengaja, dam diatur sebagai

berikut:

a. Menyembelih seekor unta

b. Kalau tidak dapat maka dengan seekor lembu

c. Kalau dengan seekor unta dan seekor lembu tidak dapat,

maka dapat diganti dengan 7 ekor kambing.

d. Kalau tidak dapat, maka boleh mengganti dengan berpuasa

dan tiap-tiap 1 mud makanan, dengan berpuasa 1 hari. Jadi

andai kata harga unta Rp. 4.000.000, sedangkan harga beras

Rp. 50.000 per mud, maka orang tersebut berpuasa selama

80 hari. Disamping itu, hajinya batal dan ia wajib

meneruskan ihramnya sampai selesai.2

3. Orang yang memotong-motong pohon-pohon di tanah suci damnya

sebagai berikut:

a. Menyembelih unta atau lembu, Jika pohon yang ditebang

besar.

b. Menyembelih kambing, bila pohon yang ditebangnya kecil

4. Bagi orang yang terhalang dijalan, sehingga tidak dapat

meneruskan haji atau umrah ia boleh bertahallul dengan


2
Aziz Al- Saifulloh.Moh, fiqh islam lengkap,(surabaya:terbit terang,t.t),hal.328

14
menyembelih seekor kambing ditempat ia terhalang itu, kemudian

bercukur atau memotong rambut dengan niat tahallul.

5. Orang yang melanggar salah satu larangan di waktu ihram seperti

memakai wangi-wangian, menutup kepala, memotong kuku,

bercukur atau memotong rambut, memakai pakaian yang

berjahit/bersarung, bersetubuh dengan perempuan dengan maksud

syahwat dan bersetubuh sesudah tahallul awal, maka damnya

sebagai berikut:

a. Menyembelih seekor kambing untuk disedehkakan.

b. Kalau tidak dapat, boleh saja ia mengganti dengan memberi

makan kepada fakir miskin sebanyak kurang lebih 7 kg

untuk 6 orang.

6. Orang yang mengerjakan salah satu dari hal-hal di bawah ini:

a. Mengerjakan haji secara tamattu’

b. Mulai ihram tidak dari miqat

c. Tidak bermalam di muzdalifah

d. Tidak bermalam di mina

e. Tidak melontar jumrah

Urutan dari masalah-masalah ke 3,4,5 dan 6 adalah wajib

haji, maka damnya sebagai berikut:

a. Menyembelih seekor kambing yang sah untuk

berkorban kepada fakir miskin.

15
b. Kalau tidak dapat, boleh ia mengganti berpuasa 10 hari,

3 hari, dikerjakan pada waktu haji 7 hari dikerjakan

pada waktu setelah pulang dari mengerjakan ibadah

haji.

Adapun tempat-tempat pembayaran Dam adalah sebagai

berikut:

a. Pembayaran, menyembelih binatang, memberi

makanan harus di bayarkan di tanah haram.

b. Denda yang berupa penyembelihan karena terhalang

jalan, maka harus di bayarkan di tempat ia terhalang.

c. Denda dengan berpuasa boleh dilaksanakan dimana

saja, kecuali yang telah ditentukan harus dibayar di

waktu haji.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami

larangan-larangan apa saja yang tidak boleh di lakukan ketika haji

16
DAFTAR PUSTAKA

www.scribd.com249003916-makalah-haji.doc

romli,KH ahmad chordi.(2018).ensiklopedia haji dan umrah.yogyakarta:diva press

Aziz Al- Saifulloh,Moh.fiqh islam lengkap.surabaya:terbit terang.

17

Anda mungkin juga menyukai