Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MAKNA SYAHADATAIN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Tauhid Dan Akhlaq Tasawuf

Dosen Pengampu :

Muhammad Solekhin, M.Pd

Disusun Oleh :
Melly Fitria Novi Riani 2211101075
Muhammad Pardan 2211101005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3

C. Tujuan .................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 4

A. Makna Syahadatain Laa Ila Ha Illallah ................................................................... 4

B. Makna Syahadat Anna Muhammadar Rasulullah. ................................................... 5

C. Rukun Dan Kedudukan Syahadat ........................................................................... 6

D. Hukum Mengamalkan Syahadat ............................................................................. 7

E. Hal-Hal Yang Membatalkan Syahadat. ................................................................... 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................

B. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula untuk selalu memanjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang mana telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai
“Pembelajaran Berbasis Kontekstual Dalam PAI”. Adapun makalah ini telah
disusun dengan diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
referensi melalui internet berupa beberapa buku dan jurnal sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah kali ini. Untuk itu tidak lupa disampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak dan referensi-referensi yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi
lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan
saran guna penyempurnaan makalan ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi dan manfaat bagi pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Samarinda,

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syahadat yaitu rukun Islam pertama dan mempunyai hal yang sangat
dipenting bagi pemeluk umat muslim. Setiap muslim patut mengetahui arti dan
kebenaran syahadat dengan baik dan benar. Tauhid yang murni dapat
mewujudkan orang masuk surga tanpa anggaran. Ironisnya banyak muslim
berbuat hal-hal yang dapat meruntuhkan akidah sedangkan syahadat
mewujudkan pembanding bagi orang Islam dengan kafir.
Hal yang dapat meruntuhkan akidah dan tauhid banyak berbagai salah
satunya yaitu mengatakan sumpah palsu (sumpah berbohong), syirik, suka
menyepelekan ketentuan Allah, bersumpah dengan nama melainkan Allah,
ataupun dengan ujaran-ujaran yang cenderung kepada syirik. Melainkan itu
berketentuan dengan kecuali ketentuan Allah saja terkandung kegiatan yang
dapat merobohkan akidah. Kalimat syahadat ialah kekuasaan yang dibagikan
Allah Swt. agar menguatkan orang yang beriman. Firman Allah Swt.

‫ّٰللاُ الظهلِّمِّ ي َْۗنَ َويَ ْفعَ ُل ه‬


‫ّٰللاُ َما يَش َۤا ُء‬ ٰ ْ ‫ت فِّى ْال َح ٰيوةِّ الدُّ ْن َيا َوفِّى‬
ِّ ‫اْل ِّخ َر ِۚةِّ َوي‬
‫ُض ُّل ه‬ ِّ ِّ‫ّٰللاُ الَّ ِّذيْنَ ٰا َمنُ ْوا بِّ ْالقَ ْو ِّل الثَّاب‬
‫ࣖيُثَبِّتُ ه‬

Artinya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan


yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

Dan dapat mengangkut manusia masuk ke dalam surga. Apabila kalimat


ini merupakan kalimat ujaran terakhir saat hidup keduniaan
bahwa jaminan-Nya adalah surga. Berdasarkan hal ini, masing-masing sholat
lima waktu. Oleh sebab itu sebagai tidak langsung ia sudah memahami
Syahadat dalam bacaan sholat maupun setiap adzan dan iqomah. Dua kalimat
syahadat ialah suatu kunci yang ikut ke dalam ala kesejahteraan (Islam) orang

1
2

yang mau masuk Islam mensyaratkan untuk mengatakan dua kalimat syahadat.
Oleh sebab itu orangyang mengatakan.

‫َل ا إاله ا إ ِ َل ا هللا ُ ُمحامادًا را س ُْو ل ُ هللا‬

Artinya :”Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Nabi Muhammad
adalah utusan Allah
Setiap orang Islam wajib mengatakan kalimat syahadat sedikitnya satu
kali seumur hidup. Dilihat dari sudut ketetapan Islam, dua kalimat sahadat ini
ialah persaksian atau perjanjian, tidak ada Tuhan selain Allah. Sesudah
perjanjian kepada Allah tersebut, bahwa selama hayat dikandung badan ia mesti
menuruti kyakinan Allah Swt. yang saat ini terdapat didalam Al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah yang saat ini terletak dalam kitab hadis dan riwayat hidup
beliau
Muslim wajib mempercayai segala sesuatu yang dibawa Rasulullah,
yaitu al-Qur’an. Kecuali mempercayai mereka serta mesti melaksanakannya
dengan mengikuti peraturannya dan menjauhi larangan nya serta beribadah
kepada Allah Swt. yang bertara dengan syari’at, umat islam serta mesti
mempercayai bahwa Nabi Muhammad Saw. Memperoleh wahyu dan
pengajaran langsung dari Allah Swt. Melainkan itu beliau serta terpelihara dari
dosa (maksum) maka dari itu begitu sebagaimana ada kesalahan sedikit
langsung ditegur Allah Swt. Dua kalimat tersebut yakni kalimat yang sangat
agung, dan kunci surga.
Kemudian, syahadat dalam sholat merupakan perintah Allah yang
mutlak, mesti memerlukan argumen pembuktian, dan tekad. Inilah salah satu
komponen ibadah suatu keyakinan yang mesti dapat berteransaksi ketika.
Separuh halnya seorang berpendapat maka keyakinan persaksian ini mesti
berbenturan terus bagi kebiasaan umat Islam, sebagian itu telah mengatakan
dalam wujud tunggal melalui istilah “kesalehan ritual”. Tetapi menurut Kiai
Said Aqil Siroj “idealnya syahdat menjadi pembimbing bagi orang Islam dalam
3

kebiasaan, sadar atau tidak, sebagian orang ada kalanya mempersekutukan


Allah dan mengabaikan petujuk nabi Muhammad dalam Amaliyah-Nya”.6
sama seperti itu ketaataan formalitas itu mempunyai hubungan melalui
kesalehan social karena menjadi pembimbing watak kebiasaan orang yang
pernah beriman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna syahadatain laa ila ha illallah?
2. Apa makna syahadat anna Muhammadar rasulullah?
3. Jelaskan rukun dan kedudukan syahadat.
4. Apa hukum mengamalkan syahadat?
5. Hal-hal apa saja yang membatalkan syahadat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Makna Syahadatain Laa Ila Ha Illallah.
2. Untuk mengetahui makna syahadat anna muhammadar rasulullah.
3. Untuk mengetahui rukun dan kedudukan syahadat
4. Untuk mengetahui hukum mengamalkan syahadat
5. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan syahadat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Syahadatain Laa ilaaha illallah


Syahadat berasal dari kata syahada – yasyhadu – syuhudan – syahidan,
artinya menyaksikan. Menurut istilah, syahadat artinya penyaksian kesadaran
manusia, bahwa di alam raya ini tidak ada ilah melainkan Allah swt.1
DR. Shalih (1998) membedakan antara makna syahadat la ilaha illallah
dan syahadat muhammadan Rasulullah.
Yaitu beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak
disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala,
menta’atihal tersebut dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak
penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah penetapan
hak Allah semata untuk disembah.
Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, “Tidak ada
sesembahan yang hak selain Allah”. Khabar “Laa ” harus ditaqdirkan “bi
haqqi” (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan “maujud ” (ada). Karena ini
menyalahi kenyataan yang ada, sebab tuhan yang disembah selain Allah banyak
sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah
ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang nyata.
Kalimat “Laa ilaaha illallah” telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran
yang batil, antara lain:
A. Laa ilaaha illallah artinya:
Tidak ada sesembahan kecuali Allah, Ini adalah batil, karena maknanya:
Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu
adalah Allah

1
Badiatul Muchlisin Asti, Tidak Semua Syahadat Diterima Oleh Allah, h.5

4
5

B. Laa ilaaha illallah artinya:


Tidak ada pencipta selain Allah. Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut.
Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid
rububiyah saja, dan itu belum cukup.

C. Laa ilaaha illallah artinya:


Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah. Ini juga sebagian dari makna
kalimat. Tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup
Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang. Kami peringatkan di sini
karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan
tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama peneliti, tidak ada
sesembahan yang hak selain Allah).
Makna Syahadat Anna Muhammadan Rasulullah
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan
RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan
konsekuensinya: menta’ati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi
larangannya, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang
disyari’atkan2
Tidak ada yang disembah di langit dan di bumi
dengan haq kecuali Allah Swt. semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesuatu yang
disembah dengan bathil banyak jumlahnya, tapi yang disembah dengan haq
hanya Allah Swt.
Allah Swt. berfirman: “(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena
sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja
yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah,
Dialah YangMaha Tinggi lagi Maha Besar” ( Q.S: AlHajj: 62).

2
Indra Satia Pohan,Aqidah Akhlak Pada Madrasah,2022,H.51
6

Kalimat Laa Ilaaha Illallah Swt. bukan berarti “Tidak ada


pencipta selain Allah” sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang,
karena sesungguhnya orang-orang kafir Quraisy yang diutus kepada mereka
Rasulullah saw mengakui bahwa Sang Pencipta dan Pengatur alam ini adalah
Allah Swt akan tetapi mereka mengingkari penghambaan (ibadah) seluruhnya
milik Allah Swt semata-mata tanpa menyekutukan-Nya.
Dari arti kalimat tersebut dapat dipahami bahwa makna syahadatain
adalah sebuah kesaksian dan pengakuan bahwa Allah merupakan satu-satunya
Tuhan yang wajib disembah, dan Nabi Muhammad merupakan utusan atau
rasul Allah. Membaca dan meresapi makna syahadatain dari kalimat syahadat
menunjukkan iman kepada Allah, rasul, dan Islam sebagai agama yang dianut.
Sebagaimana firman Allah Swt. Swt.: “Mengapa ia menjadikan tuhan-
tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar satu hal yang
sangat mengherankan ” (Q.S.Shad: 5).
Dipahami dari ayat ini bahwa semua ibadah yang ditujukan kepada
selain Allah Swt. adalah batal. Artinya bahwa ibadah semata-mata untuk
Allah Swt. Akan tetapi mereka (kafir Quraisy) tidak menghendaki demikian,
oleh karenanya Rasulullah saw. Memerangi mereka hingga bersaksi bahwa
tidak ada ilah yang disembah selain Allah Swt. Serta menunaikan
hak-hak-Nya yaitu meng-Esa-kan-Nya dalam beribadah kepada-Nya
semata.

Rukun Syahadat
Dalam pelaksanaannya, syahadat memiliki empat rukun,
1. Syahidun Merupakan Pihak Yang Bersaksi, Atau Orang Yang Bersaksi.
2. Masyhudun Merupakan Hal Yang Disaksikan Yaitu Allah.
3. Masyhuduh Bih Merupakan Sifat-Sifat Allah,
4. Masyhudun Ilaih Merupakan Muhammad SAW Sebagai Rasul Allah.
7

Kedudukan Syahadat
Setelah Mengetahui Makna Syahadatain Dan Rukunnya, Anda Juga
Perlu Memahami Kedudukan Syahadat. Syahadat Memiliki Tiga Tempat
Kedudukan, Yaitu Lisan, Badan, Dan Kalbu 3 Di Mana Syahadat Yang
Diucapkan Harus Diresapi Hingga Ke Hati, Kemudian Akan Terwujud Sikap
Untuk Melakukan Hal-Hal Baik Dan Menjauhi Larangan Allah.
Kalimat Syahadat, Setidaknya Perlu Diperbarui Minimal Tiga Kali
Sehari, Selain Dalam Bacaan Sholat, Adzan, Dan Iqomah. Dikatakan Tiga Kali
Tidak Lain Untuk Memperbarui Iman Yang Terdapat Pada Lisan, Iman Pada
Badan, Dan Iman Pada Kalbu Atau Hati.
Perlu Disadari, Bahwa Iman Manusia Mudah Hilang Dan Berkurang
Melalui Lisan Dalam Mengucapkan Kata, Perbuatan Yang Dilakukan Anggota
Badan, Serta Apa Yang Dirasakan Dalam Hati. Dengan Begitu, Penting Bagi
Setiap Umat Muslim Untuk Terus Beribadah Dan Mendekatkan Diri Pada
Allah, Agar Iman Dalam Diri Dapat Terus Terjaga Serta Patuh Pada Allah.

Hukum Mengamalkan Syahadat


Setelah mengetahui makna syahadatain serta kedudukannya, terakhir
perlu dipahami hukum mengamalkan syahadat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, kalimat “laa ilaha illallah” yang disebut dengan tahlil,
mempunyai hukum wajib yang perlu dibaca sebagai bagian dari syahadat
tauhid.
Kalimat syahadat juga selalu diucapkan dalam adzan sebanyak 2 kali
serta iqomah 1 kali. Sedangkan dalam amalan sholat sehari-hari, jika
menunaikan sholat fardhu dalam sehari, maka terdapat 9 kali kalimat syahadat
yang disebut dalam bacaan tasyahud. Bukan hanya itu, kalimat syahadat juga
disebut dalam sholat sunah rowatib.

3
Safril Syah, Psikologi Pendidikan Ibadah Dalam Islam, (Banda Aceh, : Naskah Aceh, 2013), h. 20
8

Dengan begitu, dapat dipahami bahwa menunaikan sholat dengan tertib


setiap hari sudah termasuk salah satu cara untuk menjaga keimanan kepada
Allah. Semakin banyak menunaikan sholat sunah, tentu akan semakin
mendekatkan diri pada kebaikan dan pertolongan Allah. Meskipun begitu, Anda
juga perlu mengamalkan ibadah baik lainnya seperti membaca Al Quran dan
berdzikir.
Semakin banyak mengingat Allah, tentu iman dalam diri akan tetap
terjaga. Ini juga menjadi salah satu cara untuk dekat dengan perlindungan
Allah. Dengan begitu, segala macam masalah yang dihadapi dalam hidup,
meskipun terasa berat, namun pertolongan Allah dekat pada orang-orang yang
beriman. Sebab, Allah memiliki segala kekuatan yang dapat menyelesaikan
setiap masalah yang dihadapi hambanya.

Hal Yang Membatalkan Syahadat


1. Menyekutukan Allah (syirik).
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa
yang dikehendaki-Nya…” (An-Nisaa’: 48) 4
Orang yang membuat perantara antara dirinya dengan Allah, yaitu
dengan berdo’a, memohon syafa’at, serta bertawakkal kepada mereka. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Katakanlah: ‘Panggillah mereka yang kamu
anggap (sekutu) selain Allah, maka tidaklah mereka memiliki kekuasaan untuk
menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula dapat memindahkannya.’ Yang
mereka seru itu mencari sendiri jalan yang lebih dekat menuju Rabb-nya, dan
mereka mengharapkan rahmat serta takut akan adzab-Nya. Sesungguhnya
adzab Rabb-mu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (Al-Israa’: 56-5)
2. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, atau meragukan kekafiran
mereka, atau membenarkan pendapat mereka.

4 Rina Ulfatul Hasanah, panduan memahami islam dengan lebih mudah,(media pressindo, 2012), h. 49
9

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya agama (yang diridhai)


di sisi Allah hanyalah Islam…”(Ali ‘Imran: 19)
3. Meyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna dari Sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman: “Apakah hukum
Jahiliyyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Al Maaidah : 50)
4. Tidak senang dan membenci hal-hal yang dibawa oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meskipun ia melaksanakannya, maka ia
telah kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang
kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal
mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada
apa yang di-turunkan Allah (Al-Qur-an), lalu Allah menghapuskan (pahala
pahala) amal-amal mereka.”
(Muhammad: 8-9)
5. Menghina Islam
Allah Ta’ala berfirman: “… Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya
dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf,
karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari
kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang
lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
(At-Taubah: 65-66)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Mekkah adalah


pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai
tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka
terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah
laku dalam kehidupan sehari-hari.

Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat


dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan
kelanjutan dari pendidikan tauhid di Mekkah, yaitu pembinaan di
bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran ,
merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut

B. Saran
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Selaku pemakalah kami meminta maaf jika
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, mohon di maklumi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ulum Jurnal Pendidikan Islam,Vol. 2,1(2021)

Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Terj. Ali Audah, Jakarta: Tintamas, 1972

Pendidikan Pada Masa Rasulullah SAW Di Makkah Dan Di Madinah,Jurnal Al

Hikmah Vol 2,No 1(2020)

Indra Satia Pohan, 2022, Aqidah Akhlak Pada Madrasa

Safril Syah, 2013, Psikologi Ibadah Dalam Islam,( Banda Aceh : Naskah Aceh)

Rina Ulfatul Hasanah, 2012,( Media Pressindo )

11

Anda mungkin juga menyukai