Anda di halaman 1dari 5

MEREVIEW VIDEO TENTANG HAKIKAT ISLAM

DAN PERAN TAUHID DALAM KEHIDUPAN


Nama : Ayu Aprilia
Nim : 2211102431155
Prodi : S1 Manajemen

A. Pengertian Tauhid

Secara bahasa, tauhid berasal dari kata dasar yang maknanya sesuatu itu satu (esa).
Sedangkan secara syar’i tauhid bermakna mengesakan Allah dalam ibadah, bersamaan
dengan keyakinan keesaannya dalam dzat, sifat dan perbuatan-perbuatannya.

Tauhid menurut ulama dibagi menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah dan tauhid
asma wa shifat.

1. Tauhid Rububiyah
Artinya kita meyakini keesaan Allah dalam hal penciptaan, pemilik, pengatur,
pemberi rizeki dan pemelihara alam semesta beserta isinya.
2. Tauhid Uluhiyah
Artinya kita meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak disembah
(diibadahi). Ibadah di sini adalah istilah yang meliputi segala apa yang Allah cintai dan ridhai
baik berupa ucapan serta amalan-amalan yang lahir maupun yang batin.
Tauhid uluhiyyah merupakan implementasi dari kalimat tauhid “laa ilaaha illa-Allah”. Makna
kalimat ini adalah tidak ada sesembahan yang hak untuk disembah melainkan Allah. Kalimat tauhid
ini mengandung dua unsur yaitu unsur penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah serta
menetapkan segala bentuk ibadah ditunjukan hanya kepada Allah semata.
3. Tauhid Asma wa Shifat
(meng-esakan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-nya) ialah meyakini secara
mantab bahwa Allah menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan suci dari segala sifat
kekurangan, dan bahwa Dia berbeda dengan seluruh makhluk-nya.
Caranya adalah dengan menetapkan (mengakui) nama-nama dan sifat-sifat Allah yang
Dia sandangkan untuk Dirinya atau disandangkan oleh Rasulullah dengan tidak melakukan
tahrif (pengubahan) lafazh atau maknanya, tidak ta’thil (pengabaian) yakni menyangkal
seluruh atau sebagaian nama dari sifat itu, tidak takyif (pengadaptasian) dengan menentukan
esensi dan kondisinya, dan tidak tasybih (penyerupaan) dengan sifat-sifat makhluk.

B. Makna Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah

Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna


penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna
menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia
semata. Berkaitan dengan kalimatini Allah SWT berfirman :
‫َفاْعَلْم َأَّنُه اَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُهَّللا‬
Artinya :"Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain
Allah". (Qs. Muhammad : 19)

1. Syarat-syarat Laa Ilaaha IlIa-Allah

Bersaksi dengan laa ilaaha illa-Allah harus dengan tujuh syarat.Tanpa syarat-syarat
itu kesaksian tersebut tidak akan bermanfaat bagi yang mengikrarkannya. Secara singkat
tujuh syarat itu ialah :
1. ‘ilmu (mengetahui),yang menafikan jahl (Kebodohan)
2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan)
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)
5. Ikhlash, yang menafikan syirik
6. Shidq (jujur), yang menafikan kidzb (dusta)
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).

2. Konsekuensi laa ilaaha illa-Allah

Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang
dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illa-Allah. Dan beribadah kepada
Allah semata tanpa unsur kesyirikan sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan ilaa-
Allah.
Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehungga
mereka menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa makhluk, kuburan,
pepohonan, bebatuan serta para thaghut lainnya. Dengan kata lain, orang tersebut
mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala yang dilarangnya.

C. Tauhid sebagai Landasan bagi Semua Aspek kehidupan

Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas
manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya pandangan, timbulnya
semangat beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai
sumber segala perbuatan (amal shalih) manusia.
Sebetulnya formulasi tauhid terletak pada realitas sosial. Adapun bentuknya, tauhid
menjadi titik sentral dalam melandasi dan mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke
dalam realitas historis-empiris. Tauhid harusnya dapat menjawab semua problematika
kehidupan modernitas, dan merupakan senjata pamungkas yang mampu memberikan
alternatif yang lebih anggun dan segar.
Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia. Itu sebabnya, dehumanisasi merupakan
tantangan tauhid yang harus dikembalikan kepada tujuan tauhid, yaitu memberikan
perubahan terhadap masyarakat. Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik yang
diderivasikan dari misi historis sebagaimana tertera dalam firman Allah:
‫ُكْنُتْم َخ ْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِرَج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّلل‬
Artinya :“Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan
kebaikan, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah”.(QS. Ali’Imran: 110).

Kuntowijoyo memberikan tiga muatan dalam ayat di atas sebagai karakteristik ilmu
sosial profetik, yakni kandungan nilai humanisasi, liberasi dan transendensi. Tujuannya
supaya diarahkan untuk merekayasa masyarakat menuju cita-cita sosial-etiknya di masa
depan.

D. Jaminan Allah bagi Orang Yang Bertauhid Mutlak

Tidak diragukan lagi bawa tauhid memiliki kedudukan yang sangat agung dalam
Islam. Oleh karena itu, bagi siapa yang mampu merealisasikan tauhid dengan benar akan
mendapat beberapa keistimewaan. Bagi orang-orang yang termasuk ahli tauhid, Allah
janjikan banyak sekali kebahagian,baik di dunia, lebih-lebih di akhirat. Itu semua hanya
khusus diberikan bagi ahli tauhid.

1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk

Seorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk.
Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya :

‫اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َلْم َي ْلِبُسوا ِإيَم اَن ُهْم ِبُظ ْل ٍم ُأوَلِئَك َلُهُم األْمُن َو ُه ْم ُمْه َت ُد وَن‬
Artinya : “ Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukan iman meraka
dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapa keamanan dan mereka itu adalah –
orang-orang yang mendapatkan petunjuk’. (QS. Al-An’am: 82).

2. Ahli Tauhid Djamin Masuk Surga.

Rasulullah SAW bersabda :


‫ُهَّللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر يَك َل ُه َو َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُس وُلُه‬ ‫َم ْن َش ِه َد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل‬
‫َو َأَّن ِع يَس ى َع ْب ُد ِهَّللا َو َر ُسوُلُه َو َك ِلَم ُتُه َأْل َقاَه ا‬
‫َو اْلَج َّن ُة َح ٌّق َو الَّن اُر َح ٌّق َأْد َخ َلُه ُهَّللا اْلَج َّنَة َع َلى َم ا َك اَن‬ ‫ِإَلى َم ْر َي َم َو ُروٌح ِم ْن ُه‬
‫ِم ْن اْلَع َم ِل‬
Artinya :” Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembah) yang
berhak disembah selain allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya, dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan
kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya dan bersaksi bawha surga
dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal
yang telah dikerjakannya”.
Ini merupakan janji dari Allah SAW untuk ahli Tauhid bawha mereka akan
dimasukkan ke dalam surga. Ahli Tauhid adalah mereka yang bersyahadat (bersaksi) dengan
persaksian yang disebut dalam hadis diatas. Maksud syahadat yang benar harus terkandung
tiga hal, yaitu mengucapkannya dengan lisan, memahami maknanya, dan mengamalkan
segala konsekuensinya. Tidak cukup hanya sekedar mengucapkan saja.

3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka

Sungguh, neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Betapa bahagianya seseorang


yang tidak mnjadi penghuni neraka. Hal ini akan didapatkan oleh sesorang yang bertauhid
dengan benar. Sabda Rasullalah SAW:

‫َفِإَّن َهَّللا َقْد َح َّر َم َع َلى الَّن اِر َم ْن َقاَل َال ِإَلَه ِإَّال ُهَّللا َي ْب َت ِغ ْي ِبَذ ِلَك َو ْج َه ِهَّللا‬.
Artinya : “ Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang menatakan
La ilaaha illa-Allah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah. (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
Pengharaman dari neraka ada dua bentuk. Pertama, diharamkan masuk neraka secara
mutlak dalam arti dia tidak akan pernah masuk neraka sama sekali. Boleh jadi dia
mempunyai dosa, lalu Allah SWT mengampuninnya atau dia termasuk golongan orang-
orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Kedua, diharamkan kekal masuk neraka
dalam arti dikeluarkan dari neraka setelah sempat dimasukkan ke dalamnya selama beberapa
waktu.

4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya.

Hidup kita tidak luput dari gelimbang dosa dan maksiat. Karena itu pengampunan
dosa adaalah sesuatu yang sangat kita harapkan. Dengan melaksanakan tauhid secara benar,
menjadi sebab terbesar dapat menghapus dosa-dosa kita. Rasulallah SAW bersabda :
Yang Artinya : “ Allah berfirman : ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu
datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian kamu datang kepada-Ku tanpa
menyukutukan sesuatu pun denganku, maka aku akan mendatangimu dengan ampun sepenuh
bumi pula”. (HR. Tirmidzi)
Dalam hadist ini Rasulallah mengabarkan tentang luasnya keutamaan dan rahmat
Allah. Allah akan menghapus dosa-dosa yang besar sekalipun selama itu bukan dosa syirik.
Semakna dengan hadist ini seperti difirmankan Allah :

‫ِإَّن َهَّللا اَل َي ْغ ِف ُر َأْن ُيْش َر َك ِب ِه َو َي ْغ ِف ُر َم ا ُد وَن َذ ِل َك ِلَم ْن َي َش اُء َو َم ْن‬


‫ُيْش ِر ْك ِباِهَّلل َفَقِد اْف َت َر ى ِإْث ًما َع ِظ يًما‬
Artinya :’ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang lain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya,
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.
(QS. An-Nisaa’:48)

Anda mungkin juga menyukai