Disusun Oleh :
JURUSAN TARBIYAH
2022 - 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besarsehingga
kami pada akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat padawaktunya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnyasampai akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
kemuhamadiyahan. Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “
IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN ”. Kami menyadari jika
mungkin masih banyaknya kekurangan dalam penulisan ini, seperti penyampaian
informasi yang berbeda dengan apa yang dipahami oleh pembaca. Makan dari itu
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata kata atau kalimat yang
kurang berkenan, Di samping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Allah SWT. Mudah-mudahan makalah
sederhana yang telah berhasil di susun ini bisa dengan mudah dipahami oleh
siapapun yang membacanya. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan
serta kritikan yang membangun demi terciptanyamakalah yang lebih baik lagi.
BAB 1
BPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah swt. telah meberikan potensi yang luar biasa
berupa jasmani dan rohani yang sempurn bahkan manusia di beri keistimewaan
berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama
menjadi penghuni bumi. Dengan potensi tersebut manusia mengembangkan diri
untuk menggunakan seluruh potensi tersebut hingga mencapai derajat
kesempurnaan atas kemanusiaannya.
Dengan bekal potensi itu manusia diberikan kebebasan jalan hidupnya oleh Allah.
Namun Allah memerintahkan agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau
hakikat dirinya dan tidaksemata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala
sesuatu di luar dirinya. Demikianlah kenyataannya bahwa manusia tidak pernah
berhenti berpikir, kecuali dalam keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi
diluar kesadaran. Manusia berpikir tentang segala sesuatu yang tampak atau dapat
ditangkapoleh pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Hakikat Iman
2. Menjelaskan Iman, Ilmu, dan Amal
3. Menjelaskan Karakteristik Manusia Beriman
4. Menjelaskan Hal - Hal yang merusak Iman
5. Kenapa Iman dapat luntur
6. Hubungan Iman dalam kehidupan sosial
C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah kemuhamadiyahan
2. Menambah wawasan tentang hakikat iman dalam kehidupan
3. Memahami hubungan iman, ilmu dan amal
4. mengetahui karakteristik dan sifat orang yang beriman
5. Mengetahui apa yang dapat merusak iman
BAB I
PEMBAHASAN
Menurut definisinya Iman berarti kepercayaan atau keyakinan, Iman berasal dari
bahasa Arab yang berarti tashdiq membenarkan, sedangkan menurut syara' Iman
yaitu meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengerjakan dengan
segenap anggota badan.
Sedangkan keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya kepada Alloh,
malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rosul-rosulNya, hari akhir dan berIman
kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati dan lisan,
amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Iman bertambah dengan
ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Dari pengertian iman secara syari’at dan hakikat ini, imam Ghazali membagi
iman manusia kepada tiga tingkatan yakni.
Ini adalah perumpamaan imannya orang-orang awam yang taklid. Mereka beriman
setelah mendengar dari ibu bapak dan guru-guru mereka tentang adanya Allah dan
Rasul-Nya dan kebenaran para Rasul itu beserta apa-apa yang dibawanya. Dan
seperti apa yang mereka dengar itu, mereka menerimanya serta tidak terlintas di
hati mereka adanya kesalahan-kesalahan dari apa yang dikatakan oleh orang tua dan
guru-guru mereka, mereka merasa tenang dengannya, karena mereka berbaik
sangka kepada bapak, ibu dan guru-guru mereka, sebab orang tua tidak mungkin
mengajarkan yang slah kepada anak-anaknya, guru juga tidak mungkin
mengajarkan yang salah kepada murid-muridnya. Karena kita percaya kepada orang
tua dan kepada guru, maka kita pun beragama Islam.
Selanjutnya iman tingkat kedua yaitu imannya orang-orang ahli Ilmu Kalam yaitu
dimana mereka beriman cukup berdasarkan dalil aqli dan naqli, dan mereka merasa
puas dengan itu. Iman tingkat kedua ini tidak jauh berbeda dengan iman tingkat
pertama. Sebagai contoh, apabila ada orang yang mengatakan kepadamu bahwa
Zaid itu di rumah, kemudian kamu mendengar suaranya,
maka bertambahlah keyakinanmu karena suara itu menunjukkan adanya Zaid di
rumah tersebut. Lalu hatinya menetapkan bahwa suara orang tersebut adalah suara
si Zaid.
Iman pada tingkat ini adalah iman yang bercampur baur dengan dalil dan kesalahan
pun juga mungkin terjadi karena mungkin saja ada yang berusaha menirukan suara
zaid, tetapi yang mendengarkan tadi merasa yakin dengan apa yang telah di
dengarnya, karena ia tidak berprasangka buruk sama sekali dan ia tidak menduga
ada maksud penipuan dan peniruan. Jadi imannya orang-orang ahli ilmu kalam
masih terdapat kesalahan dan kekeliruan padanya.
Adapun Iman tingkat ketiga yaitu imannya orang-orang ahli makrifat yang telah
mempelajari tarekat. Mereka beriman kepada Allah dengan pembuktian melalui
penyaksian kepada Allah. Sebagai perumpamaan: Apabila kamu masuk ke dalam
rumah, maka kamu akan melihat dan menyaksikan Zaid itu dengan pandangan mata
kamu. Inilah makrifat yang sebenarnya dan inilah yang dikatakan iman yang
sebenarnya. Karena mereka beriman dengan pembuktian melalui penyaksian mata
hatinya, maka mustahil mereka terperosok ke jurang kesalahan.
Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi
kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan.
Sehingga iman, ilmu dan amal tidak dapat di pisahkan
A. IMAN
Seperti yang sudah penulis sampaikan di atas, iman artinya percaya atau yakin.
Sedangkan menurut istilah iman artinya meyakini dalam hati, mengucapkan
dengan lisan dan mengerjakan dengan segenap anggota badan. Sehingga, iman
kepala Allah adalah membenarkan dengan hati dan mengetahui adanya Allah
SWT dan sifat-sifatnya, disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan
disunahkan, serta menjauhi segala larangan dan kemaksiatan. Boleh dikatakan
iman itu adalah agama dan syari‟at, karena agama adalah suatu keadaan yang
menyuruh melaksanakan ketaatan serta menjauhi segala larangan dan yang
diharamkan. Itulah merupakan sifat iman. Islam adalah termasuk iman. Setiap
iman adalah Islam dan setiap Islam itu iman. sebab Islam berarti penyerahan diri
mencari keselamatan kepada Allah SWT dan tidak setiap orang Islam itu adalah
orang yang beriman kepada Allah SWT. .
Karena seseorang yang beramal tanpa iman tidak akan diterima, iman tanpa amal
juga tidak ada wujudnya. Jika kita hanya percaya saja tanpa dilakukan, sama juga
kosong, seseorang bisa merasakan iman apabila sudah
melakukannya, ini sudah sampai ilmu yang harus dirasakan, jika kita ingin tahu
rasanya asin, ya harus dirasakan. Asin tidak bisa diketahui hanya dengan
memandangnya saja, atau dengan mendengar saja, atau meraba. Tidak bakal
ketemu, maka, hidup ini diatur agar menyambung dengan iman, halal, haram,
mubah, sunah, dan lain sebagainya.
Jadi Iman seseorang bisa dikatakan baik dan bagus apabila sudah memenuhi ke
tiga unsur keimanan diatas. Apabila seseorang mengakui dalam hati keberadaan
Allah SWT tetepi tidak di buktikan dengan lisan dan perbuatan, maka orang
tersebut tidak dapat dikatakan beriman dengan baik. Karena Unsur iman
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
B. ILMU
Secara bahasa, ilmu (al-‘Ilm) memiliki arti tau, memahami dan mengetahui.
Sedangkan ilmu sendiri adalah lawan kata dari bodoh (al-jahl). Sedangkan secara
istilah, para ulama ushul memberikan pengertian ilmu adalah “Memahami
sesuatu secara pasti sesuai dengan faktanya.”
Dalam ajaran Islam, ilmu tidak dapat dipisahkan dari amal. Artinya, ilmu harus
diamalkan, dan sebaliknya, suatu amalan harus didasarkan kepada ilmu. Karena
itu, Sahabat Ibnu Mas’ud r.a. berkata: “Ilmu bukan dengan banyaknya
meriwayatkan. Sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang dipancarkan di dalam
hati". Sebagian ulama yang lainnya berkata: “Sesungguhnyalah ilmu adalah
khasyyah (rasa takut kepada Allah).”
Yang dimaksud dengan hakikat ilmu dalam perkataan tersebut adalah buahnya
ilmu. karena itulah, maka orang yang berilmu (‘alim) tapi perilakunya tidak
sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, maka orang tersebut dicap sebagai orang
bodoh (jahil). Maka dari itu Nabi Yusuf a.s. berdo’a kepada Allah agar tidak
terpedaya rayuan untuk berbuat maksiyat, karena itu termasuk perilaku orang-
orang yang bodoh.
Ilmu sendiri memiliki kedudukan dan keutamaan yang sangat besar dalam Islam.
Karena itulah, maka wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw adalah al-Quran surah al-Alaq ayat 1-5, yang berisi perintah
‘membaca’.
C. AMAL
Amal merupakan perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa baik
berupa ucapan, perbuatan anggota badan, maupun perbuatan hati. Amal harus
berdasarkan niat, tiada amal tanpa niat. Karena Setiap amal dinilai Allah SWT.
berdasarkan niatnya, Di antara istilah amal yang dikenal adalah amal saleh,
Secara sederhana, amal saleh bermakna perbuatan baik. Amal saleh juga berarti
setiap tindakan yang mengajak dan membawa pada ketaatan terhadap Allah
SWT. baik perbuatan lahir maupun batin. Dalam pengertian umum, amal saleh
adalah semua perbuatan, lahir atau batin, yang berakibat pada hal yang positif
atau bermanfaat. Dalam Al-Qur‟an, kata amal saleh sering kali beriringan
(bergandengan) dengan kata iman. Amal jariah dan amal ibadah adalah
merupakan bagian dari amal saleh.
Kata “amal” secara sederhana biasa diartikan sebagai kerja atau karya. Secara
harfiah adalah kata benda yang berarti “ perbuatan - perbuatan (baik atau
buruk), yang mendatangkan pahala (menurut ajaran Islam) yang ditujukan
untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau terhadap sesama .”Kata ini
digunakan untuk menggambarkan karya nyata sebagai produk usaha manusia.
Dalam pengertian ini, sebagai pelaku, manusia terikat pada kewajiban untuk
terus beramal. Bahkan dalam banyak sumber dijelaskan bahwa beramal
merupakan bagian dari ibadah dalam bentuk amal apa pun, selama
perbuatannya itu dilakukan sesuai dengan niat dan cara yang benar.
Kata “saleh” sendiri berasal dari kata ṣoluha yang bermakna baik, memiliki
manfaat, atau sehat. Amal saleh dapat dipahami sebagai setiap tindakan yang
memberikan manfaat, menyelesaikan, atau menghilangkan
Orang yang beriman memiliki ciri ciri tersendiri yakni antara lain :
َت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَ ا َد ْتهُ ْم ِإي ٰ َمنًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون ْ َِإنَّ َما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر ٱهَّلل ُ َو ِجل
ْ َت قُلُوبُهُ ْم َوِإ َذا تُلِي
2. Selalu bertaubat
Sesungguhnya setiap orang memiliki salah yang tidak diketahui ada salah yang
diketahui. Tentunya, dalam hal ini sebaik-baik orang yang bersalah atau
berdosa yakni kembali kepada Allah dengan cara taubat. Sebagaimana Allah
Swt berfirman .
ََوتُوب ُٓو ۟ا ِإلَى ٱهَّلل ِ َج ِميعًا َأيُّهَ ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
3. Senantiasa beribadah
Sungguh Allah Swt telah memberikan nikmat yang banyak kepada hambanya,
oleh karena itu hendaknya senantiasa mengabdikan diri dan beribadah kepada
Allah Swt. Allah Swt berfirman:
۟ ُُوا َربَّ ُك ْم َوٱ ْف َعل
َوا ْٱل َخي َْر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون ۟ ُوا َوٱ ْعبُد
۟ ُوا َوٱ ْس ُجد ۟ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن
۟ وا ٱرْ َكع
َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan.” (QS. Al-Hajj: 77)
miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisaa: 36).
6. Membaca Al-Quran
7. Beramal saleh.
Hal ini diterangkan dalam firman Allah Quran surah Al-Maidah ayat 9:
Firman Alloh dalam surat An-Nisa ayat 48: Yang artinya : Sesungguhnya
Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S
An-Nisa 48).
2. Berkeras hati. Berkeras hati untuk mendatangi tempat – tempat tertentu yang
kurang membawa manfaat, sebagaimana sabda rosululloh saw dalam khadist.
Dari Abu Hurairah Rasululloh bersabda “jangan berkeras hati untuk
berpergian kecuali untuk menuju tiga buah masjid, Masjidil Haram, Masjid
Nabawi dan Masjidil Aqsha”
4. Riya’ atau pamer. Dikatakan Riya’ apabila seseorang berbuat baik, tetapi
ditampakan buat orang lain dengan maksud agar orang lain memuji perbuatan
tersebut. Riya’ dapat terjadi sebelum berbuat, ketika sedang berbuat, dan dapat
pula sesudah berbuat.
Padahal Islam mengajarkan kepada kita agar dalam melakukan perbuatan baik
didasari dengan niat yang ikhlas karena Allah swt.Di dalam Islam di tegaskan
bahwa perbuatan baik yang dilakuakan sesorang harus punya pamrih.
Perbuatan yang dikalukan tanpa pamrih tidak ada nilainya. Menurut Islam
hanya ada satu pamrih yang dibenarkan, yakni ingin mencari ridha Allah atau
semata-mata menaati perintah-Nya. Dengan demikian ikhlas yang dimaksud
dalam Islam murni hanya karena Allah swt.
Dalam hal ini Allah swt berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, jangan
kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri
(faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).
2. setan dan bisikannya. Mereka dapat menghasut manusia dari jalan mana
pun, bisa melalui jabatan, uang, dan lainnya. Mereka juga mendorong
kepada dosa-dosa kecil agar menjadi dosa besar. Allah SWT telah
mengabarkan bahwa setan merupakan musuh yang nyata bagi kaum
adam, maka orang yang beriman harus senantiasa berjuang keras untuk
menyelamatkan dirinya dari godaan setan
Iman adalah sebuah keyakinan yang melekat dalam diri manusia. Keyakinanitu akan
menjadi sebuah dasar-dasar nilai kebaikkan yang akan menebar kebaikan terhadap
lingkungan sekitar.
Salah satu pengaruh Iman kepada Allah, adalah menjauhkan seseorang dari
perbuatan maksiat, kerena ketika di dalam hatinya memiliki benteng dan pondasi
yang kuat (iman) maka tidak ada satupun yang dapat menyingkirkannya, baik itu
dari godaan setan ataupun pengaruh hawa nafsu.
1. Menghiasi diri orang yang beriman dengan budi pekerti yang baik, jauh dari
kehidupan dan hal-hal yang tidak berguna.
2. Menjadi sumber ketenangan dan kedamaian bagi setiap orang.
3. Sucinya hati dan kejernihan jiwa dari persangkaan-persangkaan, khurafat
dan takhayul.
4. Menampakkan kemuliaan (izzah) dan kekebalan (mana’ah).
5. Bersemangat, giat serta rajin beribadah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang yang beriman sesungguhnya adalah orang -orang yang lembut hatinya dan
takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah
denganmendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya,
tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat
kecuali ke-padaNya. Orang - orang beriman menjaga pelaksanaan seluruh ibadah
fardhu denganmemenuhi syarat, rukun dan sunnahnya.Keimanan seseorang dapat
bertambah karena bertambahnya amal shalih dankeyakinan dan berkurang karena
berkurangnya hal tersebut.
B. Saran.
Keimanan dalam diri kita harus benar — benar tertanam, dan dilaksanakan.
Tanpakeimanan hidup kita tidak akan mendapat ketentraman baik ketentraman
duniawi maupunketentraman diakhirat nanti. Bagaimanapun iman akan sangat
berpengaruh dalamkehidupan kita, karana Allah tidak menerima iman tanpa amal
perbuatan dan tidak pulamenerima amal perbuatan tanpa iman, begitupun ilmu
yang kita miliki tidak akanbermanfaat tanpa disertai keimanan dalam diri kita. Jadi
keimanan dalam diri jangansampai tidak tertanamkan , apalagi sampai membuat
kita menjadi orang yang musyrik dan benar–benar kehilangan keimanan kita.
Karena sesungguhnya kita akan menjadi orangyang sangat merugi apabila tanpa
iman.
DAFTAR PUSTAKA
Aviyana, Aviyana. Relasi Amal Saleh terhadap Keimanan dalam Perspektif Al-
Qur’an (Kajian Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili). Diss. UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten, 2022.
https://scholar.google.com/scholar?
start=10&q=pengertian+tentang+amal+&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=166
6299595704&u=%23p%3DcVQ6ejcHkesJ