Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah kemuhamadiyahan

Dosen Pengampu : Eman suherman, S. Pd. I. M. Pd.

Disusun Oleh :

1. Maisyaroh tri utami

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH KLATEN

2022 - 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besarsehingga
kami pada akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat padawaktunya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnyasampai akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
kemuhamadiyahan. Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “
IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN ”. Kami menyadari jika
mungkin masih banyaknya kekurangan dalam penulisan ini, seperti penyampaian
informasi yang berbeda dengan apa yang dipahami oleh pembaca. Makan dari itu
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata kata atau kalimat yang
kurang berkenan, Di samping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Allah SWT. Mudah-mudahan makalah
sederhana yang telah berhasil di susun ini bisa dengan mudah dipahami oleh
siapapun yang membacanya. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan
serta kritikan yang membangun demi terciptanyamakalah yang lebih baik lagi.

Klaten, 20 Oktober 2022

BAB 1
BPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah swt. telah meberikan potensi yang luar biasa
berupa jasmani dan rohani yang sempurn bahkan manusia di beri keistimewaan
berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama
menjadi penghuni bumi. Dengan potensi tersebut manusia mengembangkan diri
untuk menggunakan seluruh potensi tersebut hingga mencapai derajat
kesempurnaan atas kemanusiaannya.

Dengan bekal potensi itu manusia diberikan kebebasan jalan hidupnya oleh Allah.
Namun Allah memerintahkan agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau
hakikat dirinya dan tidaksemata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala
sesuatu di luar dirinya. Demikianlah kenyataannya bahwa manusia tidak pernah
berhenti berpikir, kecuali dalam keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi
diluar kesadaran. Manusia berpikir tentang segala sesuatu yang tampak atau dapat
ditangkapoleh pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun.

Dari sejarah kehidupan manusia ternyata tidak sedikitusaha manusia dalam


memikirkan wujud atau hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak
yang tidak menaruh perhatian untuk memikirkannya. Namun demikian atas segala
kemurahan dan kasih sayang Allah kepada manusia agar tidak ke jalan keburukan
Allah telah menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk dan sumber pengetahuan
sebagai bekal menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Hakikat Iman
2. Menjelaskan Iman, Ilmu, dan Amal
3. Menjelaskan Karakteristik Manusia Beriman
4. Menjelaskan Hal - Hal yang merusak Iman
5. Kenapa Iman dapat luntur
6. Hubungan Iman dalam kehidupan sosial

C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah kemuhamadiyahan
2. Menambah wawasan tentang hakikat iman dalam kehidupan
3. Memahami hubungan iman, ilmu dan amal
4. mengetahui karakteristik dan sifat orang yang beriman
5. Mengetahui apa yang dapat merusak iman

BAB I
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN HAKIKT IMAN

Menurut definisinya Iman berarti kepercayaan atau keyakinan, Iman berasal dari
bahasa Arab yang berarti tashdiq membenarkan, sedangkan menurut syara' Iman
yaitu meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengerjakan dengan
segenap anggota badan.

Sedangkan keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya kepada Alloh,
malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rosul-rosulNya, hari akhir dan berIman
kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati dan lisan,
amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Iman bertambah dengan
ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.

 Dari pengertian iman secara syari’at dan hakikat ini, imam Ghazali membagi
iman manusia kepada tiga tingkatan yakni.

Iman tingkat pertama adalah imannya orang-orang awam yaitu imannya


kebanyakan orang yang tidak berilmu. Mereka beriman karena taklid semata.
Sebagai perumpamaan iman tingkat pertama ini, kalau kamu diberi tahu oleh orang
yang sudah kamu uji kebenarannya dan kamu mengenal dia belum pernah berdusta
serta kamu tidak merasa ragu atas ucapannya, maka hatimu akan puas dan tenang
dengan berita orang tadi dengan semata-mata hanya mendengar saja.

Ini adalah perumpamaan imannya orang-orang awam yang taklid. Mereka beriman
setelah mendengar dari ibu bapak dan guru-guru mereka tentang adanya Allah dan
Rasul-Nya dan kebenaran para Rasul itu beserta apa-apa yang dibawanya. Dan
seperti apa yang mereka dengar itu, mereka menerimanya serta tidak terlintas di
hati mereka adanya kesalahan-kesalahan dari apa yang dikatakan oleh orang tua dan
guru-guru mereka, mereka merasa tenang dengannya, karena mereka berbaik
sangka kepada bapak, ibu dan guru-guru mereka, sebab orang tua tidak mungkin
mengajarkan yang slah kepada anak-anaknya, guru juga tidak mungkin
mengajarkan yang salah kepada murid-muridnya. Karena kita percaya kepada orang
tua dan kepada guru, maka kita pun beragama Islam.

Selanjutnya iman tingkat kedua yaitu imannya orang-orang ahli Ilmu Kalam yaitu
dimana mereka beriman cukup berdasarkan dalil aqli dan naqli, dan mereka merasa
puas dengan itu. Iman tingkat kedua ini tidak jauh berbeda dengan iman tingkat
pertama. Sebagai contoh, apabila ada orang yang mengatakan kepadamu bahwa
Zaid itu di rumah, kemudian kamu mendengar suaranya,
maka bertambahlah keyakinanmu karena suara itu menunjukkan adanya Zaid di
rumah tersebut. Lalu hatinya menetapkan bahwa suara orang tersebut adalah suara
si Zaid.

Iman pada tingkat ini adalah iman yang bercampur baur dengan dalil dan kesalahan
pun juga mungkin terjadi karena mungkin saja ada yang berusaha menirukan suara
zaid, tetapi yang mendengarkan tadi merasa yakin dengan apa yang telah di
dengarnya, karena ia tidak berprasangka buruk sama sekali dan ia tidak menduga
ada maksud penipuan dan peniruan. Jadi imannya orang-orang ahli ilmu kalam
masih terdapat kesalahan dan kekeliruan padanya.

Adapun Iman tingkat ketiga yaitu imannya orang-orang ahli makrifat yang telah
mempelajari tarekat. Mereka beriman kepada Allah dengan pembuktian melalui
penyaksian kepada Allah. Sebagai perumpamaan: Apabila kamu masuk ke dalam
rumah, maka kamu akan melihat dan menyaksikan Zaid itu dengan pandangan mata
kamu. Inilah makrifat yang sebenarnya dan inilah yang dikatakan iman yang
sebenarnya. Karena mereka beriman dengan pembuktian melalui penyaksian mata
hatinya, maka mustahil mereka terperosok ke jurang kesalahan.

2. HUBUNGAN IMAN, ILMU DAN AMAL

Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi
kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan.
Sehingga iman, ilmu dan amal tidak dapat di pisahkan

A. IMAN

Seperti yang sudah penulis sampaikan di atas, iman artinya percaya atau yakin.
Sedangkan menurut istilah iman artinya meyakini dalam hati, mengucapkan
dengan lisan dan mengerjakan dengan segenap anggota badan. Sehingga, iman
kepala Allah adalah membenarkan dengan hati dan mengetahui adanya Allah
SWT dan sifat-sifatnya, disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan
disunahkan, serta menjauhi segala larangan dan kemaksiatan. Boleh dikatakan
iman itu adalah agama dan syari‟at, karena agama adalah suatu keadaan yang
menyuruh melaksanakan ketaatan serta menjauhi segala larangan dan yang
diharamkan. Itulah merupakan sifat iman. Islam adalah termasuk iman. Setiap
iman adalah Islam dan setiap Islam itu iman. sebab Islam berarti penyerahan diri
mencari keselamatan kepada Allah SWT dan tidak setiap orang Islam itu adalah
orang yang beriman kepada Allah SWT. .

Karena seseorang yang beramal tanpa iman tidak akan diterima, iman tanpa amal
juga tidak ada wujudnya. Jika kita hanya percaya saja tanpa dilakukan, sama juga
kosong, seseorang bisa merasakan iman apabila sudah
melakukannya, ini sudah sampai ilmu yang harus dirasakan, jika kita ingin tahu
rasanya asin, ya harus dirasakan. Asin tidak bisa diketahui hanya dengan
memandangnya saja, atau dengan mendengar saja, atau meraba. Tidak bakal
ketemu, maka, hidup ini diatur agar menyambung dengan iman, halal, haram,
mubah, sunah, dan lain sebagainya.

Jadi Iman seseorang bisa dikatakan baik dan bagus apabila sudah memenuhi ke
tiga unsur keimanan diatas. Apabila seseorang mengakui dalam hati keberadaan
Allah SWT tetepi tidak di buktikan dengan lisan dan perbuatan, maka orang
tersebut tidak dapat dikatakan beriman dengan baik. Karena Unsur iman
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

B. ILMU

Secara bahasa, ilmu (al-‘Ilm) memiliki arti tau, memahami dan mengetahui.
Sedangkan ilmu sendiri adalah lawan kata dari bodoh (al-jahl). Sedangkan secara
istilah, para ulama ushul memberikan pengertian ilmu adalah “Memahami
sesuatu secara pasti sesuai dengan faktanya.”

Dalam ajaran Islam, ilmu tidak dapat dipisahkan dari amal. Artinya, ilmu harus
diamalkan, dan sebaliknya, suatu amalan harus didasarkan kepada ilmu. Karena
itu, Sahabat Ibnu Mas’ud r.a. berkata: “Ilmu bukan dengan banyaknya
meriwayatkan. Sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang dipancarkan di dalam
hati". Sebagian ulama yang lainnya berkata: “Sesungguhnyalah ilmu adalah
khasyyah (rasa takut kepada Allah).”

Yang dimaksud dengan hakikat ilmu dalam perkataan tersebut adalah buahnya
ilmu. karena itulah, maka orang yang berilmu (‘alim) tapi perilakunya tidak
sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, maka orang tersebut dicap sebagai orang
bodoh (jahil). Maka dari itu Nabi Yusuf a.s. berdo’a kepada Allah agar tidak
terpedaya rayuan untuk berbuat maksiyat, karena itu termasuk perilaku orang-
orang yang bodoh.

Ilmu sendiri memiliki kedudukan dan keutamaan yang sangat besar dalam Islam.
Karena itulah, maka wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad saw adalah al-Quran surah al-Alaq ayat 1-5, yang berisi perintah
‘membaca’.

Bahkan perintah tersebut diulang dua kali untuk menunjukkan pentingnya


aktifitas membaca, dan aktivitas tersebut harus dilakukan secara sungguh-
sungguh dan berulang-ulang, karena iaktifitas membaca adalah sarana utama
untuk mendapatkan ilmu.

 Ilmu sendiri memiliki beberapa keutamaan yang disebutkan dalam al-Quran


dan Hadits antara lain:
1. Dengan sebab ilmu, Allah meninggikan derajat.
2. Ilmu adalah warisan para nabi.
3. Ilmu adalah syarat untuk mendapat kebaikan dari Allah swt.
4. Ilmu merupakan syarat untuk diterimanya suatu amal.

C. AMAL

Amal merupakan perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa baik
berupa ucapan, perbuatan anggota badan, maupun perbuatan hati. Amal harus
berdasarkan niat, tiada amal tanpa niat. Karena Setiap amal dinilai Allah SWT.
berdasarkan niatnya, Di antara istilah amal yang dikenal adalah amal saleh,
Secara sederhana, amal saleh bermakna perbuatan baik. Amal saleh juga berarti
setiap tindakan yang mengajak dan membawa pada ketaatan terhadap Allah
SWT. baik perbuatan lahir maupun batin. Dalam pengertian umum, amal saleh
adalah semua perbuatan, lahir atau batin, yang berakibat pada hal yang positif
atau bermanfaat. Dalam Al-Qur‟an, kata amal saleh sering kali beriringan
(bergandengan) dengan kata iman. Amal jariah dan amal ibadah adalah
merupakan bagian dari amal saleh.

Kata “amal” secara sederhana biasa diartikan sebagai kerja atau karya. Secara
harfiah adalah kata benda yang berarti “ perbuatan - perbuatan (baik atau
buruk), yang mendatangkan pahala (menurut ajaran Islam) yang ditujukan
untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau terhadap sesama .”Kata ini
digunakan untuk menggambarkan karya nyata sebagai produk usaha manusia.
Dalam pengertian ini, sebagai pelaku, manusia terikat pada kewajiban untuk
terus beramal. Bahkan dalam banyak sumber dijelaskan bahwa beramal
merupakan bagian dari ibadah dalam bentuk amal apa pun, selama
perbuatannya itu dilakukan sesuai dengan niat dan cara yang benar.

Kata “saleh” sendiri berasal dari kata ṣoluha yang bermakna baik, memiliki
manfaat, atau sehat. Amal saleh dapat dipahami sebagai setiap tindakan yang
memberikan manfaat, menyelesaikan, atau menghilangkan

kesulitan dan membuahkan perbaikan (kerusakan).” Seorang yang saleh selalu


termotivasi untuk bekerja keras, menggunakan waktu dengan efektif dan
efisien, dan selalu berusaha agar dapat memberikan kontribusi positif kepada
masyarakat.
 Adapun amal soleh yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari hari
adalah :
1. Memberikan senyum
2. Bersedekah
3. Menolong kepala sesama manusia
4. Menghormati orang yang lebih tua
5. Berbuat baik kepala sesama
6. Menjauhkan diri dari larangan Allah
7. Sholat 5 waktu
8. Menghafal Al-Qur'an

3. KARAKTERISTIK MANUSIA BERIMAN

Seseorang dikatakan beriman dengan sebenar-benarnya iman adalah jika ia


berbuat kebajikan dan berada di jalan yang lurus serta meninggalkan kemungkaran
karena takut mendapat ‘adzab yang pedih dari Allah SWT.

Orang yang beriman memiliki ciri ciri tersendiri yakni antara lain :

1. Bila disebut nama Allah bergetar hatinya

َ‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَ ا َد ْتهُ ْم ِإي ٰ َمنًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬ ْ َ‫ِإنَّ َما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر ٱهَّلل ُ َو ِجل‬
ْ َ‫ت قُلُوبُهُ ْم َوِإ َذا تُلِي‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila


disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-
Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.”

2. Selalu bertaubat

Sesungguhnya setiap orang memiliki salah yang tidak diketahui ada salah yang
diketahui. Tentunya, dalam hal ini sebaik-baik orang yang bersalah atau
berdosa yakni kembali kepada Allah dengan cara taubat. Sebagaimana Allah
Swt berfirman .

َ‫َوتُوب ُٓو ۟ا ِإلَى ٱهَّلل ِ َج ِميعًا َأيُّهَ ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

3. Senantiasa beribadah

Sungguh Allah Swt telah memberikan nikmat yang banyak kepada hambanya,
oleh karena itu hendaknya senantiasa mengabdikan diri dan beribadah kepada
Allah Swt. Allah Swt berfirman:
۟ ُ‫ُوا َربَّ ُك ْم َوٱ ْف َعل‬
َ‫وا ْٱل َخي َْر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ ۟ ‫ُوا َوٱ ْعبُد‬
۟ ‫ُوا َوٱ ْس ُجد‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا ٱرْ َكع‬
َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan.” (QS. Al-Hajj: 77)

4. Berzikir atau memuji Allah Swt

Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 41:


۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا ْٱذ ُكر‬
‫ُوا ٱهَّلل َ ِذ ْكرًا َكثِيرًا‬ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”(QS. Al-Ahzab: 41).

5. Memulyakan anak yatim

Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisaa ayat 36:

‫ار ِذى ْالقُ††رْ ٰبى‬ ‫هّٰللا‬


ِ †‫َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ َسانًا َّوبِ† ِذى ْالقُ††رْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس† ِك ْي ِن َو ْال َج‬
‫ت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخوْ ر ًۙا‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ۢ ْن‬
ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ۙ ِْل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬ ِ ‫َو ْال َج‬
Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisaa: 36).

6. Membaca Al-Quran

Mendengarkan dan membacakan al-Quran termasuk ciri ciri orang yang


beriman. Sebab keutamaan mendengarkan bacaan Al-Quran akan menambah
iman kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَا َد ْتهُ ْم ِإي ٰ َمنًا‬


ْ َ‫وَِإ َذا تُلِي‬

Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka


(karenanya).” (QS. Al-Anfal: 2)

7. Beramal saleh.

Hal ini diterangkan dalam firman Allah Quran surah Al-Maidah ayat 9:

ِ ‫ت ۙ لَهُم َّم ْغفِ َرةٌ َوَأجْ ٌر ع‬


‫َظي ٌم‬ ِ ‫صلِ ٰ َح‬ ۟ ُ‫وا َو َع ِمل‬
َّ ٰ ‫وا ٱل‬ ۟ ُ‫َو َع َد ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ
Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang
beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS.
Al-Maidah: 9).
8. Ikhlas

Allah Swt berfirman:


ٓ
ِ ‫وا ِدينَهُ ْم هَّلِل ِ فَُأ ۟و ٰلَِئكَ َم† َع ْٱل ُم† ْؤ ِمنِينَ ۖ َو َس †وْ فَ يُ †ْؤ‬
ُ ‫ت ٱهَّلل‬ ۟ †‫ص‬ ۟ ‫َص † ُم‬
ُ َ‫وا بِٱهَّلل ِ َوَأ ْخل‬ ۟ ‫ص †لَح‬
َ ‫ُوا َوٱ ْعت‬ ۟ ‫اَّل ٱلَّ ِذينَ تَ††اب‬
ْ ‫ُوا َوَأ‬ ‫ِإ‬
‫َظي ًما‬ ِ ‫ين َأجْ رًا ع‬†َ ِ‫ْٱل ُمْؤ ِمن‬

Artinya: “Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan


berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama
mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang
beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman
pahala yang besar.” (QS. An-Nisa: 146)

4. HAL - HAL YANG DAPAT MERUSAK IMAN

1. Berbuat kesyirikan, Syirik adalah menyekutukan Alloh SWT dengan sesuatu


atau menyamakan Alloh dengan yang lain (menyembah selain Alloh).
Perbuatan syirik adalah perbuatan sia-sia dan bertentangan dengan ajarann
islam. Orang yang menyembah selain Alloh di sebut musyrik.Alloh SWT
sangat mengutuk perbuatan syirik, karena sangat merendahkan Alloh SWT
dan tidak akan mendapat ampunan dari Alloh SWT.

Firman Alloh dalam surat An-Nisa ayat 48: Yang artinya : Sesungguhnya
Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S
An-Nisa 48).

2. Berkeras hati. Berkeras hati untuk mendatangi tempat – tempat tertentu yang
kurang membawa manfaat, sebagaimana sabda rosululloh saw dalam khadist.
Dari Abu Hurairah Rasululloh bersabda “jangan berkeras hati untuk
berpergian kecuali untuk menuju tiga buah masjid, Masjidil Haram, Masjid
Nabawi dan Masjidil Aqsha”

3. Mendatangi tukang ramal. Mendatangi dengan membenarkan tukang ramal


dalam segala hal dengan keyakinan bahwa tukang ramal itu mengetahui segala
sesuatu, maka hal tersebut hukumnya haram dan termasuk golongan orang
kafir (keluar dari Islam), segala amal ibadahnya tidak diterima. “Barang siapa
mendatangi tukang ramal lalu bertanya sesuatu, maka sholat yang dia kerjakan
selama empat puluh hari tidak diterima” (HR. Muslim)

4. Riya’ atau pamer. Dikatakan Riya’ apabila seseorang berbuat baik, tetapi
ditampakan buat orang lain dengan maksud agar orang lain memuji perbuatan
tersebut. Riya’ dapat terjadi sebelum berbuat, ketika sedang berbuat, dan dapat
pula sesudah berbuat.

Padahal Islam mengajarkan kepada kita agar dalam melakukan perbuatan baik
didasari dengan niat yang ikhlas karena Allah swt.Di dalam Islam di tegaskan
bahwa perbuatan baik yang dilakuakan sesorang harus punya pamrih.
Perbuatan yang dikalukan tanpa pamrih tidak ada nilainya. Menurut Islam
hanya ada satu pamrih yang dibenarkan, yakni ingin mencari ridha Allah atau
semata-mata menaati perintah-Nya. Dengan demikian ikhlas yang dimaksud
dalam Islam murni hanya karena Allah swt.

Dalam hal ini Allah swt berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, jangan
kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan

menyakiti perasaan orang yang menerima seperti orang menafkahkan hartanya


karena Riya’ kepada manusia” (QS. Al-Baqarah: 246)

5. PENYEBAB LUNTUR NYA IMAN

Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia sendiri
(faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

 Faktor internal berkurang nya iman.

1. Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana


ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.

2. Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat


merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana
pelaksanaan perintah Allah Ta’ala menambah iman, demikian juga
pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala mengurangi
iman.

3. Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu


bissu’). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini
mengajak kepada keburukan dan kebinasaan.

sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-


Aziz,“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)
4. Berlebih-lebihan dalam masalah makan, tidur, berjaga pada waktu malam,
berbicara dan bergaul.bergaul

 Faktor eksternal berkurangnya iman.

1. Dunia dan fitnah (godaan)nya. Menyibukkan diri dengan dunia dan


perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab

semakin semangat manusia memiliki dunia dan semakin


menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan
dan mencari kebahagian akherat.

2. setan dan bisikannya. Mereka dapat menghasut manusia dari jalan mana
pun, bisa melalui jabatan, uang, dan lainnya. Mereka juga mendorong
kepada dosa-dosa kecil agar menjadi dosa besar. Allah SWT telah
mengabarkan bahwa setan merupakan musuh yang nyata bagi kaum
adam, maka orang yang beriman harus senantiasa berjuang keras untuk
menyelamatkan dirinya dari godaan setan

3. teman yang buruk. Seorang teman dapat memengaruhi pribadi seseorang,


jika temannya buruk maka dia akan memiliki kepribadian yang serupa.
Teman yang buruk tidak ingin kebaikan bagi teman lainnya, dan ini akan
melemahkan iman seorang hamba.hamba

6. HUBUNGAN IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Iman adalah sebuah keyakinan yang melekat dalam diri manusia. Keyakinanitu akan
menjadi sebuah dasar-dasar nilai kebaikkan yang akan menebar kebaikan terhadap
lingkungan sekitar.

Manusia merupakan makhluk istimewa yang dikaruniai akal, ia bisa melakukan


kebaikan atau kejahatan dengan akal. Namun, cahaya imanlah yang membuat
seorang manusia selalu merasa diperhatikan oleh-Nya, ia menghadirkan Tuhan di
kala susah dan senangnya, sehingga ia selalu cenderung kepada kebaikan. Pengaruh
keimanan dalam kehidupan manusia akan membawa kepada hal-hal yang baik.
Iman akan menuntun manusia terhadap perbuatan-perbuatan yang terpuji dan
semakin mendekatkan diri pada pencipta.

Salah satu pengaruh Iman kepada Allah, adalah menjauhkan seseorang dari
perbuatan maksiat, kerena ketika di dalam hatinya memiliki benteng dan pondasi
yang kuat (iman) maka tidak ada satupun yang dapat menyingkirkannya, baik itu
dari godaan setan ataupun pengaruh hawa nafsu.

Selain menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, masih banyak pengaruh-pengaruh


lain, diantaranya adalah :

1. Menghiasi diri orang yang beriman dengan budi pekerti yang baik, jauh dari
kehidupan dan hal-hal yang tidak berguna.
2. Menjadi sumber ketenangan dan kedamaian bagi setiap orang.
3. Sucinya hati dan kejernihan jiwa dari persangkaan-persangkaan, khurafat
dan takhayul.
4. Menampakkan kemuliaan (izzah) dan kekebalan (mana’ah).
5. Bersemangat, giat serta rajin beribadah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Orang yang beriman sesungguhnya adalah orang -orang yang lembut hatinya dan
takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah
denganmendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya,
tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat
kecuali ke-padaNya. Orang - orang beriman menjaga pelaksanaan seluruh ibadah
fardhu denganmemenuhi syarat, rukun dan sunnahnya.Keimanan seseorang dapat
bertambah karena bertambahnya amal shalih dankeyakinan dan berkurang karena
berkurangnya hal tersebut.

Didalam kehidupan kita imanmempunya hubungan yang sangat erat dengan


ilmu dan amal, dapat dikatakan Iman tanpailmu, sesat. Ilmu tanpa Amal, sesat.
Amal tanpa ilmu, taklid. Secara susunan nya kadangkala ia terlalu dipertikai akan
kepentiangan untuk menyusun nya. Ada menyatakan ilmuitu dahulu dari iman , dan
ada menyatakan iman dahulu dari amal. Apapun yang pastiketiga ini berkait
antara satu sama lain.Sifat-sifat orang yang bertaqwapun dapat ditentukan dengan
keimanan dan amalibadah Salah yang dikerjakan selama hidupnya, dalam
memahami keimanan bisa menyebabkan seseorang terjerumus dalam keharaman,
kebid‟ahan, bahkan bisa berujung kekafiran.

B. Saran.

Keimanan dalam diri kita harus benar — benar tertanam, dan dilaksanakan.
Tanpakeimanan hidup kita tidak akan mendapat ketentraman baik ketentraman
duniawi maupunketentraman diakhirat nanti. Bagaimanapun iman akan sangat
berpengaruh dalamkehidupan kita, karana Allah tidak menerima iman tanpa amal
perbuatan dan tidak pulamenerima amal perbuatan tanpa iman, begitupun ilmu
yang kita miliki tidak akanbermanfaat tanpa disertai keimanan dalam diri kita. Jadi
keimanan dalam diri jangansampai tidak tertanamkan , apalagi sampai membuat
kita menjadi orang yang musyrik dan benar–benar kehilangan keimanan kita.
Karena sesungguhnya kita akan menjadi orangyang sangat merugi apabila tanpa
iman.

DAFTAR PUSTAKA
Aviyana, Aviyana. Relasi Amal Saleh terhadap Keimanan dalam Perspektif Al-
Qur’an (Kajian Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili). Diss. UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten, 2022.
https://scholar.google.com/scholar?
start=10&q=pengertian+tentang+amal+&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=166
6299595704&u=%23p%3DcVQ6ejcHkesJ

Habsyi, Idrus. "Konsep iman menurut IBN taimiyyah." (2010).


Ditulis:https://scholar.google.com/scholar?
start=10&q=bab+pengertian+iman+&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=166629
8086450&u=%23p%3DZQJZNfluUY8J

Hakikat Iman. Ditulis dari : http://sufiroad.blogspot.com/2012/09/hakikat-


iman.html

Makna dan kedudukan ilmu dalam islam.


Ditulis darihttps://panduhidayatullah.com/makna-dan-kedudukan-ilmu- dalam-
islam/

Penyebab terjadinya kerusakan iman seorang muslim. Ditulis dari : https://media-


ilmu-islam.blogspot.com/2017/04/penyebab-terjadinya-kerusakan-iman.html?m=1

Pentingnya iman dalam kehidupan. Ditulis dari :https://barisan.co/12-ciri-ciri-


orang-beriman-lengkap-dengan-dalinya/https://www.islampos.com/pentingnya-
iman-dalam-kehidupan-sehari-hari-61160/

Sebab bertambah dan berkurangnya iman. Ditulis dari : https://muslim.or.id/1998-


sebab-bertambah-dan-berkurangnya-iman.html

12 ciri ciri orang beriman lengkap dengan dalilnya. Ditulis dari :


https://barisan.co/12-ciri-ciri-orang-beriman-lengkap-dengan-dalinya/

Anda mungkin juga menyukai