Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

RESUME MATERI

Dosen Pembimbing:

Dr. Soim S. Ag M. Pdi.

Disusun Oleh:

Ronald Tito Renalditya Hartoni


(2061404100056)

FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

Jl. Ki Mangunsarkoro Beji, Jl. Dusun Krajan, Sobontoro, Kec.Boyolangu

Kabupaten Tulungagung

Jawa Timur
A. SEMUA AGAMA ITU BENAR

Semua agama sama, karena memiliki tujuan yang sama walaupun


jalannya berbeda beda" , kutipan kalimat tersebut sarat dengan pluralisme
yang mengidentikan Islam = Kristen = Yahudi =Hindu = Budha = Konghucu
dan sama dengan agama agama lainnya.
Sesat dan menyesatkan itulah pernyataan MUI terkait pluralisme, sebab
ketika semua agama sama saja itu sudah masuk dalam kategori pluralis
teologis, yang bagi orang Islam yang mengamininya maka mereka telah
mengabaikan Al-quran dan sunnah Rosulullah SAW yang sejatinya menjadi
pedoman dalam hidup dan kehidupannya jika sudah demikian maka orang
tersebut bisa dikatakan keluar dari agamanya alias Murtad.
Bagi kaum Islam nyleneh saya menyebutnya demikian karena memang
kelakuannya suka nyleneh, yaitu suka menafsirkan alquran maupun hadits
seenak udele dewek. tidak berdasarkan ilmu atau tidak berdasarkan orang
yang berilmu ( ulama ) , tapi berdasarkan logika atau berdasarkan kepentingan
diri dan kelompoknya.

Islam sudah tegas menyatakan " Sesungguhnya Agama yang benar


adalah Islam" , itu berarti agama lain adalah " Salah" , kesimpulan yang
sangat sederhana walaupun mungkin akan menyakiti umat agama lain, tapi
kebenaran harus di katakan walaupun pahit sekalipun, dan bagi mereka orang
kafir tempatnya adalah neraka jahanam dan kekal di dalamnya.

Lalu ketika ada orang Islam yang berpendapat bahwa semua agama
adalah sama apalagi dikatakan oleh tokoh agama maka orang non Islam akan
berpendapat demikian, dan mereka tetap berada dalam kesesatan tanpa ada
yang mengingatkan, karena toh orang Islam sendiri mengatakan bahwa semua
agama sama saja, tujuannya sama hanya jalannya saja yang berbeda.

1
B. Keimanan dan Ketakwaan

Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan


mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman
menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-
Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dandisunahkan serta menjauhi
segala larangan. Iman adalah juga keterikatan antara hati ( qalbu ), lisan, dan arkan
ma’rifat artinya mengetahui.
Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama
ini orangmemahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu
mempercayai adanya Allah,Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik
dan buruk. Pengertian tersebut jikadigandengkan dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil
qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih
operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan
suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah,
yangdisampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad.
Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalambentuk Kitab yaitu kumpulan
wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yanghakiki yaitu
bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut
adalahketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan
parameter dari Allah.Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan, kemauan dan
kemampuan.
Orang yang beriman kepadaAllah adalah yang memiliki pengetahuan, kemauan
dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai iman adalahmemahami
kandungan Al-quran. Dengan demikian strategi untuk menumbuhkembangkan
keimanankepada Allah adalah menumbuhkembangkan kegiatan, belajar dan
mengajar Al-quran secara akademik. Tujuan belajar dan mengajar adalah bukan
sekedar mampu membunyikan hurufnya, melainkan sampai memahami makna yang
terkandung di dalamnya.Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan,
kemampuan, dan ketrampilan.
Walau ciri-ciri orang yang beriman tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Allah SWT saja karenakarena yang mengetahui isi hati seseorang hanyalah Allah.
Tetapi, karena pengertian imansesungguhnya meliputi aspek Qalbu, ucapan, dan
perilaku maka ciri– ciri orang yang beriman dapatdiketahui, antara lain Tawakal,
Mawas Diri, Optimis dalam Menghadapi Masa Depan, dan Konsistenserta Menepati
janji.Kuat lemahnya iman seseorang sangat tergantung pada penguasaannya terhadap
Al-quran.Kekeliruan dan kedangkalan dalam memahami makna Al-quran merupakan
faktor yang membuatdangkal atau keliru dalam beriman.

2
Untuk itu belajar dan mengajar Al-quran harus dilakukan secaraterjadwal dan
berkelanjutan. Belajar Al-quran tidak hanya di waktu kecil, namun harus
berkelanjutan sampai ajal tiba.
C. Akidah (iman)

A. Makna Akidah

Akidah secara etimologi dari asal kata ‘akada–ya’qidu yang bermakna mengikat
sesuatu. Jika seseorang mengatakan (aku beri’tiqad begini) artinya saya mengikat hati
dan dhamir terhadap hal tersebut. Dengan demikian, kata akidah secara terminology
bermakna: sesuatu yang diyakini seseorang, diimaninya dan dibenarkan dengan
hatinya (baik hak ataupun bathil).
Sedangkan makna akidah ditinjau dari pengertian syariat Islam adalah beriman
kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab, dan rasul-rasul, beriman kepada hari
akhir dan takdir (ketentuan) Allah baik yang baik maupun yang buruk.

B. Kebutuhan manusia terhadap akidah Islam

Setiap manusia akan terus didera kegoncangan jiwa, kegersangan ruhani,


kehampaan qalbu dan merasa serba kekurangan sampai manusia itu mendapatkan dan
merengkuh keimanan kepada Allah Swt. Ketika itu manusia serta-merta mendapatkan
kebahagiaan, merasakan ketenangan, seakan-akan ia baru menemukan dirinya sendiri.
Karena itu, al- Qur’an menjadikan keimanan dan akidah sebagai fitrah manusia
Betapa banyak manusia yang kafir (menutupi fitrahnya) dikemudian hari kembali
kepangkuan Islam karena panggilan nuraninya dan akal sehatnya. Sebut saja
seseorang yang bernama Bernard Nababan yang sejak kecil hidup di lingkungan
keluarga aktivis Kristen dan dikondisikan untuk menjadi misionaris. Namun, dalam
perjalanannya ia malah menentang kehendak keluarganya dan kembali ke pangkuan
Islam karena mengikuti hati nurani dan akal sehatnya.
Bagaimana dengan kita yang dari kecil berada di lingkungan keluarga Muslim?
Jika akal sehat dan fitrah kita senantiasa kita asah dan kita tajamkan dengan ma’rifat
dan pengetahuan Islam, kehidupan kita akan lebih banyak didominasi oleh kebaikan
dari pada kesalahan dan penyimpangan.
3
C. Kelengkapan Ajaran Islam di Bidang Akidah

Akidah Islam adalah akidah yang lengkap dari sudut mana pun. Islam mampu
menjelaskan persoalan-persoalan besar kehidupan ini. Akidah Islam mampu dengan
jelas menerangkan tentang Tuhan, manusia, alam raya, kenabian, dan bahkan
perjalanan akhir manusia itu sendiri.
Islam tidak hanya ditetapkan berdasarkan insting atau perasaan atau logika semata,
tetapi akidah Islam diyakini berdasarkan wahyu yang dibenarkan oleh perasaan dan
logika. Iman yang baik adalah iman yang muncul dari akal yang bersinar dan hati
yang bercahaya. Dengan demikian, akidah Islam akan mengakar kuat dan menghujam
dalam diri seorang muslim. Meyakini secara benar bahwa tiada Tuhan selain Allah
dengan meyakini dalam hati, mengucapkan secara lisan dan dibuktikan dengan
mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

Anda mungkin juga menyukai