Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zevanya Nurcahyani

NIM : 20102050067
Kelas : IKS A
Mata Kuiah : Psikologi Kesejahteraan Sosial
Dosen penganpu : Andayani, S.IP, MSW

Perspektif Islam Terhadap Psikologi Kesejahteraan Sosial

Kata mengenai Islam sudah tidak terdengar asing jika didengar oleh telinga. Islam
merupakan agama yang mengatur mengenai seluruh aspek yang ada di dalam kehidupan
manusia, dan juga berlaku dalam mengatur tatanan kehidupan yang ada di bumi. Tujuan
utama Islam yakni sebagai pedoman yang harus dicapai dalam kebahagiaan di dunia
maupun akhirat. Islam adalah agama yang dibawa, dikembangkan, dan didakwah oleh Nabi
Muhammad SAW untuk umat manusia yang dimana tujuannya agar seluruh umat manusia
yang menganutnya dapat hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.

Menurut bahasa, Islam memiliki beberapa pengertian yang dimana ini menunjukkan
bahwa pengertian Islam serta ilmu yang ada di dalam Islam itu luas. Dalam bahasa
Arab,Islam merupakan turunan dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang memiliki arti taat,
tunduk, patuh, dan hanya berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari sisi asal
katanya, Islam diambil dari kata assalamu yang artinya damai atau perdamaian karena Islam
merupakan agama yang harus menjaga perdamaian, aslama yang artinya taat atau berserah
diri hanya kepada Allah SWT. serta mengikuti agam Islam dengan taat, istaslama artinya
berserah diri, saliim artinya bersih dan suci yang dimana umat manusia harus memiliki diri
beserta hati yang suci serta jauh dari sifat yang syirik atau menyekutukan Allah SWT., dan
salaam yang artinya selamat atau keselamatan, yang dimana jika seorang muslim
menjalankan syariat Islam dengan baik maka Allah akan senantiasa menjaga dalam setiap
langkah perjalanannya.

Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 3 yang
berisi tentang kesempurnaan agama Islam dan Allah meridhai agama Islam tersebut. Karena
sejatinya hanya Islam agama yang telah disempurnakan dan diakui di sisi Allah swt. Islam
telah menunjukkan semua kebenaran. Segala kejadian dari masa lalu hingga masa depan
sudah tertulis di dalam Alquran. Dan barang siapa yang mencari dan menganut agama Islam
dialah orang yang paling beruntung. Begitupun sebaliknya. Seseorang yang agamanya
bukan Islam, maka tidak akan diterima diakhirat dan termasuk orang-orang yang merugi.

Seseorang pria pernah bertanya kepada nabi Muhammad Saw. tentang agama Islam.
Dan nabi Muhammad pun menjawab, “tiada sesembahan yang berhak disembah selain
Allah, dan Muhammad adalah utusannya, meneggakan sholat, menunaikan zakat, berpuasa
di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji bila mampu.”(HR. Muslim). Agama Islam juga
mengajarkan tentang akidah, syariat, dan akhlak untuk mengatur jalannya kehidupan yang
damai. Setiap muslim yang mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangannya, niscaya
Allah akan mempermudah segala urusannya.

Peraturan-peraturan agama Islam yang terdiri dari kepercayaan-kepercayaan yang


dapat mendorong umat muslim menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
Berserah diri kepada Allah adalah cara yang paling baik untuk melepas segala beban yang
ditanggung. Menyerahkan segala persoalan dan meminta solusi dari permasalahan tersebut
akan membuat hati tenang dan damai. Jika dalam segala urusan selalu mengandalkan
kehadiran Allah, maka Allah akan memberikan jalan.

Ikhtiar dan tawakal adalah kunci sukses dunia akhirat. Jiwa pun akan tenang jika kita
berserah diri kepada Allah swt. Ketenangan jiwa akan membuat hidup lebih sejahtera dan
mental pun akan terjaga. Memperkuat iman adalah salah satu kunci agar jiwa tenang.
Misalnya melaksanakan ibadah dan berdoa meminta perlindungan kepada Allah.

Umat muslim, terutama non-barat sering memakan emosi skeptis terhdap ilmu
psikologi yang dimana sering dipertanyakan kegunaannya. Beberapa banyak dan sering
meragukan apakah ilmu tersebut halal dan dapat digunkan dalam Islam. Teori atau teknik
psikologis yang digunakan tidak sesuai dengan pokok ajaran Islam. Tetapi dengan
mengabaikan psikologi dan berbagai manfaat penting yang ditawarkan secara bersama-sama
akan menjadi hal yang bersumber kesalahan besar. Akan tetapi, faktanya psikologi memiliki
hubungan yang lebih kuat dan erat dengan Islam.

Pertama dan yang paling penting, ilmu yang ada dan termuat dalam psikologi dapat
membanttu anda memahami diri sendiri yang akan memengaruhi setiap aspek yang ada di
kehidupan di dunia. Memahami yang menjadi motivasi dan yang membuat hati tergerak,
mengatasi fobia dan ketakutan, dan juga secara umum mengatasi masalah jiwa manusia
untuk bisa menjadi lebih baik terhadap hubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan
dengan Tuhan.

Psikologi merupakan ilmu yang di dalamnya mengkaji tentang cara memahami


seseorang dan emosi seseorang, serta mengapa seseorang tersebut berpikir atau melakukan
hal-hal tertentu. Berbeda dengan perspektif pendekatan sekuler, menurut perspektif Islam
ialah Islam tidak pernah membeda-bedakan antara kegunaan ilmu dan agama, melainkan
percaya bahwa keduanya memiliki manfaat dan kolaborasi yang sanagat kompeten. Wahyu
yang terdiri atas Al-Qurán dan As-Sunnah merupakan wahyu yang berasal dari Tuhan dan
keduanya adalah sebaik-baiknya kebenaran. Ilmu pengetahuan sebagaimana merupakan
hasil buah pikir dari pemikiran manusia yang dimana meskipun Islam sangat menjunjung
tinggi hal tersebut akan tetapi ilmu pengetahuan masih tetap dapat dinomor duakan setelah
wahyu Al-Qura’n dan As-Sunnah karena merupakan penyelesaian dari berbagai
permasalahan. Oleh karena itu, sebagai umat muslim harus menjaga, menjunjung, serta
memperoleh manfaat dari berbagai penelitian dan pemahaman lain selama itu sesuai dengan
ajaran yang tertera dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dari perspektif Islam, psikologi merupakan ilmu atau pembelajaran yang di


dalamnya terdapat pembelajaran mengenai jiwa, mengenali proses dari berbagai perilaku,
emosional, dan mental, serta aspek lain yang nyata dan tidak nyata sehingga memengaruhi
elemen-elemen yang terkait. Di dalam Q.S Az-Zariyat ayat 56 terdapat penjelasan mengenai
psikologi menurut Islam, yang artinya

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku” (Q.S. Az-Zariyat:56)

Berdasarkan ayat tersebut dapat diambil makna bahwa tujuan akhir dari hidup
manusia adalah untuk bebas dan lolos dari ujian hidup dan mendapatkan jalan yang mudah
dan tenang dalam kembali menuju Jannah. Makna dari kehidupan sekarang yang diciptakan
oleh Allah SWT adalah jiwa yang ada di dalam tubuh seseorang yang memiliki 3 tahapan
yang berbeda. Ketiga tahapan tersebut, yaitu an-nafs al-ammarah bissu, yakni jiawa yang
mengendalikan dan mendorong pribadi menuju kejahatan, an-nafs al-lawwama, yakni jiwa
pribadi yang mencela dan menyalahkan diri sendiri akrena dosa, dan an-nafs al-
mutma’inna, yakni jiwa pribadi yang berada dalam ketenangan dan memiliki hubungan
yang kuat dengan Allah SWT.
Mengintegrasikan agam serta spiritualitas ke dalam psikoterapi merupakan salah
satu cara yang dapat dilakukan dan paling efektif untuk membantu umat muslim yang
berpegang teguh pada agama karena agama Islam merupakan agama yang penuh dengan
keindahan dan alat penyembuhan serta alat yang dapat melindungi diri dari masalah
psikologis. Dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 57, Allah SWT berfirman yang artinya

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari


Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang yang beriman” (Q.S Yunus 10:57)

Pada ayat tersebut memiliki kebenaran dan para peneliti dari Barat menemukan
hubungan yang positif antara spiritualitas dan kesejanteraan psikoloogis. Spiritualitas secara
positif sangat memengaruhi kehidupan, kepuasan dalam pernikahan, serta kemampuan
dalam menagatasi krisis, penyakit, dan setress. Manusia yang spiritual yaitu kepribadian
manusia yang menjalankan ritual keagamaan dengan menyertakan keyakinan yang kuat dan
juga niat yang tulus, serta lebih bahagia dan lebih optimis dan juga lebih mudah dalam
menemukan makna ataupun arti hidup. Manusia spiritual merupakan manusia yang
memeiliki kepribadian yang stabil dan biasanya selalu menikmati berbagai dukungan sosial
yang lebih tinggi dari biasanya. Pribadi yang spiritualitas cenderung tidak pernah merasakan
apa itu depresi, kecemasan, bunuh diri, perilaku yang berbau kriminalitas, serta kecanduan
napza yang dimana itu merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pola hidup bangsa
Barat dan masyarakat yang individualistis.

Psikologi merupakan bidang ilmu yang kajiannya sangat luas dan juga berkembang
dengan pesat. Dal ilmu tersebut banyak sekali tawaran serta wawasan yang terkandung dan
termuat untuk manusia mengenai diri sendiri, bagaimana dunia mempengaruhi pemikiran,
emosi, serta perilaku diri yang ada dalam jiwa individu.

Psikolog serta konselor yang merupakan umat muslim dalam menjalankan tugas
menggunakan pengetahuan empiris yang termuat dan digabungkan dengan wahyu serta
ajaran Allah SWT, sebagai jalan unyuk memberikan klien berupa alat-alat yang praktis dan
efisien sebagai alat yang digunakan pada saar krisis dalam hidup. Sebagai tawaran
mengenai penjelasan tentang penderitaan dan kesakitan yang dialami, serta sebagai bantuan
dalam memberikan klien perspektif baru mengenai diri sendiri atau situasi berserta kondisi
yang dialami klien. Di dalam Al-Qur’an suarh Al-Anbiya’, Allah SWT berfirman yang
artinya

“Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan


beberapa orang laki-laki yang Kami beri wayu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada
orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui” (Q.S Al-Anbiya’ 21:7).

Anda mungkin juga menyukai