Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENGINTEGRASIKAN HUBUNGAN ISLAM IMAN DAN IHSAN


DALAM MEMBETUK INSAN KAMIL
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAM ISLAM

Dosen Pengampu :
Miftahul choiri, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :
M. Fauzi
M. Rafi Rafsanjani
M. Rezy fajar muharram

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SUNAN GIRI BOJONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah landasan pendidikan.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Kami juga mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan yang akan datang. Kami berharap, semoga makalah ini berkontribusi nyata
dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian Islam...............................................................................................................................5
B. Pengertian Iman................................................................................................................................7
C. Pengertian Ihsan.............................................................................................................................12
D. Pengertian Insan Kamil..................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam iman dan ihsan adalah trilogi agam islam, dalam hal tersebut kita
harus mengetahui pengertian dari ketiga konsep dasar tersebut. Dari ketiga
konsep tersebut kita akan mengetahui hubungan antara islam iman dan ihsan
dalam membentuk insan yang kamil.
Dalam makalah ini kita akan menyajikan pengertian pengertian tantang
islam iman dan ihsan dalam membentuk insan yang kamil atau sering disebut
manusia yang sempurna. Semoga adanya makalah ini dapat memberikan
pemahaman tentang ketiga konsep dasar dalam membentuk insan yang kamil.
B. Rumusan Masalah
a) Apakah pengertian islam iman dan ihsan ?
b) Bagaimana hubungan islam iman dan ihsan dalam mebentuk insan yang
kamil?
C. Tujuan
a) Memahami pengertian islam iman dan ihsan.
b) Mengetahui dan memmahami hubungan islam iman dan ihsan dalam
membentuk insan kamil.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam

4
Menurut bahasa islam berarti menyerah diri, tunduk serta patuh kepada sesuatu, baik
yang hissi (nyata) maupun maknawi (tidak nyata). Inilah makna yang dimaksud yaitu dari

kata‫سلَ َم‬
ْ َ‫ ا‬yang terdapat dalam surat Ali Imran/3:38 yang artinya : “ maka apakah mereka
mencari agama yang selain agama Allah, padahal kepada-Nyalah brserah diri segala apa yang
dilangit dan dibumi baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah mereka
dikembalikan”

Menurut istilah islam adalah menyerah diri dan patuh sepenuhnya kepada Allah
dengan hati yang ridha dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangannya. Dalam pengertian diatas bahwa nabi dan rosul merupakan orang orang muslim
karena mereka semua patuh serta tunduk kepada Allah dan menyerah diri kepada Allah
secara lahir dan batin.

Agam islam terdiri dari dua bagian yaitu akidah dan syariah, akidah disebut dengan
iman sedangkan syariah disebut dengan islam. Akidah atau iman adalah asas atau dasar
agama sedangkan syariah adalah cabangnya. Akidah terletak dalam hati sedangkan syariah
adalah amalan atau kerja anggota badan.

Akidah atau iman mempunyai peran dan pengaruh dalam hati. Ia mendorong manusia
untuk melakukan amal-amal yang baik dalam meninggalkan perbuatn yang keji dan mungkar.
Ia mengawal dan membibing manusia kejaln yang lurus dan benar, serta menjaganya untuk
tidak tergelincir kedalam lembah kesesatan dan juga menanamkan dalam dirinya kecintaan
kepada kebenaran dan kebaikan. Sesungguhya hidayah Allah hanya diberikan kepada
manusia yang hatinya telah dimasuki oleh iman.

Pada hakikatnya, iman dalam hati atau akidah itu ibarat cahaya yang menerangi hati
yang sangat diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya. Tanpa cahaya itu hati akan sangat
gelap, mudah tergelincir dalam lembah kemaksiatan. Ibarat orang berjalan tanpa obor atu
cahaya, ia akan sangat mudah terperosok kedalam lubang ataupun jurang. Demikianlah
peranan akidah atau iman yang merupakan banguna bawah dari kepribadianyang kukuh dan
sehat dan selalu mengawal serta membuat hati selau baik dan bersih, sehingga dapat memberi
bimbinganbagi manusia kea rah kehidupan yang tenteram dan bahagia.

Adapun Rukun (pilar-pilar) islam :

 Syahadat

5
Yaitu dia bersaksi bahwa tiada tuhan yang behak disembah kecuali Allah dan
bahwasanya Nabi Muhammad adalah rosul nya. Syahadat merupakan kunci islam
atau pondasi bangunannya.makna syahadat la ilaha illallah ialah tidak ada yang
berhak disembah kecuali Allah merupakan Ilahi yang hak sedangkan Ilahi
semuanya dalah batil.

 Shalat

Yaitu Allah mengisyaratkan untuk sholat lima waktu sebagai hubungan antara
seorang muslim dengan Tuhannya didalamnya dia berdoa dan bermunajat kepada-
Nya disamping itu juga agar menjadi penccegah perbuatan keji dan mungkar. Dan
Allah telah menyediakan tempat terbaik bagi merekan yang mau melakukan segal
perintah-Nya.

 Zakat

Yaitu sedekah yang dibayar oleh orang orang yang memiliki harta sampai
nishab setiap tahun kepada yang berhak menerima zakat.zakat tidak diwajibkan
kepada orang orang kafir yang tidak memiliki nishab tetapi hanya orang islam
yang diwajibkan untuk menyempurnakan agama, meningkatkan kondisi, menolak
segala balak dari mereka dan harta mereka serta mensucikan mereka dari dosa
dosa yang telah mereka perbuat. Sementara zakat hanyalah merupakan bagian
kecil dari jumlah harta yang diberikan kepada Allah kepada mereka.

 Puasa

Yaitu selama satu bulan saja setiap tahun pada bulan ramadhan yang mulia
yakni bulan kesembilan dari bulan bulan hijriyah. Puasa sendiri berarti menahan
diri dari makan minum dan hal hal yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar
hingga terbenamnya matahari. Bagi orang orang yang melakukan puasa tersebut
Allah akan memberikan ganjaran dan kebaikan baik didunia maupun diakhirat
yang telah dijanjikan seperti yang terdapat dalam firman firman Allah didalam
alqur’an.

 Haji

Yaitu menuju masjidil haram untuk melaksanakan ibadah tertentu. Allah


mewajibkan kepada orang orang yang mampu melakukannya sekali seumur hidup.

6
Pada waktu itu kaum muslimin dari segala penjuru dunia berkumpul ditempat
yang paling mulia di muka bumi.

B. Pengertian Iman
ْ َّ‫)اَلت‬. Inilah makna yang dimaksud
Menurut bahasa iman berarti pembenaran (ُ‫ ِد ْيق‬G‫ص‬
dalam kata ٌ‫ مؤمن‬dalam firman Allah, surat yusuf/12:17 yang artinya : “dan kamu sekali kali
tidak akan membenarkan kami walaupun kami orang orag yang benar”

Menurut istilah iman adalah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin
tanpa ragu ragu akan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang diketahui
secara jelassebagai ajaran agama yang berasal adri wahyu Allah. Pembenaran dan pengakuan
itu tempatnya didalam hati yakni setelah adanya makrifah atau ilmu. Iman dengan arti yang
demikian dinamakan I’tikad yaitu mengikat hati dalam bentuk kepercayaan kepada sesuatu
yang telah diketahui wujud dan kebenarannya. Kiatn atau gantungan iman atau I’tikad
disebut dengan akidah. Mengakui adanya Allah itu disebuat dengan akidah, dengan demikian
dapat dikatakanbahwa akidah adalah wujud Allah SWT dan sifat-sifat Nya serta rukun rukun
iman lainnya yang wajib dii’tikadkan dengan hati yang penuh yakin.

Berbeda dengan paham paham teologi lainnya, konsep iman dengan langsung
dipengaruhi oleh teori mengenai kekuatan akal dan fungsi wahyu yang tersebut dalam BB
VII dan VIII. iman tidak bisa mempunyai arti tasdiq yaitu menerima apa yang dikatakan atau
disampaikan orang sebagai benar, Iman mempunyai sifat aktif, karena manusia akalnya mesti
dapat sampai kepada kewajiban mengetahui Tuhan.

Oleh karena itu, bagi kaum Mu’tazilah iman bukan lah tasdiq dan iman dalam arti
mengetahui pun belumlah cukup. Menurut ‘Abd Al-Jabbar, orang yang tahu Tuhan tetapi
melawan kepada-Nya bukanlah orang yang mukmin. Dengan demikian iman bagi mereka
bukanlah tasdiq, buak pula ma’rifah tetapi ‘amal yang timbul akibat dari mengetahui Tuhan.
Teagasnya iman bagi mereka adalah pelaksanaan perintah perintah Allah.

Bagu kaum Asy’ariyah dengan keyakinan ereka bahwa akal manusia tidak bisa
sampai kepada kewajiban manusia mengetahui Tuhan, iman tidak bisa ma’rifah atau amal.
Manusia dapat mengetahui kewajiban hanya melalui wahyu. Wahyulah yang mengatakan dan
menerangkan kepada manusia, bahwa ia berkewajiban mengetahui Tuhan, dan manusia harus
menerima kebenaran berita itu.oleh karena itu, iman bagi kaum Asy’ariyah adalah tasdiq bi
Allah yaitu menerima sebagai benar kabar tentang adanya Tuhsn.

7
Bagi kaum Maturidiyah golongan Bukhara mempunyai paham yang sam dalam hal ini
dengan kaum Asy’ariyah. Sejalan dengan pendapat mereka bahwa akal tidak dapat sampai
kepada kewajiban mengetahui adanya Tuhan, iman tidak bisa mengambil bentuk ma’rifah
atau amal, tetapi haruslah merupakan tasdiq.

Bagi golongan Samarkand mempunyai paham yang sama dengan kaum Mu’tazilah.
Karena bagi mereka iman mestilah lebih dari tasdiq, karena bagi mereka akal dapat sampai
kepada kewajiban mengetahui Tuhan.

Bagaimanapun batasan iman dengan tasdiq hanya dapat sesuai dengan aliran
Asy’ariyah dan aliaran Maturidiyah golongan Bukhara. Adapun bagi aliran Mu’tazilah dan
aliran Maturidiyah golongan Samarkand iman mestilah lebih dari tasdiq, yaitu ma’rifah atau
‘amal.

Adapun Rukun (pilar-pilar) iman :

 Beriman kepada Allah SWT

Yaitu beriman kepada rububiyyah Allah, maksudnya adalah Allah adalah


pencipta,pemilik alam semesta dan pengatur segala urusan. Beriman kepada
ubudiyyah Allah, maksudnya adalah Allah sajalah Tuhan yang berhak disembah
dan semua sesembahan selainnya adalah batil.

Beriman kepada Allah adalah dasar daripada iman. Dari ajaran asas ini
timbulah bagian bagian atau rukun rukun iman lainnya. Beriman kepada wujud
Allah adalah beriman kepada yang ghaib. Sesuatu yang ghaib pada dasarnya
sangat sukar dapat diliputi oleh akal manusia yang terbatas, dan karena itu
hanyalah Allah sendiri yang Maha Tahu akan diri-Nya.

 Beriman kepada Malaikat

Yaitu malikat adalah hamba Allah yang mulia. Mereka diciptakan oleh Allah
untuk beribadah kepada-Nya, serta tundukdan patuh terhadap perintah-Nya.
Jumlah malaikat banyak sekali dan hanya Allah yang maha tahu bilangannya.

Adapun tugas tugas dari malaikat adalah :

1. Malaikat jibril ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada


rasul rasul Nya

8
2. Malaikat mikail yang ditugasakan oleh Allah membagi rizki dan untuk
menrunkankan hujan kepada semua mahluknya
3. Malaikat izrail diberi tugas oleh Allah untuk mengambl ruh manusia
4. Malaikat israfil ditugaskan oleh Allah meniup sangkakala pada hari kiamat
5. Malaikat raqib atid yang bertugas mencatat amalan manusia
6. Malaikat munkar dan nakir yang bertugas menanyakan orang dalam kuburnya
tentang Tuhannya, agamanya, nabinya, dan lain lain.
7. Malaikat zabaniyyah yang diberi tugas oleh Allah untuk menjaga neraka yang
jumlahnya ada Sembilan belas malaikat yang diketuai oleh malaikat malik
8. Malaikat ridwan diberi tugas oleh Allah untuk menjaga surge
9. Delapan malaikat yang ditugasakan oleh Allah memikul ‘Arsy
10. Para malaikat yang bertugas meminta ampun kepada Allahbagi orang orang
yang beriman dan berdo’a bagi kebahagiaan mereka di dunia maupun akhirat

Adapun sifat sifat dari malaikat :

1. Malaikat diciptakan oleh Allah dari nur atau cahaya


2. Malaikat tidak dapat dilihat manusia, walaupun berada ditengah mereka
3. Malaikat dapat membentuk diri dalam wujud manusia
4. Malaikat mempunyai kekuatan yang luar bisa atas izin Allah
5. Malaikat senantiasa bertasbih siang dan malam memuji Allah dan tidak pernah
durhaka kepada-Nya
6. Malaikata tidak mempunyai hawa nafsu, karenanya mereka tidak makan atau
minum, tidak kawin dan beranak, tidak tidur dan tidak mempunyai sifat sifat
manusia
7. Malaikat senatiasa tunduk dan patuh sepenuhnya kepada perintah Allah dan
tidak melanggar sedikitpun larangannya.

 Beriman kepada kitab-kitab

Menurut bahasa, kata kitab artinya buku, surah kiriman, dan hukum atau
peraturan. Iman itu sendiri memiliki arti percaya dalam penjelasan tersebut kita
dapat menyimpulkan iman kepada kitab Aallah adalah mempercayai atau
meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab Nya dijadikan pedoman
hidupumat manusia agar mereka memperoleh kebahagiaan didunia maupun

9
diakhirat. Orang yang mengaku agam islam tetapi tidak meyakini hal tersebut
dianggap murtad.

Allah yang maha mulia dan agung telah menurunkan kitab kitab kepada para
rosul-Nya, yang mengandung petunjuk dan kebaikan. Yakni :

1. Kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa


2. Kitab zabur diturunkan kepada Nabi Daud
3. Kitab inji diturunkan kepada Nabi Isa
4. Kitab alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

Dengannya (alquran) Allah telah menghapus semua kita kitab sebelumnya dan
Allah telah menjamin untuk menjaga dan memeliharannya karena ia akan menjadi
hujjah atas semua mahluk sampai hari kiamat. Alquran adalah kitab terakhir (dalil
naqli dalam surah ali Imran, 3:2-4 ) yang diturunkan yang dijadikan manusia
sebagai pedoman hidupnya.

Seorang muslim wajib beriman kepada Kitabullah alquran secara tafsili yaitu
harus meyakini kebenarannya mengetahui isi dan ajarannya dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari hari.

Keimanan kita terhadap Kitabullah tersebut tidak berarti bahwa kita juga wajib
berpegang teguh padanya sebagai tuntunan dan hidayah bagi kita dalam hidup ini.
Kita wajib percaya bahwa kitab kitab tersebut sudah mengalami banyak
perubahan oleh manusia itu sendiri, dank arena itu kitab kitab itu hanya dipercayai
sebagai ajaran yang berasal dari Allah jika ia sesuai apa yang terkandung dala
alqur’an. Ini berarti bahwa alqur’an adalah kitab suci yang terakhir yang
diturunkan oleh Allah seebagai tuntunan dan hidayah dalam kehidupannya di
dunia. Hanay dengan beriman dan berpedoman kepada ajaran alqur’an manusia
akan senantiasa brada pada jalan yang lurus dan benar yang menjamin
kebahagiaan di duna maupun akhirat.

 Beriman kepada Rasul

10
Iman kepada rasul berarti mempercayai bahwa rasul Allah adalah orang yang
diutus dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan ajaran ajaran Allah yang
diterimanya kepada umat manusa agar dijadikan pedoman hidup.

Sebagian ulamdan umat islam berpendapat bahwa setiap rasul sudah pasti
nabi, tetapi tidak setiap nabi pasti rasul. Rasul adalahnabi yang ditugaskan untuk
menyampaikan wahyu kepada umat manusia, sedangkam nabi adalah sebaliknya.
Rasul adalah manusia pilihan Allah yang denagn hak mutlak Allah memilih
seseorang menjado rasul. Ciri dari rasul adalah seorang laki laki sehat jasmani dan
rohani, mempunyai akl sehat, berjiwa ishmah (jiwa yang mampu mengendalikan
diri dari berbuat dosa), dan berasal dari keturunan orang oang baik.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Mardawaih dalam tafsirnya dari
Abu Zar al-Ghifari disebutkan bahwa jumlah para rasul adalah 313 atau 315
orang, sedangkan jumlah para nabi adalah 124.000. Wallahu a’lam

Allah telah mengutus semua mahluk-Nya yakni para rasul, yang pertama
adalah Nabi Nuh dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Semua itu
adalah manusia biasa tidak memiliki sedikitpun sifat ketuhanan, mereka adalah
hamba hamba Allah yang dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah
mengakhiri segala syariat dengan syariat yang diajarkan oleh Nai Muhammad
SAW yang diutus untuk seluruh manusia dan tidak ada nabi sesudahnya.

 Beriman kepada hari akhir

Beriman kepada hari akhir merupakan ciri orang muttaqin (orang orang yang
bertaqwa) Allah berfirman yang artinya : “ dan mereka yang beriman kepada kitab
(alquran ) yang telah diturunkan kepadamu Muhammad dan kitab kitab yang
diturunkan sebelummu, serta mereka meyakini akan adanya kehidupan akhirat.”

Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi
setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, surga dan neraka.jadi, orang yang
mengaku islam tetapi tidak beriman pada hari akhir disebut murtad.

 Beriman kepada takdir (ketentuan Allah)

11
Dalam alquran kata qada berarti hukum atau keputusan, sedangkan qadar
adalah kekuasaan atau kemampuan. Ulama Asy syariah yang dipeloporo Abu
Hasan Al-Asy ari berpendapay bahwa qada adalah kehendak Allah mengenai
segala hal dan keadaan, kebaikan atau keburukan, yang sesuai dengan apa yang
diciptakan dan tidak akan berubah ubah sampai terwujudnya kehendak tersebut.
Sedangkan qadar adalah perwujudan kehendak Allah terhadap semua mahluk-Nya
dalam bentuk bentukdan batasan batasan tertentu, baik mengenia zat maupun sifat
sifatnya.

Allah telah menakdirkan bahwasanya semua yang ada dan diciptakan sesuai
ilmu-Nya terdahulu dan menurut kebijaksanaan-Nya, maka segala sesuatu sudah
diketahui serta telah pula tertulis disisi-Nya.

C. Pengertian Ihsan
Ihsan berasal dari kata hasana yahsinu yang artinya adalah berbuat baik sedangkan
bentuk masdarnya adaah ihsanan yang artinya adalah kebaikan Allah SWT. Ihsan adalah
puncak ibadah yang senatiasa menjadi target seluruh hamba Allah SWT. Sebab ihsan
menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan darinya.

 Landasan syar’i islam


Landasan yang pertama adalah quranul karim. Dalam alquran terdapat
166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Contohnya dalam
surat al baqarah:195, al baqarah: 83, an nahl:90. Landasan yang kedua adalah
as sunah , rasulullah Saw pun sangat memeri perhatian terhadap masalah ihsan
ini. Sebab ini merupakan pucak harapan dari seorang hamba. Bahkan, diantara
hadits hadits mengenai ihsan ada beberapa yang menjadi landasan utamdalam
memahami agama.
 Aspek pokok dalam ihsan
Ihsan mempunyai aspek aspek fundamental salah satunya adalh
ibadah. Kita diwajibkan ihsan dalam ibadah yaitu dengan menjalankan semua
jenis ibadah seperti sholat, puasa, haji dan lain lain dengan cara yang benarn
yaitu degan menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab adabnya.
Berdasarkan al quran dan sunnah ibadah mempunyai tiga tingkatanyang pada
setiap tingkatan derajatnya seorang hamba tidak akan dapat mengukurnya.
Karena itulah kita berlomba lomba untuk meraihnya.

12
Adapun tiga tingkatan tersebut adalah :
1. Tingkat At-taqwa yaitu tingkatan paling bawah dengan derajat yang
berbeda beda, dimana seluruh derajatnya dihuni oleh mereka yang masuk
kategori al muttaqin, sesuai dengan ketaqwaan masing masing.
2. Tingkat Al bir yaitu tingkat menengah dengan derajat yang berbeda
beda. tigkatan ini dihuni oleh mereka yang masuk dalam kategori al abror,
hal ini sesuai dengan amalan amalan kebaikan yang mereka lakukan dari
ibadah ibadah sunnah serta segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh
Allah SWT. Hal ini dilakuakn setelah mereka melakukan hal yang ajib yakni
pada peringkat at taqwa.
3. Tingkat Al Ihsan yaitu tingkat paling atas denag derajat yang berbeda
beda. Tingkatan ini akan dicapai oleh mereka yang masuk dalam kategori
muhsinun, mereka adalah orang yang telah melewati tingkat pertama dan
kedua ( peringkat at taqwa dan al bir). Untuk dapat naik kemartabat ihsan
dalam segala amal hanya bisa dicapai melalui amalan amalan wajib dan
amalan amalan sunnah yang dicintai Allah serta dilakukan atas dasar
mencari ridha Allah SWT.

D. Pengertian Insan Kamil


insan kamil (manusia yang sempurna merupakan tipe manusia yang dikehendaki oleh
Tuhan. Hal ini disebabkan, jika tidak menjadi insan kamil, maka manusia itu meminjam
istilah Ibnu Araby hnyalah monster yang bertubuh manusia. Insan kamil adalah manusia yang
telah menaggalkan kemanusiaannya yang rendah, lalu berjalan menapaki tangga demi tangga
menuju Tuhan sehungga mencapai tangga nafsu tertinggi. Cara mengendalikan nafsu adalah
memperkokoh keimanan tidak sekedar percaya tetapi harus berada dalam tingkat yakin
(rukun iman), bersungguh sungguh dalam ibadah, untuk dapat bersungguh sungguh dalam
ibadah dengan bena dan ikhlas maka segala ibadah harus kita lakukan terutama tukun islam.

Dalam prespektif islam manusia memiliki empat unsur, yaitu : jasad/raga ,hati, roh,
dan rasa yang berfungsi menjalankan kehendak Ilahi. Hati menjadi rajanya (selalu mengingat
ingat Allah). Akal menjadi perdana menteri yang selalu membantu kinerja jasad dan rasa
selalu beribadah dan mendekatkan diri kpada Allah sedekay dekatnya.

13
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk memahami hubungan antara ketiga konsep tersebut, kita bisa terlebih dahulu
memahami hadits yang dikenal dengan hadits malaikat jibril yang termaktub dalam hadits
riwayat Muslim :

Dari Abu Hurairah R.A berkata : pada suatu hari sedang duduk diantara para
sahabatnya tiba tiba datang seseorang laki laki dengan mengenakan baju serba putih,
dengan rambut yang sangat hitam serta Nabi Muhammad tidak asal usul orang tersebut,
entah datangnya darimana tidak ada yang melihat kecuali Nabi. Lalu orang tersebut duduk
dengan menempelkan kedua lututnya dengan kedua lutut Nabi serta meletakan telapak
tangannya diatas telapak tangan Nabi , lalu orang itu bertanya : “wahai Muhammad,
apakah islam itu?” Lalu Nabi pun menjawab “islam adalah meyakini bahwa tiada tuhan
selain Allah serta Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, membayar
zakat, pus pada bulan ramdhan, berangkat haji bagi yang mampu”. Lalu orang itu
menjawab “benar, itu memang benar” dan kembali bertanya pada Nabi “apakah iman
itu?”lau Nabi pun kembali menjawab “iman adalah percaya adanya Allah, malaikat Allah,
kitab kitab Allah, rasul rasul Allah, hari akhir, dan takdir Allah.” Lalu orang tersebut
kembali menanggapi jawaban dari Nabi “benar, itu emang benar”. Orang tersebut bertanya
lagi kepada Nabi “apakah ihsan itu” lalu Nabi pu kembali menjawab “ihsan ialah
bahwasanya engkau beribadah kepada Allah seakan akan engkau melihat-Nya, kalau kamu
tidak melihat-Nya ketahuilah sesungguhnya Allah melihatmu” kemudian orang itu kembali
bertanya kepada Nabi “apakah hari kimat itu?” Nabi kembali menjawab “orang yang
ditanya tidak lebih mengetahui dari yang bertanya”, lagi lagi orang tersebut bertanya lagi
“apakah tanda tanda hari kiamat tersebut?” dan Nabi pun menjawab “tanda tandanya
adalah banyak yang memperlihatkan auratnya, budak melahirkan anak juragannya, banyak
orang yang meninggikan bangunannya.” Dan jawaban tersebut sebagai penutup atas
beberpa pertanyaan tersebut, lalu Nabi berkata kepada para sahabat “antarkanlah orang
itu(sambil menunjuk orang tersebut)” namun para sahabat tidak melihat sedikitpun bekas
ada orang disitu, lalu Nabi bersabda “sesungguhnya itu adalah malikat jibril a.s yang
datang mengajarkan agama kepada umat manusia.”

Dari hadits diatas kita dapat memahami bahwasanya islam memiliki lima buah rukun
yakni meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah serta Nabi Muhammad adalah utusan Allah,

14
mendirikan sholat, membayar zakat, pus pada bulan ramdhan, berangkat haji bagi yang
mampu. Sementara iman memiliki enam buah rukun yakni percaya adanya Allah, malaikat
Allah, kitab kitab Allah, rasul rasul Allah, hari akhir, dan takdir Allah.sementara itu,
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits diatas , ihsan berarti melakukan beribadah kepada
Allah seakan akan engkau melihat-Nya, kalau kamu tidak melihat-Nya ketahuilah
sesungguhnya Allah melihatmu.

Lantas apa hubungan antara islam, iman, ihsan dala membentuk insan kamil?

Dalam membahas hal tersebut kita perlu memahami bahwasanya dalam mejalankan
agama islam, kita perlu mengimani/ mempercayai hal tersebut terlebih dahulu apa yang sudah
ditetapkan oleh Allah sebagaimana yang tertulis dalam haduts tersebut. Kemudian wujud dari
iman tersebut ialah dengan kita beribadah kepada Allah sebagaimana yang terdapat dalam
rukun islam, kemudian dalam melaksanakan ibadah tersebut kita memerlukan konsep ihsan
yakni beribadah kepada Allah seakan akan engkau melihat-Nya, kalau kamu tidak melihat-
Nya ketahuilah sesungguhnya Allah melihatmu. Untuk itu ketiga konsep merupakan konsep
dasar dalam membentuk insan kamil atau manusia yang sempurna. Dan harus berhubungan
jika salah satu tidak diterapkan atau tidak ada salah satu didalam diri manusia maka tidak
mungkin manusia itu dinamakan insan kamil.

15
DAFTAR PUSTAKA

Daudy Ahmad, Kuliah Akidah Islam.

Nasution Harun, Teologi Islam, Universitas Indonesia, Jakarta : 2007.

Syamsuri, Pendidikan Agama Islam Jilid 3, Penerbit Erlangga : 2007.

Syamsuri, Pendidikan Agama Islam Jilid 2, Penerbit Erlangga : 2007.

Yahya Abi Zakaria, arbai’in nawawi.

http://serbamakalah.blogspot.com/2013/02/iman-islam-ihsan.html?m=1

http://mari-bukamata.blogspot.com/2015/06/trilogi-agama-islam-islam-iman-ihsan.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai