Anda di halaman 1dari 9

BAGAIMANA MANUSIA

BERTUHAN

Dosen Pembimbing; Dr. Farihen M. Ag


Disusun Oleh;
1. Nanda Febriyanti

2. Nur Ayu Pamastri

3. Riani Widi Astuti


Menggali Sumber Psikologis,
Konsep Spiritualitas Sebagai Sosiologis, Filosofis, dan
Landasan Kebertuhanan Teologis tentang Konsep
Ketuhanan

Membangun Argumen tentang


Alasan Mengapa Manusia
Cara Manusia Meyakini dan
Memerlukan Spiritualitas
Mengimani Tuhan

Mendeskripsikan Esensi dan


Urgensi Visi Ilahi untuk
Membangun Dunia yang
Damai
A. Konsep Spiritualitas Sebagai Landasan
Kebertuhanan
Pada dasarnya hati manusia itu bersifat Universal dengan catatan manusia itu telah
mencapai titik fitrah(God Sport) dan terbebas dari segala paradigma dan belenggu.
Dalam keadaan seperti ini manusia merasakan ketenangan jiwa yang mendasari
segala tingkah lakunya, dan menggunakan suara hati sebagai penuntun hidupnya
menuju sebuah kebenaran, dan semua itu bersumber dari yang maha kuasa yaitu
Allah. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat As Sajadah Ayat; 9 yang
artinya :
“Kemudian dan menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan (perasaan) hati: (tetapi)
kamu sedikit sekali bersyukur”
Ketika manusia mengakui bahwa Allahlah Tuhannya, Suara hati itu masih terus
berjalan dan masih bisa dirasakan hingga saat ini. Kecuali hati yang tertutup. Sudah
merupakan fitrah manusia untuk memiliki rasa ketuhanan dan memiliki kebaikan hati
nurani namun hal ini tidak terjadi kepada orang yang hatinya telah tertutup, walaupun
demikian ia pun masih bisa merasakan hal ini namun dengan kadar yang rendah.

Home
B. Alasan Mengapa Manusia Memerlukan
Spiritualitas
Ada enam alasan mengapa kita membutuhkan spritualitas untuk tetap
mampu mengerjakan panggilan hidup di dunia ini :
 Karena manusia adalah makhluk ciptaan yang terbatas, memiliki

kebebasan untuk memilih.


 Untuk menjaga integritas diri kita di tengah realita dunia yang fana

dan tak menentu


 untuk mengembangkan hati nurani yang takut akan tuhan

 Untuk mengendalikan dorongan ego dalam diri kita

 Menyadarkan bahwa panggilan hidup kita adalah anugerah pemberian

dari Tuhan
 Sarana untuk melatih kepekaan diri kita dalam menggali makna

kenyataan hidup.

Home
C. Menggali Sumber Psikologis, Sosiologis,
Filosofis, dan Teologis tentang Konsep Ketuhanan
1. Bagaimana Tuhan dirasakan kehadirannya dalam perspektif
Psikologis?
2. Bagaimana Tuhan Disembah Masyarakat Dalam Perspektif
Sosiologis?
3. Bagaimana Tuhan Dirasionalisasikan Dalam Perspektif
Filosofis?
4. Konsep tentang Tuhan dalam Perspektif Teologis.

Home
D. Membangun Argumen tentang Cara
Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan
Iman kepada Allah SWT merupakan pokok dan seluruh iman yang tergabung
dalam rukun iman. Karena iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari
keimanan yang lain, maka keimanan kepada Allah SWT harus tertanam
dengan benar kepada diri seseorang. Sebab jika iman kepada Allah SWT
tidak tertanam dengan benar, maka ketidak-benaran ini akan berlanjut kepada
keimanan yang lain, seperti iman kepada malaikat-malaikat Nya, kita-kitab
Nya, rasul-rasul Nya, hari kiamat, serta qadha dan qadhar Nya. Dan pada
akhirnya akan merusak ibadah seseorang secara keseluruhan. Di masyarakat
tidak jarang kita jumpai cara-cara beribadah seorang yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam, padahal orang tersebut mengaku beragama Islam.

Next
Ada dua cara beriman kepada Allah SWT :
a. Bersifat Ijmali, cara beriman kepada Allah SWT yang bersifat ijmali
maksudnya adalah, bahwa kita mempercayai Allah SWT secara umum atau
secara garis besar. Al-Quran sebagai sumber ajaran pokok Islam telah
memberikan pedoman kepada kita dalam mengenai Allah SWT. Diterangkan,
bahwa Allah adalah dzat yang Maha Esa, Maha Suci. Dia Maha Pencipta,
Maha Mendengar , Maha Kuasa, dan Maha Sempurna.
b. Bersifat Tafshili, Cara beriman kepada Allah SWT yang bersifat tafsili,
maksudnya adalah mempercayai Allah secara rinci. Kita wajib percaya dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-
sifat yang berbeda dengan sifat-sifat makhluk Nya. Sebagai bukti adalah
adanya “Asmaul Husna” yang kita dianjurkan untuk berdoa dengan Asmaul
Husna serta menghafal dan juga meresapi dalam hati dengan menghayati
makna yang terkandung di dalamnya.
Selain itu juga harus menaati semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Prev

Home
E.Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Visi Ilahi
untuk Membangun Dunia yang Damai
Agar manusia dapat konsisten dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan, maka
manusia dituntut untuk membangun relasi yang baik dengan Tuhan, manusia
tidak akan mampu membangun relasi yang harmonis dengan tuhan apabila
hidupnya lebih didominasi oleh kepentingan ragawi dan bendawi. Oleh
karena itu, sisi spiritulitas harus memainkan peran utama dalam kehidupan
manusia sehingga ia mampu merasakan kehadiran tuhan dalam setiap gerak
dan sikapnya. Apabila manusia telah mampu mengasah spiritualiasnya
sehingga ia dapat merasakan kehadiran tuhan, maka ia akan dapat melihat
segala sesuatu dengan visi tuhan ilahi. Visi ilahi inilah yang saat ini
dibutuhkan oleh umat manusia sehingga setiap tindak tanduk dan sikap
perilaku manusia didasari dengan semangat kecintaan kepada tuhan sebagai
manifestasi kebenaran universal dan pengabdian serta pelayanan kepada
sesama ciptaan tuhan, dengan begitu akan terciptanya dunia yang damai .

Home
Sekian Presentasi Dari Kami
Terimakasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai