Anda di halaman 1dari 11

Disusun oleh:

1. Nasta ‘Ainun N (H0519093)


2. Satria Hadi W (H0519113)
3. Yusuf Pandu R ( H0519129)
4. Ziyaad Risqulloh (H0519132)

BAB 2
BAGAIMANA MANUSIA BERTUHAN?
A. Menelusuri Konsep Spiriualitas sebagai
Landasan Kebertuhanan
Pengertian
 Doe mengartikan spiritualitas adalah dasar bagi
tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral dan rasa memiliki.
 Menurut Zohar, spiritualitas adalah kemampuan internal
bawaan otak dan jiwa manusia yang bersumber dari
intialam semesta.
 Menurut Ahmad Suaedy, spiritualitas adalah dorongan
bagi seluruh tindakan manusia.
 Ginanjar berpendapat spiritualitas merupakan energi
dalam diri yang menimbulkan rasa kedamaian dan
kebahagiaan tidak terperi yang senantiasa dirindukan
kehadirannya.
 Dalam islam, spirit’ sering dideskripsikan
sebagai jiwa halus yang ditiupkan oleh Tuhan
kedalam diri manusia.
 Roh manusia dalam Islam adalah suci.
 Roh bersemayam didalam hati sehingga
darihati terpancar kecerdasan, keinginan,
kemampuan, dan perasaan.
 Namun pengaruh roh dalam hati manusia
tidak selamanya maksimal pada saat tertentu
cahaya roh meredup sehingga hati sulit
menangkap kebenaran.
 Meskipun pada hakikatnya spiritualitas
adalah fitrah yang diberikan Tuhan, tidak
jarang diantara kita mengidap penyakit
spiritual
 Penyakit spiritual adalah kondisi diri yang
terfragmentasi dari pusat diri
b. Menanyakan Alasan Mengapa Manusia
Memerlukan Spiritualitas

 Ketenangan dan kedamaian merupakan kebutuhan


masyarakat yang paling penting. Namun, manusia
modern mengalami keterasingan diri dari dirinya
sendiri dan lingkungan sosial bahkan jauh dari Tuhan.
 Modernisasi dan globalisasi memiliki 5 ciri:
1. muncul budaya global
2. oenekanan kebebasan yang berlebihan
3. menguatnya rasionalisme
4. orientasi hidup materialistis
5. dominasi si kuat dan si lemah.
 Agar manusia kembali memiliki etika moral
dan sentuhan manusiawi maka penguatan
spiritualitas perlu dilakukan. Diperlukan
pelatihan jiwa secara sistematis, dramatis,
dan berkesinambungan.
 Tasawuf dapat berperan dalam mewujudkan
sebuah revolusi moral spiritual yang
merupakan basis etika bagi suatu formulasi
sosial.
 Tasawuf dapat membuat manusia mengerem
egosentrisme, dorongan hawa nafsu, dan
orientasi kepada materi yang berlebihan.
Orang yang memiliki kesadaran spiritual
akan memiliki beberapa karakter, seperti:
1. Mempu menemukan kekuatan Yang Maha Besar
2. Merasakan kelezatan ibadah
3. Menemukan nilai keabadian
4. Menemukan makna dan keindahan hidup
5. Membangun harmonisasi dan keselarasan dengan
semesta
6. Menghadirkan intuisi dan menemukan hakikat
metafisik
7. Menemukan pemahaman yangmenyeluruh
8. Mampu mengakses hal-hal gaib yang
suprarasional.
c. Menggali sumber psikologis, Sosiologis,
Filosofis, dan Teologis tentang konsep ketuhanan

1. Bagaimana Tuhan dirasakan kehadirannya dalam


perspektif psikologis?
keterbukaan pada yang gaib semakin menguat
dengan adanya pengalaman ketidakberdayaan
dan pengalaman mistik.
2. Bagaimana Tuhan disembah oleh masyarakat
dalam prespektif sosiologis
agama disebut sebagai sebuah sistem budaya
karena merupakan hasil dari “sistem gagasan”
manusia terdahulu.
3. Bagaimana Tuhan dirasionalsasikan dalam
perspektif filosofis?
Tuhan adalah pencipta dari segala sesuatu
yang ada di alam nyata ini.
4. Konsep tentang Tuhan dalam prespektif
teologis
pengetahuan tentang Tuhan, baik buruk, dan
cara beragama dalam perspektif teologis
tidak terjadi atas prakarsa manusia, tetapi
terjadi atas dasar wahyu dari Tuhan.
d. Membangun Argumen tentang cara manusia
meyakini dan mengimani Tuhan

Indikator keimanan dibuktikan dengan amal


sholeh
pembentukan iman identik dengan
pembentukan karakter. Orang yang beriman
pada Tuhan memiliki krakter bertuhan.
e. Mendeskripsikan esensi dan urgensi
visi ilahi untuk membangun dunia yang
damai
 Agar manusia dapat tetap konsisten dalam
kebaikan maka manusia dituntut untuk
membangun relasi yang baik dengan Tuhan.
 Sisi spiritual harus memainkan peran utama
dalam kehidupan manusiasehingga mampu
merasakan kehadiran Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai