Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

BAGAIMANA MANUSIA
BERTUHAN ?

KELOMPOK 1
1. Tini Helawati (J1A017113)
2. Titin Harianti Rukmana Dewi (J1A017114)
3.Triono Saputra (J1A017115)
4. Uswatun Hasanah Yarfaryh (J1A017116)
5. Widia Ningsih (J1A017118)
A. Konsep Spiritualitas Sebagai Landasan
Kebertuhanan
1. Apa itu spiritualitas?

Menurut perspektif bahasa spiritualitas berasal dari kata


spirit Jiwa atau roh

Menurut perspektif Islam


spirit jiwa halus yang ditiupkan oleh Tuhan ke dalam
diri manusia .
Menurut Saifuddin Aman ,Spiritualitas membuat manusia
mampu memberdayakan seluruh potensi yang diberikan Tuhan
untuk melihat segala hal secara holistik .
2. Spiritualitas Berdasarkan Fitrah Allah SWT

Fitrah : kemampuan dan anugerah untuk manusia yang di berikan oleh


Allah Swt sejak manusia di lahirkan ke dunia. Dimana Roh atau jiwa
merupakan fitrah manusia.

dengan roh manusia mampu:


1. berhubungan dengan Tuhan sebagai kebenaran sejati (al-aqqah).

2. manusia mempunyai bakat untuk bertuhan, artinya roh-lah yang


membuat manusia mampu mengenal Tuhan sebagai potensi bawaan
sejak lahir.

Meskipun pada hakikatnya spiritualitas adalah fitrah yang


diberikan Tuhan kepada setiap manusia, namun tidak semua manusia
memiliki kesadaran dan kecerdasan spiritual. Tidak jarang, manusia
bahkan ada yang mengidap penyakit spiritual
Sebagaimana dijelaskan di Al-Quran surat AR-Ruum/30:30

artinya :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(QS Ar-Ruum/30:30)
3.Pengaruh Roh Dalam Diri Manusia

Roh merupakan karunia Ilahi yang dipancarkan dari Zat


Tuhan.
Dengan adanya roh:

1. manusia dapat mengalami pengalaman batin atau sering


disebut pengalaman rohani.
2. Adanya potensi untuk mengenal yang baik dan yang buruk

Namun ,Pada saat-saat tertentu cahaya roh meredup


sehingga hati sulit untuk menangkap kebenaran yang
terpapar di alam semesta ini. Akibatnya, manusia menjadi
mudah untuk berbuat maksiat.
B. Alasan Mengapa Manusia Memerlukan
Spiritualitas
6 alasan mengapa manusia membutuhkan spiritualitas:

1. Karena manusia adalah makhluk ciptaan yang terbatas, yang


memiliki kebebasan untuk memilih.
2. Untuk menjaga integritas diri di tengah realita dunia yang fana
yang tak menentu.
3. Untuk mengembangkan hati nurani yang takut akan tuhan.
4. Untuk mengendalikan dorongan ego dalam diri kita.
5. Menyadarkan bahwa panggilan hidup adalah anugerah
pemberian dari Tuhan.
6. Sarana untuk melatih kepekaan diri didalam menggali makna
kenyataan hidup
C. Menggali Sumber Psikologis, Sosiologis,
Filosofis, dan Teologis tentang Konsep
Ketuhanan
1. Bagaimana Tuhan dirasakan kehadirannya dalam
perspektif Psikologis?
Allah SWT dapat dirasakan secara Psikologis bila orang tersebut
yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka
berbicara dengan Allah SWT dalam Itikaf, dan lebih suka mengikuti
perintah Allah SWT daripada perintah yang lain saat itulah
kehadiran Allah dapat dirasakan.

2. Bagaimana Tuhan Disembah Masyarakat Dalam


Perspektif Sosiologi?
Dalam sosiologi, Agama dipandang sebagai sistem kepercayaan
yang diwujudkan dalam perilaku sosial tertentu. Berkaitan dengan
pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
D. PERBEDAAN MANUSIA YANG
BERTUHAN DAN TIDAK BERTUHAN
Manusia yang ber-Tuhan adalah manusia yang diliputi rasa
perikemanusiaan, rasa keyakinan dan rasa persaudaraan. Sedangkan
manusia yang tidak ber-Tuhan adalah manusia yang selalu terbawa oleh
nafsu-nafsu (nafsu pribadi) dan watak.

Adapun ciri ciri manusia yang ber-Tuhan dan tidak ber-Tuhan :


Manusia bertuhan :
1. Mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan yang diwujudkan dengan
berbagai cara
2. Menyadari bahwa dunia beserta isinya adalah ciptaan Tuhan
3. Manusia dianugerahi akal dan budi yang dapat dikembangkan
secara maksimal
Manusia tidak bertuhan :
1. Tidak mempercayai keberadaan Tuhan
2. Selalu berbuat kejahatan di Dunia
3. Selalu berpendapat bahwa seisi Dunia tercipta
dengan sendirinya tanpa ada sangkut paut dengan
Tuhan
4. Beranggapan tidak ada kehidupan setelah
kematian
3. Bagaimana Tuhan Dirasionalisasikan Dalam Perspektif
Filosofi?
Penelaahan tentang Allah dalam filsafat lazimnya disebut teologi
filosofi.filsafat ketuhanan adalah pemikiran manusia dengan
pendekatan akal budi tentang Tuhan.

4. Konsep tentang Tuhan dalam Perspektif Teologis?


Dalam Perspektif Teologis, masalah ketuhanan, kebenaran, dan
keberagamaan harus dicarikan penjelasaannya dari sesuatu yang
dianggap sakral dan dikultuskan karena dimulai dari atas (dari
Tuhan sendiri melalui wahyu-Nya.
E. Membangun Argumen tentang Cara
Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan
Iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari seluruh iman yang
yang tergabung dalam rukun iman.

Ada 2 cara dalam beriman kepada Allah SWT


1.Bersifat ijmali
cara beriman kepada Allah SWT yang bersifat ijmali maksudnya adalah
bahwa kita mempercayai Allah SWT secara umum atau secara garis besar.
Al-Quran sebagai sumber ajaran pokok Islam telah memberikan pedoman
kepada kita dalam mengenal Allah SWT.
2.Bersifat Tafshili
Cara beriman kepada Allah SWT yang bersifat tafshili, maksudnya
adalah mempercayai Allah secara rinci. Kita wajib percaya dengan sepenuh
hati bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-sifat
makhlukNya.
F.Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Visi
Ilahi untuk Membangun Dunia yang
Damai
Manusia dapat tetap sehat dalam kebaikan dan kebenaran
Tuhan ,bila sudah membangun relasi yang baik dengan Tuhan.
Namun,manusia tidak akan mampu membangun relasi
yang harmonis dengan Tuhan,bila hidupnya didominasi oleh
kepentingan ragawi dan bendawi.
Apabila manusia telah mampu mengasah spiritualitasnya
ia bisa merasakannya kehadiran Tuhan, maka ia akan bisa
melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan (lahi).
G. HASIL DISKUSI KELOMPOK

Pertanyaan:
mengapa potensi riyah pada diri manusia tidak
berfungsi atau mendorong manusia melakukan
hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan?
Jawaban:

Ruh membuat manusia dapat mengalami pengalaman


batin atau sering disebut pengalaman rohani. Yang dimana
potensi ruhiyah, adalah potensi yang dilekatkan pada hati
nurani untuk membedakan dan memilih jalan yang haq dan
yang bathil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan menuju
kedurhakaan.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman :
"dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya." (QS. Asy Syams : 7-8).

Di dalam hati setiap manusia telah tertanam potensi ini,


yang dapat membedakan jalan kebaikan (kebenaran) dan
jalan keburukan (kesalahan). Faktor kesadaran manusia
terletak dihati. Hati adalah hakikat terdalam manusia.
Hati juga tempat bersemayamnya syaitan dan keburukan yang
disebut juga dengan penyakit hati.
Apabila hati kita sudah berpenyakit maka itulah yang membuat
manusia melakukan hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Penyakit yang ada dalam hati setiap orang bisa mempengaruhi
perilaku danperbuatannya.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

Artinya:
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka
dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya
(yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
(QS At Taubah 125)

Anda mungkin juga menyukai