Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS VOLUMETRI

ANALISIS VOLUMETRI
 Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada
pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi
dengan analit.
 Larutan titran : larutan yang digunakan untuk
mentitrasi, biasanya digunakan suatu larutan
standar
 titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit
demi sedikit titran ke dalam analit
aA + tT  produk
sejumlah a molekul analit A
bereaksi dengan t molekul reagen T
(titran). Penambahan titran
dilakukan sedikit demi sedikit melalui
buret.

Titik ekuivalen
Titik dimana jumlah titran
yang ditambahkan ekuivalen
dengan jumlah analit secara
stoikhiometri
LARUTAN STANDAR
 Larutan standar: larutan yang diketahui konsentrasinya dengan
tepat. Larutan standar ada 2 yaitu primer dan sekunder.
 Larutan standar primer; dibuat dengan menimbang secara teliti
zat dengan kemurnian tinggi kemudian melarutkannya menjadi
volume tertentu. Zat yang digunakan disebut standar primer
contoh: larutan asam oksalat dan larutan NaOH
 Larutan standar sekunder; larutan yang dibuat dengan
konsentrasi mendekati yang diinginkan kemudian konsentrasi
ditentukan dengan membakukannya dengan larutan standar
primer.
SYARAT ZAT BAKU PRIMER

 Kemurniannya tinggi (± 100 %)/ pengotor (0,01 – 0,02 %)


 Stabil pada suhu kamar maupun pada suhu ruangan

 Berat molekul tinggi ( kesalahan penimbangan dapat


diminimalkan)
 Mudah didapat

 Memenuhi syarat reaksi untuk analisis volumetri


SYARAT REAKSI UNTUK
ANALISIS VOLUMETRI
 Reaksi stoikiometri: persamaan reaksi dapat dirumuskan
dengan jelas.
 Reaksi cepat

 Ada perubahan yang nyata saat reaksi sempurna (titik ekivalen)


atau terjadi perubahan warna yang nyata.
PENENTUAN TITIK AKHIR TITRASI

Perhatikan
perubahan
warna
EKIVALEN
 Ekivalen asam basa: Sejumlah asam/basa yang dapat menghasilkan satu
mol H+/OH-
Contoh: satu mol HCl menghasilkan 1 mol H+
1 ekiv HCl = 1 mol HCl = 36,5 gram
 Ekivalen redoks: Sejumlah zat tertentu yg dapat menerima/melepaskan satu
mol elektron.
Contoh: Fe FeO
Fe melepaskan 2 elektron 1 mol Fe = 2 elektron
berat 1 mol Fe = 2 ekiv = 55,847 gram
berat 1 ekiv Fe = ½ (55,847 gram) = 27,923 gram
 Ekivalen pengendapan: Banyaknya ion logam.

Contoh:
Ag+ + Cl- AgCl
1 mol Ag+ = 1 ekiv
1 mol Cl- = 1 ekiv
PERHITUNGAN TITRASI
Perhitungan atau penetapan analit didasari pada keadaan ekivalen
dimana ada kesetaraan zat antara analit dengan pereaksi, sesuai
dengan koefisien reaksinya.
TAHAPAN ANALISIS VOLUMETRI

1. Penimbangan zat dengan teliti


2. Pelarutan hasil penimbangan
3. Persiapan pelaksanaan titrasi
4. Pelaksanaan titrasi
5. Perhitungan hasil titrasi dan melaporkan
JENIS - JENIS TITRASI
 Titrasi asam - basa
 titrasi redoks
 titrasi pembentukkan kompleks
TITRASI ASAM-BASA
1. Asidimetri 2. Alkalimetri
 Kegunaan : Menetapkan  Kegunaan : Menetapkan
kadar basa kadar asam
 Larutan baku : Asam, misal  Larutan baku : Basa, misal
HCl 0,1 N NaOH 0,1 N
 Indikator : Indikator Asam-  Indikator : Indikator Asam-
basa, misal metil jingga, Basa, misal fenolftalein
metil merah  Reaksi : Netralisasi Asam-
 Reaksi : Netralisasi Asam- Basa
Basa
TITRASI REDOKS
1.Iodometri 2. Iodimetri
 Kegunaan : Menetapkan kadar  Kegunaan : Menetapkan
oksidator kadar reduktor
 Larutan baku : Larutan  Larutan baku : Larutan
Natrium Thiosulfat Iodium
 Indikator : Larutan  Indikator : Larutan
kanji/Amylum kanji/Amylum
 Reaksi : Iodium hasil reaksi KI  Reaksi : Iodium bereaksi
dg zat uji/ oksidator bereaksi langsung dg reduktor/zat
dg Natrium Thiosulfat, uji, suasana asam
 suasana asam
TITRASI REDOKS
3. Permanganometri
 Kegunaan : Menetapkan kadar reduktor
 Larutan baku : Larutan Kalium Permanganat
 Indikator : Tidak diperlukan
 Reaksi : Larutan Kalium Permanganat
bereaksi dengan reduktor/zat uji dalam suasana asam.
TITRASI ASAM - BASA
 Titran merupakan asam atau basa kuat
 titrasi asam kuat - basa kuat
 titrasi basa kuat - asam kuat
 titrasi asam lemah - basa kuat
 titrasi basa lemah - asam kuat

 Indikator: zat yang ditambahkan ke dalam larutan analit


untuk mengetahui titik akhir titrasi
INDIKATOR
 Indikator untuk asam basa: asam/basa lemah organik dimana
bentuk terionisasi dengan bentuk tidak terionisasi mempunyai
warna yang berbeda.
 Ex: Indikator PP (Phenopthalein)

Hin ↔ H+ + In-
warna A warna B

 Keterangan:
 Pada warna asam, pH = pKin – log 10 = pKin – 1 (<)

 Pada warna basa, pH = pKin – log 0,1 = pKin + 1 (>)


 Bromtimol biru mempunyai pKin 7. indikator ini mempunyai
warna asam kuning dan warna basa biru.
 Jika [Warna A]/ [Warna B] = 10. pH = 7 - log 10 = 6

 Pada pH < atau sama dengan 6 warna larutan kuning. Warna biru
sangat sedikit sehingga tidak dapat diamati
 Pada pH 7 warna B warna A = warna B larutan berwarna hijau.

 Jika [Warna A]/ [Warna B] = 1/10, pH = 7 - log 1/10 = 8.

 Perubahan warna dari 6 – 8 (6 – 7,6)


INDIKATOR ASAM BASA
warna Daerah pH
(interval
Indikator PKin warna)
Asam Basa

Timol Biru Merah Kuning 1,5 1,2 – 2,8


Metil Jingga Merah Kuning 3,7 3,2 – 4,4
Bromkresol Kuning Biru 4,7 3,8 – 5,4
Hijau
Metil Merah Kuning Merah 5,1 4,8 – 6,0
Bromtimol Kuning Biru 7,0 6,0 – 7,6
Biru
Fenol Merah Kuning Merah 7,9 6,8 – 8,4
Timol biru Kuning Biru 8,9 8,0 – 9,6
fenolftalein Tidak berwarna merah 9,4 8,2 – 10,0
Kurva Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

pH 12
11
10
9 Fenolftalein
8 Titik ekuivalen
7 Biru bromtimol
6
5 Merah metil
4
3
2
1
10 20 30 40 50 60 70 ml NaOH
Kurva Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

pH 12
11
10
9
Titik ekuivalen
8
7
6
5
4
3
2
1

10 20 30 40 50 60 70 ml NaOH
Cara menghitung pH titrasi
untuk titrasi asam lemah - basa kuat

Spesi yang
terdapat
Persamaan HA + OH -
A- + H2O
pada larutan

HA H3O++ A- Ka = [H3O ][A ]


+ -
HA + H2O
T=0 asam [HA]
terionisasi [H3O ] =  Ka.[HA]
+
[H3O ] = [A-]
+

T<1 HA dan A-
Ka =
[H3O+][A-] [A-]
buffer [HA] pH = pKa + log
[HA]
[HA][OH -]
T=1 A - A- + H2O HA + OH -
Kb =
[A-]
Garam
[OH-] =  Kb.[A-] [HA] = [OH -]
terhidrolisis

T>1 OH- [OH-] = kelebihan titran


Cara menghitung pH titrasi
untuk titrasi basa lemah - asam kuat

Spesi yang
terdapat Persamaan B + H3O+ HB+ + H2O
pada larutan
[HB+][OH -]
B B + H2O HB+ + OH - Kb =
T=0 Basa [B]
[OH ] =  Kb.[A ]
- -
terionisasi [HB] = [OH -]

T<1 B dan HB+ [HB+][OH -] [HB+]


buffer
Kb = pOH = pKb + log
[B] [B]
T=1 HB+ HB+ + H2O H3O++ B Ka =
[H3O+][B]
[HB+]
Garam
[H3O+] =  Ka.[HB+] [H3O+] = [B]
terhidrolisis

T>1 H3O+ [H3O+] = kelebihan titran


LATIHAN
 Titrasi 100 mL HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M.
Hitunglah pH larutan saat titrasi berlangsung pada
penambahan 0, 10, 90, 100 dan 110 mL NaOH.
 Titrasi terhadap 50 ml CH3COOH 0,1 M dengan NaOH
0,1 M. tentukan pH larutan jika ditambahkan NaOH
sebanyak 0 mL, 10 ml, 50 ml dan 60 mL. (Ka = 1,8 x 10-
5
)

Anda mungkin juga menyukai