Anda di halaman 1dari 27

Indah Nur Hikmah

42207033
Pendidikan
Agama Islam
“Bagaimana Manusia Bertuhan”
PEMBAHASAN

01 03
Pengertian Tuhan Alasan Manusia Memerlukan
dan Manusia Spiritualitas
02
Konsep Spiritual Sebagai
Landasan Kebertuhanan

04 05
Konsep Ketuhanan Sumber Cara Meyakini
Psikologis, Sosiologis, dan
Filosofis, Teologis Mengimani Tuhan
“Hakikat manusia memerlukan Tuhan sebagai
penolong dan pelindung manusia. Sejak zaman
pra aksara manusia berupaya mencari
perlindungan dengan merasionalkan nilai-nilai
spiritualnya ke dalam bentuk nyata.”
01
Pengertian Tuhan
dan Manusia
Pengertian Tuhan
Kata Tuhan merujuk kepada suatu zat abadi, biasanya
dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam
semesta atau jagat raya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Tuhan mempunyai arti zat yang menciptakan
makhluk dan seluruh alam semesta; zat yang wajib disembah.
Tuhan adalah sesuatu yang terdapat dalam pikiran manusia.
Dalam struktur manusia, hati merupakan kamar kecil yang
terdapat di dalamnya yaitu hati nurani yang tersembunyi secara
kuat dan rapi di dalam hati. Hati nurani merupakan garis
manusia dengan Tuhan atau yang menghubungkan manusia
dengan Tuhan.
Allah berfirman dalam surah Al-An’am Ayat
103
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,
sedang Dia dapat melihat segala penglihatan
itu, dan Dialah Yang Maha Halus, Maha
Mengetahui.”
Pengertian Manusia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Manusia diartikan
sebagai makhluk yang berakal, berbudi (mampu menguasai
makhluk lain), insan, orang. Maka dapat dikatakan bahwa,
manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan
budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya
demi kemakmuran dan kemaslahatannya.
02
Konsep Spiritual Sebagai
Landasan Kebertuhanan
Spiritualitas

Doe (dalam Muntohar, 2010) mengartikan bahwa spiritualitas adalah

01 kepercayaan akan adanya kekuatan non-fisik yang lebih besar daripada


kekuatan diri kita; suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung kepada
Tuhan atau sesuatu unsur yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita.

02 Menurut Zohar, spiritualitas adalah kemampuan internal bawaan otak dan jiwa
manusia, yang sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri.

03
Ginanjar berpendapat spiritualitas merupakan energi dalam diri yang
menimbulkan rasa kedamaian dan kebahagiaan tidak terperi yang
senantiasa dirindukan kehadirannya.
Inti Spiritualitas Relasi Spiritualitas dengan
Agama
Spiritualitas diri kita adalah diri sejati, bukan
Spiritualitas memang bukan agama, akan
tubuh kita. Tubuh hanya sebagai kendaraan
tetapi ia memiliki hubungan dari segi
bagi jiwa kita. Pengalaman-pengalaman positif
nilai-nilai keagamaan yang tidak dapat
dan negatif dapat membantu jiwa kita
dipisahkan. Keduanya menyatu dalam
berkembang, ke arah mana yang akan
nilai-nilai moral. Dengan demikian, tidak
ditempuh dalam perjalanan hidup ini.
mengherankan bila spiritualitas ini
senantiasa diposisikan sebagai nilai utama
dalam setiap ajaran agama.
03
Alasan Manusia Memerlukan Spiritualitas
Seperti yang kita tahu, pada masa kini orientasi kehidupan manusia
lebih mementingkan fisik-material. Aspek tersebut diantaranya aspek
yang mementingkan duniawi, seperti sikap hidup yang materialistis,
hedonis, konsumtif, mekanis, dan individualis. Kehidupan yang
seperti itu telah menjadikan aspek keberagamaan dan spiritualitas
terpojok ke wilayah pinggiran. Akibatnya manusia modern banyak
kehilangan kehangatan spiritual, ketenangan, dan kedamaian.
Menurut Carl Gustav Jung, manusia modern mengalami keterasingan diri
dari diri sendiri dan lingkungan sosial, bahkan jauh dari Tuhan. Hal ini
dapat disebut dengan hilangnya realitas Ilahi. Hilangnya realitas Ilahi ini
dapat menimbulkan gejala psikologis, yaitu kehampaan spiritual. Maka
tidak heran kalau akhir-akhir ini banyak dijumpai orang yang stress dan
gelisah, karena tidak mempunyai pegangan hidup. Dari mana, akan ke mana
dan untuk apa hidup ini?
Agar manusia kembali memiliki etika moral dan sentuhan manusiawi dalam
kehidupannya, maka penguatan spiritualitas perlu dilakukan. Hal tersebut
secara filosofis disebut dengan penguatan visi Ilahi. Untuk mencapai visi
Ilahi yang kokoh, diperlukan proses pengaktualisasian akhlak Tuhan yang
ada di dalam tiap diri manusia. Untuk itu diperlukan pelatihan jiwa secara
sistematis, dramatis, dan berkesinambungan dengan memadukan antara olah
pikir, olah rasa, olah jiwa, dan olah raga.
Alasan Manusia Memerlukan Spiritualitas
Jadi alasan kita memerlukan spiritualitas dalam hidup adalah agar
hidup kita lebih tertata, lebih tenang, dan damai di segala bidang.
Selain itu, kita juga bisa hidup ke arah hal-hal yang lebih positif dan
berorientasi kepada akhirat, sehingga hidup kita bisa tetap sesuai
kepada sunatullah dan shirathal-mustaqim.
04
Konsep Ketuhanan Sumber
Psikologis, Sosiologis,
Filosofis, Teologis
1. Perspektif Psikologis
1. Perspektif Spiritual 2. Perspektif Neurosains
• Adanya keterbukaan pada yang • Sistem kepercayaan kita
adikodrati atau di luar kodrat dibangun oleh gagasan-gagasan
alam adalah fitrah manusia sejak yang diajarkan secara intens
dia lahir ke dunia. Manusia sehingga tertanam secara
secara alami dapat merasakan neurologis di dalam memori dan
yang gaib karena di dalam akhirnya dapat mempengaruhi
dirinya ada unsur spirit. perilaku dan pemikiran kita.
• Roh merupakan semacam • Keterbukaan pada yang gaib
simcard ketuhanan yang semakin menguat dengan adanya
dengannya manusia mampu pengalaman ketidakberdayaan
berhubungan dengan Tuhan dan pengalaman mistik.
sebagai kebenaran sejati.
2. Perspektif Sosiologis
• Sosiologis memandang agama tidak berdasarkan teks
keagamaan (baca kitab suci dan sejenisnya), tetapi berdasarkan
pengalaman konkret pada masa kini dan pada masa lampau.
• Dalam sosiologis, agama disebut sebagai sebuah sistem budaya
karena merupakan hasil dari “sistem gagasan” manusia
terdahulu.
• Tuhan dalam perspektif sosiologis digambarkan sebagai
sumber kebenaran dan kebajikan universal yang diyakini dan
dipahami oleh umat manusia.
3. Perspektif Filosofis
Menurut Mulyadhi Kartanegara terdapat tiga argumen filsafat untuk
menjelaskan hakikat Tuhan, diantaranya :

1. Dalil Al-Huduts
Argumen tentang Tuhan yang dikemukakan Al-Kindi dibangun atas empat
premis :
1) Alam semesta bersifat terbatas dan dicipta dalam waktu.
2) Pencipta harus bersifat Esa/Tunggal.
3) Sesuatu ada karena adanya sebab-sebab lain yang secara hierarkis
mengerucut pada sebab sejati dan sebab terakhir sebagai satu-satunya
mencipta.
4) Wujud Tuhan dapat diamati dari keberadaan alam semesta sebagai
makrokosmos atau alam raya, yang tidak mungkin mengalami sebuah
keteraturan hukum bila tidak ada pengatur, yang disebut Tuhan.
3. Perspektif Filosofis
2. Dalil Al-Imkan Ibn Sina 3. Dalil Al-Inayah Rusyd
• Memperjelas konsep Tuhan Al- • Membuktikan Tuhan dengan dua
Kindi dengan mengungkapkan penjelasan. Pertama, bahwa
dalil wajib al-wujud dan mumkin fasilitas yang dibuat untuk
al-wujud. kenyamanan, kebahagiaan, dan
• Tuhan adalah wajib al-wujud kepentingan manusia menjadi
(wujud niscaya) sedangkan bukti adanya Rahmat Tuhan.
selain-Nya (alam) dipandang • Kedua, keserasian alam
sebagai mumkin al-wujud seharusnya ditimbullkan oleh
(wujud yang mungkin) sebuah agen yang sengaja
melakukannya dengan tujuan
tertentu dan bukan karena
kebetulan.
4. Perspektif Teologis
• Dalam perspektif teologis, masalah ketuhanan, kebenaran, dan
keberagamaan harus dicarikan penjelasannya dari sesuatu yang
dianggap sakral dan dikultuskan karena dimulai dari atas (dari
Tuhan sendiri melalui wahyu-Nya).
• Pernyataan-pernyataan Tuhan ini menjadi dasar keimanan dan
keyakinan untuk beragama. Melalui wahyu yang diberikan
Tuhan, manusia dapat mengenal Tuhan, manusia mengetahui
cara beribadah, dan cara memuji dan mengagungkan Tuhan.
Tanpa inisiatif dari atas (dari Tuhan), manusia tidak dapat
beriman, beribadah, dan beragama.
05
Cara Meyakini dan Mengimani Tuhan
Dalam keimanan terdapat 2 aspek :
1. Keyakinan, berhubungan dengan aturan hati yang mempengaruhi penilaian dan
dijalani dengan penuh komitmen.
2. Indikator Praktis, berhubungan dengan sikap dan tingkah laku manusia.

• Iman terbentuk karena peran Tuhan dan Manusia. Peran Tuhan dalam
pembentukan iman terletak pada karunia-Nya berupa akal dan potensi
kebertuhanan yang disebut dengan roh.
• Peran manusia melalui proses pembelajaran, pembiasaan, pengalaman, dan
indoktrinisasi yang dilakukan oleh guru, orang tua, orang-orang di lingkungan
sekitar, dan kebiasaan sosial juga bisa menjadi faktor lain yang mempengaruhi
pembentukan iman.
Kesimpulan
Manusia memiliki spiritualitas yang memberikan arah dan arti pada kehidupan
serta menghubungkan manusia sehingga manusia mampu merasakan kehadiran
Tuhan.
Pengetahuan tentang Tuhan, baik buruk dan cara beragama semua terjadi atas
wahyu-Nya. Tanpa melalui wahyu-Nya, manusia tidak mampu menjadi makhluk
yang ber-Tuhan dan beribadah kepada-Nya.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai