Anda di halaman 1dari 3

Legenda Sungai Landak

Tersebutlah pada zaman dahulu sepasang suami istri yang berdiam di pinggir hutan. Keduanya bekerja
sebagai petani. Hasil pertanian yang mereka usahakan itu biasa mereka jual ke pasar. Sebagian uang
hasil penjualan itu mereka gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup dan sebagian sisanya mereka
simpan. Suami istri itu hidup dalam kesederhanaan. Namun demikian, mereka gemar berbagi atau
menolong orang lain yang tengah membutuhkan. Karena kebaikan hati keduanya, orang-orang pun
menyenangi suami istri itu.

Pada suatu malam si istri telah tertidur dan suaminya masih terbangun. Ketika itulah sang suami melihat
keanehan pada istrinya. Dari kepala istrinya ia melihat asap yang muncul dan kemudian diikuti dengan
keluarnya seekor lipan berwarna putih. Lipan itu terus berjalan dan merayap keluar rumah. Sang suami
mengikuti hingga akhirnya lipan itu berada di ceruk sungai di belakang rumahnya. Di tempat itulah lipan
aneh itu mendadak menghilang.

Sang suami sangat keheranan mendapati keanehan itu. Setelah ia kembali ke rumahnya ia kian sulit
memejamkan mata meski ia telah membaringkan tubuh di ranjang.

Keesokan harinya sang suami menjelaskan kejadian aneh yang dialaminya semalam kepada istrinya.
Sang istri juga menjelaskan, semalam bermimpi. Dalam impiannya, sang istri berjalan di sebuah padang
tandus. Ia terus berjalan hingga akhirnya menjumpai sebuah danau yang sangat luas. Di tengah-tengah
danau ia melihat seekor landak raksasa. Bulunya berwarna kuning keemasan dan kedua matanya
terlihat menyala menyeramkan. Karena seramnya, sang istri pun berlari menjauh.

Sang suami lantas mengajak istrinya menuju ceruk tempat lipan aneh yang keluar dari kepala istrinya itu
menghilang. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam ceruk. Tanpa diduganya, tangannya menyentuh
benda keras. Terperanjatlah suami istri itu ketika mengetahui benda keras yang menyentuh sang suami
tersebut ternyata sebuah patung landak yang terbuat dari emas. Kedua bola mata patung landak itu
terbuat dari berlian. Suami istri itu lalu membawa patung landak yang sangat indah lagi mahal itu
kembali ke rumah mereka.

Cerita Pendek Rakyat Indonesia Legenda Sungai Landak


Pada malam harinya sang suami bermimpi. Dalam impiannya, seekor landak raksasa mendatanginya dan
berujar padanya, “Aku sesungguhnya adalah patung landak yang engkau temukan di ceruk sungai
belakang rumahmu itu. Jika engkau menghendaki sesuatu, maka usaplah patung landak itu dengan kain
kuning dan ucapkan mantra. Niscaya, apa yang engkau kehendaki akan terwujud.”

Landak raksasa itu mengajarkan mantra yang harus diucapkan jika menghendaki sesuatu. Begitu pula
landak raksasa itu juga mengajarkan mantra untuk menghentikan permintaannya. Setelah mengajarkan
mantra-mantra, landak raksasa itu pun menghilang.

Keesokan harinya sang suami mencoba melakukan pesan landak raksasa dalam impiannya. Ia
menghendaki berlian. Seketika ia mengusap tubuh patung landak emas dengan iringan mantra, dari
mulut patung landak itu lantas keluar berlian. Terus keluar berlian itu dari mulut patung landak dan baru
berhenti setelah si suami mengucapkan mantra untuk berhenti.

Tak terkirakan gembiranya suami istri itu mendapati keajaiban yang mereka alami. Keduanya lantas
kembali mencoba meminta nasi berikut lauk pauk yang banyak jumlahnya. Seketika itu muncul nasi
berikut lauk pauk dalam jumlah banyak seperti yang diminta sang suami. Maka, sejak saat itu suami istri
itu menjadi orang yang sangat kaya karena permintaan mereka senantiasa terwujud dalam kenyataan.

Syandan tersebutlah seorang perampok yang sangat keheranan mendapati kekayaan suami istri yang
tetap berdiam di pinggir hutan itu. Ia sangat ingin mengetahui rahasia penyebab kekayaan melimpah
yang dimiliki suami istri itu. Dengan penyamarannya, si perampok akhirnya mengetahui rahasia
penyebab suami istri itu dapat begitu kaya raya. Ia juga mengetahui mantra untuk mendapatkan sesuatu
dari patung landak emas tersebut. Ia pun merencanakan siasatnya untuk mengambil patung landak
emas yang dimiliki suami istri tersebut.

Si perampok membuat patung landakyang sangat mirip dengan patung landak milik suami istri itu.
Dengan siasatnya, si perampok akhirnya berhasil menukar patung landak itu. Ia lantas menuju daerah
Ngabang setelah mendapatkan patung landak ajaib.

Ketika si perampok tiba di daerah Ngabang, daerah itu tengah mengalami musim kemarau yang
berkepanjangan. Air sangat sulit didapatkan. Si perampok berkehendak menarik simpati warga Ngabang
dengan mengadakan air. Ia sangat berharap warga akan bersepakat menunjuknya sebagai pemimpin
mereka.

Si perampok lantas mengusap patung landak emas itu dengan kain kuning dan mengucapkan mantra.
Seketika itu air memancar deras dari mulut landak ajaib. Warga seketika bersuka cita mendapati air yang
telah lama tidak mereka temukan waktu itu muncul berlimpah ruah dari mulut patung landak. Dengan
berbagai peralatan yang dimiliki, warga mendapatkan air yang sangat mereka butuhkan. Semua warga
Ngabang telah mendapatkan air, namun air terus deras mernancar dari mulut patung landak ajaib. Si
perampok yang tidak mengetahui mantra untuk menghentikan permintaannya menjadi kebingungan. Ia
telah berusaha meminta patung landak ajaib itu untuk berhenti mengeluarkan air, namun air tetap
deras memancar. Si perampok telah berusaha menutup mulut patung landak ajaib, namun tetap saja air
terus memancar keluar.

Si perampok kebingungan berbaur takut. Air yang terus memancar dari mulut landak ajaib itu telah
menggenangi daerah di mana si perampok berada. Karena kebingungan dan rasa takutnya yang kian
menjadi jadi, si perampok berusaha melepaskan patung landak ajaib itu dari tangannya. Aneh, patung
landak itu tidak bisa dilepaskannya dari tangannya.

Air yang terus memancar keluar dari mulut patung itu akhirnya menggenang dan semakin meninggi.
Terbentuklah sebuah sungai yang kian lama kian meninggi permukaannya hingga menenggelamkan si
perampok. Si perampok pun akhirnya tewas. Sungai yang kecil itu terus membesar. Penduduk lantas
menamakannya Sungai Landak karena asal sungai itu dari mulut patung landak emas ajaib.

Anda mungkin juga menyukai