Anda di halaman 1dari 16

Jenis – Jenis Cerita Fiksi

1. Cerita Jenaka
Pak Banjir Jawa
Pada jaman dahulu kala, adalah dua orang bersaudara, laki laki kakak beradik,mereka
sudah berkeluarga dan mereka tinggal dirumah yang tidak terlalu berjauhan diantara mereka
berdua. Mereka tidak pernah akur, kakaknya bernama Pak Banjir. Pak Banjir adalah orang yang
tidak memiliki suatu kepandaian apapun, ia hidup serba kekurangan, sedangkan adiknya adalah
orang yang terpandang di kampungnya, karena adiknya cukup kaya. Adik Pak Banjir seorang
juragan kerbau. Ia memiliki kerbau 25 ekor.

Pada suatu hari Pak Banjir mau pinjam uang ketempat Adiknya. Sesampai disana,
adiknya tidak memberi pinjaman, malah ia mengata-ngatai kakaknya, kalau butuh saja kesini.
Sedang utangnya sudah banyak, kapan Pak Banjir akan mengembalikan utangnya. Pak Banjir
sangat jengkel mendengar kata kata adiknya.

Malam harinya, desa Aman Makmur, begitu sepi, diluar dingin sekali. Pak Banjir telah
keluar dari rumahnya, dengan berkerudung sarung untuk menahan dinginnya malam, ia berjalan
menuju rumah adiknya.Sesampai di rumah adiknya, Pak Banjir pergi kekandang kerbau adiknya.
Pak Banjir membawa seekor kerbau yang paling besar milik adiknya. Dibawanya kerbau itu
dihutan lindung desa itu, dan diikatnya kerbau itu dibawah sebuah pohon beasar. Setelah itu Pak
Banjir pulang kerumahnya. Ia kembali tidur sampai pagi.

Dipagi hari, orang sedesa menjadi ribut, dengan berita hilangnya kerbau adik Pak
Banjir.
Sementara itu Pak Banjir berangkat ke rumah adiknya yang kehilangan seekor kerbaunya yang
paling besar. Pak Banjir menanyakan masalah kerbau yang hilang kepada adiknya. Adiknya
menangis-nangis pada Pak Banjir. Ia merasa tidak enak, karena ia kemarin telah menghina Pak
Banjir, sehingga kerbaunya hilang. Pak Banjir mengatakan, makanya jadi orang jangan asal
bicara, pikirlah kalau ,mau bicara, jangan sampai menyakiti hati orang.

Pak Banjir berpamitan dulu, mau pulang, dan tidur mencari ilham. Adiknya pun
mengiyakan, dan minta tolong kakaknya mencarikan kerbau yang hilang. Pak Banjir satu dua
jam tidur pulas. Sementara itu adiknya menunggu di ruang tamu. Pak Banjir bangun, dan
menemui adiknya. Pak Banjir berkata, bahwa setelah ia tidur, ia menerima ilham. Kerbau
adiknya kelihatannya di ikat di bawah pohon besar di hutan lindung. Oleh karena itu, dengan
diantar orang sedesa merekapun pergi ke hutan lindung.
Sesampai di hutan lindung mereka menemukan kerbau adik Pak Banjir ada disitu masih
terikat dibawah pohon besar sedang makan rumput. Adik Pak Banjir senang melihat kerbaunya
ketemu. Iagi. Ia mengucapkan banyak terima kasih dan memberikan bebera lembar uang kepada
Pak Banjir, kakaknya.Dengan wajah berseri seri Pak Banjir pulang kerumah.. Sebagian uangnya
diberikan istrinya. Tentu saja sang istri merasa senang. Kini mereka makan malam bersama
bertiga dengan anaknya.

Kabar kepandaian Pak Banjir menemukan kembali barang yang hilang, tersebar di
seluruh desa, di seluruh kota bahkan diseluruh negeri. Hal ini terdengar pula oleh Raja negeri ini.
Kebetulan sekali, istana raja kehilangan tujuh gedung harta istana, Pak Banjir pun dipanggil raja.
Istri Pak Banjir menjadi gelisah, apa lagi yang mengundang rajanya. Ada apa ya, Pak Banjir kok
sampai dipanggil raja.

Pak Banjir mendapat waktu satu minggu untuk bisa menemukan tujuh gedung harta
istana yang berisi emas berlian dan uang kerajaan,yang telah hilang tadi malam. Andaikata Pak
Banjir dapat menemukan, Raja akan memberikan hadiah besar, tetapi apabila Pak Banjir tidak
bisa menemukannya, akan di hukum pancung. Pak Banjir menjadi ketakutan. Selama satu
minggu Pak Banjir tidur, bangun dan tidur lagi.Sementara itu istri Pak Banjir selalu gelisah.

Pada malam keenam Pak Banjir menghadap Raja, minta kain kafan dan sebuah pedang
yang tajam. Setelah mendapatkan barang yang diinginkan, pulanglah Pak Banjir ke rumah, dan
tidur lagi. Sementara itu istrinya tambah gelisah, melihat Pak Banjir pulang membawa kafan dan
pedang.

Pada malam ketujuh, Pak Banjir pergi dari rumah, ia pergi ke hutan lindung. Ia
berselimut kan kain kafan dan membawa pedang raja. Malam begitu gelap, angin malam begitu
dingin, semakin membuat badan merinding.Pak Banjir sudah berketetapan hati, apabila malam
ini tidak bisa menemukan barang milik raja, ia lebih baik bunuh diri, kan sudah ada kain kafan
dan pedang. Isteri Pak Banjir, sampai gemetaran melihat suaminya pergi seorang diri dengan
membawa pedang dan kain kafan.

Sesampai dihutan lindung, ia mendekati sebuah pohon besar yang kelihatan gelap dan
seram. Pak Banjir menengadahkan kepala ke arah atas pohon. Ia berkata: hai nyawa, kalau tak
bisa mengembalikan gedung harta milik Raja, kau lebih baik mati. Ia bicara pada dirinya sendiri.

Ketika ia akan mengayunkan pedang kearah dirinya. Tiba-tiba ada suara keras dari atas
pohon, suara jin penunggu pohon. Ampun, Pak Banjir, jangan kau bunuh aku. Aku akan
kembalikan harta raja yang telah kuambil.Maka jin itu turun dari pohon. Panggil aku Kala
Nyawa, aku akan kembalikan semua. Ternyata ia bernama Kala Nyawa. Jin itu sangat heran
mengapa orang ini tahu namanya, dan tahu kalau ia yang mengambil harta raja. Jin lalu
memberikan sepotong bambu beruas tujuh, tempat penyimpanan 7 buah gedung harta Istana.

Besok pagi harinya, Pak Banjir membawa bumbung 7 ruas, menghadap raja. Ia minta
diantar, dimana ia harus meletakkan Gedung Harta yang telah diketemukan. Raja segera
mengantar Pak Banjir kebelakang Istana, dengan di kawal beberapa Perajurit.

Akhirnya Pak Banjir membuka tutup bumbung ajaib ,dan tiba-tiba saja, gedung sebesar
itu dan sebanyak tujuh buah pula, langsung kelihatan didepan mata. Raja sangat kagum. Pak
Banjirpun mendapat hadiah besar dari Raja dan bahkan Pak Banjir diangkat menjadi Ahli
Nujum Istana.Istrinya di rumah sudah menunggu kepulangan suaminya. Pak Banjir masih bisa
berkumpul lagi dengan selamat dengan keluarganya.

Pada suatu hari sebuah kapal besar dari negeri tetangga memasuki dermaga pelabuhan.
Raja Negeri pun menyambut kedatangan tamu raja seberang. Mereka sangat akrab bagai sahabat
lama yang telah lama tidak ketemu. Setelah dijamu dengan makanan, minuman dan buah-
buahan, merekapun bersendau gurau. Beberapa permainan telah di mainkan, dari catur dan kartu
juga. Kelihatannya raja seberang sudah bosan bermain. Kini ia melangkah ke taruhan.

Raja menanyakan jenis permainan apa yang akan digunakan untuk taruhan. Raja
seberang ingin taruhan dari tebak-tebakan. Tetapi tebakan itu berasal dari Raja Seberang. Kalau
raja bisa menjawab degan betul, maka raja seberang akan menyerahkan kapal dagang yang
dibawanya sebagai taruhan. Tetapi kalau kalah, raja harus menyerahkan kerajaan pada Raja
seberang. Pak Banjir gelisah lagi, jangan jangan, kepalanya yang melayang.

Raja negeri segera mengundang ahli nujum Istana, Pak Banjir. Pak Banjir pun datang.
Diberitahukanlah oleh Raja, tentang taruhan besar-besaran, yang menyangkut hidup matinya
Kerajaan negeri.Ahli nujum dari seberang besok malam akan mengajukan tebakan, dan Pak
Banjir sebagai Ahli Nujum Istana NegerI harus menjawabnya. Pak Banjir menyatakan
siap.

Pak Bandjir percaya diri, besok malan akan menjawab tebakan itu Pak Banjir pun pulang,
Raja seberangpun berpamitan mau kembali ke kapalnya. Sesampai dirumah, Pak Banjir
ketakutan, ia tidak tahu apa yang harus ia kerjakan. Ia segera membawa pedangnya. Pak Banjir
pergi ke pelabuhan, dan menceburkan diri kelaut,rasanya ia ingin mati saja. Pak Banjir
membiarkan tubuhnya dibawa arus. Setelah beberapa lama dalam air, tiba-tiba kepalanya
terantuk sebuah benda besar. Ternyata sebuah kapal. Pak Banjir teringat bahwa dirinya sampai
dibawah kapal Raja seberang.
Ia segera naik keatas. Ia tiba di depan sebuah ruang yang lampunya masih nyala. Pak
Banjir mengintip ruangan itu. Ternyata Raja Seberang dan ahli nujumnya,masih membicarakan
tebakan apa yang akan diberikan pada raja negeri. Pak Banjir mendengarkan percakapan mereka.
Akhirnya Pak Banjir turun kembali ke laut, dan berenang ke daratan. Pak Banjir pulang
kerumah, dan tidur kembali.

Keesokan malamnya, Raja Seberang sudah berada di Istana bersama Ahli Nujumnya, dan
Raja Negeri pun sudah siap bersama Pak Banjir, Ahli Nujumnya pula. Tebakan pun di mulai :
Ada dua buah batang kayu yang sama besar, sama panjang, bagaimana kita tahu mana yang berat
dan mana yang lebih ringan, tanpa memegang kayu itu. Jawaban Pak Banjir, untuk menjawabnya
kayu-kayu itu dibawa ke sungai, kedua batang kayu itu kita masukkan ke dalam sungai. Yang
terapung itu yang lebih ringan, sedangkan kayu yang berat terletak dibawah permukaan air. Raja
seberangpun mengiyakan, kalau jawabannya betul.

Tebakan kedua, Ada 10 ekor anak itik, satu diantaranya itik jantan,bagaimana
menentukan satu anak itik yang jantan diantara 10 anak itik itu.
Pak Banjir menjawab, 10 anak itik itu dibawa kesungai, lalu ditaruh dipinggir kali, dan dengan
sebuah galah anak itik itu di dorong bersama kesungai, dan anak itik yang paling depan adalah
yang laki-laki. Raja Seberang menganggukan kepala, tanda benar.

Tebakan ketiga bagaimana cara menimbang seekor gajah tanpa memotong-motong gajah
itu sendiri. Pak Banjir menjawab, ditimbang sama berat dulu dengan muatan, bisa pasir atau
batu, atau yang lainnya. Kalau timbangannya sudah tidak goyang, muatan itulah yang ditimbang.
Raja seberang menganggukkan kepalanya, tanda benar. Sebenarnya tebakan itu sudah selesai,
tetapi ternyata Raja Seberang memerintahkan Ahli Nujumnya menambah sebuah tebakan lagi
kepada Pak Banjir.

Pak Banjir jadi terkejut, dan gemetaran, ia harus siap kehilangan kepalanya.Ahli nujum
negeri seberang memperlihatkan genggamannya dan bertanya apa isi yang ada dalam
genggamannya.
Pak Banjir gemetaran, peluh mulai bercucuran, dan semakin lama semakin keras detak
jantungnya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seekor kecoak, menampar mukanya. Pak Banjir terkejut
dan berteriak, Kecoak!!!!!!!

Kini tinggal Raja Seberang dan Ahli Nujumnya yang ganti kaget, karena isi
genggamannya adalah kecoak juga. Raja Seberang wajah nya menjadi merah padam, karena
kapal pesiar yang paling besar di Negerinya kalah dalam taruhan. Akhirnya Raja Seberang
pulang dengan kapal yang lebih kecil kenegerinya.
Raja negeri senang sekali dengan keberhasilan Pak Banjir. Pak Banjir mendapat hadiah
yang luar biasa. Setelah selesai semua urusannya, Rajapun kembali ke Istana, dan Pak Banjirpun
pulang ke rumah. Pak Banjir dengan membawa banyak hadiah dari Raja. Tentu saja istri dan
anak merasa senang masih bisa bertemu dengan Pak Banjir.Sebenarnya Pak Banjir, istri dan
anaknya sangat prihatin dengan pekerjaan suaminya atau bapaknya. Karena meleset sedikit saja,
Kepala Pak Banjir bisa melayang.

Disuatu hari, rumah Pak Banjir habis terbakar. Raja mengunjungi rumah Pak Banjir. Raja
ikut bersedih atas terbakarnya rumah Pak Banjir. Pak Banjir memberitahukan pada Raja, bahwa
selain rumah yang terbakar, juga “buku primbon” yang membantu Pak Banjir selama ini,
terbakar pula. Sehingga Pak Banjir sudah tidak bisa menjadi Ahli Nujum lagi.

Rajapun menjadi maklum. Walaupun demikian Raja tetap akan membangunkan sebuah rumah
yang cukup baik,untuk Pak Banjir. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya maka Pak Banjir
juga diberikan uang pensiun, untuk jaminan di hari tuanya, Dengan terbakarnya rumah Pak
Banjir. ternyata ada hikmahnya, kini Pak Banjir sekeluarga hidup bahagia.***

2. Mite
Kyai Ageng Sela

KEHEBATAN Ki Ageng Selo tak asing lagi bagi penduduk sekitar. Bahkan tersohor
hingga ke berbagai negeri. Banyak ora…ng datang padanya dengan berbagai tujuan. Ada yang
ingin berguru, ada pula yang datang sekadar untuk minta doa atau disembuhkan dari penyakit
yang dideritanya. Kesaktian Ki Ageng Selo tak hanya sampai di situ. Ia pun dapat menangkap
kilat yang menyambar-nyambar saat hujan tengah membasahi bumi. Dialah manusia yang
ditakuti kilat.

Suatu hari, Ki Ageng Selo sedang asyik duduk di masjid sambil bermunajad. Tangannya
memutar-mutar tasbih dan mulutnya tak henti-henti berdzikir. Sementara itu, di luar hujan
mengguyur bumi dengan derasnya. Suasana itu tidak mengganggu kekhusyukan Ki Ageng Selo
sama sekali. Bahkan, ia semakin khusyuk. Suara hujan menjadi irama tersendiri dalam hatinya
untuk menyenandungkan nama-nama Ilahi.

Namun keadaan menjadi lain ketika kilat datang. Menyambar-nyambar di atas kubah
masjid. Penduduk desa takut karenanya. Ki Ageng Selo sejenak membiarkannya. Mungkin hanya
sebentar saja mengganggu, batinnya. Semakin dibiarkan, semakin kencang dan sering pula kilat
itu menyambar-nyambar. Suaranya menggelegar, memekakkan telinga, membuat anak-anak
meringkuk di atas kasurnya, dalam pelukan ibunya. Sementara orang-orang dewasa tak
meneruskan pekerjaannya.
Di dalam masjid, Ki Ageng Selo mencoba tetap berkonsentrasi pada dzikirnya. Tetap
khusyuk pada wiridnya. Tiba-tiba di luar masjid penduduk desa berteriak-teriak. Tingkah kilat
makin menjadi-jadi. Beberapa pohon tumbang disambarnya. Beberapa rumah roboh ikut
terbakar. Mendengar kegaduhan itu, Ki Ageng Selo tak lagi bisa konsentrasi dan khusyuk
berdzikir. Maka keluarlah Ki Ageng Selo.

Begitu Ki Ageng Selo sampai di ambang masjid, penduduk desa sudah menyambutnya
dengan berbagai keluhan agar Ki Ageng Selo mau menolong mereka.

“Rumah saya, Ki. Sudah terbakar gara-gara kilat itu,” kata salah seorang penduduk.

“Rumah saya juga, hancur karena pohon di depan rumah tumbang gara-gara disambar kilat jahat
itu,” kata yang lainnya.

“Lihatlah anak saya, Ki. Kakinya patah terkena reruntuhan rumah,”

Ki Ageng Selo tak banyak bicara. Ia memandangi satu-persatu wajah penduduk yang
menyiratkan kesedihan sebab kehilangan harta bendanya.

“Masuklah kalian ke dalam masjid,” suruh Ki Ageng Selo kepada penduduk desa. “Jangan lupa
cuci kaki kalian dulu.” Lanjutnya memperingatkan.

Perlahan kaki Ki Ageng Selo melangkah menuruni anak tangga masjid. Sebelum sampai
ke tanah, ia berhenti sejenak. Matanya terpejam, bibirnya bergerak-gerak tanda memanjatkan
doa.Setelah selesai dengan ritual kecil tersebut, Ki Ageng Selo lantas melangkahkan kaki dengan
mantap. Aneh! Kata penduduk desa. Hujan yang begitu derasnya, tanpa payung tanpa topi, sama
sekali tak membasahi baju Ki Ageng Selo, sedikit pun. Mata penduduk desa terheran-heran
menyaksikan kejadian di depan mereka. Mereka tak pernah menyaksikan hal itu sebelumnya.

Langkah kaki terus semakin mantap. Langkah yang aneh. Tak seperti manusia biasa. Tapi
ia memang manusia. Manusia yang dikasihi Tuhan. Manusia yang dekat dengan Tuhan. Langkah
aneh itu lama kelaman tidak menyentah tanah. Kaki tetap melangkah tapi tanpa berpijak pada
tanah. Hanya angin yang menopang langkahnya menuju lapangan besar di depan masjid, orang-
orang menyebutnya alun-alun.

Sampai di tengah alun-alun, Ki Ageng Selo berhenti, tak berbuat apa-apa. Diam. Hanya
menyilangkan tangannya di depan dadanya. Sejenak ia menundukkan kepalanya, mungkin
berdoa lagi. Lantas mendongakkan kepalanya ke atas langit. Masih diam. Tapi matanya nanar
menatap langit. Ketakutan penduduk desa semakin menjadi-jadi. Kejadian langkah seperti tak
pernah mereka saksikan. Yang laki-laki menatap dengan tatapan yang mengherankan pada orang
yang mereka kagumi itu di tengah alun-alun, yang perempuan mendekap anaknya yang
ketakutan. Semua penduduk merapatkan barisan.
Sang kepala desa berdiri di tengah-tengah penduduk desa.

“Saudara-saudara semua, mari kita panjatkan doa kepada Tuhan sebisa mungkin, agar Ki Ageng
Selo selamat dan dapat menghentikan bencana ini.”

“Ya. Mari…” sambut penduduk.

Mulut semua penduduk lantas berkomat-kamit. Tak banyak dari penduduk yang tak hafal
doa, bahkan ada yang tidak bisa sama sekali. Tapi mereka berupaya semampu mereka. Mengeja
apa yang mereka tahu sebagai doa. Sementara itu, di atas alun-alun depan masjid, suara guntur
dan sambaran kilat makin menjadi-jadi. Langit makin gelap. Mendung berputar-putar melingkar
di atas alun-alun.

Seketika mulut penduduk desa menjerit. Sekelebat cahaya penuh amarah menyambar Ki
Ageng Selo yang berada di tengah-tengah lapangan. Semuanya menutup mata dan
menyembunyikan wajah, seolah takut menerima kenyataan.

“Masyaallah. Astaghfirullah.” seru salah seorang penduduk yang mengagetkan penduduk


lainnya.

Bukan kelegaan yang mereka lihat. Tapi justru ketegangan semakin memompa darah. Tak
disangka-sangka, kilat yang selama ini ditakuti manusia, sekarang berada di tangan Ki Ageng
Selo. Sungguh pemandangan yang mengagumkan. Lantas terjadi dialog di antara keduanya.

“Wahai, Kilat. Berhentilah mengganggu penduduk sekitar.” Kata Ki Ageng Selo kepada kilat
yang berada di tangannya.

“Baiklah. Aku tidak akan mengganggu penduduk lagi, juga beserta anak-cucumu.” Jawab Kilat.

Lega juga hati penduduk desa. Selesai juga peristiwa menegangkan itu. Penduduk desa
menyambut Ki Ageng Selo penuh rasa haru dan menyalami tangannya dengan mencium
tangannya. Besoknya para penduduk membuat gambar kilat yang pada kayu berbentuk ukiran
sebesar pintu masjid. Lantas mereka menyerahkannya kepada Ki Ageng Selo. Dengan senang
hati Ki Ageng Selo menerimanya dan dipasang di pintu depan masjid Demak. Dan masih bisa
dilihat hingga sekarang.

Sejak saat itu kilat tak lagi membuat kacau dan mengganggu penduduk. Hanya sesekali
bersuara di atas desa itu. Penduduk desa semakin rajin menunaikan ibadah di masjid dan
menghentikan pekerjaan mereka ketika adzan berkumandang. Selain itu, ketika hujan dan kilat
datang, anak-anak dan penduduk desa tak lagi takut. Jika ada kilat yang menyambar, mereka
akan mengatakan dengan tenang, “Aku cucunya Ki Ageng Selo.”
3. Fabel
Harimau dan Kancil

Kancil sedang beristirahat di bawah pohon rindang. Tiba-tiba munculah Harimau yang tadi
terkena sengat tawon. Kancil ketakutan, langsung melarikan diri. Harimau langsung
mengejarnya, tapi ia kehilangan jejak karena Kancil sembunyi di semak-semak. Harimau
kemudian menghentikan pencariannya. Ia duduk setengah bersandar di akar pohon. Matanya
yang bersinar-sinar menyapu kesekelilingnya. Beberapa saat lamanya ia termenung, sampai
akhirnya ia dikujutkan oleh suara. Kraakk…!’’ Kancil Mengalahkan Harimau - Ramaja Gandhi
Bunyi itu berasal dari sebuah ranting patah yang diinjak oleh Kancil.
Si Kancil yang disangka telah jauh meninggalkan tempat itu, ternyata masih bersembunyi di
balik rerimbunan daun. Mengetahui si Kancil masih berada tidak jauh dari tempat tersebut.
Hariamau langsung menuju ketempat datangnya suara. Karena keadaan tidak menguntungkan si
Kancil kemudian melarikan diri kembali. Melihat si Kancil lari, sang Harimau memanggilnya,
‘’Hai Kancil ! jangan lari. Aku tidak akan menyakitimu. Berhentilah!’’ ‘’Aku tidak kan
berhenti!’’jawab si Kancil. ‘’Pasti kamu akan memangsaku.’’ ‘’Percayalah Cil! Aku tidak akan
memakan dirimu. Bukankah kita bersahabat?’’ bujuk Harimau. “Kalau begitu, apa jaminannya
bahwa kamu tidak akan memangsaku?’’ ‘’Baiklah bila kamu masih ragu! Saya akan berjanji
bahwa bila perkataanku ini bohong , maka aku rela mati di tanganmu.’’
Mendengar bujukan dan kata-kata manis sang Harimau yang demikian si Kancil pun
akhirnya menghentikan larinya. Harimau sudah bisa menyusulnya. Akan tetapi, sang Harimau
rupanya mengingkari janjinya. Ia membohongi si Kancil. Karena jika tidak dibohongi, pasti si
Kancil akan sulit ditangkap. ‘’Sekarang jangan banyak omong lagi. Sudah saatnya kamu menjadi
santapanku hari ini. Aku adalah raja hutan. Siapa saja harus tunduk di bawah perintahku.’’ Si
Kancil akhirnya menyadari bahwa dirinya sudah ditipu, janji yang pernah diucapkan si Raja
Hutan hanyalah kata-kata bohong untuk mengelabuhi dirinya. Namun karena si kancil tergolong
binatang yang cerdik. Ia pun segera mencari akal untuk meloloskan diri dari sang Harimau. ‘’
Baiklah jika itu yang kamu mau.’’ kata si Kancil. Seolah-olah telah menyerah. ‘’Tapi
sebenarnya kamu bukan satu-satunya raja di hutan ini.’’ ‘’Apa katamu?’’ ‘’Sebelum aku mencari
air minum di danau tadi, sebenarnya aku telah bertemu Harimau selain dirimu. Dia juga ingin
memangsa ku sama seperti kau. Tapi karena aku haus, aku terlebih dahulu aku ingin minum di
danau. Setelah itu baru aku akan menemui dia lagi. Oleh karena itu, sebelum kamu memakanku.
Sebaiknya kamu bisa mengalahkan dia terlebih dahulu.’’ kata si Kancil. ‘’Bila permintaanmu
demikian, maka baiklah! Akan aku penuhi. Tapi dimana dia sekarang berada?’’ ‘’Dia tinggal
dalam sebuah sumur yang terletak di tengah hutan’’ jawab si kancil. ‘’Sekarang coba tunjukkan
tempat itu! Sudah tak sabar aku ingin mengalahkan dia,’’ kata sang Harimau dengan sombong.
‘’Baiklah, mari ikut aku!’’ Si Kancil berjalan terlebih dahulu. Sementara sang Harimau
mengiringi di belakangnya.
Setelah menyusuri jalan yang agak menanjak dan berbelok dua kali, tibalah keduanya di
tempat yang dituju. Sebuah sumur yang cukup dalam dan ditumbuhi oleh rumput-rumput agak
panjang di sekelilingnya, sekarang telah berada di hadapannya. ‘’Inilah tempat yang saya
maksud!’’ kata si Kancil. ‘’Cobalah kamu tengok ke dalam. Pasti kamu akan melihat seekor
Harimau di dalamnya.’’ Sang Harimau kemudian berjalan mendekati bibir sumur. Ia kemudian
langsung menengok ke bawah. Harimau itu melihat dengan jelas bahwa di dalam sumur juga ada
Harimau yang mirip dengan dirinya.
Tak lama kemudian, Harimau itu meraung dengan keras,’’Auuuung..!!’’ suaranya terdengar
ke seluruh penjuru. Saat itu pula dari dalam sumur juga ada suara aungan yang sama. Sang
Harimau pun meraung sekali lagi. Raungannya sangat keras melebihi sebelumnya. Dari dalam
sumur terdengar pula suara Harimau yang meraung. Maka sang Harimau menjadi sangat marah
dan segeralah ia melompat ke dalam sumur. ‘’Byyuuur!’’ suaranya begitu menggema dari dalam
sumur dan airnya pun menjadi keruh. Namun apa yang terjadi? Ternyata di dalam sumur itu
tidak ada Harimau lain selainnya dirinya. Suara raungan itu ternyata suaranya sendiri. Sedangkan
yang dilihat di dalam sumur ada Harimau lain. Itu hanya banyangan dirinya. Sebab air yang ada
didalam sumur sangat jernih dan menjadi keruh setelah dia melompat ke dalamnya. Dengan
berlagak bodoh, si Kancil lalu berkata.’’Bagaimana sobat? Apakah kamu bisa mengalahkan
dia?’’ ‘’Ternyata kamu menipuku!’’ sahut Harimau yang marah karena telah ditipu si Kancil.
‘’Itulah balasannya bagi yang mengingkari janji,’’ jawab si Kancil sambil melangkah pergi. Tak
lama kemudian, sang Harimau pun mulai kehabisan tenaga untuk berenang. Sedikit demi sedikit
akhirnya tubuhnya tenggelam ke dalam air.

4. Legenda
Asal Mula Danau Toba

Pada suatu hari, ada seorang pemuda bermana Toba sedang memancing ikan. Umpan
yang sudah lama dia lempar akhirnya dimakan seekor ikan. Betapa terkejutnya dia ketika melihat
seekor ikan mas bersisik emas yang telah dia dapat. Akhirnya Toba yang merasa bahagia pulang
ke rumah, tetapi sayangnya semua kayu bakar di rumahnya sudah habis. Dia menyimpan ikan itu
di dalam wadah besar dan mencari kayu bakar.

Toba pulang dengan membawa kayu bakar, sayangnya ikan itu menghilang, dia hanya
menemukan wadah yang berisi koin emas. Ketika dia masuk ke dalam kamarnya ada seorang
wanita cantik yang sedang menyisir rambutnya. Wanita itu akhirnya menjadi istrinya, tetapi
dengan satu syarat, yaitu tidak boleh mengungkit asal usul dia yang merupakan penjelmaan dari
ikan.

Mereka dikaruniai anak laki-laki bernama Samosir. Setiap hari Toba bekerja banting
tulang untuk mereka berdua, namun Samosir malah menjadi anak yang nakal dan pemalas. Suatu
ketika Samosir diminta untuk mengantarkan makanan untuk ayahnya, bukannya langsung pergi
ke ladang, dia malah main bersama teman-teman lainnya. Bahkan karena merasa lapar dia
memakan makanan itu.

Toba yang yang sangat lapar menunggu tidak kunjung datang makan siang yang dia
harapkan. Samosir pun tiba, tetapi Toba sangat marah karena anaknya telah menghabiskan
semua makanan untuknya. Toba yang marah memukul Samosir mengucapkan kalimat ‘dasar
anak ikan, kepadanya. Kemudian dia mengadukan itu kepada Ibunya, dan ibunya memerintahkan
Samosir untuk naik ke atas bukit, karena Toba sudah melanggar janji untuk tidak mengungkin
masa lalu ibunya.

Air bah yang sangat deras membanjiri daerah itu, ibunya melompat ke dalamnya dan
menjadi ikan kembali. Ayahnya yang tidak sempat menyelamatkan diri pun ikut tenggelam.
Samosir berubah menjadi pulau yang diberinama pulau samosir di kelilingi danau yang
diberinama Danau Toba.

Tamat!. Kesimpulan dari cerita legenda Danau Toba singkat ini adalah, jangan berjanji jika
kamu tidak menepati, karena janji bisa dibilang hutang yang harus dibayar dengan akibatnya.

5. Saga
Damarwulan

Di sebuah desa, hiduplah seorang kakek bersama cucunya yang bernama Damarwulan
yang kini telah menginjak usia dewasa. Pada suatu hari, Damarwulan meminta ijin kakeknya
untuk mengabdi ke Kepatihan bersama kedua pamannya, Gembong.

"Kau sudah mempunyai banyak bekal ilmu, Damar. Kakek yakin kamu akan diterima
oleh Sang Patih" kata kakek Damar. "Terima kasih, Kek. Damar yakin. Kalau begitu Damar
berangkat dulu.". Perjalanan dari rumah menuju Kepatihan memakan jarak sekitar 40 km
sehingga mereka bertiga berangkat pagi-pagi.

Di perjalanan mereka bertemu dua prajurit bernama Layang Kumitir dan Layang Seta
menghadang mereka. "Mau ngapain kau disini?" bentak Damar. "Berani sekali kau!" bentak
Layang Kumitir. Akhirnya karena masalah sepele itu, mereka bertiga pun berkelahi. Setelah itu
Damar langsung berlari ketika keduanya terjatuh dan tak sempat mengejar.

Dua jam kemudian, sampailah mereka di Kepatihan dan langsung diterima oleh Sang
Patih yang bernama Patih Logender. "Damarwulan. Maukah kau mengabdi ke Kerajaan
Mapahit? Biar ditemani anakku, yaitu Layang Kumitir dan Layang Seta" kata Patih Logender
sopan. Damar terkejut. Ternyata dua prajurit tadi adalah anak Sang Patih.
"Ba...baik Patih" Patih Logender meminjamkan dua kuda untuk Damar dan kedua
pamannya. Mereka mengikuti Layang Kumitir dan Layang Seta menuju Kerajaan Majapahit.
Sesampainya disana, mereka bertemu dengan ratu Majapahit yang sangat cantik ialah Ratu
Kencana Wungu.

"Damarwulan, Gembong, Layang Kumitir, Layang Seta. Kerajaan kami mendapat surat,
bagi siapa yang berhasil membunuh Prabu Menak Jinggo, penguasa Kerajaan Blambangan, dan
mengambil benda sakti bernama Gada Kuningan, maka mereka berhak untuk mendapat
penghargaan sekaligus menjadi raja Majapahit. Maukah kalian membantuku?" tanya Ratu
Kencana Wungu.

"Kami berjanji akan melaksanakan tugas Yang Mulia sampai titik darah kehabisan."
Damar berjanji di hadapan Ratu Kencana Wungu. "Baiklah. Sekarang aku mohon kalian
bergegas ke Kerajaan Blambangan."

Kalian tahu? Kerajaan Blambangan dipimpin oleh seorang Prabu yang jahat bernama
Prabu Menak Jinggo dan untuk pergi kesana, harus melewati sebuah jembatan penghubung.

Mereka segera menaiki kuda dan berpacu ke kerajaan Blambangan. Ketika Layang
Kumitir dan Layang Seta sudah melewati jembatan, mereka segera memutus tali jembatan
supaya Damar beserta pamannya yang masih ditengah jembatan terjatuh ke dalam sungai dan
supaya hanya mereka berdualah yang akan mendapat penghargaan dari sang Ratu. Setelah
memutus tali jembatan, mereka berdua langsung meninggalkannya.

Beruntunglah Damar dan kedua pamannya karena ternyata ada dua orang yang mulia
yang membantu mereka untuk pergi ke Kerajaan Blambangan, ialah Dewi Wuhita dan Dewi
Puyengan yang merupakan permaisuri Prabu Menak Jinggo sendiri.

Layang Kumitir dan Layang Seta tidak berhasil menangkap Menak Jinggo, mereka
menyerah. Kini giliran Damar beraksi. Dewi Wuhita diam-diam menunjukkan Damar tempat
penyimpanan Gada Kuningan. Gada Kuningan disimpan di tempat gelap yang sangat rahasia
yang hanya diketahui oleh Prabu Menak Jinggo dan Dewi Wuhita.

Damar pun berusaha mengambil Gada Kuningan itu dari tempatnya. Seketika itu
terdengar suara langkah kaki Prabu Menak Jinggo. "Itu suara langkah kaki Prabu Menak Jinggo,
cepat sembunyi!" perintah Dewi Wuhita panik. Karena tidak ada tempat persembunyian bagi
Damar, akhirnya dia pun memberanikan diri sambil membawa Gada Kuningan yang berhasil dia
ambil.
Prabu Menak Jinggo yang marah, langsung berusaha menangkap Damar. Namun
terlambat, Gada Kuningan itu sudah mengenai bagian tubuhnya dan Prabu Menak Jinggo pun
tewas.
Damar dan kedua pamannya mengucapkan terima kasih kepada Dewi Wuhita dan segera pulang
kembali ke Kerajaan Mapahit lewat jalur lain (karena jembatannya diputus).

Sang Ratu Kencana Wungu yang bangga melihat Damar membawa pulang Gada Kuningan,
langsung mengangkat Damarwulan sebagai Raja Majapahit dengan gelar Prabu Brawijaya.
Mereka hidup bahagia selamanya.

6. Cerpen
Seruling Ajaib

Pada zaman dahulu terdapat sebuah pekan kecil yang sangat cantik terletak di kaki bukit.
Pekan tersebut di kenali Hamelyn. Penduduk di pekan tersebut hidup dengan aman damai, tetapi
sikap mereka tidak perihatin terhadap kebersihan. Pekan tersebut penuh dengan sampah sarap.
Mereka membuang sampah di merata-rata menyebabkan pekan tersebut menjadi tempat
pembiakan tikus. Semakin hari semakin banyak tikus membiak menyebabkan pekan tersebut
dipebuhi oleh tikus-tikus. Tikus-tikus berkeliaran dengan banyaknya dipekan tersebut. Setiap
rumah tikus-tikus bergerak bebas tanpa perasaan takut kepada manusia. Penduduk di pekan ini
cuba membela kucing untuk menghalau tikus dan ada diantara mereka memasang perangkap
tetapi tidak berkesan kerana tikus terlampau banyak. Mereka sungguh susah hati dan mati akal
bagaimana untuk menghapuskan tikus-tikus tersebut.

Musibah yang menimpa pekan tersebut telah tersebar luas ke pekan-pekan lain sehinggalah
pada suatu hari seorang pemuda yang tidak dikenali datang ke pekan tersebut dan menawarkan
khidmatnya untuk menghalau semua tikus dengan syarat penduduk pekan tersebut membayar
upah atas kadar dua keping wang emas setiap orang. Penduduk di pekan tersebut berbincang
sesama mereka diatas tawaran pemuda tadi. Ada diantara mereka tidak bersetuju oleh kerana
mereka tidak sanggup untuk membayar upah yang sangat mahal. Setelah berbincang dengan
panjang lebar akhirnya mereka bersetuju untuk membayar upah seperti yang diminta oleh
pemuda itu kerana mereka tidak mempunyai pilihan lain.

Keputusan tersebut dimaklumkan kepada pemuda tadi, lalu dia mengeluarkan seruling sakti
dan meniupnya. Bunyi yang keluar dari seruling itu sangat merdu dan mengasik sesiapa yang
mendengarnya. Tikus-tikus yang berada dimerata tempat didalam pekan tersebut mula keluar dan
berkumpul mengelilinginya. Pemuda tadi berjalan perlahan-lahan sambil meniup seruling sakti
dan menuju ke sebatang sungai yang jauh dari pekan tersebut. Apabila sampai ditepi sungai
pemuda tadi terus masuk kedalamnya dan diikuti oleh semua tikus.Tikus-tikus tadi tidak dapat
berenang didalam sungai dan semuanya mati lemas.

Kini pekan Hamelyn telah bebas daripada serangan tikus dan penduduk bersorak dengan
gembiranya. Apabila pemuda tadi menuntut janjinya, penduduk tersebut enggan membayar upah
yang telah dijanjikan kerana mereka mengangap kerja yang dibuat oleh pemuda tadi tidak
sepadan dengan upah yang diminta kerana hanya dengan meniupkan seruling sahaja. Pemuda
tadi sangat marah lalu dia menuipkan seruling saktinya sekali lagi. Irama yang keluar dari
seruling itu sangat memikat hati kanak-kanak menyebabkan semua kanak-kanak berkumpul di
sekelilingnya. Satelah semua kanak-kanak berkumpul pemuda tadi berjalan sambil meniupkan
seruling dan diikuti oleh semua kanak-kanak. Pemuda itu membawa kanak-kanak tersebut keluar
dari pekan Hamelyn. Setelah Ibu Bapa menyedari bahawa mereka akan kehilangan anak-anak,
mereka mulai merasa cemas kerana kanak-kanak telah meninggalkan mereka dan mengikuti
pemuda tadi. Mereka mengejar pemuda tadi dan merayu supaya menghentikan daripada meniup
seruling dan memulangkan kembali anak-anak mereka. Merka sanggup memberi semua harta
benda yamg ada asalkan pemuda tersebut mengembalikan anak-anak mereka.

Rayuan penduduk tidak diendahkan oleh pemuda tadi lalu mereka membawa kanak-kanak
tersebut menuju ke suatu tempat dan apabila mereka sampai disitu muncul sebuah gua dengan
tiba-tiba. Pemuda tadi masuk ke dalam gua itu dan diikuti oleh kanak-kanak. Setelah semuanya
masuk tiba-tiba gua tersebut ghaib dan hilang daripada pandangan penduduk pekan tersebut.
Mereka tidak dapat berbuat apa-apa oleh kerana mereka telah memungkiri janji yang mereka
buat. Merka menyesal diatas perbuatan mereka tetapi sudah terlambat. Sesal dahulu pendapatan
sesal kemudian tidak berguna.

Sehingga hari ini penduduk pekan Hamelyn tidak melupakan kesilapan yang dilalukan oleh
nenek moyang mereka. Menepati janji adalah pegangan yang kuat diamalkan oleh penduduk
pekan Hamelyn sehingga hari ini.

7. Novel
5 cm

Ceritanya bermula dari 5 orang yang sahabatan dari SMA yang pastinya sudah dekat
banget hubungannya. Kemana-mana mereka pergi pasti bersama walaupun mereka sudah
berbeda kampus. 5 orang tersebut telah lama bersahabat dan memiliki sifat yang berbeda namun
selalu membuat suasana menjadi nyaman saat mereka pergi bersama-sama.
Genta adalah orang yang selalu menjadi pemimpin dari 5 orang tersebut. Genta adalah
penggemar berat Riani tapi yang lain tidak tau bahkan Riani sendiri tidak merasakan hal yang
sama. Genta adalah tipe orang yang lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri,
badannya atidak besar, berambut lurus berjambul dan berkacamata.

Arial adalah orang yang paling ganteng di antara mereka berlima. Arial ini berbadan
besar, tinggi dan berkulit hitam. Arial merupakan orang yang sporty abis kemana-mana selalu
pakai sepatu basket tapi rapi. Orang yang biasa saja tapi asik, jarang nyela, jarang becanda tapi
kalo ketawa paling keras. Arial ini anak Fakultas Hukum yang tidak ngerti hukum tapi orangnya
paling patuh sama peraturan.

Zafran adalah seorang penyair yang selalu bimbang. Kesan pertama melihat zafran sangat
berbeda sama pas ssudah kenal lama. Badannya kurus banget, rambutnya gondrong samping dan
depan saja mirip vokalisnya Oasis (Liam Galaggher). Tapi zafran orangnya modis tapi
kelakuannya berantakan dan orang paling aneh dari mereka berlima

Ian adalah penggemar berat sepak bola tetapi tidabisa main bola. Genta menyukai klub
inggris “Manchester United”. Badannya bengkak, badannya botak sering dijulukin “banana
boat”, “bebek sepeda air Taman Mini”, “pesut Ancol”, “gsajah dumbo” bahkan “teletubbies”

Riani adalah cewek satu-satunya diantara mereka berlima. Riani menggunakan kacamata,
cantik, cerdas dan sangat mengutamakan prestasi. Seorang aktivis kampus makanya dia pintar.
Riani juga tertarik pada Genta yang pintar

Mereka berlima terlalu sering kumpul sampai akhirnya mereka merasa bosan. Mereka
merasa tidak ada lagi topik yang harus didiskusikan (karena semuanya ssudah mereka bahas) dan
akhirnya Genta memberikan ide supaya mereka berlima tidak ketemu dulu selama 3 bulan,
tepatnya sampai tanggal 14 Agustus. Mereka akan bertemu lagi nanti pas tanggal 7 Agustus
Genta bakal SMS mereka suruh bawa apa saja karena planning ini secret buat mereka kecuali
Genta. Mereka berlima pun setuju untuk tidak bertemu selama 3 bulan itu dan menjalani
kehidupan masing-masing sendiri tanpa melakukan komunikasi satu sama lain. Akhirnya malam
itu juga merupakan malam mereka terakhir ngumpul sebelum 3 bulan itu selesai.

Selama tidak ketemu 3 bulan banyak terjadi perubahan yang mereka alami. Mereka
berlima jadi orang yang lebih kaya hati dan pikiran, khususnya buat Ian sama Arial karena yang
paling banyak dibahas disini ia mereka berdua. Ianakhirnya menyelesaikan skripsinya yang
sudah tertunda lama banget dengan perjuangan yang sangat keras ditolak perusahaan untuk
menyebar kuesioner tapi akhirnya Ian lulus juga. Ian juga jadi lebih kenal dengan dosen
pembimbingnya (dosennya lucu namanya Sukonto Legowo *yang punya tanda peringatan
bacanya jangan disambung* kalau ngomong sama Ian lama banget, tiap kata pakai titik.tapi
kalau ngsajar ngomongnya cepet) yang tadinya sangat tidak disukai Ian. 4 bab diselesain 2 bulan
lho sama Ian *hebat*. Arial akhirnya punya pacar namanya Indy. Cewek yang dia kenal di
tempat fitness.mereka jadian di puncak.di villanya Arial.dan pas pulang ini jadi pertama kalinya
Arial melanggar peraturan karena sepanjang jalan Arial menyetir cuma dengan 1 tangan, 1
tangannya lagi asik menggenggam tangan Indy (so sweet). Gentasukses dengan project-project
EOnya dengan ide-ide cemerlang.dan sama seperti Riani kalau ditanya ko bisa??dia cuma jawab
dengan kata-kata “5 cm” (haduuuh jodoh banget si). Riani karena sangat tertarik dengan dunia
broadcasting.dia magang di stasiun TV swasta dan baru 1 bulan ssudah bisa megang liputan
(Riani memang hebat) dan kalau ditanya gimana caranya dia cuma jawab dengan kata-kata “5
cm”. Zafran masih PDKT dengan adik kembarannya Arial “Arinda” yang sebenarnya menyukai
Genta. Zafran disini ceritanya dikit bangettidak ada perubahan malah.masih ngerjain proyek-
proyek pribadinya.

Akhirnya mereka kumpul tanggal 14 Agustus di stasiun Senen. Sebelumnya tanggal 7


Agustus Genta sudah SMS mereka buat bawa apa saja.Arial ngajak kembarannya.yang bisa
nebak mau kemana cuma Arial.ia.mereka mau ke Mahameru. Akhirnya mereka berlima bertemu
kembali di stasiun. Rasa rindu kelima sahabat itu akhirnya bisa bertemu lagi dan mereka saling
bercerita pengalaman mereka selama berpisah.

Mulai dari perjalanan mereka masih di kereta sampai di puncak Mahameru,


banyak pengalaman yang mereka alami yang membuat mereka tahu kerasnya tanah air sekaligus
membuat mereka lebih cinta sama tanah air.yang pas sampai di puncak. Disini juga mereka kenal
dengan rombongan lain yaitu ketuanya namanya Deniek.mereka ini punya temen yang
meninggal di Mahameru namanya Adrian (namanya sama dengan nama Ian) dan karena tidak
ketemu jasadnya jadi disana banyak dibuat pemakaman-pemakaman tapi cuma dari tempat
mereka hilang. Banyak sekali kejadian yang mereka belum rasakan saat mengalami pendakian ke
Mahameru. Sebuah pengalaman yang tak akan bisa terbeli dan tidak akan terlupakan.

Setelah lama berjalan, mereka hampir sampai di puncak Gunung Semeru yaitu
Mahameru. Puncak gunung tertinggi dipulau Jawa, dan merupakan puncak abadi para dewa.
Jalanan menuju Mahameru mulai curam banyak batu jatuh dari injekan kaki para pendaki juga.
Dan saat mereka berlima berjalan sebuah kejadian tidak terduga, batu sebesar kepala manusia
banyak jatuh pas di depan gerombolan Genta, Arial, Zafran, ian, riani dan para pendaki lainnya.

Ada batu yang kena Ian dan Dinda.Ian bisa dibilang sempat mati suri karena sempat tidak
bernapas.tapi akhirnya sadar.nah pas melanjutkan perjalanan ke puncak Ian dan Zafran melihat
sesosok mahasiswa sendirian membawa bendera merah putih (karena mereka di puncak mau
melalukan upacara bendera 17 Agustus) menyemangati mereka “duluan ya Mas-mas dan Mbak-
mbak.ayo sebentar lagi sampai puncak langsung upacara bendera di atas”
Tapi anehnya yang melihat pemuda itu hanya mereka berdua, ke empat temannya yang
lain tidak melihat pemuda itu.dan ternyata yang dilihat Ian dan Zafran itu adalah memang
almarhum Adrian.karena mereka berdua mengecek ke makam Adrian yang terdapat foto Deniek
dkk dan di foto tersebut terdapat foto pemuda dengan almamater kampus membawa bendera
mirip dengan sosok pemuda yang menegur mereka di puncak.

Akhirnya mereka berlima berhasil sampai di puncak gunung tertinggi yaitu Mahameru.
Rasa senang, capek, bangga, semua nya bercampur. Melihat segala sesuatu berada dibawah kaki
saat berada dipuncak tertinggi. Setelah sampai dipuncak, para pendaki melakukan “Upacara 17
Agustus” yaitu setiap puncak gunung pasti mengibarkan bendera saka merah putih pada tanggal
tersebut.
Nah setelah mereka semua istrihat hanya Genta dan Riani yang masih di luar tenda menikmati
api unggun.di sini Genta mengungkapkan semua perasaaanya ke Riani dan Riani juga
mengungkapkan perasaannya ke Genta tapi sayangnya orang yang selama ini disukai Riani itu
bukan Genta tapi Zafran (nah ribet kan percintaannya).di dalam tenda Zafran dan Dinda
(panggilan untuk Arinda) meskipun keduanya berpura-pura tidur tapi mereka mendengar semua
percakapan tersebut.

Ya cinta ada untuk cinta itu sendiri.bukan untuk dimiliki.bukan untuk Genta.bukan untuk
Riani.bukan untuk Dinda bahkan bukan untuk Zafran.

Dan 10 tahun kemudian…

Mereka masih berkumpul bareng karena anak-anak mereka bersekolah di TK yang


sama.lucunya anak-anak mereka punya sifat sama persis dengan orang tuanya. Arial menikah
dengan Indy dan memiliki anak lelaki bernama Arian.Zafran menikah dengan Riani dan
memiliki anak lelaki bernama Zafran Jr. dan akan memiliki anak lagi karena Riani sedang hamil
anak kedua.Genta menikah dengan Citra (teman kantor Riani) dan memiliki anak lelaki bernama
Aga.Ian menikah dengan Happy Salma dan memiliki anak bernama David.dan Dinda menikah
dengan Deniek dan memiliki anak perempuan yang bernama Deninda.

Anda mungkin juga menyukai