Anda di halaman 1dari 20

Cerita jenaka

Cerita jenaka merupakan bagian cerita rakyat yang berunsur jenaka atau lucu yang
dapat membangkitkan tawa.Bahan ceritanya didasarkan pada kehidupan masyarakat
sehari-hari.Alur ceritanya berpusat pada kelakuan pelaku.

Berikut ini merupakan fungsi dari cerita jenaka:

1. Memberikan hiburan.
2. Mengkritik Anggota masyarakat.
3. Memberikan pendidikan

Contoh Cerita jenaka:

Pada jaman dahulu kala, adalah dua orang bersaudara, laki laki kakak
beradik,mereka sudah berkeluarga dan mereka tinggal dirumah yang tidak terlalu
berjauhan diantara mereka berdua. Mereka tidak pernah akur, kakaknya bernama Pak
Banjir. Pak Banjir adalah orang yang tidak memiliki suatu kepandaian apapun, ia
hidup serba kekurangan, sedangkan adiknya adalah orang yang terpandang di
kampungnya, karena adiknya cukup kaya. Adik Pak Banjir seorang juragan kerbau. Ia
memiliki kerbau 25 ekor.
Pada suatu hari Pak Banjir mau pinjam uang ketempat Adiknya. Sesampai
disana, adiknya tidak memberi pinjaman, malah ia mengata-ngatai kakaknya, kalau
butuh saja kesini. Sedang utangnya sudah banyak, kapan Pak Banjir akan
mengembalikan utangnya. Pak Banjir sangat jengkel mendengar kata kata adiknya.
Malam harinya, desa Aman Makmur, begitu sepi, diluar dingin sekali. Pak Banjir
telah keluar dari rumahnya, dengan berkerudung sarung untuk menahan dinginnya
malam, ia berjalan menuju rumah adiknya.Sesampai di rumah adiknya, Pak Banjir
pergi kekandang kerbau adiknya. Pak Banjir membawa seekor kerbau yang paling
besar milik adiknya. Dibawanya kerbau itu dihutan lindung desa itu, dan diikatnya
kerbau itu dibawah sebuah pohon beasar. Setelah itu Pak Banjir pulang kerumahnya. Ia
kembali tidur sampai pagi.
Dipagi hari, orang sedesa menjadi ribut, dengan berita hilangnya kerbau adik
Pak Banjir.
Sementara itu Pak Banjir berangkat ke rumah adiknya yang kehilangan seekor
kerbaunya yang paling besar. Pak Banjir menanyakan masalah kerbau yang hilang
kepada adiknya. Adiknya menangis-nangis pada Pak Banjir. Ia merasa tidak enak,
karena ia kemarin telah menghina Pak Banjir, sehingga kerbaunya hilang. Pak Banjir
mengatakan, makanya jadi orang jangan asal bicara, pikirlah kalau ,mau bicara, jangan
sampai menyakiti hati orang.
Pak Banjir berpamitan dulu, mau pulang, dan tidur mencari ilham. Adiknya pun
mengiyakan, dan minta tolong kakaknya mencarikan kerbau yang hilang. Pak Banjir
satu dua jam tidur pulas. Sementara itu adiknya menunggu di ruang tamu. Pak Banjir
bangun, dan menemui adiknya. Pak Banjir berkata, bahwa setelah ia tidur, ia menerima
ilham. Kerbau adiknya kelihatannya di ikat di bawah pohon besar di hutan lindung.
Oleh karena itu, dengan diantar orang sedesa merekapun pergi ke hutan lindung.
Sesampai di hutan lindung mereka menemukan kerbau adik Pak Banjir ada
disitu masih terikat dibawah pohon besar sedang makan rumput. Adik Pak Banjir
senang melihat kerbaunya ketemu. Iagi. Ia mengucapkan banyak terima kasih dan
memberikan bebera lembar uang kepada Pak Banjir, kakaknya.Dengan wajah berseri
seri Pak Banjir pulang kerumah.. Sebagian uangnya diberikan istrinya. Tentu saja sang
istri merasa senang. Kini mereka makan malam bersama bertiga dengan anaknya.
Kabar kepandaian Pak Banjir menemukan kembali barang yang hilang, tersebar
di seluruh desa, di seluruh kota bahkan diseluruh negeri. Hal ini terdengar pula oleh
Raja negeri ini. Kebetulan sekali, istana raja kehilangan tujuh gedung harta istana, Pak
Banjir pun dipanggil raja. Istri Pak Banjir menjadi gelisah, apa lagi yang mengundang
rajanya. Ada apa ya, Pak Banjir kok sampai dipanggil raja.
Pak Banjir mendapat waktu satu minggu untuk bisa menemukan tujuh gedung
harta istana yang berisi emas berlian dan uang kerajaan,yang telah hilang tadi malam.
Andaikata Pak Banjir dapat menemukan, Raja akan memberikan hadiah besar, tetapi
apabila Pak Banjir tidak bisa menemukannya, akan di hukum pancung. Pak Banjir
menjadi ketakutan. Selama satu minggu Pak Banjir tidur, bangun dan tidur
lagi.Sementara itu istri Pak Banjir selalu gelisah.
Pada malam keenam Pak Banjir menghadap Raja, minta kain kafan dan sebuah
pedang yang tajam. Setelah mendapatkan barang yang diinginkan, pulanglah Pak
Banjir ke rumah, dan tidur lagi. Sementara itu istrinya tambah gelisah, melihat Pak
Banjir pulang membawa kafan dan pedang.
Pada malam ketujuh, Pak Banjir pergi dari rumah, ia pergi ke hutan lindung. Ia
berselimut kan kain kafan dan membawa pedang raja. Malam begitu gelap, angin
malam begitu dingin, semakin membuat badan merinding.Pak Banjir sudah
berketetapan hati, apabila malam ini tidak bisa menemukan barang milik raja, ia lebih
baik bunuh diri, kan sudah ada kain kafan dan pedang. Isteri Pak Banjir, sampai
gemetaran melihat suaminya pergi seorang diri dengan membawa pedang dan kain
kafan.
Sesampai dihutan lindung, ia mendekati sebuah pohon besar yang kelihatan
gelap dan seram. Pak Banjir menengadahkan kepala ke arah atas pohon. Ia berkata: hai
nyawa, kalau tak bisa mengembalikan gedung harta milik Raja, kau lebih baik mati. Ia
bicara pada dirinya sendiri.
Ketika ia akan mengayunkan pedang kearah dirinya. Tiba-tiba ada suara keras
dari atas pohon, suara jin penunggu pohon. Ampun, Pak Banjir, jangan kau bunuh aku.
Aku akan kembalikan harta raja yang telah kuambil.Maka jin itu turun dari pohon.
Panggil aku Kala Nyawa, aku akan kembalikan semua. Ternyata ia bernama Kala
Nyawa. Jin itu sangat heran mengapa orang ini tahu namanya, dan tahu kalau ia yang
mengambil harta raja. Jin lalu memberikan sepotong bambu beruas tujuh, tempat
penyimpanan 7 buah gedung harta Istana.
Besok pagi harinya, Pak Banjir membawa bumbung 7 ruas, menghadap raja. Ia
minta diantar, dimana ia harus meletakkan Gedung Harta yang telah diketemukan.
Raja segera mengantar Pak Banjir kebelakang Istana, dengan di kawal beberapa
Perajurit.
Akhirnya Pak Banjir membuka tutup bumbung ajaib ,dan tiba-tiba saja, gedung
sebesar itu dan sebanyak tujuh buah pula, langsung kelihatan didepan mata. Raja
sangat kagum. Pak Banjirpun mendapat hadiah besar dari Raja dan bahkan Pak Banjir
diangkat menjadi Ahli Nujum Istana.Istrinya di rumah sudah menunggu kepulangan
suaminya. Pak Banjir masih bisa berkumpul lagi dengan selamat dengan keluarganya.
Pada suatu hari sebuah kapal besar dari negeri tetangga memasuki dermaga
pelabuhan. Raja Negeri pun menyambut kedatangan tamu raja seberang. Mereka
sangat akrab bagai sahabat lama yang telah lama tidak ketemu. Setelah dijamu dengan
makanan, minuman dan buah-buahan, merekapun bersendau gurau. Beberapa
permainan telah di mainkan, dari catur dan kartu juga. Kelihatannya raja seberang
sudah bosan bermain. Kini ia melangkah ke taruhan.
Raja menanyakan jenis permainan apa yang akan digunakan untuk taruhan.
Raja seberang ingin taruhan dari tebak-tebakan. Tetapi tebakan itu berasal dari Raja
Seberang. Kalau raja bisa menjawab degan betul, maka raja seberang akan
menyerahkan kapal dagang yang dibawanya sebagai taruhan. Tetapi kalau kalah, raja
harus menyerahkan kerajaan pada Raja seberang. Pak Banjir gelisah lagi, jangan jangan,
kepalanya yang melayang.
Raja negeri segera mengundang ahli nujum Istana, Pak Banjir. Pak Banjir pun
datang. Diberitahukanlah oleh Raja, tentang taruhan besar-besaran, yang menyangkut
hidup matinya Kerajaan negeri.Ahli nujum dari seberang besok malam akan
mengajukan tebakan, dan Pak Banjir sebagai Ahli Nujum Istana NegerI harus
menjawabnya. Pak Banjir menyatakan siap.
Pak Bandjir percaya diri, besok malan akan menjawab tebakan itu Pak Banjir pun
pulang, Raja seberangpun berpamitan mau kembali ke kapalnya. Sesampai dirumah,
Pak Banjir ketakutan, ia tidak tahu apa yang harus ia kerjakan. Ia segera membawa
pedangnya. Pak Banjir pergi ke pelabuhan, dan menceburkan diri kelaut,rasanya ia
ingin mati saja. Pak Banjir membiarkan tubuhnya dibawa arus. Setelah beberapa lama
dalam air, tiba-tiba kepalanya terantuk sebuah benda besar. Ternyata sebuah kapal. Pak
Banjir teringat bahwa dirinya sampai dibawah kapal Raja seberang.
Ia segera naik keatas. Ia tiba di depan sebuah ruang yang lampunya masih nyala.
Pak Banjir mengintip ruangan itu. Ternyata Raja Seberang dan ahli nujumnya,masih
membicarakan tebakan apa yang akan diberikan pada raja negeri. Pak Banjir
mendengarkan percakapan mereka. Akhirnya Pak Banjir turun kembali ke laut, dan
berenang ke daratan. Pak Banjir pulang kerumah, dan tidur kembali. Keesokan
malamnya, Raja Seberang sudah berada di Istana bersama Ahli Nujumnya, dan Raja
Negeri pun sudah siap bersama Pak Banjir, Ahli Nujumnya pula.
Tebakan pun di mulai : Ada dua buah batang kayu yang sama besar, sama
panjang, bagaimana kita tahu mana yang berat dan mana yang lebih ringan, tanpa
memegang kayu itu. Jawaban Pak Banjir, untuk menjawabnya kayu-kayu itu dibawa ke
sungai, kedua batang kayu itu kita masukkan ke dalam sungai. Yang terapung itu yang
lebih ringan, sedangkan kayu yang berat terletak dibawah permukaan air. Raja
seberangpun mengiyakan, kalau jawabannya betul.
Tebakan kedua, Ada 10 ekor anak itik, satu diantaranya itik jantan,bagaimana
menentukan satu anak itik yang jantan diantara 10 anak itik itu.
Pak Banjir menjawab, 10 anak itik itu dibawa kesungai, lalu ditaruh dipinggir kali, dan
dengan sebuah galah anak itik itu di dorong bersama kesungai, dan anak itik yang
paling depan adalah yang laki-laki. Raja Seberang menganggukan kepala, tanda benar.
Tebakan ketiga bagaimana cara menimbang seekor gajah tanpa memotong-
motong gajah itu sendiri. Pak Banjir menjawab, ditimbang sama berat dulu dengan
muatan, bisa pasir atau batu, atau yang lainnya. Kalau timbangannya sudah tidak
goyang, muatan itulah yang ditimbang.
Raja seberang menganggukkan kepalanya, tanda benar.
Sebenarnya tebakan itu sudah selesai, tetapi ternyata Raja Seberang
memerintahkan Ahli Nujumnya menambah sebuah tebakan lagi kepada Pak Banjir.
Pak Banjir jadi terkejut, dan gemetaran, ia harus siap kehilangan kepalanya.Ahli nujum
negeri seberang memperlihatkan genggamannya dan bertanya apa isi yang ada dalam
genggamannya.
Pak Banjir gemetaran, peluh mulai bercucuran, dan semakin lama semakin keras
detak jantungnya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seekor kecoak, menampar mukanya. Pak
Banjir terkejut dan berteriak, Kecoak!!!!!!!
Kini tinggal Raja Seberang dan Ahli Nujumnya yang ganti kaget, karena isi
genggamannya adalah kecoak juga. Raja Seberang wajah nya menjadi merah padam,
karena kapal pesiar yang paling besar di Negerinya kalah dalam taruhan. Akhirnya
Raja Seberang pulang dengan kapal yang lebih kecil kenegerinya.
Raja negeri senang sekali dengan keberhasilan Pak Banjir. Pak Banjir mendapat
hadiah yang luar biasa. Setelah selesai semua urusannya, Raja pun kembali ke Istana,
dan Pak Banjir pun pulang ke rumah. Pak Banjir dengan membawa banyak hadiah dari
Raja. Tentu saja istri dan anak merasa senang masih bisa bertemu dengan Pak Banjir.
Sebenarnya Pak Banjir, istri dan anaknya sangat prihatin dengan pekerjaan suaminya
atau bapaknya. Karena meleset sedikit saja, kepala Pak Banjir bisa melayang.
Disuatu hari, rumah Pak Banjir habis terbakar. Raja mengunjungi rumah Pak
Banjir. Raja ikut bersedih atas terbakarnya rumah Pak Banjir. Pak Banjir
memberitahukan pada Raja, bahwa selain rumah yang terbakar, juga “buku primbon”
yang membantu Pak Banjir selama ini, terbakar pula. Sehingga Pak Banjir sudah tidak
bisa menjadi Ahli Nujum lagi.
Raja pun menjadi maklum. Walaupun demikian Raja tetap akan membangunkan
sebuah rumah yang cukup baik,untuk Pak Banjir. Sebagai penghormatan atas jasa-
jasanya maka Pak Banjir juga diberikan uang pensiun, untuk jaminan di hari tuanya.
Mite
Mite disebut juga mitos. Mite adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para
dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap
benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.
Mite pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia,
bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan
mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga
yang berasal dari luar negeri.
Mite yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan
dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh
proses adaptasi karena perubahan jaman. Menurut Moens-Zoeb, orang Jawa bukan saja
telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa
Hindu sebagai dewa Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh
orang Hindu, Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai
Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa. Mitos di Indonesia
biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa,
terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok.

Contoh Mite

Di sebuah gurun pasir yang sangat panas, seorang pengembara berjalan dengan
gontai. Ia kelihatan lelah sekali. Ia juga kehausan dan kelaparan. Setelah lama berjalan,
ia menemukan sebuah tempat yang cukup teduh untuk beristirahat. Saat ia beristirahat,
ia melihat sebuah pohon rindang di kejauhan. Ia senang sekali melihatnya dan berkata,
"Andai saja aku punya air untuk minum."

Tiba-tiba, ia melihat sebuah kendi berisi air yang dingin di depannya.


Pengembara luar biasa senangnya dan mulai meneguk air dingin dalam kendi. Setelah
puas minum dan hilang hausnya, si pengembara kembali memohon, "Andai saja aku
punya makanan saat ini."

Segera setelah ia memohon, puluhan piring berisi makanan yang lezat-lezat


muncul dihadapannya. Pengembara langsung makan dengan lahapnya. Selesai makan,
ia mulai berpikir bagaimana semua ini bisa terjadi. Setelah lama berpikir, ia mengetahui
bahwa pohon yang ia lihat tadi itu adalah Kalpa Vriksha. Itu adalah pohon ajaib. Siapa
pun yang melihat pohon itu dan memohon, keinginannya akan terkabul.
Pengembara tidak menyia-yiakan kesempatan itu. Ia langsung meminta ranjang
yang empuk dan langsung terkabul. Sebuah ranjang muncul di hadapannya.
Pengembara membaringkan badannya yang letih dan beristirahat. Pengembara merasa
kakinya pegal sekali. Lalu, ia memohon agar ada orang yang mau memijit kakinya.
Benar saja, seorang wanita muda muncul dan mulai memijat kaki si pengembara.

Akhirnys, si pengembara tertidur. Pengembara tertidur cukup lama. Saat ia bangun,


wanita muda yang memijitnya tadi masih berada di sisinya. Pengembara mulai berpikir
lain. "Bagaimana semua ini bisa terjadi? Bisakah aku mendapatkan banyak hal dengan
memohon saja tanpa perlu bekerja sama sekali. Ataukah ini hanya tipuan setan,"
pikirnya.

Selesai pengembara berpikir demikian, mendadak setan muncul menggantikan


sosok wanita muda tadi. Setan itu tertawa terbahak-bahak.

Lalu, si pengembara berkata, "Oh, apakah setan ini akan memakanku?" Setan mulai
membuka mulutnya lebar-lebar hendak memakan pengembara. Melihat hal itu,
pengembara ketakutan. Ia melompat dari ranjang dan langsung berlari sekuatnya.
Setelah lama berlari, pengembara melihat ke belakang. Ternyata, setan itu sudah tidak
mengejarnya. Ia pun bernapas lega.

Pesan Moral dari Contoh Dongeng Mite adalah jika menginginkan sesuatu, berusahalah dengan
keras. Setelah itu berdoalah kepada Tuhan. Jangan pernah menginginkan sesuatu dengan cara
instan tanpa berusaha. Selain itu pikirkan dengan matang apa yang kamu inginkan, berhati-
hatilah dengan apa yang kamu inginkan karena itu kemungkinan besar akan terwujud dimasa
yang akan datang.
Fabel
Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak mungkin kisah nyata. Fabel adalah cerita
fiksi, maksudnya khayalan belaka (fantasi). Kadang fabel memasukkan karakter
minoritas berupa manusia.

Contoh Fabel

Suatu hari seekor keledai pergi mencari seekor anjing gunung ke sebuah gunung
yang sangat tinggi, keledai itu sengaja mencari anjing gunung untuk berburu bersama
di sebuah hutan yang cukup lebat dan tidak lama keledai itu menaiki gunung akhirnya
dia menemukan seekor anjing gunung sedang berjalan. Kemudian anjing itu dia ajak
untuk berburu bersama dan akhirnya anjing gunung itu menerima ajakan dari sang
keledai, kini sang keledai dan anjing gunung pergi ke hutan lebat itu namun sebelum
mereka memasuki hutan itu sang keledai menemui seekor mancan tutul yang sedang
tiduran di sebuah pohon besar. Sang keledai kemudian mengajak macan tutul itu pergi
berburu bersama dan macan tutul itupun menerima ajakan sang keledai.

Setelah sang keledai mengumpulkan teman berburunya yaitu Anjing gunung


dan Macan Tutul kini mereka pergi bersama-sama memasuki hutan lebat untuk
berburu bersama, mereka menangkap hewan-hewan dengan kerjasama yang baik
hewan apapun bisa mereka tangkap dengan mudah mereka berburu mulai dari pagi
hari sampai dengan sore hari. Mereka berhasil mengumpulkan hewan-hewan
tangkapannya kemudian mereka bawa ke tempat terbuka dan mereka tumpuk hewan-
hewan hasil buruan mereka. Hewan hasil buruan mereka terdiri dari seekor kelinci,
kambing, rusa, kerbau, kijang dan uncal, kini waktunya mereka membagi-bgaikan
hewan tangkapan mereka.

Sang macan tutul menunjuk sang keledai untuk membagi hewan-hewan itu
“Keledai silahkan kau bagi makanan-makanan itu” Perintah sang macan tutul lalu
keledai itu menghitung dengan cermat hewan tangkapan itu, setelah sang keledai
menghitung dia membagikan hewan-hewan itu secara adil dengan membagi tiga
bagian yang sama banyak. Melihat pembagian itu sang macan tutul sangat marah
kemudian dia menerkam sang keledai hingga keledai itu mati dan kini tumpukan
makanan telah bertambah. Kemudian sang macan tutul menoleh ke arah anjing gunung
“Sekarang kamu bagikan hewan-hewan itu”. Perintahnya dengan marah, kini sang
anjing gunung mendekati makanan itu dia menumpukan kembali hewan-hewan yang
telah dibagikan oleh sang kedelai menjadi tumpukan yang besar kemudian dia
menggigit seekor kelinci di mulutnya untuk dirinya sendiri, itupun hanya seekor
kelinci yang dagingnya sangat kecil dan tidak begitu berarti untuk sang macan tutul.

Macan tutul yang tadinya marah kini mulai reda dia melihat keputusan sang
anjing gunung dengan tersenyum “Kau sangat pandai dalam mengambil sebuah
keputusan wahai anjing gunung, kau membagikan makanan ini dengan sangat adil
apakah kau mempelajarinya dari sang keledai?”. Tanya sang macan tutul “Ya aku
belajar dari sang keledai” jawab anjing gunung itu sambil pergi dari hadapan sang
macan tutul “aku juga tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai itu” celetuk
sang anjing. Dalam hatinya anjing gunung sangat kecewa dengan keserakahan macan
tutul, dia berjanji tidak akan bekerjasama dan membantu macan tutul di kemudian hari.

Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Anjing Gunung, Keledai dan Macan
Tutul adalah sifat serakah dan curang akan membuat orang lain menjauhi kita. Dan pada suatu
saat kita butuh bantuan orang lain mereka tidak akan mau membantu.
Legenda

Definisi Dan Pengertian Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-
benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah dibumbui
dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Bila melihat dari Definisi
Dan Pengertian Legenda maka Legenda dapat di bagi menjadi empat kelompok.

Legenda ada empat kelompok sebagai berikut :

1) Legenda keagamaan
Di dalam legenda keagamaan banyak kita jumpai kisah-kisah para wali penyebar
Islam, misalnya, Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar di Jawa, sedangkan di Bali
dapat kita temui legenda tentang kisah Ratu Calon Arang.

2) Legenda kegaiban
Legenda ini berkisah tentang kepercayaan rakyat pada alam gaib, misalnya kerajaan
gaib orang Bunian di rimba raya Sumatra, kerajaan gaib Pajajaran di Jawa Barat,
kerajaan gaib Laut Kidul di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan Si Manis Jembatan
Ancol dari Jakarta.

3) Legenda perseorangan
Legenda perseorangan menceritakan tokoh tertentu yang dianggap pernah ada dan
terjadi, misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan
Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka
Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan
Layonsari dari Bali.

4) Legenda lokal
Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya
gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di
Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara
Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa
Trunyan di Bali.

Contoh Legenda

Di sebuah desa bernama Tarub tinggallah seorang janda. Mbok Randa Tarub
namanya. Ia mempunyai seorang anak angkat, seorang anak lelaki yang di kemudian
hari setelah beranjak dewasa kerap disapa Jaka Tarub.

Jaka Tarub anak yang rajin dan berbakti kepada ibu angkatnya. Ia mengolah
tanah di sawah dan ladang milik ibu angkatnya. Di sela-sela waktunya digunakannya
untuk mencari kayu bakar di hutan. Kadang ia berburu dengan menggunakan
sumpitnya. Jaka Tarub terkenal piawai memainkan sumpitnya, jarang meleset jika ia
menyumpit. Wajahnya juga tampan hingga membuat gadis-gadis sangat menghendaki
dapat disuntingnya. Namun, Jaka Tarub tampaknya belum berminat untuk berumah
tangga. Mbok Randa Tarub senantiasa mengingatkannya, "Jaka anakku, sebelum ibumu
ini tutup usia, aku ingin melihat engkau berumah tangga." Namun, hingga Mbok
Randa Tarub meninggal dunia karena sakit, Jaka Tarub belum juga beristri.

Sepeninggal ibu angkatnya, Jaka Tarub lebih banyak menghabiskan waktunya


dengan melamun. Ia merasa sangat sedih ditinggalkan perempuan tua yang telah
diakuinya sebagai ibu kandung itu. Pada suatu siang Jaka Tarub tidur dan bermimpi.
Dalam impiannya itu ia memakan daging rusa. Amat lezat rasanya. Seketika ia
terbangun, Jaka Tarub pun bergegas menuju hutan seraya membawa sumpitnya. Ingin
benar ia memakan daging rusa seperti yang dirasakannya dalam impiannya itu. Sangat
mengherankan baginya, Jaka Tarub tidak menjumpai seekor hewan buruan pun. Tidak
dilihatnya seekor rusa pun. Bahkan hingga Jaka Tarub menuju bagian hutan yang
belum pernah dijelajahinya pun, tetap tidak dijumpainya seekor rusa di tempat itu. Jaka
Tarub menjadi lelah. Duduklah ia kemudian di atas batu yang terdapat di pinggir
telaga. Keadaan sepi dan ditambah dengan lelah yang dirasakannya membuat Jaka
Tarub mengantuk. Tak berapa lama kemudian ia telah tertidur.

Baru beberapa saat Jaka Tarub tertidur, telinganya mendengar suara yang
mengejutkan baginya. Suara perempuan-perempuan yang tengah bercanda. Jaka Tarub
terheran-heran mendengar suara-suara itu. Mengapa pula ada perempuan-perempuan
di tengah hutan? Siapakah mereka? Atau jangan jangan, mereka adalah hantu-hantu
perempuan penunggu hutan itu! Jaka Tarub penasaran. Ia pun mencari sumber suara
itu. Amat terpernjat Jaka Tarub ketika mendapati tujuh perempuan tengah mandi di
telaga itu. Sangat cantik-cantik wajah mereka. Jaka Tarub berhasrat menikahi salah
seorang dari mereka. Seketika dilihatnya tujuh selendang yang terletak di dekat telaga
itu, Jaka Tarub langsung mengambil salah satu selendang. Segera disembunyikannya
selendang itu.

Menjelang sore tujuh perempuan cantik itu hendak mengakhiri acara mandi
mereka. Salah seorang perempuan itu mengajak enam perempuan lainnya untuk segera
kembali ke Kahyangan. Mengertilah Jaka Tarub jika tujuh perempuan itu adalah tujuh
bidadari. Salah seorang bidadari, Nawang Wulan namanya, tidak menemukan
selendangnya. Bidadari bungsu itu berusaha keras mencari selendangnya, namun tetap
tidak diketemukannya. Enam kakaknya turut pula mencari. Tetap, selendang Nawang
Wulan tidak ditemukan. Enam kakak Nawang Wulan akhirnya meninggalkan Nawang
Wulan sendirian. Mereka terbang ke Kahyangan dengan menggunakan selendang
mereka masing-masing.
Sepeninggal enam kakaknya, Nawang Wulan menangis. Ia sangat sedih karena tidak
bisa kembali ke Kahyangan. Dunia manusia merupakan sesuatu yang sangat asing
baginya. Ia merasa akan kesulitan untuk tinggal di dunia manusia itu, terlebih-lebih
tidak ada seorang pun yang dikenalnya di dunia manusia itu.

Jaka Tarub segera mendekat dan mengajak berkenalan. Dikemukakannya


kesediaannya untuk menolong Nawang Wulan. Merasa tidak ada lagi sosok yang dapat
dimintai tolong, Nawang Wulan pun menyatakan kesediaannya ketika Jaka Tarub
mengajaknya pulang ke rumah Jaka Tarub. Beberapa waktu kemudian Jaka Tarub
menikahi Nawang Wulan. Keduanya hidup berbahagia. Jaka Tarub tidak lagi bermalas-
malasan karena merasa telah mempunyai tanggung jawab. Terlebih-lebih ketika
istrinya mengandung dan kemudian melahirkan seorang bayi perempuan.

Jaka Tarub memberi nama anaknya itu Nawangsih. Setelah menikah, Jaka Tarub
sesungguhnya merasa heran. Lumbung padinya serasa tidak pernah berkurang isinya,
melainkan bertambah. Panen yang kemarin belum habis, panen berikutnya telah
didapatkannya. Padahal, setiap hari istrinya itu menanak nasi. Lantas, bagaimana hal
itu bisa terjadi? Jaka Tarub tidak menanyakan masalah itu, melainkan disimpannya di
hatinya saja. Meski, hal itu membuat rasa penasarannya kian meninggi.

Pada suatu hari Nawang Wulan berpesan kepada Jaka Tarub, "Kakang, aku
tengah memasak nasi. Tolong jagakan apinya. Pesanku,jangan sekali-kali Kakang
membuka tutup kukusan ini. Tunggu hingga aku pulang dari sungai"

Sepeninggal istrinya, Jaka Tarub sangat penasaran akan larangan istrinya. Jaka
Tarub pun melanggar pesan istrinya. Ia membuka tutup kukusan. Betapa
terperanjatnya Jaka Tarub ketika mendapati setangkai padi di dalam kukusan. Istrinya
menanak nasi hanya dari setangkai padi! "Pantas padi di lumbungku serasa tidak
pernah habis-habis dan bahkan terus bertambah;" gumam Jaka Tarub. "Rupanya istriku
menanak setangkai padi untuk menjadi nasi satu kukusan penuh!"

Ketika Nawang Wulan pulang dari sungai, ia membuka tutup kukusan.


Dilihatnya setangkai padi yang diletakkannya masih berupa setangkai padi.
Mengertilah ia jika suaminya telah melanggar pesannya untuk tidak membuka tutup
kukusan. Kesaktiannya yang selama itu dirahasiakannya akhirnya musnah.Ia harus
berlaku laksana manusia di bumi untuk menanak nasi. Ia harus menumbuk padi,
menampi, hingga akhirnya menanak beras itu menjadi nasi. Nawang Wulan terpaksa
bekerja keras seperti ibu-ibu lainnya. Maka, persediaan padi di lumbung suaminya
terus berkurang. Hingga suatu waktu padi di lumbung itu tinggal sedikit hingga alas
lumbung pun terlihat. Ketika itulah Nawang Wulan menemukan selendangnya!

Nawang Wulan amat sedih sekaligus geram, suaminya itu ternyata yang
menyembunyikan selendangnya. Ia merasa, suaminya memang telah merencanakan
agar ia tinggal di bumi dan kemudian menikahinya. Nawang Wulan segera
mengenakan selendangnya dan terbanglah ia menemui suaminya. Katanya, "Kakang,
aku akan kembali ke Kahyangan. Jaga dan rawatlah Nawangsih baik-baik. Buatlah
dangau di sekitar rumahmu ini dan letakkan Nawangsih pada setiap malam harinya.
Aku akan datang untuk menyusuinya. Pesanku, sekali-kali janganlah engkau
mengintip atau datang mendekat!"

Jaka Tarub tidak dapat mencegah kepergian istrinya setelah kedoknya


terbongkar. Ia terpaksa rnengiyakan pesan istrinya. Nawang Wulan lantas terbang
menuju langit setelah mencium Nawangsih.

Jaka Tarub lantas membuat dangau di sekitar rumahnya. Sesuai pesan istrinya,
setiap malam ia meletakkan Nawangsih di dalam dangau itu. Ia merasa sangat
menyesal karena pernah melanggar pesan istrinya, maka kini ia memegang teguh
pesan istrinya itu. Sama sekali ia tidak berani mengintip atau datang mendekati dangau
ketika istrinya tengah menyusui Nawangsih, buah hati mereka.

Pesan moral dari contoh cerita rakyat legenda dari jawa tengah : kisah Jaka Tarub adalah
kebohongan atau kedustaan, meski ditutup rapat-rapat. Pada akhirnya akan terbuka. menutup
kebohongan atau kedustaan tak ubahnya menyimpan bangkai, bau busuknya pasti akan tercium
pula meski telah rapat-rapat ditutup.
Sage

Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.

Ciri-ciri Saga :
1. Anonim (tidak diketahui siapa pengarangnya)
2. Dari segi tema relatif sama antara saga yang satu dengan saga yang lain
3. Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional
4. Berasal dari cerita mulut ke mulut (secara lisan)
5. Menjadi milik masyarakat secara umum.
6. Tidak memperhatikan perurutan waktu
7. Kejadian-kejadiannya (tidak kronologis)
8. Nama-nama tempat terjadinya perisitiwa tidak jelas.
9. Sebagian besar bersifat istana sentris (cerita seputar istana/ kerajaan)

Contoh Sage “Ciung Wanara”

Prabu Barma Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas.
Permaisurinya 2 orang. Yang pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua
bernama Dewi Pangrenyep. Keduanya sedang mengandung. Pada bulan ke-9 Dewi
Pangrenyep melahirkan seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan sang putra diberi
nama Hariang Banga. Hariang Banga telah berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci
Naganingrum belum juga melahirkan. Khawatir kalau-kalau Pohaci melahirkan
seorang putra yang nanti dapat merebut kasih sayang raja terhadap Hariang Banga,
Dewi Pangrenyep bermaksud hendak mencelakakan putra Pohaci.

Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep tak
seorang dayang-dayang pun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep
sendiri. Dengan kelihaian Pangrenyep, putra Pohaci diganti dengan seekor anjing.
Dikatakannya bahwa Pohaci telah melahirkan seekor anjing. Bayi Pohaci
dimasukkannya dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke
sungai Citandui. Karena aib yang ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah
melahirkan seekor anjing, raja sangat murka dan menyuruh Si Lengser (pegawai istana)
untuk membunuh Pohaci. Si Lengser tidak sampai hati melaksanakan perintah raja
terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya. Pohaci diantarkannya ke desa tempat
kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh. Adalah seorang Aki bersama
istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten tanpa bertetangga. Sudah
lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam Nini bermimpi
kejatuhan bulan purnama. Mimpi itu diceritakannya kepada suami dan sang suami
mengetahui takbir mimpi itu, bahwa mereka akan mendapat rezeki.

Malam itu juga Aki pergi ke sungai membawa jala untuk menangkap ikan.
Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi beserta
telur ayam, Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu
pun mereka tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang
ajaib dan perkasa. Anak angkat ini mereka beri nama Ciung Wanara. Setelah besar
bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah dan ibu angkatnya. Terus terang Aki dan Nini
menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah mendengar cerita ayah dan ibu
angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya. Suatu hari Ciung Wanara pamit untuk
menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena didengarnya raja gemar menyabung
ayam. Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah ia rela mengorbankan
nyawanya. Tetapi bila ayam raja kalah, raja harus bersedia mengangkatnya menjadi
putra mahkota. Raja menerima dengan gembira tawaran tersebut. Sebelum ayam
berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok dengan anehnya, melukiskan peristiwa
benahun-tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum mati dan kandaga
emas yang berisi bayi yang dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi
sebaliknya Si Lengser sangat terkesan akan hal itu.Bahkan ia menyadari sekarang
Ciung Wanara yang ada di hadapannya adalah putra raja sendiri.

Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang.
Raja menepati janji dan Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota. Dalam pesta
pengangkatan putra mahkota, raja membagi 2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan
Hariang Banga. Selesai pesta pengangkatan putra mahkota Si Lengser bercerita kepada
raja tentang hal yang sesungguhnya mengenai permaisuri Pohaci Naganingrum dan
Ciung Wanara. Mendengar cerita itii raja memerintahkan pengawal agar Dewi
Pehgrenyep ditangkap.

Akibatnya timbul perkelahian antara Hariang Banga dengan Ciung Wanara.


Tubuh Hariang Banga dilemparkan ke seberang sungai Cipamali yang sedang banjir
besar. Sejak itulah kerajaan Galuh dibagi menjadi 2 bagian dengan batas sungai
Cipamali. Di bagian barat diperintah oleh Hariang Banga. Orang-orangnya menyenangi
kecapi dan menyenangi pantun. Sedangkan bagian timur diperintah oleh Ciung
Wanara. Orang-orangnya menyenangi wayang kulit dan tembang. Kegemaran
penduduk akan kesenian tersebut masih jelas dirasakan sampai sekarang
Cerita Pendek ( Cerpen )

Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang
kehidupan manusia lewat tulisan pendek. cerpen juga bisa disebut sebagai karangan
fiktif yang berisikan tentang sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang
diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh saja.

Contoh Cerpen

Indahnya Sebuah Persahabatan

Betapa menyenangkannya menjadi orang kaya. Hidup serba berkecukupan.


Apapun yang diinginkan akan terpenuhi. Karena semua sudah tersedia. Seperti halnya
Tiyas. Seorang anak orang kaya yang menjadi banyak sorotan, Berangkan dan pulang
selalu diantar oleh supir pribadi dan mobil mewahnya.

Meskipun bergelimang harta tiyas tidaklah menyombongkan diri. Tidak kalah


dengan Tiyas, Orang tua Tiyas juga merupakan orang yang baik dan ramah, Tidak
berpatokan pada harta dalam bergaul dan tidak membeda-bedakan orang
disekelilingnya. Kawan-kawan Tiyas sangat suka dan betah berlama-lama di rumah
Tiyas karena mereka selalu disambut ramah dan diperlakukan seperti keluarga sendiri
oleh keluarga Tiyas. Tiyas memiliki seorang sahabat yang sangat setia menemaninya
dalam menghadapi lika liku kehidupan. Tidak jauh dari rumahnya Dwi sahabat tiyas
tinggal di kampung dekat rumah Tiyas, hanya saja dipisahkan oleh RT saja. Namun
sudah hampir dua minggu Dwi tidak mengunjungi Tiyas di rumahnya. “Hmmm Dwi
kemana ya mah, Biasanya hampir setiap hari Dwi main kesini. Tapi ini sudah hampir
lewat dua minggu Dwi tidak datang lagi.” Ujar Tiyas. “Mungkin Dwi sedang sakit!”
jawab Mama Tiyas. “Ih, iya juga ya mah, siapa tahu memang Dwi lagi sakit. Kalo begitu
nanti sore Tiyas mau menengoknya” katanya dengan penuh semangat.

Sudah lima kali Tiyas mengetuk pintu rumah Dwi. Karena menunggu lama
tidak kunjung dibuka akhirnya Tiyas memberanikan diri untuk bertanya kepada
tetangga tentang menghilangnya Dwi. Benar saja, Ternyata sudah dua minggu Dwi
ikut orang tuanya pulang ke desa. Sebab ayahnya habis kena PHK. Akhirnya keluarga
Dwi memutuskan untuk kembali ke desa dan memilih menjadi petani.
“Oh, kasihan sekali Dwi,” ujarnya didalam hati, Di rumahnya, Tyas tampak melamun
sambil memikirkan nasib sahabat setianya itu. “Ada apa Yas? Kok kamu nggak seperti
biasanya, malah tampak lesu dan kurang semangat.” Papa bertanya sambil menegur.
“Dwi, Pa.” Jawab Tiyas “Memangnya ada apa dengan Dwi sehingga membuatmu
muram, Apa dia sedang sakit?” Tyas menggeleng kepada ayah. “Lantas kenapa?” Papa
menjadi penasaran. “Sekarang Dwi sudah pindah rumah. Kata tetangga sebelah
rumahnya Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya habis di PHK
dan memilih untuk menjadi petani”. Sambil menatap Tiyas papa termenung
memikirkan ucapan tiyas dengan rasa setengah tidak percaya. “Kalau Papa tidak
langsung percaya, Coba tanya deh, sama Pak RT atau ke tetangga lain” ujarnya.“Lalu
apa rencana kamu?” “Aku harap Papa bisa menolong Dwi!” “Maksudmu?” “Aku
pengen Dwi bisa disini lagi” Tyas memohon dengan agak mendesak.
“Baik kalau itu bisa biki kamu seneng. Tapi, kamu harus bisa mencari alamat rumah
Dwi yang di desa” kata Papa. Berkat bantuan pemilik kontrakan bekas rumah Dwi
akhirnya tiga hari kemudian Tiyas berhasil memperoleh alamat rumah Dwi yang
berada di desa. Ia merasa sangat senang. Kemudian Papa bersama dengan Tiyas datang
ke rumah Dwi di sebuah desa terpencil dan lokasi rumahnya masih masuk ke dalam
lagi. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang
tua Dwi dan Dwi sendiri. Betapa gembira hati Dwi ketika bertemu dengan Tiyas.
Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. pada awalnya Dwi sangat
kaget dengan kedatangan Tiyas secara tiba-tiba. “Maaf ya Yas. Aku tak sempat
memberi kabar ke kamu kalo aku mau pindah” “Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku
sudah ketemu kamu dan merasa senang.”

Setelah berbincang cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangan mereka


kepada orang tua Dwi. Ternyata orang tua Dwi tidak keberatan, mereka menyerahkan
segala keputusan kepada Dwi sendiri. “Begini, Wik, kedatangan kami kemari, ingin
mengajak kamu untuk ikut kami ke Surabaya. Kami menganggap kamu itu sudah
seperti keluarga kami sendiri. Gimana Wi, apakah kamu bersedia ikut?” Tanya Papa.
“Soal sekolahmu,” lanjut Papa, “kamu nggak usah khawatir. Sseluruh biaya
pendidikanmu biar papa yang menanggung.” “Baiklah kalau memang Bapak dan Tiyas
menghendaki saya ikut, saya mau pak. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih
atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya dan keluarga saya.” Kemudian Tiyas
bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Dwi. Tampak mata Tyas berkaca
kaca tidak kuat menahan kebahagiaan. Kini Dwi tinggal di rumah Tiyas. Sementara
orang tuanya tetap tinggal di desa. Selain untuk mengerjakan sawah, mereka juga
merawat nenek Dwi yang sudah semakin tua.
Novel

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku. Penulis novel disebut novelis.

Contoh Novel

Identitas Novel

Judul Novel : Ayat Ayat Cinta

ISBN : 979-3604-02-6

Penulis/Pengarang : Habiburrahman El Shirazy

Penerbit : Republika

Terbit : Desember 2004

Jumlah Halaman : 419 halaman

Sinopsis SingkatNovel Ayat Ayat Cinta Beserta Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsiknya

Maria di kisahkan sebagai wanita cantik yang trampil dalam bidang komputer
dan banyak membantu Fahri yang masih kurang seperti itu memahami tentang
komputer, juga tak jarang memberikan makanan dan ashir mangga kesukaan Fahri.
Tak dikira ternyata Maria jatuh cinta terhadap Fahri, tetapi dia tak berani mengucapkan
perasaan cintanya.

Kemudian muncul lah Nurul yaitu teman satu kampus Fahri yang tak lain juga
menyimpan hati terhadap Fahri, pun minta pakde-nya melamarkan Fahri untuknya.
Sampai pada suatu hari Fahri berjumpa dengan Aisha dalam sebuah kereta dikala
perjalanan pulangnya setelah Talaqi (salah satu sistem belajar mengajar al-quran dari
Rasulullah SAW terhadap para teman).

Dikala itu muncul konflik kecil yang mengawali pertemuan mereka, yaitu dikala
di dalam kereta ada 2 orang berkebangsaan Amerika yang sedang mencari tempat
duduk, seorang ibu dan si kecilnya. Konflik ibu terlihat sakit karena tak terbiasa
terhadap suhu panas di Mesir dan sang buah hati mencoba mencarikan tempat duduk
untuk ibunya tersebut.

Aisha seorang muslimah yang memandang suasana itu yang dialami oleh kedua
warga Amerika tersebut dan menawarkan tempat duduknya untuk sang ibu. pun
mulai muncul, dikala ada seorang laki-laki muslim sedang berang-berang pada Aisha
karena Aisha menawarkan tempat duduknya pada kedua warga Amerika yang
disebutnya Kafir itu.
TUGAS BAHASA INDONESIA

Nama : Willyana Sadharma Putri Turnip

Kelas : IV Markus SD Kalam Kudus P.Siantar

Anda mungkin juga menyukai