PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti PT, walaupun demikian
keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai perusahaan
yang diakui pemerintah dan kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini dapat kita lihat dari
banyaknya pengusaha, terutama Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menggunakan
badan usaha CV sebagai landasan untuk dapat melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan,
yaitu pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero aktif, pesero
komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang (pesero pasif, pesero
komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk
mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur. Sedangkan Persero Pasif ; adalah
orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam perusahaan,
yaitu sebagai Persero Komanditer.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan persekutuan komanditer serta jenis jenisnya
2. Bagaimanakah prosedur pendirian persekutan komanditer
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan perseroan komanditer
BAB II
PEMBAHASAN
Adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan
pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif
sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus.
Adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan
menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu
juga apabila untung, uang yang mereka peroleh terbatas tergantung modal yang mereka
berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal
pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang
dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan
usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.
B. Jenis-jenis Persekutuan Komanditer (CV)
Di Indonesia terdapat 5 jenis perkutuan komanditer dengan ciri atau karakteristik
tersendiri, yaitu1 :
1. CV Murni
CV Murni adalah jenis persekutuan komanditer yang hanya terdapat satu pemilik aktif
sementara pihak lain berperan sebagai pemilik pasif. Dengan kata lain, pemilik aktif bertugas
atau bertanggung jawab seorang diri di dalam mengurus CV dan berhubungan dengan pihak
ketiga tanpa di dampingi oleh satu pun rekan lain.
2. CV Campuran
CV Campuran adalah jenis persekutuan komanditer dengan bentuk firma yang
membutuhkan tambahan modal. Di dalam CV Campuran, pemilik aktif dan pasif berasal dari
para pemilik firma yang kemudian menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing
dan dilarang bekerja sama atau saling mencampuri tugas dan tanggungan masing-masing.
3. CV Bersaham
CV Bersaham adalah jenis persekutuan komanditer terang-terangan yang modalnya
terdiri atas saham-saham. Persekutuan semacam ini sama sekali tidak diatur dalam KUHD.
Pada hakikatnya, persekutuan semacam ini sama aja dengan persekutuan komanditer biasa
(terang-terangan). Perbedaannya terletak pada pembentukan modalnya, yaitu dengan cara
mengeluarkan saham-saham. Pembentukan dan cara pengeluaran saham semacam ini
dimungkinkan berdasarkan ketentuan pasal 1338 ayat (1) dan 1337 KUH Perdata Jo pasal 1
KUHD.
4. CV Diam-Diam
CV Diam-diam adalah jenis persekutuan komanditer yang belum menyatakan dirinya
secara terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer. Ke luar,
persekutuan ini masih menyatakan dirinya sebagai persekutuan firma, tetapi kedalam sudah
menjadi persekutuan komanditer. Jadi, secara intern kedudukan para sekutu telah dibedakan
antara sekutu komplementer dan sekutu komanditer.
5. CV Terang-Terangan
CV Terang-terangan adalah persekutuan komanditer yang dengan terang-terangan
menyatakan dirinya sebagai persekutuan komanditer kepada pihak ketiga, misalnya dengan
memasang papan nama.
Dalam prospek kedepan CV memiliki banyak keuntungan asalkan dikelola dengan baik
serta managemen yang baik, CV jika dikelola dengan baik akan mengahasilkan kemajuan
yang baik baik bagi personal ataupun umum. Tanggung jawab kunci utama dalam menggeluti
atau mengelola badan usaha ini.
F. Tujuan Pendirian CV
Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya agar dapat
melakukan kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain atau berbeda, bersifat khusus
atau umum sesuai dengan keinginan para pendiri persero. Namun ada beberapa bidang usaha
yang hanya bisa dilaksanakan dengan ketentuan harus berbadan hukum PT. Selain itu tujuan
dari pendirian CV adalah sebagai Badan usaha agar suatu usaha memiliki wadah resmi dan
legal untuk memudahkan pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya “pengadaan barang”,
perlu suatu sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan apabila akan
menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihak lain adanya pembentukan
suatu badan usaha. Contohnya : untuk pengadaan barang di kantor atau instansi pemerintah
dengan nilai s/d Rp 200 juta, harus menggunakan CV atau PT dengan klasifikasi kecil.
Karena CV adalah suatu bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif yang dapat
dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan usaha dengan modal yang terbatas, maka
untuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimalnya. Didalam anggaran dasar perseroan
komanditer (AKTA PENDIRIAN) juga tidak disebutkan besarnya jumlah Modal dasar,
modal ditempatkan atau modal disetor. Penyebutan besarnya modal perseroan dapat
dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) atau Izin Operasional lainnya. Jadi
misalnya, seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga, percetakan, biro jasa,
perdagangan, dll dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV sebagai
alternatif Badan Usaha yang memadai.
Cessie atau pemindahan hak piutang adalah penggantian orang berpiutang lama (
kreditur lama ) yang disebut cedent dengan sang kreditur baru yang disebut cessionaries.
Menurut pasal 613 KUHS pemindahan itu harus dilakukan dengan suatu akta otentik atau di
bawah tangan, jadi tidak boleh dengan lisan atau dengan penyerahan surat piutangnya saja.
Selanjutnya agar pemindahan itu berlaku terhadap si berutang (debitur), akta cessie tersebut
harus di beritahukan kepadanya secara resmi. Hak piutang dianggap telah berpindah pada
waktu akta cessie itu dibuat dan bukan pada waktu akta itu diberitahukan kepada debitur.
Dalam hubungan ini peralihan saham atau nama dilakukan dengan suatu akta tertulis
dengan perantaraan pimpinan perseroan komanditer.
Sebenarnya perseroan atas saham sudah tak jauh lagi bedanya dengan sebuah Perseroan
Terbatas. Dalam perundang-undangan di Jerman dan Swiss dalam hal Perseroan komanditer
dijelaskan, bahwa Komandit Gesellschaft Auf Aktien dan komandit Aktien Gesellschaft
dianggap sebagai semacam Perseroan Terbatas. Karenanya pada umumnya ditaklukan pada
peraturan-peraturan mengenai Perseroan Terbatas. Walaupun demikian antara Perseroan
Komanditer atas saham dan perseroan terbatas masih terdapat perbedaan- perbedaan yang
berikut :
A. Persero – persero komplementer sebagai anggota pengurus bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap utang - utang persekutuan, jadi selama berjalannya perseroan
sampai berakhirnya penyelesaian setelah pemecahannya. Pada Perseroan Terbatas
dikenal pula pertanggungjawaban untuk sepenuhnya bagi para pengurus (direksi)
ialah sekedar mengenai perbuatan-perbuatannya yang mereka lakukan masa
sebelum pendaftaran akta pendirian serta pengesahannya dan pengumumannya
seperti yang diharuskan oleh pasal 38 ayat 2 KUHD. Berlainan dengan anggota
pengurus Perseroan Komanditer, Pemimpin PT tidak bertanggung jawab dengan
sepenuhnya semua harta bendanya terhadap utang- piutang Perseroan.
B. Apabila anggota pengurus Perseroan Komanditer meninggal dunia, perseroan
menjadi bubar, sedang bagi suatu PT tidak demikian.
C. Para pengurus PT tidak boleh diangkat atau ditunjuk untuk selama berjalannya
perseroan.
Lain halnya dengan peserta komplementer pada Perseroan Komanditer atas saham,
dapat bertindak untuk selama perseroan berjalan, apabila dalam perjanjian tidak
ditetapkan lain.
Persamaan lain Perseroan Komanditer atas saham dengan Perseroan Terbatas ialah
bahwa dapat diangkatnya seorang atau lebih komisaris yang bertugas mengadakan
pengawasan atas kebijaksaan anggota komplementer, dan perbuatan – perbuatan
pemeliharaan tertentu oleh peserta komplementer harus mendapat izin terlebih dahulu atau
dengan pemberian kuasa dari para komisaris tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran Badan Usaha dalam perekonomian Indonesia sangat penting guna
mengembangkan perekonomian negara, meningkatkan kemakmuran rakyat Indonesia,
memupuk keuntungan dan pendapatan, dan melaksanakan dan menunjang pelaksanaan
program kebijakan pemerintah di bidang ekonomi. Banyak sekali bentuk-bentuk badan usaha
di Indonesia, salah satunya adalah Persekutuan Komanditer atau CV.
Perseroan Komanditer atau biasa disebut CV adalah salah satu jenis badan usaha di
Indonesia. CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti PT, walaupun demikian
keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai perusahaan
yang diakui pemerintah dan kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini dapat kita lihat dari
banyaknya pengusaha, terutama Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menggunakan
badan usaha CV sebagai landasan untuk dapat melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum yang
mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu
komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua sekutu serta
bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini
bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal ini terjadi jika harta CV tidak cukup
untuk membayar hutang saat CV bubar.
DAFTAR PUSTAKA
Tuti Rastuti, seluk beluk perusahaan dan hukum perusahaan (Bandung: PT. Refika Aditama
2015)
Rudhi Prasetya.1996. Op.Cit,perkembangan jenis-jenis badan usaha.
hlm.26 dan 30
http://arsasi.wordpress.com/2010/06/26/bentuk-bentuk - badan-hukum-perusahaan