PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makanan dan minuman yang dihalalkan bagi umat Islam
memiliki
ciri
makanan
yang
selalu
baik-baik,
baik
dalam
Begitulah
BAB II
PEMBAHASAN
PANDANGAN AGAMA TERHADAP MAKANAN DAN MINUMAN
A. SURAH AL-BAQARAH (2): 172-173
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.
Tafsir ayat
Yaitu hai orang-orang beriman silakan makan dan minum yang
baik-baik, yang telah Kami (Allah) rezekikan kepada kalian
melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan. Kata Abdul Munim
Ahmad Tuailab, Rabb yang Maha Tinggi lagi Maha Agung,
menyeru
orang-orang
beriman
(ahl
al-iman)
supaya
manusia yang paling mendasar. Kecuali itu, Allah Yang Maha Suci
juga menuntut orang-orang beriman supaya mensyukuri nikmat
yang diberikan oleh-Nya, sebagai Pemberi nikmat (al-Munim)
yang Maha Suci nama-nama-Nya, dan sangat berkah segala
nikmat-Nya. Yang demikian itu, yaitu mengonsumsi, menyimpan,
mengelola, dan memiliki barang/jasa dengan cara yang halal lagi
baik,
itu
merupakan
hal-hal
yang
sangat
diagungkan
Hai
manusia!
Sesungguhnya
Allah
itu
baik,
tidak
akan
Dan hendaklah kamu bersyukur kepada Allah, jika kamu benarbenar hanya bersujud kepada-Nya.1
Kesadaran iman yang bersemi di hati mereka menjadikan
ajakan Allah kepada orang-orang beriman sedikit berbeda
dengan ajakan-Nya kepada seluruh manusia. Bagi orang-orang
mukmin, tidak lagi disebut kata halal, sebagaimana yang disebut
pada ayat 168, yang berbunyi:
1 Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Tafsir Ayat
Ekonomi. (Jakarta: amzah, 2013), hal. 116-117.
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh
yang nyata bagi kamu.
Karena keimanan yang bersemi di dalam hati merupakan
jaminan kejauhan mereka dari yang tidak halal. Disini, mereka
diperintahkan untuk bersyukur disertai dengan dorongan kuat
yang tercermin pada penutup ayat 172, yaitu bersyukurlah
kepada
Allah
jika
benar-benar
hanya
kepada-Nya
kamu
menyembah.
Syukur adalah mengakui dengan tulus bahwa anugrah yang
diperoleh
semata-mata
menggunakannya
sesuai
bersumber
tujuan
dari
Allah
sambil
penganugrahannya
atau
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kamu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah. Tetapi, barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.
2 M. Quraish Shihab., Tafsir al-Mishbah,1 Volume. (Jakarta: Lentera
Hati, 2002), hal. 461.
Tafsir Ayat
Bangkai, atau al-maytah seperti yang telah dikemukakan di
atas, diharamkan karena mengandung banyak hal negatif kalau
dikonsumsi manusia, bahkan dipastikan menimbulkan dampak
negatif atau al-khabaits menurut istilah al-Quran. Semua ulama
sepakat bahwa hukum bangkai adalah haram, kecuali dari
keumuman ayat di atas, ada hadis yang mengecualikan bahwa
belalang dan ikan mati tidak termasuk dalam kategori bangkai.
Hadis yang dimaksudkan adalah:
Dihalalkan bagi kalian dua bangkai dan dua darah. Dua bangkai
(yang dihalalkan itu) adalah belalang dan ikan, dan dua darah
adalah hati dan limpa.
Sesuai dengan hadis di atas, dan senada dengan penggalan
ayat
dasar
pemahaman
ini,
maka
kebanyakan
ulama
lahiriah
nash
(teks
wahyu
al-Quran)
hanya
Diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul,
4 M. Quraish Shihab., Op. Cit., hal. 462.
5 Ibid., hal. 132.
yang
disembelih
sempat
atas
kamu
menyembelihnya,
berhala-berhala.
Dan
dan
yang
(diharamkan
juga)
kini,
orang-orang
yang
kafir,
baik
yang
mantap
kekufurannya
maupun
tidak,
telah
berputus
asa
untuk
berputus
asa
untuk
membendung
masyarakat
yang
tugas
kamu
menganalogikannya,
dan
hanya
telah
menjabarkan
Ku-cukupkan
dan
atau
kepada
kamu
melanjutkan
nafas
kehidupannya
dan
Allah
akan
Al-Azlam
digunakan
untuk
mnenentukan
nasib
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi,
berhala-berhala, panah-panah (yang digunakan mengundi nasib)
adalah kekejian yang termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah
ia agar kamu mendapat keberuntungan.
Tafsir Ayat
Setelah menjelaskan persoalan makanan, kini disinggung-Nya
soal minuman yang terlarang dan yang bisa berkaitan dengan
minuman.
Hai
orang-orang
yang
beriman,
sesungguhnya
10
perbuatan-perbuatan
itu
agar
kamu
mendapat
perjudian
membinasakan
larangan
harta,
pengagungan
pembinasaan
berhala,
merupakan
agama.
karena
(mempersekutukan
ia
salah
pembinasaan
terhadap
Begitu
harta
berhala
halnya
merupakan
Allah)
satu
jikaberhala
cara
disusul
yang
yang
dengan
merupakan
dengan
pengagungan
syirik
yang
itu
disembah,
nyata
dan
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam beberapa
12
karena
penyebab
kematiannya
yang
tidak
saran
dari
penulis
kepada
pembaca
agar
bisa
Penulis
juga
mengharapkan
kepada
pembaca
untuk
memberikan sarannya juga terhadap penyusunan kalimat yang telah penulis susun,
agar bisa dimaklumi untuk dapat juga sebagai koreksi bagi penulis dan kawankawan lainnya di masa yang akan datang. Aamiin.
13
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Muhammad Amin Suma, Haji. 2013. Tafsir Ayat Ekonomi. Jakarta: Amzah.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Mishbah: Pesan dan keserasian a;-Quran, 1
Volume. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Mishbah: Pesan dan keserasian a;-Quran, 5
Volume. Jakarta: Lentera Hati.
14
15