Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk dalam bidang

kesehatan, salah satunya yaitu ilmu gizi. Islam mengatur umatnya untuk

mengonsumsi makanan yang halal lagi baik dan tidak berlebih-lebihan.

Hal ini tercantum dalam beberapa ayat al-quran yang menerangkan tentang aturan

makan dan minum:

ِ ‫ش أي َط‬
َ ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك أم‬
ٌ‫عد ٌُّو ُم ِبين‬ َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ط َوا‬ ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما فِي أاْل َ أر‬
ُ ‫ض ح َََل اًل َط ِيباا َو ًَل تَت َّ ِبعُوا ُخ‬ ُ ‫يَا أَيُّهَا ال َّن‬

Arab-Latin: Yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā

tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena

sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Kemudian terdapat

pada ayat lain di Al-Qur’an yang artinya “Makan dan minumlah, dan janganlah

berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-

lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31).

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diwajibkan untuk

mengonsumsi makanan yang halal serta dalam jumlah yang seimbang. Hal ini

1
sesuai dengan teori yang dikaji dalam ilmu gizi, yang disebut dengan prinsip gizi

seimbang.

Salah satu pilar utama dalam pedoman gizi seimbang adalah

mengonsumsi makanan beragam yang terdiri dari sumber karbohidrat (dapat

berasal dari serealia dan umbi-umbian), sumber vitamin dan mineral (dapat

berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan) dan sumber protein (berasal dari

lauk hewani dan nabati) serta membatasi asupan gula, garam dan minyak.

Ternyata, Al-quran sudah lebih dahulu mengkaji prinsip gizi seimbang

tersebut. Ayat-ayat al-quran telah menyebutkan berbagai jenis kelompok makanan

yang mengandung karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan juga lemak.

QS. Yusuf: 43 menjelaskan tentang tanaman gandum. Selain itu, QS.

Yaseen: 33 juga menerangkan tentang biji-bijian yang berbunyi “Dan suatu tanda

(kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami

hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka

daripadanya mereka makan”. Dari sinilah kita semakin meyakini bahwa

kekuasaan dan kasih sayang Allah SWT sangatlah besar bagi umatnya.

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana cara islam dalam memandang kebutuhan manusia yaitu gizi dalam

kehidupan sehari-hari.

1.3 Tujuan Penelitian

2
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama

2. Agar pembaca dan penulis memahami bagaimana pandangan agama dalam

pemenuhan kebutuhan gizi manusia dalam kehidupan sehari-hari

3. Menambah keimanan kita terhadap Sang Maha Pencipta

1.4 Metode Pengumpulan data

Data dan informasi yang tertera pada makalah ini penulis ambil dari buku-

buku yang relevan dan artikel-artikel di internet.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Gizi Secara Umum

Dalam bahasa Inggris gizi dikenal dengan istilah nutrition yang berarti

bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi,Pengertian

lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan

yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,

transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal organ tubuh serta

untuk menghasilkan tenaga.(Djoko Pekik Irianto,2006:2).

I Dewa Nyoman Suparisa dkk (2002:17-18) Menjelaskan bahwa gizi

adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak

satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat

seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,

setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan yang

beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam

yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik

kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna

makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat

4
pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu

pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang

lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya

kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber

zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu,

roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat

menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-

hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati

adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah

telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun

berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan

seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-

buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan

untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

2.2 Gizi pada Makanan Dalam Pandangan Islam

Gizi berasal dari bahasa arab “ Al Gizzai “ yang artinya makanan dan

manfaatnya untuk kesehatan . Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang

bermanfaat untuk kesehatan.

Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali masalah

makan. Dalam pandangan islam, makanan menjadi suatu hal yang sangat penting .

Melalui Al-Qur’an Islam memberikan banyak penjelasan tentang makanan. Oleh

karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan dengan

5
pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan ibadah juga

dengan identitas diri, bahkan dengan perilaku. Dalam pandangan Islam, makanan

yang sehat memiliki beberapa indikator yang telah dituliskan dalam Al-quran.

Dalam ayat-ayat yang difirmankan Allah, makanan sehat juga perlu diperhatikan

cara mendapatkannya, karena selain sehat makanan yang dikonsumsi oleh Muslim

juga harus yang halal dan toyyib. Dalam Surah Al Baqarah 168-169, keutamaan

seorang Muslim mengonsumsi makanan yang halal dan baik bisa melindungi juga

menghindari dirinya dari perilaku buruk.

Ayat 168

ِ ‫ش أي َط‬
َ ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك أم‬
ٌ‫عد ٌُّو ُم ِبين‬ َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ط َوا‬ ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما فِي أاْلَ أر‬
ُ ‫ض ح َََل اًل َط ِيباا َو ًَل تَت َّ ِبعُوا ُخ‬ ُ ‫يَا أَيُّهَا ال َّن‬

Artinya:

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
Bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."

Ayat 169

َ‫َّللاِ َما ًَل تَ أعلَ ُمون‬ َ ‫َاء َوأَ أن تَقُولُوا‬


َّ ‫علَى‬ ِ ‫وء َوا ألفَحأ ش‬
ِ ‫س‬ُّ ‫إِنَّ َما يَأ أ ُم ُر ُك أم بِال‬

Artinya:

"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."

Tidak hanya dalam Surah Al-Baqarah ayat 168-169 saja, Surah Al-Maidah ayat

88 pun juga tertulis umat Muslim harus makan makanan yang halal dan baik bagi

tubuhnya. Lebih lanjut, makanan yang sehat dan baik bagi tubuh pun telah

disebutkan dalam Al-qur’an, seperti buah, ikan, dan binatang lainnya yang halal,

6
dan disembelih dengan menyebut nama Allah, seperti yang disebutkan dalam

Surah Al- An’am ayat 118, sebagai berikut.

َ‫علَ أي ِه إِ أن ُك أنت ُ أم بِآيَاتِ ِه ُمؤأ ِمنِين‬


َ ِ‫َّللا‬ ‫فَ ُكلُوا ِم َّما ذُ ِك َر ا أ‬
َّ ‫س ُم‬

Artinya:

"Maka, makanlah binatang-binatang (yang halal), yang disebut nama Allah


ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya."

Dari ayat-ayat di atas, dapat disimak bahwa Allah menyuruh manusia memakan

apa saja di dunia ini yang diciptakanNya, sepanjang batas-batas yang halal dan

baik (thayibah). Selain ayat-ayat di atas banyak lagi ayat dalam Al Qur´an yang

berisi suruhan atau perintah agar manusia berhati-hati dalam memilih makanan,

dapat memisahkan mana yang halal (dibolehkan) dan mana yang haram (tidak

diijinkan).

 Makanan yang dihalalkan

Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muuslim untuk

memakannya. Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik. Banyak pendapat yang

menterjemahkan makanan "halal" tersebut. Akan tetapi pada umumnya dapat

dikatakan makanan tersebut halal bila :

1. Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang

normal

2. Bebas dari "najis(filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari

bangkai dan binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu

7
3. Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang

lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim kecuali dalam

keadaan terpaksa

4. Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam

Najis (Filth) dalam hal di atas, didefinisikan dalam 3 golongan :

pertama, bersih dari sesuatu yang diperuntukkan untuk upacara-

upacara/berhala, kedua yang dapat ditoleransi karena sulit untuk

menghindarinya seperti darah dari nyamuk, dan insek lainnya, ketiga

yang tak dapat ditoleransi seperti minuman yang memabukkan dan

beracun serta bangkai. Makanan yang halal berdasarkan Al Qur’an dan

Hadits, dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam, antara lain:

1. Tidak termasuk Najis dan Bangkai.

Allah swt telah mengharamkan darah yang mengalir, babi, dan

bangkai (kecuali ikan dan belalang) untuk dimakan oleh manusia, karena

hal itu termasuk najis. Dalam hal ini seluruh bentuk najis menjadi haram

hukumnya untuk dimakan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah swt

dalam Al Qur’an. “Katakanlah: ‘Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang

diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak

memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang

mengalir, atau daging babi karena semua itu najis, atau binatang yang

disembelih atas nama selain Allah.“(QS Al An’am: 145)

Sesuatu bagian yang dipotong dari binatang itu masih hidup statusnya

8
sama seperti bangkai, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Apa

yang dipotong dari binatang selagi ia masih hidup adalah bangkai” (HR

Abu Dawud dan Ibnu Majah) Hewan yang telah dibunuh oleh hewan buas

termasuk jenis bangkai, kecuali hewan tersebut telah dilatih dan pada saat

melepaskannya untuk menangkap buruan kita menyebutkan nama Allah

swt, maka hukumnya adalah halal untuk hewan hasil tangkapannya. Hal

ini berdasarkan firman Allah swt dalam Al Qur’an.

“Mereka menanyakan kepadamu: ‘Apakah yang dihalalkan bagi mereka?’

Katakanlah: ‘Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang

ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya

untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah

kepadamu, maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan

sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan

bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.”

(QS Al Maidah: 4) Ada dua jenis bangkai dan darah yang dihalalkan untuk

dimakan, yaitu yang termasuk dua bangkai adalah ikan dan belalang, dan

yang termasuk dua darah adalah hati dan limpa. Hal ini didasarkan pada

sebuah hadits Rasulullah. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar, Rasulullah

saw bersabda:”Dihalalkan untuk dua bangkai dan dua darah. Adapun dua

bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu hati dan limpa.”

(HR Ibnu Majah dan Ahmad)

2. Tidak menimbulkan dharar (bahaya) bagi fisik.

Yang termasuk makanan ataupun minuman yang memiliki efek bahaya

9
bagi fisik manusia adalah racun. Dan golongan minuman yang

memabukkan, menghilangkan pikiran sehat, atau melalaikan adalah

termasuk jenis ini. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an.

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,

dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang berbuat baik.” (QS Al Baqarah: 195) Allah berfirman, “Hai orang-

orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,

(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-

perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS Al Maidah: 90)

Rasulullah saw bersabda, “Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang

membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar).” (HR Ibnu

Majah dan Ahmad.). Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang mereguk

racun lalu membunuh dirinya sendiri, maka racunnya akan tetap berada di

tangannya seraya ia mereguknya di neraka Jahannam selama-lamanya.”

(HR Bukhari)

3. Tidak termasuk jenis hewan buas.

Dalam sebuuah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw

bersabda: “Setiap binatang buas yang bertaring adalah haram dimakan”

(HR. Muslim).

Dari hadits di atas, secara tegas dijelaskan bahwa hewan buas yang

bertaring adalah haram dimakan. Yang termasuk hewan buas golongan ini

10
seperti harimau, singa, buaya, serigala, kucing, anjing, kera, ular, dan

setiap hewan buas pemangsa. Hewan tersebut di atas juga merupakan

hewan yang berkuku tajam, termasuk dari jenis burung (berkuku tajam),

yang menggunakan cakarnya dalam memakan mangsa, adalah hewan yang

tidak halal untuk dimakan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda,

Dari Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah melarang dari setiap hewan buas

yang bertaring dan berkuku tajam” (HR Muslim)

4. Hewan yang berasal dari laut.

Hewan-hewan buruan yang berasal dari laut dan semua makanan dari laut

adalah halal untuk dimakan, yakni dari berbagai spesies ikan laut ataupun

makhluk hidup air. Karena Laut itu sesungguhnya suci airnya dan halal

bangkainya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an.

“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari

laut sebagai makanan yang lezat bagimu…” (QS Al Maidah : 96)

Dan hadits Rasulullah saw, ketika ditanya tentang air laut, “Ia(laut) suci

airnya dan halal bangkainya.” (HR Abudawud, An-Nasa’i dan At-

Tirmidzi)

5. Hewan halal yang mati karena disembelih.

Hewan-hewan halal yang halal dimakan jika penyebab kematian hewan

tersebut adalah karena disembelih, sehingga jika penyebab kematian

hewan tersebut bukan dikarenakan disembelih maka, hewan tersebut

termasuk dalam golongan bangkai dan hukumnya tidak halal untuk

11
dimakan. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an,

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging

hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang

terpukul, yang jatuh, yang ditanduk dan diterkam binatang buas, kecuali

yang sempat kamu menyembelihnya. dan (diharamkan bagimu) yang

disembelih untuk berhala…” (QS Al Maidah : 3)

5. Hewan halal yang disembelih atas nama Allah.

Hewan yang dasar hukumnya atau hakikatnya halal menjadi sah kehalalan

jika hewan tersebut disembelih dengan menyebut nama Allah ketika

menyembelihnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an,

“Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah

ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatnya.

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang halal) yang

disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal Allah telah

menjelaskan kepada kamu apa-apa yang diharamkan-Nya atas kamu…”

(QS Al An’am : 118-119).

Allah juga mengharamkan hewan-hewan yang disembelih tanpa

menyebutkan nama Allah ketika menyembelihnya atau dengan nama

selain Allah seperti sesembahan, sesajen ataupun tumbal. Hal ini

sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an,

“Dan janganlah kamu makan binatang-binatang yang tidak disebut nama

12
Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya yang demikian itu

adalahkefasikan” (QS Al An’am :121)

B. Makanan yang diharamkan

Makanan yang haram adalah terlarang seorang muslim untuk memakannya.

Sebaliknya makanan tersebut haram bila :

1. Berbahaya dan berpengaruh negatif pada fisik dan mental

manusia

2. Mengandung najis(filth) atau produk berasal dari bangkai, babi

dan binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim

berasal dari binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih

dngan aturan yang telah ditetapkan (secara islam) dan tidak

dilakukan sepatutnya.Haram Dengan Sendirinya (‫)حرام لذاته‬

Berdasarkan firman Allah SWT di dalam kitab suci Al Qur’an

dan Hadits Nabi Muhammad SAW, maka dapat diketahui

beberapa jenis makanan yang haram dikonsumsi manusia, antara

lain:

1. Bangkai

Bangkai yang haram dimakan adalah semua binatang darat yang

mati bukan karena disembelih dengan tata cara penyembelihan

yang dibenarkan syari’at Islam. Misalnya binatang yang mati

karena tertabrak mobil, ditusuk dengan besi, dipukul dan

13
tercekik. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah, 5:3.

َّ ‫ير َو َما أ ُ ِّه َّل ِّلغَي ِّْر‬


ُ ‫َّللاِّ ِّب ِّه َو ْال ُم ْن َخ ِّنقَةُ َو ْال َم ْوقُوذَة‬ ِّ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوالدَّ ُم َولَحْ ُم ْال ِّخ ْن ِّز‬
ْ ‫ُح ِّر َم‬

‫ب َوأَ ْن ت َ ْست َ ْق ِّس ُموا‬ َّ ‫َو ْال ُمت ََر ِّد َيةُ َوالنَّ ِّطي َحةُ َو َما أ َ َك َل ال‬
ُ ُّ‫سبُ ُع ِّإ ََّّل َما ذَ َّك ْيت ُ ْم َو َما ذ ُ ِّب َح َعلَى الن‬
ِّ ‫ص‬

‫… ِّب ْاْل َ ْز ََّل ِّم ذَ ِّل ُك ْم فِّسْق‬

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,

(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang

tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang

diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu

menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih

untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan

anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah

kefasikan.

Berdasarkan ayat di atas, maka binatang ternak seperti kanbing,

sapi, kerbau, unta, dan ayam baru halal dimakan dagingnya jika

disembelih dengan tata cara penyembelihan menurut syari’at

Islam, yang memenuhi syarat-syarat sbb.:

1. Orang yang menyembelih harus beragama Islam.

2. Ketika menyembelih harus membaca basmalah (Ibn Rusyd,

Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, juz I, h. 328).

3. Alat penyembelih harus tajam.

4. Penyembelihan hewan ternak harus memutuskan saluran

pernafasan (trachea/ hulqum), saluran makan

(oeshophagus/marik), dan dua urat nadi (wadajain)-nya.

14
2. Darah

Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram

dikonsumsi, baik secara langsung maupun dicampurkan pada

bahan makanan karena dinilai najis, kotor, menjijikkan, dan

dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga darah yang sudah

membeku yang lazim disebut maros atau didih. Adapun darah

yang melekat pada daging halal, boleh dimakan karena sulit

dihindari. Hal ini berdasarkan surat Al An’am, 6:145.

ْ ‫طا ِّع ٍم َي‬


‫ط َع ُمهُ ِّإ ََّّل أ َ ْن َي ُكونَ َم ْيتَةً أ َ ْو دَ ًما‬ َ ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَى‬
َّ َ‫ي إِّل‬ ِّ ُ ‫قُ ْل ََّل أ َ ِّجد ُ فِّي َما أ‬
َ ‫وح‬

َّ ‫ير فَإِّنَّهُ ِّرجْ س أ َ ْو فِّ ْسقًا أ ُ ِّه َّل ِّلغَي ِّْر‬


‫َّللاِّ ِّب ِّه‬ ٍ ‫ َم ْسفُو ًحا أ َ ْو لَحْ َم ِّخ ْن ِّز‬..... (145)

Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang

diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang

yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai,

atau darah yang mengalir atau daging babi --karena

sesungguhnya semua itu kotor-- atau binatang yang disembelih

atas nama selain Allah.

3. Daging Babi

Ulama sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Demikian pula

lemak babi yang dipergunakan dalam industri makanan yang

dikenal dengan istilah shortening, serta semua zat yang berasal

dari babi yang biasanya dijadikan bahan campuran makanan

(food additive). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

15
memungkinkan manusia memproduksi bahan campuran

makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika dalam bentuk

gelatin, lemak, pepsin, rennin, rennet, dan lain-lain. Kebanyakan

sumber gelatin adalah hewan, dan hewan yang banyak

digunakan di dunia Barat adalah babi. Gelatin tidak hanya

digunakan untuk memproduksi makanan, tetapi juga manisan,

obat-obatan dan produk-produk lainnya.

Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang

mengandung unsur babi dalam bentuk apapun, haram

dikonsumsi (Ath-Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah, 1984: 307-

314). Hal ini didasarkan surat Al Baqarah, 2:173, sbb.:

َّ ‫ير َو َما أ ُ ِّه َّل ِّب ِّه ِّلغَي ِّْر‬


ِّ.... ‫َّللا‬ ِّ ‫ِّإنَّ َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوالد ََّم َو َلحْ َم ْال ِّخ ْن ِّز‬

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih)

disebut (nama) selain Allah.

4. Binatang Buas

Binatang buas yang memiliki gigi taring atau burung yang

mempunyai kuku mencengkeram adalah haram dimakan

dagingnya, misalnya: harimau, anjing, kera, gajah, dan kucing.

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari

sahabat Abdullah Ibn Abbas RA:

ٍ ‫سلَّ َم َع ْن ُك ِّل ذِّي نَا‬


ِّ ‫ب ِّم ْن‬
ِّ‫السبَاع‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِّه َو‬ ُ ‫َّاس قَا َل نَ َهى َر‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِّ‫َّللا‬ ٍ ‫َع ْن اب ِّْن َعب‬

‫(ن‬ َّ ‫ال‬
‫طي ِّْر‬ ‫ِّم ْن‬ ٍ َ‫ِّم ْخل‬
‫ب‬ ‫ذِّي‬ ‫ُك ِّل‬ ‫َو َع ْن‬ : 3574)

16
Rasulullah SAW melarang memakan (daging) setiap binatang

buas yang memiliki gigi taring dan burung yang mempunyai

kuku tajam (mencengkeram). (Al-Mundziri, Mukhtashar Shahih

Muslim, 2000:356)

5. Binatang Yang Menjijikkan (Al Khabaits)

Binatang yang menijijikkan (al Khobaits) seperti binatang yang

memakan kotoran (al jallalah) dan binatang melata di atas tanah

(al hasyarat), misalnya ulat, ular, dan kalajengking adalah haram

dikonsumsi, kecuali ulat yang menyatu dengan buah-buahan

sehingga sulit dipisahkan (Abdurrahman al Juzairi, al Fiqh ‘Ala

al Madzahib al arba’ah, 1990; juz 2: h. 3). Lihat surat Al A’raf,

7:15, sbb.:

.... َ ِّ‫ْال َخبَائ‬


‫ث‬ ‫َعلَ ْي ِّه ُم‬ ‫َويُ َح ِّر ُم‬ ‫ت‬ َّ ‫ال‬
ِّ ‫طيِّبَا‬ ‫لَ ُه ُم‬ ‫َوي ُِّح ُّل‬ ....

….dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan

mengharamkan bagi mereka segala yang buruk….

6. Binatang Yang Hidup Di Daratan Dan Sekaligus Di Lautan

(Al Barmawi) Ulama berbeda pendapat tentang hukum

mengkonsumsi hewan yang hidup di dua alam, daratan dan

sekaligus lautan (air) misalnya: kodok, kepiting, dan ular.

Menurut madzhab Hanafi dan Syafi’I hukumnya haram (tidak

halal). Menurut madzhab Maliki hukumnya mubah karena tidak

17
ada nash al Qur’an atau hadits yang secara khusus

mengharamkannya. Sedangkan menurut madzhab Hambali,

setiap binatang laut yang bisa hidup di daratan, misalnya burung

laut dan anjing laut, tidak halal dimakan dagingnya kecuali jika

disembelih. Akan tetapi jika binatang tersebut tidak ada

darahnya, misalnya kepiting, maka halal tanpa disembelih

terlebih dahulu.

7. Makanan Yang Najis Atau Terkena Najis

Semua makanan yang najis atau terkena najis (mutanajjis)

adalah haram dikonsumsi. Misalnya telur yang keluar dari

binatang yang haram dimakan dagingnya, atau keluar dari

hewan yang halal dimakan dagingnya tetapi belum keras.

Adapun telur yang keluar dari hewan yang halal dimakan

dagingnya dalam keadaan keras, hukumnya halal, meskipun

hewan tersebut sudah mati (Ath- Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah,

1984:419). Demikian juga susu yang keluar dari hewan yang

haram dimakan dagingnya. Akan tetapi jika keluar dari hewan

yang halal dimakan dagingnya adalah halal.

8. Makanan Yang Membahayakan Kesehatan Manusia

Semua jenis makanan yang membahayakan kesehatan manusia,

baik berupa nabati maupun hewani, haram dikonsumsi karena

salah satu tujuan mengkonsumsi adalah untuk menjaga

kesehatan. Lihat surat Al Baqarah, 2;195, sbb.:

18
َّ ‫َّللاِّ َو ََّل ت ُ ْلقُوا بِّأ َ ْيدِّي ُك ْم إِّلَى التَّ ْهلُ َك ِّة َوأَحْ ِّسنُوا ِّإ َّن‬
ُّ‫َّللاَ ي ُِّحب‬ َ ‫َوأ َ ْن ِّفقُوا فِّي‬
َّ ‫سبِّي ِّل‬

195( َ‫) ْال ُمحْ ِّسنِّين‬

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan

janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Berdasarkan ayat di atas, seseorang yang mengidap penyakit

tertentu diharamkan mengkonsumsi makanan yang dapat

menghambat penyembuhannya, apalagi jika menyebabkan

semakin parahnya penyakit yang diderita, meskipun makanan

tersebut halal bagi orang sehat. Misalnya, daging kambing.

Meskipun halal dimakan bagi kebanyakan orang, tetapi dapat

berubah menjadi haram kalau dikonsumsi orang yang

berpenyakit darah tinggi. Makanan dan minuman yang

mengandung kadar gula tinggi, halal dikonsumsi kebanyakan

orang, tetapi dapat berubah menjadi haram jika dikonsumsi

orang berpenyakit diabetes karena dapat memperparah

penyakitnya.

Termasuk jenis makanan dan minuman yang membahayakan

kesehatan manusia adalah racun. Islam melarang umatnya

mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang mengandung

racun, baik yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, dsb.

Seseorang yang sengaja menenggak racun untuk bunuh diri,

19
maka selamanya akan menjadi penghuni Neraka. Sebagaimana

disabdakan Rasulullah dalam hadits shahih yang diriwayatkan

Imam Bukhari dari Abu Hurairah:

‫سلَّ َم قَا َل َم ْن ت ََردَّى ِّم ْن َج َب ٍل‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِّه َو‬ َ ُ‫َّللاُ َع ْنه‬
َ ِّ ‫ع ْن النَّ ِّبي‬ َّ ‫ي‬ ِّ ‫َع ْن أ َ ِّبي ه َُري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬

ُ ‫َار َج َه َّن َم يَت ََردَّى فِّي ِّه َخا ِّلدًا ُم َخلَّد ًا فِّي َها أَبَدًا َو َم ْن تَ َحسَّى‬
‫س ًّما فَقَت َ َل‬ َ ‫فَقَت َ َل نَ ْف‬
ِّ ‫سهُ فَ ُه َو فِّي ن‬

َ ‫َار َج َهنَّ َم خَا ِّلدًا ُم َخلَّد ًا فِّي َها أَبَدًا َو َم ْن قَت َ َل نَ ْف‬
ٍ‫سهُ ِّب َحدِّيدَة‬ َ ‫نَ ْف‬
ُ َ‫سهُ ف‬
ِّ ‫س ُّمهُ فِّي يَ ِّد ِّه يَت َ َحسَّاهُ فِّي ن‬
ْ َ‫(فَ َحدِّيدَتُهُ فِّي يَ ِّد ِّه يَ َجأ ُ ِّب َها فِّي ب‬
5333 :‫ط ِّن ِّه فِّي نَا ِّر َج َهنَّ َم خَا ِّلدًا ُم َخلَّدًا فِّي َها أَبَدًا (ن‬

Barang siapa sengaja menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh

diri kemudia mati, maka kelak ditempatkan di Neraka selama-

lamanya dalam keadaan selalu menjatuhkan diri. Barang siapa

sengaja menenggak racun untuk bunuh diri kemudian mati,

maka kelak ditempatkan di Neraka selama-lamanya dalam

keadaan menenggak racun. Dan barang siapa sengaja melakukan

bunuh diri dengan besi kemudian mati, maka kelak ditempatkan

di Neraka selama-lamanya dalam keadaan sakit karena

manusukkan besi kedalam tubuhnya sendiri (Sayid Sabiq, Fiqh

as Sunnah, 1990: Jilid 2 h. 5).

Sebagai pengecualian dari ketentuan di atas, diperbolehkan

minum obat-obatan yang mengandung racun, selama racun

tersebut tidak membahayakan tubuh manusia (Imam Nawawi, al

Majmu’, juz 9, h. 38), dan sesuai dengan resep dokter (Ath-

Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah, 1984: h. 113-114).

9. Makanan Yang Berpotensi Memabukkan

20
Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Rahman dan Rahim, Yang

melindungi kesehatan makhlukNya. Oleh karena itu, Dia

mengharamkan segala sesuiatu yang dapat mengganggu

kesehatan manusia, terutama kesehatan akal fikiran yang sangat

vital bagi kehidupan mereka. Misalnya minuman keras

(khamar), yang berpotensi memabukkan dan semua yang

membius, misalnya ganja (hashisy), putauw, narkotika, dan

obat-obatan terlarang lainnya. Lihat, surat Al Maidah, 5:90-91.

‫ان‬ َ ‫ش ْي‬
ِّ ‫ط‬ َ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِّينَ َءا َمنُوا إِّنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْيس ُِّر َو ْاْل َ ْن‬
َّ ‫صابُ َو ْاْل َ ْز ََّل ُم ِّرجْ س ِّم ْن َع َم ِّل ال‬

َ ‫طانُ أ َ ْن يُوقِّ َع بَ ْي َن ُك ُم ْالعَدَ َاوة َ َو ْالبَ ْغ‬


‫ضا َء فِّي‬ َّ ‫)إِّنَّ َما ي ُِّريد ُ ال‬90( َ‫فَاجْ تَنِّبُوهُ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِّلحُون‬
َ ‫ش ْي‬

91( َ‫ص ََلةِّ فَ َه ْل أ َ ْنت ُ ْم ُم ْنتَ ُهون‬


َّ ‫ع ِّن ال‬ َّ ‫ع ْن ِّذ ْك ِّر‬
َ ‫َّللاِّ َو‬ ُ َ‫) ْال َخ ْم ِّر َو ْال َم ْيس ِِّّر َوي‬
َ ‫صدَّ ُك ْم‬

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.

Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak

menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu

lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi

kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah

kamu ( mengerjakan pekerjaan itu).

Haram Karena Faktor Eksternal (‫لعارض‬ ‫)حرام‬

1. Binatang Disembelih Untuk Sesaji

Hewan ternak yang disembelih untuk sesaji atau

21
dipersembahkan kepada makhluk halus, misalnya kerbau, yang

disembelih untuk ditanam kepalanya sebagai sesaji kepada dewa

tanah agar melindungi jembatan atau gedung yang akan

dibangun, hewan ternak yang disembelih untuk persembahan

Nyai Roro Kidul dan sebagainya adalah haram dimakan

dagingnya, karena dapat menimbulkan syirik dan merusak

aqidah umat Islam, sekalipun ketika disembelih dibacakan

basmalah. Lihat, surat Al Maidah, 5:3 sbb.:

‫َعلَ ْي ُك ُم‬ ْ ‫ ُح ِّر َم‬....


‫ت‬ ‫ب‬ ُ ُّ‫الن‬
ِّ ‫ص‬ ‫َعلَى‬ ‫ذُبِّ َح‬ ‫َو َما‬ ....

2. Binatang Yang Disembelih Tanpa Membaca Basmalah

Hewan ternak yang disembelih tanpa membaca basmalah adalah

haram dimakan dagingnya kecuali jika lupa. Al An’am, 6:121.

‫لَ ِّفسْق‬ ُ‫َوإِّنَّه‬ ‫َعلَ ْي ِّه‬ َّ


ِّ‫َّللا‬ ‫ا ْس ُم‬ ‫يُذْك َِّر‬ ‫لَ ْم‬ ‫ِّم َّما‬ ‫ت َأ ْ ُكلُوا‬ ‫َو ََّل‬ ....

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak

disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya

perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.

3. Makanan Yang Dikonsumsi Secara Berlebihan

Meskipun semua makanan dan minuman yang ada di dunia

diperuntukkan manusia, tetapi hendaklah mereka mengkonsumsi

sesuai kebutuhan, tidak berlebih-lebihan (berfoya-foya). Sebab

jika berlebih-lebihan, maka dapat merugikan orang lain, di

samping menimbulkan pelbagai macam penyakit. Banyak sekali

penyakit yang ditimbulkan makanan dan minuman yang

22
dikonsumsi secara berlebihan. Sehubungan dengan hal itu, Allah

SWT mengharamkan manusia mengkonsumsinya secara

berlebihan atau berbuat mubadzir sebagaimana yang terjadi

dalam pesta. Allah menyatakaqn dalam surat Al A’raf, 7:11 dan

Al-Isra’, 17: 26, sbb.:

ُّ‫يَابَنِّي َءادَ َم ُخذُوا ِّزينَت َ ُك ْم ِّع ْندَ ُك ِّل َمس ِّْج ٍد َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َو ََّل تُس ِّْرفُوا ِّإنَّهُ ََّل ي ُِّحب‬

31( َ‫) ْال ُمس ِّْرفِّين‬

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah

berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berlebih-lebihan.

ً ‫تَ ْبذ‬
‫ِّيرا‬ ‫ت ُ َبذ ِّْر‬ ‫َو ََّل‬ ‫س ِّبي ِّل‬
َّ ‫ال‬ َ‫َوابْن‬ َ‫َو ْال ِّم ْسكِّين‬ ُ‫َحقَّه‬ ‫ْالقُ ْر َبى‬ ‫ذَا‬ ‫ت‬
ِّ ‫َو َءا‬

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan;

dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara

boros.

4. Makanan Yang Diperoleh Dengan Cara Haram

Pada dasarnya semua makanan yang ada di muka bumi ini halal

dikonsumsi sepanjang tidak berbahaya bagi fisik dan psikis

manusia. Akan tetapi akan dapat berubah menjadi haram, jika

diperoleh dengan cara yang diharamkan Allah SWT. Misalnya,

makanan hasil curian, dibeli dari uang hasil korupsi, manipulasi,

riba (rentenir), perjudian, pelacuran, dan sebagainya. Al

23
‫‪Baqarah,‬‬ ‫‪2:188,‬‬ ‫‪sbb.:‬‬

‫اط ِّل َوتُدْلُوا ِّب َها ِّإلَى ْال ُح َّك ِّام ِّلت َأ ْ ُكلُوا فَ ِّريقًا ِّم ْن أَ ْم َوا ِّل النَّ ِّ‬
‫اس‬ ‫َو ََّل ت َأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِّب ْال َب ِّ‬

‫اْلثْ ِّم َوأَ ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمونَ (‪188‬‬


‫ِّب ْ ِّ‬

‫‪24‬‬
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan segala jenis makanan untuk

dikonsumsi oleh umat manusia, namun hanya sebagian orang yang mau berfikir

makna perintah dan larangan Allah SWT mengenai halal dan haramnya atau ada

tidaknya gizi yang terkandung dalam makanan tersebut untuk dikonsumsi. Dia

telah menurunkan rasul-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW, yang menjelaskan

kepada kita apa-apa yang tidak kita pahami.

Dia-lah Allah, yang telah memerintahkan manusia untuk memakan makanan

yang halal lagi baik dan bersyukur kepada-Nya, sebagai bukti kecintaan kita

sebagai hamba-Nya. Allah swt telah berfirman, “Maka makanlah yang halal lagi

baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat

Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS An Nahl: 114)

3.2 Saran

Alangkah baiknya setelah mempelajari materi yang ada di makalah ini,

penulis maupun pembaca mulai meningkatkan pola makan yang baik sesuai

dengan ilmu kesehatan dan ilmu agama yang telah kita pelajari.

25

Anda mungkin juga menyukai