KEPEMIMPINANAN RELIGIUS
Ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan
Di Susun Oleh :
Assyani Nursafitri
(C.0105.19.048)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kepemimpinan
Transformasional” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kepemimpinan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meilati Suryani.,S.Kp.,M.Kep selaku
dosen Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang di
tekuni. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Assyani Nursafitri
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Pengertian Kepemimpinan Religius............... .......................................................
2.2 Gaya Kepemimpinan Religius............... ................................................................
2.3 Ciri-ciri Kepemimpinan Religius...........................................................................
2.4 Teori Spiritual Leadership......................................................................................
2.5 Kepemimpinan Religius Di Rumah Sakit. .............................................................
2.6 Kepuasan Perawat Dengan Kepemimpinan Religius ............................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................
3.2 Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
namun secara umum kepemimpinan dapat diartikan sebagai hubungan yang erat
juga merupakan aspek yang sangat urgen dalam menentukan keberhasilan suatu
pegawai mau bekerja sama untuk mewujudkan suatu tujuan organisasi. Menurut
Asmarazisa (2016), kepemimpinan akan berjalan dengan baik jika pemimpin dan
karyawan memiliki kerja sama yang baik. Dengan cara memiliki kesepakatan
yang sama serta memiliki mekanisme dan strategi yang diperlukan untuk sampai
ke tujuan yang dicapai. Selain itu Ray Smith seorang CEO Bell Atlantic
mengatakan bahwa dia memiliki visi yang baru tentang kepemimpinan tipe baru
dialog dan suatu ikatan intelektual yang sebenarnya dengan orang orang yang
menghasilkan barang dan kontrak sosial baru, suatu komitmen moral pada
karyawan kita bahwa kita akan menjadi partner mereka dalam mengalokasikan
dalam dunia politik negara kita pada saat ini, dapat di lihat dari beberapa contoh
pemimpin dengan berbagai macam sifat, gaya dan perilakunya terhadap para
pengikutnya. Misalnya, dalam era reformasi ini kita tahu bahwa Amien Rais, Gus
Dur dan Megawati merupakan salah satu bentuk tokoh pemimpin. Dari observasi
bahwa ada pendukung yang rela berkorban hanya untuk pimpinannya tanpa
mengharapkan imbalan untuk dirinya sendiri. Sedangkan dipihak lain kita juga
bisa melihat perilaku para pendukung yang sekedar hanya melakukan apa yang
terhadap komitmen organisasi perawat yang bekerja di rumah sakit. Sementara itu
Mulyono (2010) meneliti 84 responden perawat dari sebuah rumah sakit dan
spiritual.
sikap dan perilaku yang diperlukan untuk memotivasi baik pengirim maupun
orang lain secara intrinsik; oleh karena itu setiap orang memiliki perasaan
untuk memotivasi Anda dan orang lain. Menekankan pada ketinggian estetika, nilai-
pergantian pekerjaan.
memiliki nilai-nilai spiritual dan mampu memimpin organisasi secara spiritual tetapi ada
pengaruh dan kekuasaan (Influence Power), Intuisi, bersedia menanggung resiko (Risk
Talking).
berpengaruh positif terhadap sikap dan perilaku individu karyawan untuk meningkatkan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh model kepemimpinan
spiritual pada kepala perawat di sebuah rumah sakit di Jawa Timur, Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kepemimpinan religius?
2. Bagimana gaya kepemimpinan Religius ?
3. Apa saja ciri-ciri kepemimpinan Religius ?
4. Apa saja teori Spritual Leadership ?
5. Bagaimana kepemimpinan transformasional di rumah sakit ?
6. Bagaimana kepuasan perawat dengan kepemimpinan transformasional ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kepemimpinan religius
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan religius
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri kepemimpinan religius
4. Untuk mengetahui teori spiritual Leadership
5. Untuk mengetahui Kepemimpinan Religius Di Rumah Sakit
6. Untuk mengetahui Kepuasan Perawat Dengan Kepemimpinan Religius
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan Religius
Spiritual leadership merupakan sebuah paradigma baru dalam transformasi dan
perkembangan organisasi yang didesain untuk mendorong terciptanya motivasi internal dan
organisasi pembelajar (Fry, 2005; Fry & Whittington, 2005). Pada awal teori spiritual
leadership ini dikembangkan dengan menggunakan sebuah model motivasi intrinsik yang
menggabungkan adanya visi, harapan/ keyakinan, dan altruistic love. Nilai nilai terakomodir
melalui perasaan bermakna (calling) dan menjadi bagian (membership) pada organisasi.
Spiritual leadership merupakan sebuah paradigma baru dalam transformasi dan
perkembangan organisasi yang didesain untuk mendorong terciptanya motivasi internal dalam
suatu organisasi.
Teori Spiritiual Leadership Teori ini dibangun dan dikembangkan didalam suatu model
motivasi instrinsik dari tiga hal yang saling berkaitan yakni nilai- nilai, sikap, dan perilaku
pemimpin, yang menyertakan adanya visi, harapan/keyakinan, dan nilai altruism, serta teori
spiritualitas ditempat kerja, dan kesejahteraan spiritual. Hal inilah yang diyakini dapat
membantu terciptanya kepuasan dari para sumber daya manusia akan kebutuhanya terhadap
spiritualitas melalui perasaan terpanggil (calling) dan merasa menjadi bagian keanggotaan
(membership), yang pada akhirnya dapat mengarah pada peningkatan tercapainya hasil-hasil
organisasi seperti terbentuknya factor intern perawat dalam kinerja melaksanakan asuhan
keperawatan dan produktifitas organisasi serta pertumbuhan pelayanan kesehatan .
Giacalone, Jurkiewicz & Fry menyatakan Spiritual Leadership dapat pula dipandang
sebagai sebuah upaya kekuatan memotivasi yang memungkinkan orang lain untuk menjadi
lebih baik, berenergi dan terhubung atau terikat dengan pekerjaannya. Hal ini menjadi sebuah
dasar kekuatan untuk menterjemahkan spiritual survival ini menjadi sebuah feelings of
attraction, ketertarikan dan caring terhadap pekerjaan maupun orang dalam lingkungan kerja
untuk menjadi lebih berkomitmen, produktif dalam perilaku berorganisasi.
Dalam teori Spiritual Leadership (SL) ini terdapat 3 dimensi utama dan 6
variabel yang membentuk kerangka dasar teori seperti pada gambar tabel 2.2
Calling (make a
Effort Performance difference, life has
(hope/ (vision) meaning)
faith) Organizational
understood, be
love) appreciated)
Sumber : Dimensi dan variabel dalam teori spiritual Leadership (Fry W, 2008)
1. Visi (Vision)
Visi adalah sesuatu yang diimpikan , keadaan yang dicita- citakan, apa yang ingin
dicapai pada masa mendatang. Visi merupakan tujuan yang ingin dicapai.
2. Hope/Faith
Hope (harapan) didefinisikan sebagai kemampuan melihat keadaan luar dari seseorang
yang ada saat ini, dan menggambarkan kekuatan atas keyakinan seseorang.
3. Altruistic Love
Secara epistimologis, altruism berarti: mencintai orang lain seperti diri sendiri.
4. Calling
Calling merupakan sebuah perasaan bahwa hidup seseorang itu memiliki makna dan
membuat kehidupan menajdi berbeda. Upaya meningkatkan calling dapat dilakukan
melalui empat langkah dalam sebuah pendekatan yang dikenal sebagai fish.
5. Membership
Membership ini merupakan sebuah rasa bahwa karyawan merasa dimengerti, dipahami,
dan dihargai, sikap ini memberikan kesempatan bahwa karyawan merasakan bahwa
mereka merasa berharga, bernilai bagi orang lain.
6. Mekanisme Kerja Spritual Leadership
Untuk mengimplementasikan spiritual leadership, maka para pemimpin melalui nilai,
sikap, perilakunya mempelajari dan mencontoh nilai-nilai dalam nilai kasih altruistic
yang telah dikembangkan bersama-sama dengan visi umum dengan para follower.
Setelah itu atara leader dan follower mendapatkan sebuah perasaan menjadi bagian a
sense of membership yang merupakan sebuah bagian dari spiritual well-being yang
memberikan sebuah kesadaran untuk menjadi lebih dipahami, dimengerti, dan dihargai.
Hal ini yang kemudian membangkitkan adanya harapan/keyakinan dan sebuah keinginan
untuk melakukan apa ynag seharusnya dilakukan dalam mencapai visi.
Performance Calling (make a
(vision) difference, life has Organizational
meaning)
Productifity
Employee well
Effort Reward Membership (be being
(hope/faith (Altruistic understood, be
love) appreciated)
Inovasi pada kepemimpinan religius sangat dibutuhkan pada era sekarang. Adanya
sosok pemimpin yang bisa mengerti bawahan adalah hal yang sangat diharapkan. Dengan itu
akan tercipta suatu manajemen yang selaras dan sesuai dengan visi dan misi. Dengan
pemimpin yang bisa menciptakan visi menjadi aksi, dan sosok pemimpin yang imajiner juga
diharapkan lahir dengan gaya religius. Pada gaya religius akan terbuka antara pemimpin dan
bawahan, sehingga kritik dan saran akan terdengar langsung oleh pemimpin. Kepuasan
terhadap nilai spiritual ini akan berpengaruh secara positif pada kesehatan humanis dan
kesejahteraan psikologis sebagai bentuk pondasi terhadap paradigma baru dalam penerapan
spiritual leadership. Dengan kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat memajukan
suatu peradaban dengan cara yang unik.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah disusun memiliki banyak kekurangan
baik dalam gaya bahasa maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka
menerima kritik dan saran pembaca agar karya tulis ini dapat diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Internet/Media Online
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan+religius&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D-
bvjDD8igFkJ
https://scholar.archive.org/work/oltptrupfndpho3lpjtuk2d7lq/access/wayback/https://
journal.ppnijateng.org/index.php/jkmk/article/download/557/pdf
https://scholar.google.com/scholar?
start=10&q=jurnal+kepemimpinan+keperawatan+religius&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=
%23p%3DfQUoGY_LI04J
https://scholar.google.com/scholar?
start=20&q=jurnal+kepemimpinan+keperawatan+religius&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=
%23p%3D2-rI3JlNBm4J
https://scholar.google.com/scholar?
start=40&q=jurnal+kepemimpinan+keperawatan+religius&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=
%23p%3DFHgz4s9E7jUJ
https://scholar.google.com/scholar?
start=40&q=jurnal+kepemimpinan+keperawatan+religius&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=
%23p%3D43Cm1HHuP3oJ