A
NPM : P2.31.31.1.13.030
Kelas : D-IV B Gizi
Para dokter dan spesialis medis membahas peran gizi bagi kesehatan dalam
berbagai bentuk. Di masa lalu, orang berpikir bahwa makan tidak menyebabkan
orang terinfeksi kanker. Namun kini, para peneliti telah membuktikan bahwa diet
memainkan peran penting sebagai pemicu maupun pencegah terjadinya penyakit
kanker.
Mengenai ayat ini, Dr. Sayid Reza mengungkapkan sekitar 20 poin penting dalam
bukunya "Universitas Pertama dan Nabi Terakhir", salah satunya sebagai berikut,
"Seorang dokter Iran menuturkan bahwa manusia diharuskan memperhatikan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan demikian manusia harus memperhatikan
bahwa makanannya harus bersih, sehat, halal dan bisa dikonsumsi. Manusia harus
selalu mempertimbangkan apakah makanannya yang dikonsumsinya baik untuk
kesehatan ataukah tidak? Demikian pula, masalah makanan membawa kita
merenungi peran sistem penciptaan yang menghasilkan berbagai jenis makanan
dan pengetahuan kitapun semakin bertambah."
Ayat ini menjelaskan jenis makanan yang baik bagi tubuh manusia. Selain itu, ayat
tersebut juga menyinggung tempat yang baik untuk membudidayakan hewan
seperti kambing dan sapi. Menariknya, sejak 14 abad lalu, Islam telah
memperhatikan masalah ini, dan kini menjadi masalah penting bagi para ahli medis
dan gizi. Kini, mereka mengakui bahwa seluruh jenis makanan ini bermanfaat bagi
kesehatan tubuh manusia.
Terkait konsumsi daging yang berlebihan, ilmu gizi menjelaskan bahwa konsumsi
daging dan penumpukan protein meningkatkan pembakaran energi. Kemudian
badan memproduksi asam urat yang meningkatkan kerja ginjal. Peningkatan kadar
asam urat menyebabkan rasa nyeri pada persendian. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar purin dalam tubuh yang selanjutnya mengalami penumpukan
di persendian. Untuk itu ilmu gizi menyarankan variasi konsumsi makanan
sebagaimana disarankan Rasulullah. Beliau bersabda, "Orang yang sehat
senantiasa mewaspadai jenis makanan tertentu dan meninggalkan sebagian jenis
makanan lainnya."
Cr: http://indonesian.irib.ir/keluarga/-/asset_publisher/aAd0/content/id/5059202
Makanan Sehat dalam Islam dan Pola Makan ala
Rasulullah
Dalam Islam, tuntunan kehidupan berkiblat pada dua sumber utama yakni Al-
Qur'an dan Al-Hadits. Demikian pula tentang Pola Makanan Sehat dalam Islam
tercantum berbagai aturan dan disebutkan sebagai salah satu perintah untuk
mensyukuri nikmat Allah dengan mengelola sumber daya alam dengan baik.
Makanan sehat di dalam Islam sangatlah penting untuk disimak, hal ini beliputi
bukan hanya pada persoalan hukum halal atau haram makanan, tetapi kualitas
(bobot kandungan gizi) dan efek kesehatan makanan terhadap tubuh.
“Hai anak Adam, kenakan pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid,
makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya allah tidak
menyukai orang-orang yang belebih-lebihan.”
“Hai sekalian manusia makan-makanlah yang halal lagi baik dariapa yang
terdapatdi bumi dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena
syaitan musuh yang nyata bagimu.”
Rasulullah melarang untuk makan lagi sesudah kenyang. “Kami adalah kaum yang
tidak makan sebelum merasa lapar dan bila kami makan tidak pernah
kekenyangan”(HR Bukhari Musim).
Suatu hari, di masa setelah wafatnya Rasulullah, para sahabat mengunjungi Aisyah
ra. Lalu, sambil menunggu Aisyah ra, para sahabat, yang sudah menjadi orang-
orang kaya, saling bercerita tentang menu makanan mereka yang meningkat dan
bermacam-macam. Aisyah ra, yang mendengar hal itu tiba-tiba menangis. “Apa
yang membuatmu menangis, wahai Bunda?” tanya para sahabat. Aisyah ra lalu
menjawab, “Dahulu Rasulullah tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua
jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma,
dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti.” Dan
penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya berjenis-jenis makanan dalam perut
telah melahirkan bermacam-macam penyakit. Maka sebaiknya jangan gampang
tergoda untuk makan lagi, kalau sudah yakin bahwa Anda sudah kenyang.
Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu
yang dicampur air untuk membersihan air liur dan pencernaan. Rasul bersabda,
“Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran” (HR.
Ibnu Majah dan Hakim).Yang selanjutnya, Rasulullah tidak makan dua jenis
makanan panas atau dua jenis makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga
tidak makan ikan dan daging dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur
setelah makan malam, karena tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir
dalam mengonsumsi daging, sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk
pada persendian dan ginjal. Pesan Umar ra, “Jangan kau jadikan perutmu sebagai
kuburan bagi hewan-hewan ternak!”
Menu Makanan Harian Rasulullah SAW
Menu harian Rasulullah adalah sbb: Lepas dari subuh, Rasulullah membuka menu
sarapannya dengan segelas air yang dicampur dengan sesendok madu asli.
Khasiatnya luar biasa. Dalam Al qur’an, kata “syifa”/kesembuhan, yang dihasilkan
oleh madu, diungkapkan dengan isim nakiroh, yang berarti umum, menyeluruh.
Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi membersihkan lambung,
mengaktifkan usus-usus, menyembuhkan sembelit, wasir, peradangan, serta
menyembuhkan luka bakar.
Masuk waktu dluha, Rasulullah selalu makan tujuh butir kurma “ajwa”/matang.
Sabda beliau, barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi
dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam
makanan Rasulullah dalam sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar,
racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang
terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut
makan racun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah selamat. Apa
rahasianya? Tujuh butir kurma!
Dahulu, Rasulullah selalu berbuka puasa dengan segelas susu dan kurma,
kemudian sholat maghrib. Kedua jenis makanan itu kaya dengan glukosa, sehingga
langsung menggantikan zat-zat gula yang kering setelah seharian berpuasa.
Glukosa itu sudah cukup mengenyangkan, sehingga setelah sholat maghrib, tidak
akan berlebihan apabila bermaksud untuk makan lagi.
Menjelang sore hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak zaitun.
Tentu saja bukan cuma cuka dan minyak zaitunnya saja, tetapi dikonsumsi dengan
makanan pokok, seperti roti misalnya. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya
mencegah lemah tulang dan kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit,
menurunkan kolesterol, dan memperlancar pencernaan. Ia juga berfungsi untuk
mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
Ada kisah menarik sehubungan dengan buah tin dan zaitun, yang Allah bersumpah
dengan keduanya. Dalam Al-quran, kata “at tin” hanya ada satu kali, sedangkan
kata “az zaytun” diulang sampai tujuh kali. Seorang ahli kemudian melakukan
penelitian, yang kesimpulannya, jika zat-zat yang terkandung dalam tin dan zaitun
berkumpul dalam tubuh manusia dengan perbandingan 1:7, maka akan
menghasilkan “ahsni taqwim”, atau tubuh yang sempurna, sebagaimana tercantum
dalam surat at tin. Subhanallah!
Disamping menu wajib di atas, ada beberapa jenis makanan yang disukai
Rasulullah tetapi beliau tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya tsarid, yaitu
campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak (kira-kira seperti bubur
ayam). Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu manis, yang terbukti bisa
mencegah penyakit gula. Kemudian beliau juga senang makan anggur dan hilbah.
Sekarang masuk pada tata cara mengonsumsinya. Ini tidak kalah pentingnya
dengan pemilihan menu. Sebab setinggi apa pun gizinya, kalau pola konsumsinya
tidak teratur, akan buruk juga akibatnya. Yang paling penting adalah menghindari
isrof (berlebihan). Rasulullah bersabda, “Cukuplah bagi manusia untuk
mengonsumsi beberapa suap makanan saja untuk menegakkan tulang sulbinya
(rusuknya).” Makanlah dengan sikap duduk yang baik yaitu tegap dan tidak
menyandar, karena hal itu lebih baik bagi lambung, sehingga makanan akan turun
dengan sempurna. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku tidak makan dengan
bersandar.”Prinsip ketiga berpuasa. Sebulan dalam setahun, umat Islam diwajibkan
bukan saja dengan mencapai ketaqwaan tetapi juga ksehatannya dapat terjaga.
Puasa akan membawa kita pada kesehatan yang sangat luar biasa. Secara fisiologis,
puasa sangat erat kaitannya dengan kesehatan tubuh manusia. Saluran pencernaan
manusia tempat menampung dan mencerna makanan, merupakan organ dalam
yang terbesar dan terberat di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan tersebut
tidak berhenti bekerja selama 24 jam dalam sehari. Banyak hasil penelitian modern
yang memaparkan bahwa puasa sangat menyehatkan. Diantaranya, memberikan
istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaan dan sistem syaraf pusat,
menormalisasi metabolisme tubuh, menurunkan kadar gula darah, mengikis lipid
“jahat” (kolesterol), detoksifikasi (membuang racun dari tubuh), dan lain
sebagainya.
Selain itu, diajarkan juga kepada kita agar senantiasa berdo’a baik sebelum
maupun sesudah makan.
“Ya Allah, berkahilah untuk kami, pada apa yang telah Engkau rizkikan kepada
kami, dan periharalah kami dari api neraka”(Al Hadist).
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kami, serta
menjadikan kami orang-orang muslim” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Cr: http://www.makanansehat.web.id/2012/12/makanan-sehat-dalam-islam-dan-
pola.html