Anda di halaman 1dari 15

Segala Puji Syukur senantiasa kami penyusunMakalah ini panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik serta HidayahNYA, sehingga penulisan
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta Salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para Sahabat dan para Pengikutnya yang setia
sampai akhir Zaman. Walaupun demikian, Kami berharap dengan di susunnya Makalah ini dapat
memberikan sedikit gambaran bagaimana proses Diet Food Combining ini dilakukan.

Terima Kasih

Surabaya 07 juli 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang.
Jika kita tinjau dalam kehidupan zaman sekarang ini, semakin banyak masyarakat yang
mengidap berbagai macam penyakit. Gaya hidup yang tidak teratur seperti melewatkan
sarapan, kurang minum air putih, kurang berolahraga, merokok sampai mengkonsumsi
kudapan berkalori tinggi dapat mengganggu kesehatan. Kesehatan memiliki pengaruh
yang besar terhadap produktivitas seseorang (Israil dan Andri, 2018) Tubuh manusia yang
sehat berasal dari pola makan sehat. Jauh sebelum penelitian tentang gizi dimulai,
Rasulullah SAW sudah menanamkan contoh yang baik dalam memelihara
kesehatan dengan pola makan sehat. Dalam Alquran, prinsip makan sehat adalah tidak
berlebih-lebihan. Selain itu, makanan yang dimakan adalah makanan yang halal dan
thoyyiban, artinya makanan tersebut diperoleh dengan cara yang baik dan tidak merugikan
kesehatan. Prinsip makan sehat lainnya adalah makan sebelum lapar dan berhenti sebelum
kenyang, serta makan tidak tergesa-gesa (Lutfi, Agustin dan Yuliana, 2018) Salah satu
cara agar dapat memiliki hidup yang lebih sehat adalah dengan mengatur pola makan.
Terdapat banyak pola makan sehat yang dapat dijalankan agar kesehatan tetap
terjaga, sebagai contoh yaitu pola makan food combining, yaitu pola makan yang
mengkombinasikan makanan nabati dan hewani dengan siklus pencernaan, penyerapan
dan pembuangan. Food combining mulai dilirik karena saat ini pola makan masyarakat
semakin tidak sehat. Orang dengan gaya hidup modern cenderung hanya ingin makan enak
dan instan. Akibatnya, lemak menumpuk di dalam tubuh sehingga berat badan pun naik
dan tubuh menjadi rentan terhadap serangan berbagai macam penyakit (Nofha Rina, 2018)
Sehingga dapat diketahui bahwasanya, kombinasi makanan dan minuman yang
tidak seimbang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Selain itu, nutrisi
makanan juga tidak dapat diserap dengan sempurna oleh tubuh. Oleh karena itu, kita harus
memahami betul waktu cerna dari setiap makanan, mana jenis makanan yang cepat dicerna
dan jenis makanan apa yang lebih lama dicerna oleh tubuh. Bila kedua jenis makanan ini
dikonsumsi secara bersamaan, sistem pencernaan tidak akan bisa bekerja dengan efisien.
Hal ini juga bisa menyebabkan penumpukan makanan di dalam perut karena tidak bisa
segera dicerna (Asyroqal Bahri, 2017).
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana gambaran tentang terapi kompelementer dengan menggunakan cara food
combining ?

C. Tujuan
1) Tujuan umum Untuk mengetahui terapi komplementer dengan menggunakan cara
food combining.
2) Tujuan khusus Untuk mengetahui manfaat, cara dan keuntungan kerugian apa saja
supaya food combining bisa berhasil saat dipraktekkan oleh peminat food combining.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

a) Definisi Food Combining.


Food Combining (Kombinasi makanan) adalah metode pengaturan asupan
makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh. Khususnya yang
berhubungan dengan sistem pencernaan. Dampak dari kombinasi makanan serasi adalah
meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme, sehingga fungsi
pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar serta pemakaian energi tubuh
lebih efisien (Asyroqal Bahri, 2017).
Food combining mendorong terciptanya perilaku makan yang mengoptimalkan
masukan dan penyerapan zat gizi dengan cara mengkonsumsi makanan yang serasi saja
setiap kali makan. Selain itu, food combining juga mendayagunakan fungsi sistem
pencernaan dengan cara menyesuaikan apa yang dimakan dengan kebutuhan asam basa
dan silkus alamiah tubuh agar metabolisme tubuh seimbang (Husaini, 2018).
Asal-usul food combining berasal dari pola makan alamiah yang diterapkan oleh
bangsa ESSENI di Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu, mengikuti ajaran-ajaran murni
kitab taurat. Ajaran-ajaran yang berhubungan dengan pola makan tersebut misalnya :
1) Tidak menggabungkan roti dengan daging pada waktu yang bersamaan.
2) Tidak menggabungkan susu dengan daging pada waktu yang bersamaan.
3) Tidak makan darah, bangkai dan daging yang diharamkan seperti babi, ikan tanpa
sirip dan insang atau binatang melata.
4) Tidak makan berlebihan, mengutamakan makanan alamiah, dan memiliki kebiasaan
puasa dalam rentang waktu tertentu (Israil dan Andri, 2018).
Jika kita mengkaji pola makan Rasulullah, sebenarnya Rasulullah telah
menerapkan metode food combining. Karena Rasulullah mengkonsumsi hanya makanan
tertentu yang ternyata sangat sesuai dengan siklus pencernaan. Selain itu, berdasar riwayat
Aisyah disebutkan bahwa Nabi tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis
makanan. Ketika Nabi sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan
ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak makan roti. Begitu juga bila Nabi makan
dengan sup daging, beliau tidak akan memakan makanan lain selain gandum dan sup
daging itu. Rasulullah pun tidak memakan dua jenis makanan panas atau dingin secara
bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan daging secara bersamaan dan tidak langsung
tidur setelah makan malam. Ikan dan daging merupakan sumber protein, sehingga tidak
dianjurkan oleh Rasulullah untuk mengonsumsinya pada waktu bersamaan. Begitupun
menurut pakar food combining yang menyatakan bahwa kombinasi ikan dan daging
kurang baik bagi kesehatan (Lutfi, Agustin dan Yuliana, 2018).
Pola makan food combining ini juga dipopulerkan kembali sekitar tahun 2000-an
di Jerman dan sejak itu banyak mendapat pengikut di Eropa, Amerika sampai Australia.
Sejak tahun 1800-an mulai bermunculan para ahli dari berbagai kalangan yang
menganjurkan prinsip-prinsip food combining. Awal kemunculan mereka rata-rata
disebabkan pengalaman pribadi atau mengamati orang lain yang mengalami keluhan
kesehatan tertentu dan tidak terbantu oleh pengobatan konvensional saat itu antara lain
(Lutfi, Agustin dan Yuliana, 2018).
1. William Howard Hay Adalah dokter ahli bedah di New York yang mengalami
obesitas dan berbagai keluhan pada usia 41 tahun. Hay menjadi obesitas akibat
kegemarannya akan makanan lezat. Tak hanya obesitas, Hay juga menderita penyakit
Crohn, yaitu sejenis penyakit ginjal akut, pembesaran jantung, dan tekanan darah
tinggi yang serius. Tim medis yang menangani Hay sudah angkat tangan. Akhirnya
hay memutuskan menempuh cara penyembuhan alternatif. Hay mendatangi seorang
ahli pengobatan alamiah yang saat itu disebut natural hygienist. Sang natural hygienist
tersebut menganjurkan perbaikan pada pola makan dan puasa. Hanya dalam waktu
tiga bulan saja sejak melakukan perbaikan pada pola makannya, Hay berhasil
memangkas kelebihan berat badannya sebanyak 24 kg.
Berbagai penyakit yang dideritanya pun, perlahan-lahan sembuh.
Pengalaman ini mendorong Hay mengembangkan penelitian mengenai pola makan
yang disebut food separation. Food separation inilah yang kemudian berkembang
menjadi food combining. Pada perkembangan selanjutnya, Hay disebut-sebut sebagai
pelopor food combining. Sebenarnya terkait hal tersebut, Hay hanya mengungkapkan
interpretasi terhadap gagasan yang sudah ada sebelumnya.
2. Herbert M. Shelton, Guru Food Combining Nama lengkapnya adalah Herbert
Macgolfin Shelton, lahir di Wylie Texas pada tanggal 6 oktober tahun 1895. Shelton
adalah naturopath Amerika, penganjur pengobatan alternatif, pasifis, vegetarian, dan
pendukung rawism (pola makan yang mengutamakan makanan yang segar) serta
puasa. Bisa dikatakan, Shelton adalah orang yang sangat berjasa dan pakar riset
terpenting dalam perkembangan food combining. Dia adalah periset yang sangat tekun
dan penulis yang sangat aktif. Shelton menulis artikel serta lebih dari 40 buku terkait
food combining, nutrisi, dan kesehatan alamiah.
3. Kathryn Marsden Adalah seorang nutrisionist Inggris. Dia adalah salah satu penulis
tentang food combining. Buku karya Marsden tentang food combining seperti The
Complete Book of Food Combining demikian terkenal. Marsden sangat aktif
memperkenalkan food combining sejak suaminya sembuh dari kanker yang telah
diderita selama lebih dari 9 tahun. Dengan bantuan pola makan food combining,
suaminya masih dapat bertahan selama 12 tahun lagi, meski lambung dan limpanya
sudah terlanjur diangkat.
4. Andang Gunawan Di Indonesia, Andang Gunawan dikenal sebagai pelopor food
combining. Pada tahun 1999, bukunya berjudul Food Combining Kombinasi Makanan
Serasi diterbitkan dan menjadi salah satu buku best seller. Buku tersebut ditulis
berdasarkan pengalaman pribadi beliau dalam mengatasi berbagai keluhan penyakit
yang diderita Maxi Gunawan, suami beliau.
5. Wied Harry Wied Harry, praktisi kuliner Indonesia, alumnus Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB Bogor, juga turut memberi warna pada
perkembangan food combining di Indonesia. Awalnya, beliau mengaku kurang
berminat terhadap food combining, namun setelah mendalami ilmu tentang sistem
biokimiawi dan metabolisme tubuh, akhirnya beliau berkesimpulan bahwa food
combining begitu rasional dan ilmiah.

b) Manfaat Food Combining


1. Menurut Israil dan Andri (2018) manfaat food combining dalam penelitian pengaruh
pemberian bubut tepung tapioka (amylum manihot) kombinasi madu (caiba pentandra)
terhadap skala nyeri epigastrik pada penderita dispepsia di Wilayah Kerja Puskesmas
Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara dengan hasil setelah dilakukan uji paired t-
test diperoleh nilai significancy (P) value = 0,000 atau < 0,05 berarti H0 ditolak yang
berarti Terdapat pengaruh yang bermakna dari pemberian bubur tepung tapioka
(amylum manihot) kombinasi madu (caiba pentandra) terhadap skala nyeri epigastrik
pada penderita dispepsia di wilayah kerja PUSKESMAS Sungai Siring Kecamatan
Samarinda Utara. Diharapkan PUSKESMAS dapat memberikan promosi kesehatan
tentang terapi diet seperti mengkonsumsi bubur tepung tapioka (amylum manihot)
kombinasi madu (caiba pentandra) yang dapat mengurangi rasa nyeri epigastric.
2. Menurut Husaini (2018) manfaat food combining dalam penelitian Pengaruh Cincau
Hitam (Mesona Palutris) Kombinasi Madu (Chaiba Pentandra) Terhadap Nyeri Ulu
Hati Pada Penderita Dispepsia Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Siring Samarinda
Utara dengan hasil ada pengaruh yang signifikan antara pemberian cincau hitam yang
dikombinasikan dengan madu pada pre test dan post test dengan selisih rata-rata nyeri
yang signifikan pada pre test dan post test dengan p value (0.00 < 0.05). Hasil
penelitian Ini menunjukan bahwa mengkonsumsi cincau hitam kombinasi madu
mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan skala nyeri ulu hati pada
penderita dyspepsia
3. Menurut Lutfi, Agustin dan Yuliana (2018) manfaat food combining dalam
penelitian perbedaan penurunan berat badan berdasarkan ketaatan pelaku diet
kombinasi makanan serasi (Food Combining) di komunitas “Qita Sehat Dengan FC”
di Semarang dengan hasil setelah 2 bulan penelitian, rata-rata pelaku diet FC adalah
3.7 kg bisa dikategorikan penurunan diet yang sehat dan aman.
4. Menurut Nofha Rina (2018) manfaat food combining dalam penelitian peningkatan
pola hidup sehat melalui food combining di ranah komunikasi kesehatan dengan hasil
bimbingan pelaksanaan food combining berupa self efeciacy dan cues to action dapat
memperbaiki tumbuh kembang diri sehat secara non medis .
5. Menurut Asyroqal Bahri (2017) manfaat food combining dalam penelitian Pengaruh
kualitas diet food combining terhadap frekuensi kekambuhan gastritis yang dialami
mahasiswa farmasi angkatan 2016 universitas muhammadiyah malang dengan hasil
diet food combining semakin teratur FC maka semakin menurun frekuensi
kekambuhan gastritis.

c) Cara Melakukan Food Combining


Pola makan Food Combining mengacu kepada mekanisme pencernaan alamiah
tubuh dalam menerima jenis makanan yang serasi sehingga tubuh akan dapat memproses
semua itu dengan baik dan mendapatkan hasil secara maksimal. Food combining
memperkenalkan pola makan yang berbasis pada 3 hal sederhana (Nofha Rina, 2018)
yaitu:

1) Apa yang kita makan?


Untuk mempermudah pemahaman secara kontemporer, mari kita membagi makanan
dalam 3 unsur dasar:
a) Protein, contohnya daging-dagingan (hewani) dan kacang-kacangan (nabati).
b) Sayuran, contohnya tumbuh-tumbuhan (daun, batang, atau akar) yang
mengandung enzim, vitamin, mineral, serat, serta minim kadar gula. Umumnya,
sayuran ini ideal dikonsumsi dalam keadaan segar agar semua substansi penting itu
terjaga keberadaannya.
c) Karbohidrat adalah pemasok energi tercepat bagi tubuh, mirip dengan gula hanya
proses penguraiannya dalam tubuh saja yang berbeda. Beras, umbi-umbian,
beberapa bentuk olahan seperti pasta, mi atau bihun, adalah contoh karbohidrat
yang umum.

2) Waktu Makan
Pola makan food combining memiliki perbedaan yang signifikan dengan berbagai
macam bentuk pola makan normal. Setiap hari, selalu dimulai dengan mengonsumsi
buah tinggi serat dalam berbagai rupa (yang termudah adalah buah dengan warna
berbeda) setiap satu jam sekali atau setiap kali anda merasa lapar sejak pukul 05.00
hingga sekitar pukul 12.00. ini karena saat sarapan, tubuh melakukan “siklus
pencernaan”, dan waktu pagi hari antara pukul 04.00 hingga 12.00 adalah siklus untuk
pembuangan sisa metabolisme tubuh. Momen pembuangan ini sangat membutuhkan
energi yang besar sehingga sebaiknya pencernaan tidak dibebani oleh makanan padat
dan berat yang juga membutuhkan energi besar untuk mencernanya.
Irama biologis (circadian rhythm) adalah siklus yang berlangsung selama 24 jam
dalam proses fisiologis makhluk hidup termasuk tumbuhan, hewan, jamur, dan
cyanobacteria. Setiap fungsi dalam tubuh kita, termasuk pencernaan, mempunyai irama
biologis. Sistem pencernaan terbagi atas 3 fase yang ketiganya simultan aktif selama 24
jam. Apabila salah satu fase mengalami gangguan, maka fase berikutnya akan turut
terganggu. Ketiga fase tersebut adalah:
a) Fase Cerna: 12.00 – 20.00
Rentang waktu ini adalah saat terbaik mengonsumsi makanan padat. Pada
fase ini, semua organ cerna siap menerima makanan yang masuk ke tubuh.
Sebagian besar energi dialokasikan untuk mencerna. Maka manfaatkan fase ini
dengan mengonsumsi makanan berkualitas dengan memperhatikan kombinasinya
agar tak memberatkan organ cerna.
b) Fase Serap: 20.00 – 04.00
Fase ini adalah waktu untuk tubuh berkonsentrasi menyerap zat-zat
makanan yang telah dicerna. Proses serap ternyata memerlukan energi sangat besar,
maka Sang Pencipta merancangnya bersamaan dengan waktu istirahat kita. Makan
terlalu malam di atas pukul 20.00 dan tidur larut dapat mengganggu fase ini.
c) Fase Buang: 04.00 – 12.00
Pada fase ini, tubuh mengalokasikan sebagian besar energi untuk
pembuangan sisa metabolisme. Sisa metabolisme yang dikeluarkan berupa feses,
keringat, maupun urin. Agar proses pembuangan ini dapat berlangsung dengan
baik, maka sebaiknya pada fase ini (bersamaan dengan waktu sarapan hingga sesaat
sebelum makan siang) pencernaan tidak diganggu dengan memberinya makanan
yang susah dicerna.
Erikar juga mengatakan bahwa dimulai pukul 12.00 hingga 20.00 (siklus
pencernaan), pada waktu ini, pencernaan tubuh bekerja sangat aktif sehingga sangat
tepat menyantap makanan dalam bentuk padat dan penuh nutrisi. Pada pukul 20.00
hingga 04.00 (siklus penyerapan), saat ini pikiran dan tubuh berada dalam kondisi relax.
Energi tubuh dikonsentrasikan untuk menyerap, memproses makanan, dan
mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan ke seluruh bagian. Selanjutnya, dimulai pukul
04.00 hingga 12.00 (siklus pembuangan), sisa makanan dan metabolisme dibuang dari
tubuh. Oleh karena siklus pembuangan memakan energi sangat besar, tubuh tidak
memiliki energi yang cukup untuk mengonsumsi makanan padat. Itulah sebabnya, buah
yang memiliki karakter ringan serta mudah dicerna sangat cocok untuk dikonsumsi
pada waktu ini.

3) Cara makan.
Paduan antara masing-masing unsur makanan adalah poin paling utama metode
food combining. Protein hewani apabila dicampur dengan karbohidrat akan
menghasilkan “masalah” bagi pencernaan manusia. Masing-masing unsur makanan
tersebut memerlukan enzim yang berbeda untuk diolah oleh tubuh. Karbohidrat dicerna
oleh enzim cerna bernama amilase (terdapat di air liur) dan protein hewani dicerna oleh
enzim pepsin (bekerja begitu makanan memasuki alat cerna dalam perut). Secara
alamiah, amilase memerlukan suasana basa dan pepsin membutuhkan suasana yang
asam.
Kombinasi antara karbohidrat atau pati dan protein hewani yang dimakan
bersamaan dalam jumlah sama-sama banyak dan terus-menerus dalam waktu lama,
dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh, bahkan dapat memperparah gangguan
tersebut. Pada tingkatan yang lebih serius, tanda-tanda gangguan itu antara lain dapat
dilihat pada meningkatnya kadar gula darah (akibat radang pankreas) atau melonjaknya
kadar kolestrol/trigliserida darah (akibat gangguan pada liver).
Gangguan pada organ tubuh akan semakin parah bila kita sangat sedikit
mengonsumsi sayuran segar, termasuk yang mentah (berupa salad, jus, atau lalap), serta
makanan berserat lainnya. Selain sayuran, contoh lain makanan berserat adalah
makanan alami (whlefood) seperti beras merah serta polong-polongan, antara lain
kacang merah, kacang hijau, kacang tolo, kedelai, tempe, dan yang tak kalah penting,
kebiasaan menunda buang air besar ikut andil dalam menimbulkan gangguan pada
organ tubuh pencernaan.

d) Kelebihan Dan Kerugian Food Combining


1. Kelebihan Food Combining

Penggabungan makanan yang tepat akan menghasilkan kadar asam dan basa yang
seimbang, sehingga proses pencernaan dan metabolisme berjalan lancar. Efektivitas
dan efisiensi nutrisi, tanpa meninggalkan banyak sampah makanan dan sampah
metabolisme yang bersifat racun bagi tubuh. Food combining mengatur agar setiap
suapan makanan dapat memberikan sumbangan nutrisi optimal, tanpa memberatkan
kerja organ-organ cerna kita. penurunan berat badan, pencernaan yang baik,
bertambahnya energi, mengurangi jerawat dan flek di wajah, dan detoks serta serapan
nutrisi yang lebih baik.
Berat Badan kita terkendali, karena meskipun jumlah makanan yang dimakan tidak
ditentukan porsinya tetapi komposisi yang dikonsumsi tidak membuat pencernaan kita
“bingung” untuk mencernanya. Selain itu kita lebih berenergi dan tidak mudah
mengantuk, system kekebalan tubuh lebih baik, emosi lebih terkendali, lebih mudah
merasa bahagia, serta kesehatan kulit dan rambut lebih terjaga.
Manfaat Food Combining Bagi Kulit tak hanya bisa dirasakan oleh tubuh, tapi
juga kulit. Keseimbangan pH yang kamu dapatkan dari kombinasi buah dan sayur bisa
membuat kulit tampak halus dan senantiasa kencang. Food combining membantu kita
untuk memiliki asupan makanan yang seimbang, kandungannya dapat tercerna
sempurna dan terserap secara optimal, sehingga nutrisi bagi kulit akan terpenuhi.
Selain itu, food combining juga menghindari konsumsi makanan dengan kombinasi
yang tidak serasi. Kombinasi makanan yang tak serasi akan memberatkan pencernaan
dan menggunakan energi yang sangat besar, akibatnya akan merasa lelah demikian
juga dengan kulit
Mengatasi Konstipasi, Memperlancar Pencernaan. Sistem kerja dari pencernaan
kita itu menyesuaikan dengan apa yang kita konsumsi. Oleh sebab itu, pilihlah
makanan secara bijak, agar kerja usus menjadi lebih baik. Food combining bekerja
dengan menyesuaikan siklus pencernaan tubuh, sehingga tubuh secara otomatis dapat
menjalankan fungsi pencernaan sesuai takarannya. Karena tubuh menerima asupan
serat yang berlimpah dari buah dan sayur yang dikonsumsi setiap hari. Ampas yang
sudah tak terpakai oleh tubuh dibuang melalui fases pada jam pembuangan, yaitu pada
pukul 4 pagi hingga 12 siang.
Keuntungan bagi tubuh. Di musim pancaroba seperti saat ini, kondisi tubuh bisa
naik turun dan rentan terhadap penyakit. Nah, buat kamu yang sedang merasa tak enak
badan, sepertinya teknik mengombinasikan sayur dan buah bisa menjadi alternatif.
Karena, menurut Dokter William Howard Hay, ahli bedah sekaligus salah satu dokter
yang memopulerkan food combining dari AS, menjelaskan bahwa dengan teknik
konsumsi yang satu ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Karena tubuh kita
menyeleksi apa yang kita konsumsi. Lewat food combining, kita hanya memberikan
apa yang tubuh butuhkan, sehingga fungsi alamiahnya dapat kembali optimal,
termasuk sistem kekebalannya
.

2. Kerugian Food Combining

Ketidakberhasilan diet food combining dapat menyebabkan asam basa dalam tubuh
tidak seimbang, porsi makan yang terlalu banyak, stress, gangguan pada system
pencernaan, dan gangguan pada syaraf pengendali nafsu makan.
Menurut Ali Khomsan, pakar gizi dari IPB, tidak semua orang cocok menerapkan
food combaining. Orang yang sehat dan pekerjaannya menuntut asupan gizi cukup
sebaiknya tidak melakukan diet ini. Metode diet ini juga tidak cocok untuk orang yang
kekurangan berat badan, malnutrisi, atau ibu hamil dan ibu menyusui.
Caranya tidak mudah untuk diikuti karena harus melakukan perubahan pola makan
yang cukup drastis untuk menjalankan diet ini. Walaupun emang cukup banyak orang
sukses menurunkan berat badan dengan cara diet ini.
Selain sangat rendah kalori, dalam jangka panjang diet ini bisa menyebabkan
kekurangan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh, terutama vitamin D, B2,
kalsium, dan zat besi. Agar berhasil untuk dilakukan harus dapat mengimbangi
perubahan pola makan yang cukup dramatis, dengan cara dapat memilih kombinasi
makananan yang disukai, agar program diet tidak terlalu menjadi beban.
Jangan terlalu dibiasakan untuk minum jus sesudah makan, food combining lebih
memprioritas untuk mengkomsusi buah lebih banyak dengan mengurangi nasi, protein
nabati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Asyroqal Bahri. 2017. Pengaruh kualitas diet food combining terhadap frekuensi
kekambuhan gastritis yang dialami mahasiswa farmasi angkatan 2016 universitas
muhammadiyah malang. Jurnal keperawatan.
http://eprints.umm.ac.id/26084/

Nofha Rina. 2018. Peningkatan pola hidup sehat melalui food combining di ranah
komunikasi kesehatan. Jurnal keperawatan. Diakses 04 Maret 2019 Israil dan Andri. 2018.
Pengaruh pemberian bubut tepung tapioka (amylum manihot) kombinasi madu caiba
pentandra) terhadap skala nyeri epigastrik pada penderita dispepsia di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara. Jurnal Kesehatan masyarakat.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:gGjhzg-Y5p0J:e-
jurnal.lppmunsera.org/index.php/LONTAR/article/download/540/584+&cd=1&hl=id&ct=
clnk&gl=id

Husaini. 2018. Pengaruh Cincau Hitam (Mesona Palutris) Kombinasi Madu (Chaiba
Pentandra) Terhadap Nyeri Ulu Hati Pada Penderita Dispepsia Di Wilayah Kerja
uskesmas Sungai Siring Samarinda Utara. Jurnal GIZI.
https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/612

Lutfi, Agustin dan Yuliana. 2018. Perbedaan penurunan berat badan berdasarkan ketaatan
pelaku diet kombinasi makanan serasi (Food Combining) di komunitas “Qita Sehat
Dengan FC” di Semarang. Jurnal Keperawatan.
https://id.scribd.com/presentation/425111099/FOOD

Plus Minus Diet Food Combining


https://www.viva.co.id/arsip/31097-plus-minus-diet-food-combining

Berita-Mengenal Tren Diet Food Combining


https://www.kasih-group.com/id/berita/3916/mengenal-tren-diet-food-
combining#:~:text=Kunci%20manfaat%20sehat%20food%20combining,kerja%20organ
%2Dorgan%20cerna%20kita.

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3897029/benarkah-food-combining-itu-
menyehatkan

https://www.kasih-group.com/id/berita/3916/mengenal-tren-diet-food-
combining#:~:text=Ketidakberhasilan%20diet%20food%20combining%20dapat,sesuai
%20sehingga%20mendapatkan%20hasil%20terbaik

Berita-Mengenal Tren Diet Food Combining


https://www.kasih-group.com/id/berita/3916/mengenal-tren-diet-food-
combining#:~:text=Ketidakberhasilan%20diet%20food%20combining%20dapat,sesuai
%20sehingga%20mendapatkan%20hasil%20terbaik.

Pro Kontra Diet Food Combining


https://www.widyantiyuliandari.com/2014/08/10/pro-kontra-food-combining/

Anda mungkin juga menyukai