Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Terapi Komplementer dengan Cara


Food Combining
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komplementer

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Kiki Wahyu Putra .W ( 2102013349P )

PROGRAM S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai Terapi Komplementer
dengan Cara Food Combining pada mata kuliah Keperawatan Komplementer.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian
Terima kasih.

Lamongan, 27 Oktober 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Food Combining........................................................................6
2.2 Cara melakukan Food Combining...........................................................6
2.3 Prinsip Food Combining..........................................................................9
2.4 Manfaat Food Combining........................................................................17
2.5 Dasar Teori Food Combining..................................................................21
2.6 Faktor yang mempengaruhi Food Combining.........................................26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................28
3.2 Saran........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut (Almatsier, 2009), kemajuan di bidang teknologi memberikan
pengaruh besar terhadap perubahan gaya hidup termasuk pola makan
masyarakat. Di zaman yang semakin modern ini, gaya hidup serba cepat dan
praktis mengakibatkan banyaknya ragam makanan instan yang ditawarkan,
seperti produk sereal, sari buah, margarine, hingga aneka produk susu. Banyak
orang yang tertarik untuk mengonsumsi makanan tersebut. Makanan yang
dikonsumsi mengandung zat-zat gizi atau unsur-unsur yang dapat diubah
menjadi zat gizi oleh tubuh, yang akan berguna bila dimasukkan ke dalam
tubuh dengan catatan harus seimbang.
Menurut (Wiardani, 2011), pola konsumsi masyarakat saat ini semakin
berubah seiring dengan meningkatnya popularitas berbagai macam makanan
siap saji (junk food). Terjadinya pergeseran pola makan, di kota-kota besar
pada umumnya, dari makanan tradisional ke pola makan berat yang
komposisinya sering terlalu tinggi kalori dan rendah serat menimbulkan
ketidakseimbangan asupan gizi. Ketidakseimbangan asupan gizi tersebut
merupakan faktor risiko yang sumbangannya sangat besar terhadap
munculnya berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, hipertensi,
dislipidemia dan penyakit-penyakit metabolic lainnya. Penelitian oleh Ismail
Zadeh pada tahun 2007 mengungkapkan ada hubungan antara pola konsumsi
dengan kejadian sindroma metabolic pada seseorang.
Menurut (Salim, 2016) dalam Harmandini 2013 mengungkapkan hasil
riset Unilever Food Solutions yang dikemas dalam laporan berjudul “World
Menu Report: seductive Nutrition” bahwa sebanyak 80 persen konsumen
Indonesia menginginkan pilihan menu yang lebih menyehatkan. Hasil riset
tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk pola
makan sehat sudah mulai terbentuk. Hanya saja, pengetahuan pola makan
sehat yang dimiliki oleh tiap individu masih minim. Kebanyakan orang suka
makan tetapi ingin badannya tetap kurus. Padahal, tubuh kurus bukan berarti

3
sehat. Untuk mengontrol pola makan, kuncinya bukan dengan mengeliminasi
makanan melainkan dengan pengetahuan akan kapan dan bagaimana
mengombinasikan makanan.
Menurut (Gunawan, 2009), saat ini telah dikenal beberapa modifikasi
pola makan yang bertujuan untuk memperoleh kesehatan yang lebih baik.
Diantaranya adalah DASH (Dietary Approaches to stop Hypertension) untuk
hipertensi, Delicious Heart Healthy Recipes oleh NIH (National Hearth
Institusion) yang ditujukan untuk menjaga kesehatan jantung, diet mediterrean
oleh AHA (American Heart association) serta Food Combining.
Menurut (Gunawan, 2009), bahwa Food Combining merupakan salah
satu modifikasi diet yang mengutamakan keseimbangan zat gizi. Konsep dari
food combining ini pada dasarnya menganggap bahwa usus manusia memiliki
kemampuan terbatas. Pola makan ini dirancang selaras dengan siklus
metabolisme tubuh, supaya proses pencernaan makanan, penyerapan sari
makanan, pemanfaatannya untuk tubuh, serta pembuangan sampah makanan
berlangsung secara efektif dan efesien.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pembaca dan penulis tentang terapi
komplementer dengan menggunakan cara food combining?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui terapi
komplementer dengan menggunakan cara food combining.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara dan prinsip apa saja supaya food combining
bisa berhasil saat dipraktikkan oleh peminat food combining.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Penulis
Supaya penulis dapat memperoleh informasi tentang terapi
komplementer dengan menggunakan cara food combining, sehingga
dapat dijadikan referensi tambahan, serta dapat menambah pengetahun
penulis.

4
1.4.2 Bagi Pembaca
Supaya pembaca dapat memperoleh informasi tambahan tentang
terapi komplementer dengan menggunakan cara food combining, dan
dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Food Combining


Menurut (Gunawan, 2009) dalam buku Food Combining: Kombinasi
Makanan Serasi bahwa Dokter William Howard Hay, ahli bedah terkenal di
Amerika pada awal tahun 1990an, adalah salah seorang pengikut yang juga
yang mempopulerkan Food Combining. Sebagai ilmuwan, Hay sudah
membuktikan sendiri bahwa tubuh manusia memang dikaruniai kemampuan
untuk menyembuhkan diri sendiri. Program pola makan untuk kesehatan ini
mulanya disebut food separation (pemisahan makanan) dan sempat dikenal
sebagai Hay System Diet (Hay’S Diet). Dalam perkembangan selanjutnya,
pola makan ini lebih popular dengan sebutan Food Combining.
Menurut (Gunawan, 2009), Food Combining adalah suatu cara
mengatur asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah
tubuh, khususnya system pencernaan. Berbeda dengan diet-diet popular
lainnya, Food Combining tetap dapat membuat pelakunya makan enak sampai
kenyang tetapi tubuh semakin sehat dan bahkan ukuran tubuh menjadi ideal.
Efek pola makan ini melancarkan proses pencernaan dan penyerapan,
menyebabkan pemakaian energy lebih efisien, dan penumpukan zat-zat yang
tidak dapat dicerna dan tidak diperlukan tubuh dapat dihindari. Inilah yang
membuat tubuh jadi sehat dan tidak kelebihan berat badan.
2.2 Cara Melakukan Food Combining
Menurut (Yuliandari, 2015) dibawah ini tahapan memulai Food
Combining dengan nyaman. Langkah-langkah dibawah ini sifatnya tak
mengikat sesuai dengan kondisi Food Combining masing-masing, yaitu:
1. Persiapan dan Inpeksi Lemari
Food Combining sangat mengharuskan konsumsi banyak buah, sayur
segar, dan bahan pangan sealami mungkin. Jadi siapkan lemari es anda,
isi dengan bermacam-macam buah dan sayur segar. Perlu diingat, semua
buah dan sayur memiliki masa simpan yang tidak terlalu lama. Anda
dapat menghitung kebutuhan harian dan menyesuaikan stok dengan

6
kebutuhan. Jika memungkinkan pilihlah buah dan sayur organic, jika
tidak tersedia dapat diganti dengan yang ada di pasaran. Sebaiknya
menyeleksi lemari penyimpanan makanan. Singkirkan makanan,
camilan, dan minuman yang kosong nutrisi dan mengandung berbagai
bahan aditif yang tidak berguna bagi kesehatan, misalnya biscuit cokelat,
soda ,dan lain-lain. Sebenarnya, makanan dan minuman tersebut boleh
dikonsumsi sesekali. Namun yang dikhawatirkan pada tahap awal ini
Anda mudah tergoda dan akan memakannya lagi. Maka akan
menyebakan kekacauan program Food Combining Anda.
2. Mulai Dengan Kebiasaan Baik
Setelah lemari Anda sudah aman. Maka mulailah kebiasaan-kebiasaan
baik terkait makan. Perbanyak makan buah dan sayur, cukupi kebutuhan
air tubuh Anda setidaknya 2,5 liter sehari, lalu mulai membuang
kebiasaan-kebiasaan buruk. Berhenti atau minimalkan dalam konsumsi
kopi, teh, minuman bersoda, goring-gorengan, snack berMSG, aneka
cake dan kue-kue. Mulai batasi dengan ketat makan prosesan seperti
bakso, sosis, dan lainnya. Kurangi pola konsumsi protein hewani secara
bertahap. Lakukan kebiasaan ini selama 1-2 minggu.
3. Jeniper plus Sarbu (sarapan buah)
Di awal-awal sarapan buah, mungkin Anda masih membutuhkan makan
buah hingga berkali-kali. Tak masalah asalkan jenis buah yang dipilih
sudah betul seperti manis karena matang sempurna, berair dan berserat.
Pastikan pula mengunyah dengan baik 10-20 kali kunyah untuk buah-
buahan.
4. Tambahkan Satu Waktu
Setelah terbiasa dengan sarapan buah, maka bisa menambahkan satu
waktu makan sesuai Food Combining. Silahkan pilih makan siang atau
makan malam, sesuaikan dengan aturan Food Combining. Jika memilih
menu protein, makanlah sejumlah kecil protein hewani dengan sayuran.
Sebaliknya jika memilih menu pati, Anda bisa menikmati nasi beserta
lauk nabati ditemani sayur-sayuran.
5. Food Combining Dengan Total

7
Setelah mengawali dengan Jeniper dan makan siang hingga makan
malam sesuaikan dengan prinsip Food Combining. Jalani 1-2 minggu
dan nikmati, biasanya Anda akan merasakan banyak perubahan
signifikan.
6. Berjuang Naik Kelas
Untuk mencapai manfaat maksimal. Lakukan upaya-upaya yang
mempercepat tubuh Anda mencapai homeostatis, misalnya tambahkan
lagi porsi rawfood yang dikonsumsi. Jika biasanya sayuran mentah
hanya menempati wilayah yang sempit dalam piring Anda, kini coba
menambahkan atau full sayuran mentah kalau bisa.
2.2.1 Contoh Menu Food Combining
1. PAGI
 1-2 gelas air masak hangat + sedikit air jeruk nipis è
pembentuk basa
 1-2 gelas jus buah segar  (jeruk, pepaya, nanas, melon, dll) è
pembentuk basa
 1 porsi buah segar jika masih lapar (pepaya, mangga, apel, dll)
è pembentuk basa (Apriadji, 2012).
2. KUDAPAN PAGI
 1-2 gelas jus buah segar  (jeruk, pepaya, nanas, melon, dll) è
pembentuk basa
 1 porsi buah segar jika masih lapar (pepaya, mangga, apel, dll)
è pembentuk basa (Apriadji, 2012).
3. MAKAN SIANG
 1 porsi ayam panggang kecap asin (maks. ½ ekor ayam
kampung) è pembentuk asam
 1 porsi setup aneka sayuran (wortel & buncis) è pembentuk
basa
 1 gelas jus sayuran mentah (wortel, mentimun, bit, seledri, dll)
è pembentuk basa (Apriadji, 2012).
4. KUDAPAN SORE

8
 1 gelas jus buah segar atau 1 buah pisang atau 1 gelas susu
kedelai è pembentuk basa
 1-2 potong kue kecil atau jajan pasar (asal tidak terlalu sering)
è pembentuk asam (Apriadji, 2012).
5. MAKAN MALAM
 1 porsi nasi beras merah è pembentuk asam
 1 porsi balado terong è pembentuk basa
 1porsi perkedel tahu jamur panggang è pembentuk basa
 1 porsi urap aneka sayuran è pembentuk basa
 1 gelas jus sayuran mentah è pembentuk basa (Apriadji, 2012).
6. SEBELUM TIDUR
 1 gelas jus sayuran mentah (Apriadji, 2012).
2.3 Prinsip Food Combining
Menurut (Gunawan, Food Combining: Kombinasi Makanan Serasi
(Pola Makan Untuk Langsing dan Sehat), 2009), Pada prinsipnya pola makan
Food Combining adalah salah satu cara termudah untuk mencapai kondisi
homeostasis. Food combining merupakan pola makan yang berbasis pada tiga
hal sederhana, yaitu:
2.3.1 Apa yang dimakan?
Karbohidrat, protein dan lemak adalah zat-zat gizi yang paling
berperan mengendalikan setiap proses pencemaan Disebut juga zat gizi
makro karena diperlukan dalam jumlah besar. Sedangkan vitamin dan
mineral, yang membantu metabolisme zat-zat gizi makro, disebut zat-zat
gizi mikro karena hanya diperlukan dalam jumlah kecil, Suatu jenis
makanan diklasifikasikan sebagai karbohidrat, protein, atau lemak jika
kandungan unsur gizi minimal sekitar 20% dari total gizi yang
dikandung makanan itu.
Hampir semua makanan mengandung unsur karbohidrat, protein
dan lemak. Namun proporsi setiap unsur tidak sama pada setiap
makanan. Pada setiap jenis makanan umumnya hanya terdapat satu
unsur gizi makro saja yang sangat dominan. Secara ilmiah, kondisi ini
selaras dengan pencernaan manusia yang tidak memiliki kemampuan

9
mencerna lebih dari satu gizi dominan berbeda pada saat bersamaan.
Campuran aneka makanan yang unsur-unsur dominannya berbeda akan
mengubah komposisi unsur makanan secara total. Jan Dries (ahli gizi
Belanda) mengklasifikasikan unsur gizi ke dalam tiga unsur gizi utama
yang dalam ilmu gizi umum dikenal sebagai karbohidrat, protein dan
lemak oleh Jan Dries diuraikan lagi menjadi lima unsur utama yaitugula,
pati protein, asam dan lemak.
Sedangkan menurut (Lebang, 2015) ia menyederhanakan unsur
makanan yang umum tersebut menjadi :
1. Pati
Identik dengan pemberi tenaga serta rasa kenyang yanf instan. Pati
yang baik adalah jenis yang masih memiliki zat-zal gizi alamiah dan
minim proses. Dalam bentuk utuhnya, dia masih mengandung
vitamin, serat, enzim, mineral dan subtansi penting lain yang bisa
dimanfaatkan oleh tubuh secara maksimal.
Pati alami sekalipun sebaiknya hanya dikonsumsi secukupnya saja,
mengingat kemampuan organ hati untuk menampung glikogen sangat
terbatas Ekstra pati yang tidak terpakai akan diubah menjadi lemak
dan disimpan di hati dan bagian-bagian tubuh lain. Pati alami sangat
bermanfaat bagi penderita kelebihan berat badan dan diabetes karena
dengan porsi sedikit saja seratnya cukup membuat rasa kenyang yang
lebih lama dan membantu memperlambat penyerapan gula pada usus
halus.
2. Protein
Merupakan pembentuk sel-sel baru tubuh. Dikelompokkan menjadi
protein hewani dan protein nabari Kandungan asam amino dalam
protein adalah unsur utama pembentuk sel bahan utama pembangunan
dan perbaikan jaringan tubuh, hormon, enzim, dan banyak hal
substansial lain terkait tubuh manusia.
Penguraian protein hewani ke dalam bentuk asam amino agar bisa
diserap tubuh berlangsung lama dan memberatkan kerja sistem cerna.
Juga menyedot energi yang seharusnya dialokasikan secara kolektif

10
untuk mejaga keseimbangan tubuh. Asam amino protein hewani pun
mudah rusak, terutama karena protein hewani harus diproses panas
dulu agar bisa dikonsumsi aman
Protein nabati bisa disumbangkan dalam bentuk kacang- kacangan
da polong-potongan. Buah dan sayur pun menyumbang protein dalam
bentuk asam amino sederhana yang lebih mudah diserap oleh tubuh.
Mengkonsumsi protein nabati, buah, dan sayur dalam jumlah cukup
sebenarnya bisa meminimalisasi pemakaian protein hewana dan
meningkatkan kualitas kesehatan.
3. Sayuran
Sebagai pembentuk sifat basa, apabila dikonsumsi benar sayuran
akan mampu menetralkan pH dan menciptakan kondisi homeostasis.
Sayuran kaya akan karbohidrat, serat, vitamin dan mineral. wama
pada sayuran juga mencirikan vitamin yang bisa diberikan kepada
tubuh warna kuning, oranye dan merah mensuplai beta karoten
pembentuk vitamin A, sedangkan warna hijau melimpahi tubuh
dengan zat besi.
Sayuran kaya serat, yang bersifat cukup keras dan padat
mempermudah kera sistem pencenaan terutama kerja peristaltik
(mendorong makanan) pada usus. Jika disajikan segar, sayuran juga
pada memberikan asupan enzim berlumpah sehingga secara
signifikan meringankan sastem cerna karena membuat kerja organ
penghasilenzim tidak perlu bekerja keras. Dalam tubuh manusia
memiliki lebih dari 5.000 macan eruim, dan dapat digolongkan secara
umum menjadi enzim pencemaan dan emzim metabolisme. Enzim
pencemaan adalah enzim enzim yang membantu pencernaan dan
penyerapan makanan, contohnya Ipase, protease, dan amilase.
sedangkan enzim metabolisme adalah enzim-enzim yang
berhubungan secara langsung dengan seluruh aktivitas pendukung
kehidupan, mengatur pembuangan bahan-behan yang tidak diperlukan
oleh tubuh, pemulihan jantung dan organ-organ lain, serta
metabolisme energi di dalam sel.

11
Kandungan gula dan sifat asam yang sangat rendah membuat
sayuran bersifat netral dan mudah dikombinasikan dengan makanan
lain. Bahkan berkat sifatnya ini, sayuran mampu menetralisisasi efek
buruk dari beragam makanan yang sejatinya tidak terlali baik untuk
tubuh saat dikonsum bersamaan.
Sayuran juga kaya air Mengkonsumsi sayuran, terutama dalam
keadaan segar, mampu membantu mengisi kebutuhan tubuh akan
asupun cairan taran yang sering kali kurang tanpa disadari.
Sayangnya, budaya kuliner membuat poses memasak setang menjadi
berlebihan, membuat sayuran harus melewati ses pemanasan yang
merusak cadangan air, enzim,mineral dan nutrisi.
4. Buah
Kandungan dan manfaat buah sama dengan sayuran mempermudah
tubuh mencapai kondisi homeostasisnya. Gula buah atau
fruktosamemasok energi yang cepat bagi tubuh. Namun harus
dikonsumsi secara cermat dan tepet karena gula buah bersifat
merusak protein dan lemak. Serat buah juga cenderung lunak dan
tidak serasi saat dipadukan dengan serat sayuran yang lebih keras,
terutama bagi mereka dengan sistem cerna sensitif. Kondisi ini
mengharuskan buah dikonsumsi dalam keadaan perut kosong. Atau
beri jarak 15-20 menit sebelum makan. Dan sesudah makan,
sebaiknya tidak menyantap buah hingga 4-5 jam kemudian Berlaku
juga untuk buah yang dibuat sebagai minuman jus. Buah sangat cepat
memberikan energi sekaligus tidak menguras energi tubuh. Enzim
bawaan buah membantu menguraikan buah sehingga sistem cerna
tidak perlu memprosesnya. Namun, tubuh yang tersuplai energi buah
juga tergolong cepat kehilangan energima. Itu sebabnya buah tidak
dapat dijadikan pengganti menu makan utama, seperti makan siang
dan makan malam karena ketersediaan energi tubuh akan terganggu
dan mengakibatkan metabolisme menjadi tidak berjalan baik.
2.3.2 Waktu makan

12
Menurut (Gunawan, Food Combining: Kombinasi Makanan
Serasi (Pola Makan Untuk Langsing dan Sehat), 2009), Food
Combining mengacu pada ritme biologis dalam mengatur waktu dan
jenis makanan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh. Setiap fungsi
tubuh mempunyai irama biologis (eircadian nythm) yang jam kerjanya
tetap dan sistematis dalam siklus 24 jam sehari. Sistem pencernaan
sendiri terbagi atas tiga fase yang ketiganya secara simultan aktif
selama 24 jam, tapi pada waktu-waktu tertentu masing-masing akan
lebih intensif dibandingkan fase-fase lainnya Jika salah satu fase
terhambat, fase berikutnya akan ikut terhambat. Hambatan ini besar
terhadap proses metabolism.
Menurut (Lebang, 2015), Siklus sirkadian yang terkait dengan
sistem pencernaan ini berlaku sebagai berikut:
1. Fase cerna atau pencernaan (pukul 12.00-20.00)
Pada fase ini, sistem pencernaan berlaku aktif dalam menerima
makanan yang masuk. Ininlah rentang waktu manusia cenderung
lebih leluasa mengonsumsi makanan. Secara budaya, fase ini sejalan
dengan waktu makan siang, kudapan sore, dan makan malam.
Merupakan saat yang tepat untuk mengkonsumsi makanan padat
karena fungsi pencernaan bekerja lebih aktif setelah pukul 8-9
malam tidak dianjurkan makan makanan padat lagi karena tidur.
2. Fase penyerapan dan asimilasi (jam 8 malam – 4 pagi)
Pada saat tubuh dan pikiran sedang istirahat total atau tidur,
tubuh mulai menyerap, mengasimilasi, mengedarkan zat makanan
dan detoksifikasi. Makan larut malam atau kurang tidur akan
menghambat fase ini karena energy yang ada terbagi untuk mencerna
makanan atau aktivitas yang dilakukan ketika sedang tidak tidur.
Pada fase ini, tubuh memanfaatkan secara maksimal apa yang
dimakan pada waktu sebelumnya. Saat inilah berlangsung
penyerapan zat gizi, sirkulasi zat – zat berguna yang diproses dari
makanan, pergantian sel, perbaiakan jaringan, dan sebagainya.
Dibutuhkan energy sangat besar dan rumit pada fase ini. Itulah

13
sebabnya secara ilmiah secara alamiah pada fase ini manusia
menurunkan pacu ritmenya dengan memasuki waktu tidur.
Mengganggu fase ini dengan mengonsumsi makanan atau tidak tidur
akan mengganggu proses yang semestinya terjadi dan membuat
kerusakan kesehatan jangka pendek maupun panjang.
3. Fase pembuangan (jam 4 pagi – 12 siang)
Secara intensif tubuh mulai melakukan pembuangan sisa-sisa
makanan dan sisa-sisa metabolisme. Siklus ini paling banyak
memakai energi. Selagi siklus ini berlangsung sebaiknya tidak
mengonsumsi makana berat dan padat karena akan menurunkan
intensitas proses pembuangan, memperlambat proses pencernaaan,
dan memboroskan energi.
Berdasarkan ritme ini, pola makan dalam Food Combining
diatur. Makanan dan kudapan yang bersifat lebih padat dialokasikan
pada waktu siang, sore, dan malam; disesuaikan dengan kesiapan
tubuh dalam menerima makanan yang masuk.
Sementara pagi hari, saat alokasi energy dibutuhkan untuk fase
pembuangan, makanan yang lebih ringan dan mudah diserap oleh
tubuh sangat disarankan. Itulah sebabnya Food Combining identic
dengan pemanfaatan buah segar sebagai bahan baku makanan untuk
sarapan. Sifat buah adalah ringan, mudah dicerna, tetapi memberikan
asupan energy signifikan.
Sarapan buah bagi pemula sebaiknya dilakukan berkala pukul
06.00 – 11.00. makan perlahan, mengunyah dengan baik, dan
pastikan tercampur air liur. Saat perut terasa kenyang, hentikan
makan. Konsep sama ajuga berlaku saat mengkonsumsi buah segar
dalam bentuk jus. Cara ini efektif mencegah rasa mulas, kembung
dan pusing yang acap terjadi apabila mengkonsumsi buah tergesa-
gesa karena buah tidak tercampur enzim cerna dalam air liur, serta
lonjakan gula darah yang mendadak.
2.3.3 Bagaimana memakannya

14
Menurut (Lebang, 2015), Memformulasikan makanan ke dalam
tiga unsur dasar untuk mempermudah pemahaman Food Combining ,
yaitu pati, protein, dan sayur. Perpaduan unsur – unsur tersebut adalah
yang paling utama dari metode diary food ala Food Combining.
Berikut ini kombinasi makanan ideal dalam Food Combining menurut
1. Protein Hewani – Pati (Kombinasi tidak ideal)
Protein hewani apabila dicampur dengan karbohidrat akan
menghasilkan masalah bagi pencernaan manusia. Masing-masing
unsur makanan tersebut memerlukan enzim yang berbeda untuk
diolah oleh tubuh.
Karbohidrat dicerna oleh enzim cerna amylase (terdapat di air
liur) dan protein hewani dicerna oleh enzim pepsin (bekerja begitu
makanan memasuki alat cerna dalam perut). Sayangnya, kedua enzim
ini tidak bias bekerja saat bertemu satu sama lain. Amilase akan
berhenti bekerja sehingga menghasilkan karbohidrat yang belum
terurai sempurna sepanjang proses pencernaan.
Juga dilihat dari sisi waktu cerna atau atau terurai, keduanya
memiliki waktu yang berbeda. Zat-zat dalam protein hewani
cenderung lebih lama terurai daripada karbohidrat. Belum lagi
apabila sumber protein yang dikonsumsi telah mengalami proses
pembuatan yang merusak nilai gizinya, seperti hidangan ayam di
restoran cepat saji, atau daging sapi dalam bentuk burger atau sosis.
Paduan itu bias menimbulkan semacam endapan sisa yang tak
terurai oleh tubuh dengan baik. Endapan ini disimpan dalam usus
besar sebagai pusat penyimpanana zat tidak terpakai dalam tubuh
manusia. Secara akumulatif, endapan ini menumpuk dan sulit
dikeluarkan sehingga mengundang bakteri serta parasite yang akan
menggangu kesehatan secara umum.
2. Protein – Sayuran (kombinasi ideal)
Kombinasi ini ideal dan sangat melengkapi satu sama lain. Oleh
karena itu protein hewani adalah pembentuk asam, sayuran (terutama
segar) sangat melengkapi karena sifatnya sebagai pembentuk basa.

15
Mengkonsumsi keduanya secara bersama akan meminimalisasi
pengaruh buruk protein hewani terhadap tubuh. Serat yang terdapat
pada sayuran segar bersifat solid sehingga membantu menguranagi
kerumitan tubuh dalam mencerna protein hewani, setidaknya
pergerakan protein hewani dari lambung hingga usus besar.
Dalam hal ini, sayuran yang tinggi patinya, seperti kentang,
talas, ubi , jagung dan jenis umbi-umbian lain, bukanlah jenis
sayuran yang dianjurkan untuk dapat dipadukan dengan protein
hewani. Sayuran masak dalam bentk proses yang panjang, tergolong
sulit memberikan efek positif komplementer sayuran terhadap
protein hewani, seperti gula pakis, sayur lodeh dan sup tomat.
Catatan berbeda diberikan kepada protein nabati. Protein ini
tergolong netral, terutama dalam bentuk pasca-fermentasi seperti
tempe karena ringan dalam mencernya. Kandungan lemak pada
protein nabati pun tidak membertkan. Untuk alas an ini protein nabati
tidak tergolong dalam kombinasi tidak ideal bila dipadukaan dengan
pati.
3. Pati – Sayuran (kombinasi ideal)
Sama dengan kombinasi protein – sayuran, serta sayuran dapat
meminimalisasi efek buruk berlebihan dari pati. Serat sayurana
memberikan rasa kenyang sehingga keinginan untuk mengkonsumsi
pati dalam jumlah banyak jadi berkurang. Takaran dalam
mengkonsumsi pati dan sayuran adalah sama.
2.3.4 Food Combining Bagi Pemula
Menurut (Gunawan, Food Combining: Kombinasi Makanan Serasi
(Pola Makan Untuk Langsing dan Sehat), 2009) dalam buku Food
Combining: Kombinasi Makanan Serasi bahwa ada tata cara untuk food
combining bagi pemula, yaitu:
a. Sarapan hanya buah (dijus atau dipotong). Porsi sampai cukup
kenyang, tidk berlebihan dan tidak kekurangan. Buah tidak boleh
dimakan sekaligus, tetapi perlahan dan sedikit-sedikit

16
b. Buah tidak dimakan sesudah/bersamaan protein dan pati. Jika
dimakan sebelum makanan lain, tunggu 10-30 menit sebelum
makanan lain.
c. Protein untuk menu siang dan pati untu makan malam, atau boleh
sebaliknya. Keduanya tidak bias dikonsumsi jadi satu. Tetapi dalam
satu hari kebutuhan protein dan pati tetap harus dipenuhi.
d. Protein sebaiknya satu macam saja , missal ikan atau daging.
Sedangkan pati oleh lebih dari satu, missal nasii dan perkedel
kentang atau nasi dan bakmi goring. Perkedel kentang boleh
memakai sedikit telur. Bola daging juga boleh memakai sedikit
terigu. Kombinasi dua makanan tidak masih bias ditoleransi jika
salah satunya dalam porsi yang jauh lebih kecil.
e. Sayuran harus mendampingi protein dan pati untuk menjaga
keseimbangan asam basa. Porsi sayuran dua atau tiga kali lipat porsi
protein atau pati (kira-kira 75%:25%). Menu sayuran harus termasuk
sayuran mentah, bias lalapan, salad, atau jus sayuran mentah.
2.4 Manfaat Food Combining
Menurut (Yuliandari, 2015) bahwa pengaturan pola makan Food
Combining, member banyak manfaat. Berikut ini beberapa manfaat yang telah
dibuktikan oleh banyak pelaku Food Combining:
1. Makan Lebih Proporsional
Pola makan sehat yang sudah sangat dikenal dan banyak
dipraktikkan adalah 4 sehat 5 sempurna. Pola makan yang menganjurkan
konsumsi aneka unsure makanan dalam satu kali sajian. Karbohidrat, lauk
pauk (hewani dan nabati), sayur, dan buah-buahan dikonsumsi bersamaan
dalam satu waktu makan. Faktanya, banyak orang merasa kesulitan
memenuhi asupan buah dan sayuran akibat sudah merasa kekenyangan.
Berapa jumlah konsumsi buah dan sayur yang ideal untuk satu orang
dalam sehari? Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan
Pangan Dunia (FAO), konsumsi buah yang ideal per hari adalah 2-4 porsi
sedangkan sayur 3-5 porsi.

17
Dengan mengasup makanan mengikuti pola Food Combining
ternyata memudahkan kita untuk memenuhi asupan buah dan sayur tanpa
harus merasa kekenyangan. Prinsip makan buah sebagai sarapan atau
makan buah pada saat perut kosong yang dianjurkan dalam Food
Combining sangat membantu kita memenuhi kecukupan buah dalam
sehari. Berbeda jika kita makan buah sebagai pencuci mulut setelah makan
utama, dalam kondisi perut sudah sangat kenyang dan akhirnya hanya
dapat terisi sedikit saja porsi buah. Begitu pula porsi sayur, yang memang
dalam Food Combining mendapat tempat sangat penting. Food Combining
menganjurkan minimal konsumsi sayur separuh piring, separuhnya lagi
yang masih kosong dapat diisi dengan nasi (karbohidrat) dan lauk. Dengan
cara ini, pengkonsumsi dapat mencukupi kebutuhan semua unsure
makanan tanpa harus merasa terpaksa menenelan akibat kekenyangan.
2. Lebih Berenergi
Sarapan buah ala Food Combining sangat membantu menghemat
energy tubuh untuk mencerna. Fruktosa buah yang siap diserap menjadi
sumber energy siap pakai tanpa tubuh harus lelah mencernanya.
Penggunaan energy yang efisien ini membantu tubuh terasa lebih bugar
dan anti mengantuk. Rasa kantuk yang sering menyerang jika kita memilih
menu sarapan konvensional semisal bubur ayam, nasi goring, nasi uduk,
tak akan menyerang para Food Combiner yang mengonsumsi buah sebagai
sarapan. Begitu pula dengan santapan saat makan siang dan makan malam.
Dengan menyantap hanya unsur-unsur makanan yang memenuhi kaidah
kombinasi serasi, maka tubuh akan lebih mudah mencerna. Sebaliknya
kombinasi makanan yang tidak serasi membuat organ dan enzim cerna
kerepotan melaksanakan tugasnya. Energy yang dikeluarkan juga banyak,
akibatnya tak banyak energy tersisa untuk melakukan hal lainnya. Tubuh
pun mudah kelelahan dan tak berenergi.
3. Daya Tahan Tubuh dan Masalah Alergi
Alergi secara umum diyakini sebagai masalah bawaan yang sulit
diatasi. Umumnya, penderita alergi hanya menerima pil ampuh bernama
antihistamin untuk mengatasi alerginya lalu di lain waktu alergi itu terjadi

18
lagi saat sang allergen tak kuasa dihindari. Banyak pelaku Food
Combining yang melaporkan bahwa masalah alergi mereka sangat
berkurang setelah berFood Combining. Dalam salah satu penjelasannya,
kombinasi makanan yang buruk menyebabkan makanan tak tercerna
sempurna, karbohidrat plus protein hewani misalnya. Saat hasil
pencernaan yang tak sempurna tadi diserap, tubuh mengenalinya sebagai
zat asing. Selanjutnya muncul reaksi alergi.
Food Combining sering dikaitkan dengan masalah daya tahan
tubuh. Banyak pelaku Food Combining melaporkan peningkatan daya
tahan tubuh selama menjalani Food Combining. Tubuh menjadi jarang
sakit, kalaupun sakit biasanya mereka akan sangat cepat sembuh. Hal ini
dapat dipahami dengan pemahaman, bahwa tubuh memiliki sistem sendiri
untuk mempertahankan dirinya dalam kondisi baik. Fungsi ini sering
tidak berjalan baik, akibat kebiasaan makan buruk yang terjadi terus
menerus. Food Combining memberikan tubuh hanya apa yang
dibutuhkannya. Karena fungsi alamiah tubuh dapat kembali optimal,
termasuk system kekebalan tubuh.
4. Penyembuhan dan Perawatan Penyakit
Jika melihat kembali sejarah Food Combining, banyak penganjur
Food Combining yang memulai mengenal Food Combining berkaitan
dengan kondisi sakit. Wiliam Howard Hay yang dikenal sebagai orang
yang mempopulerkan Food Combining, awalnya mengalami gangguan
ginjal lalu sembuh dengan prinsip-prinsip Food Combining. Dr.Hay
sendiri telah membuktikan bagaimana penyakit ginjal kronis,
pembengkakan jantung dan tekanan darah tinggi yang dideritanya selama
bertahun-tahun sembuh hanya dalam tiga bulan setelah menjalani pola
makan Food Combining. Demikian pula Kathryn Marseden penulis buku-
buku Food Combining terkenal, merawat sang suami yang terkena kanker
dan sangat terbantu dengan Food Combing. Namun, yang perlu dipahami
adalah bahwa Food Combing bukanlah sejenis pil ampuh. Karena Food
Combining bukanlah obat, pola makan ini bersifat umum, tidak spesifik
untuk kondisi-kondisi tertentu. Bukan seperti obat yang jika nyeri minum

19
anti nyeri, alergi minum antihistamin, maag minum antacid, dan lain
sebagainya.
5. Berat Badan Ideal, Hanya Bonus.
Food Combining memang bukan pola makan untuk langsing tapi
lebih untuk kesehatan. Namun, ternyata banyak sekali pelaku Food
Combining yang melaporkan penurunan berat badan yang signifikan.
Selain penurunan berat badan, ada juga Food Combiner yang tadinya
bertubuh amat kurus mendapatkan penambahan bobot sehingga menjadi
ideal selama menjalani Food Combining. Hanya satu hal yang berbeda
antara Food Combining dengan metode penurunan berat badan lainnya
yang mayoritas menekankan diet ketat. Pelaku food combining tak perlu
merasa kelaparan karena asupannya dibatasi, ini membuat mereka lebih
nyaman dan biasanya awet melakukan Food Combining dalam jangka
panjang. Sebaliknya, pelaku diet dengan pembatasan makanan memang
mendapatkan penurunan berat badan lebih cepat tetapi pembatasan makan
yang ketat bisa membuat pelaku diet kurang nyaman, tersiksa, dan
akhirnya bosan menjalankannya. Akibatnya tubuh cepat kembali melar.
6. Kencantikan Kulit
Kulit yang cantik dan awet muda adalah danbaan semua orang,
khususnya kaum wanita. Berbagai cara dari yang murah hingga jutaan
rupiah pun akan dilakukan demi mendapatkannya. Meski tak semua itu
berhasil. Vitamin, mineral, antioksidan, dan nutrisi lainnya adalah
kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kulit cantik, sehat dan
awet muda. Nutrisi tersebut bisa dipenuhi lewat makanan, suplemen, dan
produk perawatan kulit. Food Combining membantu kita mengatur asupan
makanan yang seimbang. Pola makan ini juga membantu apa yang kita
asup tercerna dan terserap secara optimal sehingga nutrisi bagi kulit juga
akan terpenuhi.
Selain itu, Food Combining juga menghindari konsumsi makanan
dengan kombinasi yang tidak serasi. Kombinasi makanan yang tak serasi
akan memberatkan pencernaan dang menggunakan energy yang sangat
besar, akibatnya kita merasa lelah demikian juga dengan kulit. Maslah

20
jerawat dan berbagai problem kulit juga bisa teratasi dengan Food
Combining. Hal ini dikarenakan kulit sebagai salah satu indicator bagian
dalam tubuh, jika seluruh system tubuh dapat berjalan dengan semestinya
maka tak akan memunculkan peringatan ke permukaan berupa berbagai
masalah kulit termasuk jerawat.
2.5 Dasar Teori Food Combining
1. Pola makan alami
Pola makan alami yang menjadi dasar FC sebenarnya sudah lama
dikenal manusia. Akarnya diambil dari pola makan orang-orang Esseni
(bangsa yang hidup di Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu). Namun
orang pertama yang mempopulerkan pola makan ini adalah Dr. William
Howard Hay, ahli bedah kenamaan pada tahun 1920-an di AS. Makanya,
pola makan ini juga dikenal sebagai Hay System Diet (Apriadji, 2012).
Dr. Hay sendiri telah membuktikan bagaimana penyakit ginjal kronis,
pembengkakan jantung, dan tekanan darah tinggi yang dideritanya selama
bertahun-tahun sembuh hanya dalam tiga bulan setelah menjalani pola
makan FC. Bahkan seperempat bobot tubuhnya yang hampir mencapai
100 kg juga lenyap bersama penyakit-penyakitnya. Itulah sebabnya ia
berkesimpulan bahwa kesehatan dan vitalitas seseorang sangat bergantung
pada pola makannya (Apriadji, 2012).
Lalu apa bedanya FC dengan pola makan 4 Sehat 5 Sempurna yang
mengutamakan keseimbangan gizi, Dasarnya sama. FC tetap
mepertahankan pola makan 4 Sehat 5 Sempurna. Hanya saja, FC
memperhitungkan siklus pencernaan tubuh manusia, yakni pencernaan-
penyerapan-pembuangan, yang ternyata berlainan intensitasnya pada pagi,
siang, dan malam. Selain itu, dalam FC juga diperhitungkan sifat asam-
basa makanan, sehingga ada kombinasi-kombinasi makanan tertentu yang
tidak dianjurkan, karena menghambat kelancaran kerja pencernaan tubuh
(Apriadji, 2012).
2. Siklus alami tubuh
Berdasarkan penelitian ekstensif tentang siklus fisiologi, ditemukan
bahwa setiap fungsi tubuh memiliki irama aktivitas biologi yang bekerja

21
secara sistematis dalam siklus atau putaran 24 jam tanpa henti. Proses
pencernaan sendiri terdiri dari tiga siklus yang didasarkan pada tiga fungsi
tubuh, yaitu menyerap (sari-sari makanan), mencerna (zat-zat makanan),
dan membuang (sampah-sampah makanan). Meskipun ketiga fungsi
tersebut bekerja aktif secara simultan (terus-menerus), setiap delapan jam
sehari masing-masing lebih intensif dibandingkan siklus-siklus lainnya
(Apriadji, 2012).
Pukul 12.00 – 20.00: Pencernaan
Pukul 20.00 – 04.00: Penyerapan
Pukul 04.00 – 12.00: Pembuangan
Siklus pencernaan sangat intensif antara pukul 12.00 (tengah hari) dan
pukul 20.00 (8 malam). Pada siklus ini energi tubuh lebih banyak
dipusatkan ke fungsi pencernaan. Sepanjang siklus ini merupakan saat
yang tepat untuk mengisi lambung dengan makanan padat. Kalau pada
siang hari perut tak terisi, Anda akan merasa sangat lapar (Apriadji, 2012).
Siklus penyerapan berlangsung sangat intensif antara pukul 20.00 (8
malam) dan pukul 04.00 (dini hari). Sepanjang siklus ini terjadi proses
penyerapan sebagian besar zat-zat makanan yang sudah tercerna dan
pembagian zat-zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Karena itu, tidur
terlambat atau makan larut malam dapat mengurangi pasokan energi yang
diperlukan untuk proses penyerapan. Hambatan pada salah satu siklus
dapat mengacaukan siklus-siklus berikutnya, sehingga Anda akan merasa
grogi pada pagi harinya (Apriadji, 2012). 
Siklus pembuangan sangat intensif terjadi antara pukul 04.00 (tengah
hari) dan pukul 12.00 (tengah hari). Pada siklus ini, energi akan lebih
banyak dipakai untuk membantu proses pembuangan. Sampah akan lebih
banyak dikeluarkan dalam siklus ini. Banyak orang mengeluh tidak
mempunyai nafsu makan pada pagi hari, tapi tidak menyadari bahwa ini
adalah hal sangat alami. Karena tubuh tengah melalui siklus pembuangan.
Tubuh tidak terlalu membutuhkan makanan padat (misalnya nasi dan
daging) yang sulit dicerna dalam kurun waktu tersebut, malah bisa

22
mengacaukan proses pembuangan karena kekurangan energi (Apriadji,
2012).
Menurut (Yuliandari, 2015) Food combinging merupakan pola makan
yang sangat alami, namun bukan sekedar alami dalam artian mengasup
bahan-bahan yang belum terlalu jauh bentuknya dengan bentuk aslinya di
alam. Alami di sini dalam arti, Food Combining memperhatikan apa yang
terjadi di dalam tubuh seperti yang sudah digariskan alam, apa yang
dibutuhkan tubuh, kemudian mengatur asupan makanan yang sesuai
dengan itu semua.
Sebagian orang mengernyitkan dahi, memandang aneh terhadap pola
makan ini, seakan-akan Food Combining adalah sesuatu yang sama sekali
baru bahkan terkesan mengada-ada. Sebagian bahkan berpendapat bahwa
Food Combining tak lebih hanyalah takhayul makanan modern, sesuatu
yang belum terbukti kebenarannya.
Faktanya, justru sejarah telah mencatat bahwa sejak 2.000-3.000 tahun
lalu, prinsip-prinsip dasar Food Combining telah diterapkan dengan penuh
konsistensi oleh suku bangsa Esseni yangntinggal di kawasan Palestina.
Suku Esseni mengikuti ajaran-ajaran yang berhubungan dengan pola
makan, misalnya:tidak makan roti dan daging dalam waktu bersamaan,
tidak makan susu bersama dengan daging, tidak makan berlebihan dan
memiliki kebiasaan puasa dalam rentang waktu tertentu.
Sejak tahun 1.800-an mulai bermunculan para ahli dari berbagai
kalangan yang menganjurkan prinsip-prinsip Food Combining. Awal
kemunculan mereka rata-rata disebabkan pengalaman pribadi atau
mengamati orang lain yang mengalami keluhan kesehatan tertentu dan
tidak tertentu oleh pengobatan konvensional saat itu. Mereka antara lain,
adalah :
 William Howard Hay
Adalah dokter ahli bedah di New York yang mengalami obesitas dan
berbagai keluhan pada usia 41 tahun. Hay menjadi obesitas akibat
kegemarannya akan makanan lezat. Tak hanya obesitas, Hay juga

23
menderita penyakit Chorn, yaitu sejenis penyakit ginjal akut, pembesaran
jantung dan tekanan darah tinggi yang serius.
Tim medis yang menangani Hay sudah angkat tangan. Akhirnya Hay
meemutuskan menempuh cara penyembuhan alternative. Hay mendatangi
seorang ahli pengobatan alamiah yang saat itu disebut natural hygienist.
Sang natural hygienist tersebut menganjurkan perbaikan pada pola makan
dan puasa. Hanya dalam waktu tiga bulan saja sejak melakukan perbaikan
pada pola makannya, Hay berhasil memangkas kelebihan berat badannya
sebanyak 24 kilogram. Berbagai penyakit yang dideritanya pun, perlahan-
lahan sembuh.
Pengalaman ini mendorong Hay mengembangkan penelitian mengenai
pola makan yang disebut food separation. Food separation inilah yang
kemudian berkembang menjadi cikal bakal Food Combining. Pada
perkembangan selanjutnya, Hay disebut-sebut sebagai pelopor Food
Combining. Ini sebenarnya hanyalah salah kaprah. Sebagai orang yang
disebut pelopor Food Combining, sebenarnya Hay hanya mengungkapkan
interpretasi terhadap gagasan yang sudah ada sebelumnya.
 Herbert M. Shelton, Guru Food Combining
Nama lengkapnya adalah Herbert Macgolfin Shelton, lahir di Eylie
Texas pada tanggal 6 Oktober 1895. Shelton adalah naturopath Amerika,
penganjur pengobatan alternatif, pasifus, vegetarian, dan pendukung
rawism (pola makan yang mengutamakan makanan segar atau mentah)
serta puasa.
Bisa dikatakan, Shelton adalah orang yang sangat berjasa dan pakar
riset terpenting dalam perkembangan Food Combining. Dia adalah periset
yang snagat tekun dan penullis yang sangat aktif. Shelton menulis artikel
serta lebih dari 40 buku terkait Food Combining, nutrisi, dan kesehatan
alamiah. Hingga saat ini, buku-buku Shelton masih terus dicetak ulang.
 Wied Harry
Wied Harry, praktisi kuliner Indonesia, alumnus jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB Bogor, juga turut memberi
warna pada perkembangan Food Combining di Indonesia. Awalnya, beliau

24
mengaku kurang berminat terhadap Food Combining, namun setelah
mendalami ilmu tentang sistem biokimiawi dan metabolism tubuh,
akhirnya berkesimpulan Food Combing, begitu rasional dan ilmiah.
Buku-buku Wied Harry yang lebih kea rah kuliner, serta posting-
posting beliau melalui media sosial, cukup memberi informasi segar pada
para penganut Food Combing di Indonesia.
 Erikar Lebang
Ada fenomena yang cukup menarik dalam perkembangan Food
Combining di Indonesia yaitu Erikar Lebang. Praktisi Yoga yang berdarah
Jawa-Toraja ini terbilang rajin berkicau melalui twitternya yang memiliki
follower sangat banyak, lebih dari empat puluh tiga ribu. Kehadiran
Lebang mampu memberikan inspirasi bagi kawula muda, khususnya
followernya, untuk mulai sadar tentang pola makan yang sehat. Dia
mampu membawakan topic-topik terntang nutrisi, khususnya Food
Combining, dengan gaya santai dan bahasa sederhana yang segar khas
anak muda.
Jika mengikuti twit-twitnya sama sekali tidak akan menjumpai
kalimat-kalimat berat yang membuat dahi berkerut, meskipun bagi orang
yang awam dalam hal nutrisi. Bahkan terselip pula kesegaran humor
dalam setiap twit-nya, meski banyak juga yang menganggap kalimat-
kalimatnya galak dan sinis. Kalimat pentup andalannya adalah “gak suka?
Unfollow saja!”.
 Kathryn Marsden
Kathryn Marsden adalah seorang nutrisionist Inggris. Dia adalah salah
satu penulis tentang Booa combining. Buku karya Marsdeu tentang Food
Combining seperti The Complete Book of Food combining demikian
terkenal. Sejak kesuksesan artikel dan bukunya yang perlama di tahun
1993. Marsden kemudian banyak berkontribusi dalam berbagai media
nasional dan internasional, majalah, televisi, dan radio.
Marsden sangat aktif memperkenalkan Food Combining sejak
suaminya sembuh dari kanker yang telah diderita selama lebih dari 9
tahun. Dengan bantuan pola makan Food Combining, suaminya masih

25
dapat bertahan selama 12 tahun lagi, meski lambung dan limpanya smdah
terlanjur diangkat.
 Andang Gunawan
Di Indonesia, Andang Gunawan dikenal sebagai pelopor Food
Combining. Pada tahun 1999, bukunya berjudul Food Combinink
Kombinasi Makanan Serasi diterbitkan dan menjadi salah satu buku
bestseller. Buku tersebut ditulis bordasarkan pengalaman keluhan
penyakit yang diderila Maxi Gunawan, suami beliau. Diceritakan bahwa
keluhan suaminya, tidak terbantu dengan obat- obatan bahkan meski telah
dibantu rendah kalori. Kondisi kesehatannya tidak menunjukkan
perkembangan yang iebih baik. Food combening yang kemudian menjadi
berarti dalam kesembuhan beliau.
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan atau Ketidakberhasilan
Menurut (Yuliandari, 2015) Food Combining bukanlah sekedar diet,
namun lebih ke gaya hidup. Jadi harapannya, food combining dapat bertahan
dilakukan sepanjang hidup kita. Bukan seperti diet kebanyakan yang antusias
diawal lalu mengendur bahkan tak berkelanjutan. Dibawah ini faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau ketidakberhasilan Food Combining:
1. Siapkan Tekad
Luruskanlah niat, jangan lupa bahwa Food Combining bukan semata-
mata pola makan supaya tubuh menjadi langsing, bahkan lebih dari
sekedar langsing. Prioritas yang ingin dicapai oleh Food Combining
adalah tubuh menjadi sehat. Harus disadari bahwa Food Combining adalah
pola makan yang melawan arus. Berbeda dengan cara makan orang
kebanyakan dan pola makan 4 sehat 5 sempurna yang didoktrinkan sejak
puluhan tahun silam. Ketika memutuskan untuk menjalani Food
Combining, bersiaplah untuk menjadi orang yang aneh dalam pandangan
orang kebanyakan. Juga menerima cibiran lengkap dengan kata-kata
kurang enak yang intinya mencela pola makan Food Combining yang
sedang dijalankan. Mungkin agak ekstrim, namun percayalah dalam
pandangan umum, sayur-sayuran apalagi sayuran mentah dan buah-
buahan, itu semua buka termasuk makanan enak. Komentar-komentar

26
seperti itu tidak untuk didengar dan dimasukkan ke hati. Santai dan tetap
positif.
2. Penuh Kesadaran
Untuk dapat berFood Combining dengan berkelanjutan tentu harus
dilakukan dengan penuh kesadaran. Bukan sesuatu yang dipaksakan dari
luar diri kita tetapi lebih sebagai pilihan yang telah diambil dengan penuh
kesadaran. Jika kita menyadari sepenuhnya bahwa pola makan ini adalah
sesuatu yang kita pilih sendiri, maka akan terasa lebih enjoy
melakukannya tanpa keterpaksaan.
3. Dukungan Komunitas
Membiasakan pola makan dengan Food Combining bukanlah hal yang
mudah, karena sangat berbeda dengan kebiasaan kita sebelumnya dan
kebiasaan lingkungan masyarakat, karenanya carilah dukungan. Ini
penting agar tak merasa sendirian melakukan ikhtiar sehat Anda.
Lingkungan sangat penting perannya untuk menjaga kelanjutan pola
makan yang sudah Anda yakini dan pilih sebagai gaya hidup.
Berkomunitaslah dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.
Salah satu pilihan berkomunitas yang sangat menyenangkan adalah di
group Food Combining Indonesia.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Food combining adalah metode pengaturan makanan yang
diselaraskan dengan mekanisme alamiah (system pencernaan) tubuh kita. Efek
pola makan ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan
metabolism tubuh sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan
menjadi lancer dan pemakaian energy tubuh menjadi lebih efisien. Food
combining mengacu pada ritme biologis dalam mengatur waktu dan jenis
makanan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh. Pada prinsipnya, pola makan
FC adalah salah satu cara termudah untuk mencapai angka pH ideal 7,35-7,45
yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi homeostasis. Pola makan FC ini
berbasis pada 3 hal sederhana yaitu apa yang kita makan, waktu makan, dan
bagaimana memakannya.
3.2 Saran
Food Combining disebaiknya disesuaikan dengan gaya hidup dan pola
makan masyarakat Indonesia sehingga pola makan yang benar dapat
diselaraskan dengan siklus pencernaan tubuh. Dengan pola makan yang
memanfaatkan naluri alami tubuh ini, kita tidak perlu menghitung kalori,
apalagi porsi makan. Hanya perlu tahu kapan harus makan dan kombinasi
makanan apa yang serasi. Secara alami tubuh akan mencapai dan
mempertahankan berat badan idealnya, kesehatan dan kebugaran tetap terjaga.

28
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Gunawan, A. (2009). Food Combining: Kombinasi Makanan Serasi (Pola Makan


Untuk Langsing dan Sehat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, A. (2009). Food Combining: Kombinasi Makanan Serasi (Pola Makan


Untuk Langsing dan Sehat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lebang, E. (2015). Food Combining Itu Gampang. Jakarta: Qanita.

Salim, I. N. (2016). Sistem Pendukung Keputusan Food Combining Dengan


Metode Forward Chaining. Jurnal Transformatika, 67.

Wiardani, N. K. (2011). Kejadian Sindroma Metabolik Berdasarkan Status


Obesitas Pada Masyarakat Perkotaan di Denpasar . Jurnal Ilmu Gizi
Volume 2 Nomor 2, 129-138.

Yuliandari, W. (2015). Food Combining: Pola Makan Sehat, Enak dan Mudah.
Jakarta: PT. Kawan Pustaka.

29

Anda mungkin juga menyukai