Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL


PADA BAYI NY. “R” USIA 0 HARI DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG BAYI RSU AURA SYIFA KABUPATEN KEDIRI Periode
Praktik: 18-30 April 2022

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang


Jurusan Kebidanan
Program Studi Profesi Bidan
Tahun 2021/2022
01
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu indikator pencapaian keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
adalah dengan menurunnya angka kematian bayi (AKB). Berdasarkan hasil riset indikator meningkatnya
AKB disebabkan oleh bayi dengan kelahiran BBLR (Novitasari, 2020).

Menurut WHO prevalensi global untuk BBLR sebesar 15,5% atau sekitar 20,6 juta bayi lahir setiap
tahunnya. Menurut SDKI tahun 2014-2015 angka prevalensi BBLR di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu
9% pada masing-masing provinsi (Farida, 2021).

Kejadian BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek (prematuritas), IUGR atau pertumbuhan janin
terhambat. . Bayi dengan BBLR umumnya mengalami proses hidup jangka panjang yang kurang baik.
Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi tersebut memiliki resiko tumbuh kembang yang lebih
lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal (Farida, 2021).
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan kegawatdaruratan neonatal dan kolaborasi pada kasus patologi dan
komplikasi secara komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan pengkajian dan identifikasi dalam kasus patologi dan komplikasi pada bayi BBLR.
2. Menegakkan diagnosa dalam kasus patologi dan komplikasi pada bayi BBLR.
3. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dan komprehensif dalam kasus patologi dan
komplikasi pada bayi BBLR.
4. Melakukan kolaborasi dengan profesi lain dalam merencanakan tatalaksana dalam kasus
patologi dan komplikasi pada bayi BBLR.
5. Melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan rencana secara menyeluruh dalam kasus patologi
dan komplikasi pada bayi BBLR.
6. Mengevaluasi asuhan yang diberikan dalam kasus patologi dan komplikasi pada bayi BBLR
1.3 Metode Pengambilan Data

Wawancara Observasi

Pemeriksaan Studi
Fisik Kepustakaan
TINJAUAN
02 TEORI
BBLR ASFIKSIA PREMATUR

MANAJEME
N SOAP
03
TINJAUAN
KASUS
Pengkajian dilakukan tanggal 22 April 2022 jam 08.10 WIB di Rumah Sakit Aura Syifa
oleh Kelompok Ruang Bayi
Tanggal MRS 20 April 2022

3.1 SUBYEKTIF
Identitas Klien
Nama Klien : By. Ny. R
Tanggal Lahir : 22 April 2022
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Tn. M Nama Ibu : Ny. R
Umur : 24 tahun Umur : 20 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA Pendidikan: Tamat SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sumberkepuh, Tanjunganom, Nganjuk
Alasan Datang : Ibu bersalin di RS karena Rujukan dari PMB 20 April 2022 dikarenakan
ketuban pecah dini (KPD) sejak tanggal 19 April 2022 pukul 03.30, bayi lahir tidak
segera menangis kuat dan berat badan kurang dari normal sehingga harus dirawat di
ruang bayi dalam inkubator

Keluhan Utama : Setelah bayi lahir ibu merasa khawatir dengan kondisi bayinya
saat ini karena berat badanya kurang dari normal

Jenis Persalinan : SC (sectio caesarea)

APGAR Score : 6-8

Usia Kehamilan : 33 minggu

Ketuban : Merembes sejak 19 April 2022 pukul 03.30 WIB,


warna jernih kehijauan
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas :
Antenatal : Ibu memeriksakan kehamilan di bidan sebanyak 9 kali. Pada
trimester I ibu mengalami mual muntah, pada trimester II ibu
memiliki keluhan keputihan, serta trimester III tidak memiliki
keluhan.
Natal : Persalinan secara SC ditolong oleh SPOG dan didampingi
dokter spesialis anak, bayi lahir 22 April 2022 pukul 07.59
WIB, jenis kelamin laki-laki, BB 2030 gram, PB 47 cm, LK 33
cm dengan APGAR Score 6-8
Post-natal : Ibu mengeluhkan nyeri pada luka bekas SC (sectio caesarea)
Imunisasi : Bayi telah diberikan imunisasi Hb0 pada tanggal 22 April 2022

Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada riwayat penyakit pada keluarga
3.2 OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik Terfokus


Keadaan umum : Lemah
Suhu : 35.2 oC
Nadi : 142 x/ menit
Pernafasan : 38 x/ menit
Berat badan : 2030 gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Kepala Abdomen
Rambut : kehitaman, tipis, basah, dan Inspeksi dan palpasi : normal
bercampur dengan mekonium Genetali : Testis sudah turun dan
Mata : normal terdapat skrotum
Wajah : tampak sedikit pucat Anus : Berlubang
Telinga : normal Extermitas : Kuku sedikit pucat, jumlah
Hidung : terdapat pernapasan cuping hidung, jari dimasing-masing
terdapat tarikan nafas dan tangan dan kaki 5 buah.
cekungan pada otot pernafasan, Reflek Bayi : grasping reflex (+),
terdapat lendir sucking reflex (-), rooting reflex (-), moro
Mulut : terdapat lendir reflex (+), Babynski reflex (+), Swallowing
Leher : normal reflex (-).
Thorak
Inspeksi : ada retraksi dinding dada
Auskultasi : terdengar merintih, denyut
jantung irregular 154 x /menit
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan GDS : 72 mg/dL

3. Program Terapi
Pemberian oksigen 1-2 lpm
Infus D10% 0.18 NS
Injeksi Cinam 2x100 mg
Pemberian oral Interlac 1x 5 tetes

3.3 ASSESMENT
Neonatus Kurang Bulan usia 0 hari dengan BBLR
3.4 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 22 April 2022 Jam : 08.15

1. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir dan VTP,
resusitasi dan VTP telah dilakukan bayi dapat menangis
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan tindakan pemasangan infus
Dextrose 10% 0,18 NS untuk memenuhi kebutuhan cairan dan energi, infus telah terpasang
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemasangan oksigen 1-2 lpm untuk
memberikan bantuan nafas, Oksigen telah terpasang
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan injeksi cinam 2 x 100 mg pada
pukul 11.30 untuk mengatasi infeksi kulit dan infeksi pada tubuh bayi, injeksi cinam telah
diberikan.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan interlac per oral 1x 5 tetes pada
pukul 11.30 untuk menjaga fungsi pencernaan bayi, mengurangi dan mencegah diare,
regurgitasi, konstipasi dan efek samping terkait antibiotic, interlac telah diberikan
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ASI Neocate untuk asupan kebutuhan
nutrisi bayi, ASI Neocate telah diberikan bayidapat menyusu sedikit ± 5 ml
7. Melakukan pendokumentasian Asuhan kebidanan pada SOAP
3.5 CATATAN PERKEMBANGAN
22-23 April 2022
Neonatus kurang bulan dengan BBLR

24-25 April 2022


Neonatus kurang bulan dengan BBLR dan Hiperbillirubin
ANALISIS

04 KEBUTUHAN
KOLABORASI ANTAR
PROFESI
Profesi
yang
Bentuk Tujuan
diperlu Rencana
Alasan Melakukan Kolaborasi Kolaborasi Implementasi Evaluasi
No kan Implementasi
Kolaborasi yang yang Kolaborasi Kolaborasi
untuk Kolaborasi
Diperlukan Diharapkan
berkola
borasi
1 dr. Untuk Pemeriksaan Diharapkan O2 nc 1-2 lpm Sudah Bayi menangis kuat
Anggay meningkatkan fisik agar dapat Inf. D10% 0,18 memberikan Terdapat retraksi
asti, kepuasan serta Pemberian memberikan NS (6 cc/jam) resep dan pada dinding dada
Sp.A terciptanya mutu resep obat perawatan Inj. Cinam 2x100 anjuran sesuai Denyut jantung
pelayanan kesehatan Observasi sesuai mg dengan irregular
yang lebih baik keadaan bayi dengan Pemberian oral kebutuhan bayi Bayi sudah tidak
seperti memberikan Menganjurka kebutuhan (Interlac 1x5 kuning
penanganan yang n untuk bayi dengan tetes)
lebih intensif sesuai fototerapi BBLR Cek DL
dengan SOP profesi   Pemberian ASI
dokter serta dapat neocate (+)
mengetahui Fototerapi
perkembangan
kesehatan bayi
Profesi
yang Bentuk Tujuan
Alasan Rencana
diperluka Kolaborasi Kolaborasi
No Melakukan Implementasi Implementasi Kolaborasi Evaluasi Kolaborasi
n untuk yang yang
Kolaborasi Kolaborasi
berkolab Diperlukan Diharapkan
orasi
2 Keperawa Membantu dan Menjaga Diharapkan Melakukan Oksigen sudah dipasang Bayi menangis kuat
tan mempermudah kehangatan agar dapat oksigen
Sudah dilakukan Terdapat retraksi
mendiagnosa pada bayi memberikan Melakukan
pemasangan infus D10% pada dinding dada
pasien profesi (termogulasi) perawatan pemasangan
0,18 NS dengan
lainnya serta Menjaga sesuai infus Denyut jantung
pemberian 6 cc/jam
memudahkan kebutuhan dengan Melakukan irregular
dalam nutrisi kebutuhan injeksi Cinam Sudah dilakukan inj.
melakukan Tindakan bayi dengan Cek DL Bayi sudah tidak
Cinam
tindakan keperawatan BBLR dengan kuning
sesuai SOP pada BBLR perugas Sudah dilakukan
  laboratorium pemberian oral (Interlac
Melakukan 1x5 tetes)
Sudah dilakukan cek DL
Sudah diberikan ASI
neocate
Fototerapi sudah dilakukan
05
TELAAH
ARTIKEL
ILMIAH
1. Judul Artikel Jurnal “Low Birth Weight Incidence in Newborn’Neonate in Qom, Iran: Risk Factors and
Complication”
2. Nama Artikel Jurnal Journal of Medical Sciences
3. Nama Penulis Azadeh Asgarian, Khatereh Sourani, Sima Afrashteh, Abolfazl Mohammadbeigi,
Mohammad Aligol
4. Tanggal Publikasi 25 November 2019
5. Penerbit Wolters Kluwer
6. Negara Iran
7. Index no. Artikel Jurnal 10.4103/jmedsci.jmedsci_164_19
  Gambaran Umum Penelitian
8. Subjek Penelitian: BBLR di RS Qom Iran
9. Tujuan Penelitian: Mengetahui kejadian, faktor resiko dan komplikasi pada BBLR di RS Qom Iran

10 Metode Penelitian : Retrospektif. Sampel adalah 602 pasien bayi baru lahir di RS Qom Iran.
. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dan analisis data menggunakan Uji
T, Chi-Square, Fisher exact, dan Uji T Independen menggunakan aplikasi SPSS
Gambaran Umum Penelitian
11. Hasil penelitian: dari 602 pasien bayi baru lahir, 9.6% adalah BBLR. Kasus tersebut
dipengaruhi oleh kondisi riwayat ibu dengan overt diabetes (2,8%. 17),
diabetes gestasional (0,7%, 4), preeklampsia (0,3, 2), solusio placenta
(0,3%, 2) dan komplikasi lain (8,3%, 50). Hasil penelitian menyebutkan,
tidak terdapat hubungan yang significant antara usia ibu dengan
kejadian BBLR (P=0,431) namun, terdapat hubungan antara berat
badan bayi saat lahir (P<0,0001) dengan Apgar Score pada 1 menit
pertama dan 5 menit pertama. Faktor resiko dan komplikasi yang
terjadi pada BBLR dalam kasus ini meliputi premature (1,7%), gawat
janin (2,8%), takipnea (3,4%), sepsis (3,3%) icterus (0,9%). Selain itu,
kehamilan kembar (OR: 1,47), menerima kortikosteroid (OR: 4,55) dan
ketuban pecah dini (OR:1,08) merupakan factor resiko penting
mengenai kejadian BBLR dengan komplikasi gawat janin, sepsis,
ikterus.
PEMBAHASAN
06
Pada tanggal 22 April 2022, By. Ny. R lahir secara sectio caesarea (SC) di RS Aura
Syifa. Pada saat lahir APGAR Skor didapatkan 6-8 dimana bayi harus segera
mendapatkan bantuan pernafasan. By. Ny. R tidak segera menangis dan warna kulit
sedikit kebiruan. Berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa keadaan umum By. Ny.
R lemah, BB pada saat lahir 2030 gram, PB 47 cm, suhu 35.2 oC, nadi 142x/menit,
pernafasan 38 x/menit, lingkar kepala 33 cm dan GDS 72 mg/dL. penatalaksanaan
yang dapat dilakukan oleh bidan pasca tindakan antara lain observasi tanda-tanda
vital, dan memfasilitasi pemberian ASI, Sementara itu juga dibutuhkan tindakan
kolaborasi dengan dokter spesalis anak untuk pemberian terapi untuk membantu
memberikan asuhan sesuai permasalahan yang telah ditemukan, yaitu melakukan
kolaborasi dengan dokter untuk memberikan tindakan pemasangan infus Dextrose
10% 0,18 NS untuk memenuhi kebutuhan cairan dan energi, pemasangan oksigen
1-2 lpm untuk memberikan bantuan nafas, injeksi cinam 2 x 100 mg pada pukul 11.30
untuk mengatasi infeksi kulit dan infeksi pada tubuh bayi, pemberian interlac per oral
1x 5 tetes pada pukul 11.30 untuk menjaga fungsi pencernaan bayi, mengurangi dan
mencegah diare, regurgitasi, konstipasi dan efek samping terkait antibiotic,
pemberian ASI Neocate untuk asupan kebutuhan nutrisi bayi.
Hasil dari catatan perkembangan pada Jumat-Sabtu 22-23 April 2022 didapatkan
bahwa Ny. R merasa khawatir dengan kondisi bayinya yang berada didalam
inkubator dan merasa khawatir apabila bayinya masih kekurangan untuk meminum
ASI. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada bayi yaitu dengan melakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis anak, dengan pemberian cinam 2 x 100 mg pada
pukul 24.00 kemudian dilanjutkan rutin pukul 04.00 dan 16.00 untuk mengatasi infeksi
kulit dan infeksi pada tubuh bayi, pemberian interlac per oral 1x 5 tetes setiap pukul
08.00 untuk menjaga fungsi pencernaan bayi, mengurangi dan mencegah diare,
regurgitasi, konstipasi dan efek samping terkait antibiotic, pemberian ASI Neocate
untuk asupan kebutuhan nutrisi bayi, serta menganjurkan ibu untuk melakukan
pemerahan ASI dan meneteki bayi pada jam yang sudah disediakan ruang bayi yaitu
pukul 10.00 dan 16.00 WIB.
Kemudian catatan perkembangan pada hari Minggu 24 April 2022 didapatkan bahwa
bayi mengalami ikterus dengan kadar total billirubin yaitu 10.1 mg/dL, dengan
keadaan umum baik dan hasil ttv dalam batas normal. Penatalaksanaan yang
diterapkan yaitu dengan tetap dengan melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
anak sama seperti sebelumnya dan diakukan fototerapy pada bayi 2x24 jam.
07
PENUTUP
Kesimpulan
1. Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki
berat badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan
berdampak buruk untuk tumbuh kembang bayi ke depannya. Selain itu
dapat terjadi komplikasi pada bayi dengan BBLR diantaranya yaitu
asfiksia, hiperbilirubinemia, hipotermia, infeksi, hipoglikemia, dan
sebagainya. Maka perlunya tindakan yang tepat serta kolaborasi untuk
menangani BBLR yang termasuk kegawatdaruratan pada neonatus.
2. Setelah melakukan asuhan mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada
data subjektif dan objektif secara mendalam, mampu melakukan analisis
terhadap data yang diperoleh, dan mengerti penatalaksanaan yang harus
dilakukan dan kolaborasi dengan profesi lain pada kasus bayi Ny. R usia 2
hari dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Saran
1. Bagi Keluarga Pasien
Diharapkan keluarga dapat memahami permasalahan yang dialami oleh
bayi, dan berperan atau ikut serta dalam melakukan asuhan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan sesuai dengan
permasalahan yang dialamai pasien dan dapat memberikan konseling
serta dukungan kepada keluarga pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan
objektif secara mendalam dan terfokus, mendiagnosis, memberikan
penatalaksanaan sesuai dengan kebutuhan pasien dan melakukan
kolaborasi sesuai dengan permasalahan yang dialami pasien.
Daftar Pustaka
1. Abdurahman, Lidya. (2014). “Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Raden Mataher Jambi
tahun 2013”. Scientia Journal, vol. 3 No. 1, Mei 2014.
2. Azgarian, Azadeh. et.al (2019). “Low Birth Weight Incidence in Newborn Neonate in Qom, Iran: Risk Factors and Complications”
Journal of Medical Sciences Vol. 4 No. 40: 162-166.
3. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. (2014). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Dhina Novi Ariana,S. E. (2011). Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur. http://jurnal.unimus.ac.id , 1-13.
5. Farida, A., Sari, K., Munasifah, M., Nurrohmah, N., Tri, M. N., Murtika, D., ... & Nur, M. J. (2021). Literature Review: Faktor
Resiko yang Memengaruhi Terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). In Call For Paper Seminar Nasional (pp. 259-271).
6. Halimah, Viantika, Dian. (2019). Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta. STIKes Surya Global Yogyakarta
7. Hanifah Annisa Luthfi. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Preterm di RSUD Wonosari Tahun
2015-2016. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan.
8. Hartiningrum, I., & Fitriyah, N. (2018). Bayi berat lahir rendah (BBLR) di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2016.  Jurnal
Biometrika dan Kependudukan, 7(2), 97-104.
9. Herdman, T. Hearter. (2011). Diagnosis keperaewatan Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014. Jakarta: EGC.
10. Hidayati, L. (2016). Faktor Resiko Terjadinya Persalinan Prematur Mengancam RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Perpustakaan
Universitas Airlangga.
11. Irmawati.(2015).Bayi dan Balita Sehat dan Cerdasi.Jakarta:PT Elex Media Komputindo
12. Maryunani, A & Sari, E. P. (2013). Asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Jakarta : CV. Trans Info Media
13. Nurarif, Huda, A., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi: Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC-NOC.
Jogjakarta: Media Action. Retrieved from
Daftar Pustaka
14. Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo.
15. Pristya, T. Y., Novitasari, A., & Hutami, M. S. (2020). Pencegahan dan Pengendalian BBLR di Indonesia: Systematic
Review. Indonesian Journal of Health Development, 2(3), 175-182.
16. Rachmawati, L. N.,(2015). “Faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di ruang medical
record RSUD Pariaman”. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 7(1), pp. 29 - 40.
17. Setyarini, Didien Ika dan Suprapti. (2016). Praktikum Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan BPPSDMK Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
18. Syarif A’bidah Baana. (2017). Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Persalinan Preterm di RSUD Wonosari Tahun 2016. Politeknik
Kesehatan
19. Wahyuni, Rohani. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan Preterm. Aisyah Jurnal Kesehatan Vol.2 No.1. Akademi
Kebidanan Media Bakti Nusantara.
20. Wiradharma dkk. (2013). “Risiko asfiksia pada ketuban pecah dini di RSUP Sanglah.”. Sari Pediatri, Vol. 14, No. 5, Februari 2013
21. Wulandari Destin Novi. (2018). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Persalinan Prematur di Ruang VK RSUD Kabupaten
Ciamis. STIKES Muhammadiyah Ciamis.
22. Yulianti, Lia. (2015). Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan Asfiksia Sedang di Ruang Perinatologi RSUD Kabupaten Ciamis.
Laporan Tugas Akhir STIKes Muhammadiyah Ciamis.

Anda mungkin juga menyukai