Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. Ny. N DENGAN BBLR


DI RUANG MELATI RSUD KRATON

Disusun Oleh
Kelompok 5 :

1. Nelisa Luthfiani (202102040003)


2. Novi Andriyani (202102040050)
3. Diryono (202102040062)
4. Novi Aji Lestari (202102040067)
5. Sherly Auliasari Harbelubun (202102040070)
6. Annisa Dwi Lestari (202102040082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2021

1
RONDE KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. Ny. N DENGAN RDS DI RUANG MELATI RSUD KRATON
PEKALONGAN

Topik : Sasaran Keperawatan Klien dengan BBLR

Sasaran : Klien By. Ny. N

Waktu : 60 menit

Hari/ Tanggal : Sabtu, 8 Januari 2022

A. Latar Belakang

Berat bayi lahir rendah merupakan parameter umum yang dipakai untuk
menggambarkan pertumbuhan fetus dan nutrisi intra-uteri. Rata-rata berat bayi normal
3200 gram dengan usia gestasi 37 sampai dengan 41 minggu. Bayi berat lahir rendah
(BLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Dahulu neonates dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Tidak semua bayi bru lahir yang
memiliki berat kurang dari 2500 gram lahir sebagai bayi kurang bulan. (Andrian
Umboh, 2013). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Anik Maryuni,
2013). Berat badan merupakan salah satu indicator kesehatan bayi baru lahir.

B. Tujuan Ronde Keperawatan


1. Tujuan Umum
Ronde Keperawatan dilakukan untuk membahas dan mendapatkan
penyelesaian/mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh klien.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis
b. Menimbulkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
c. Meningkatkan pola pikir sistematis.

2
d. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
e. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.

C. Sasaran
Nama : By. Ny. N
Umur : 5 Hari
Diagnosa medis : BBLR

D. Materi
Terlampir

E. Metode
Presentasi dan diskusi

F. Media
Sasaran diskusi (buku, polpoint)
Materi disampaikan secara lisan.

G. Proses Kegiatan Ronde


1. Ronde keperawatan dilakukan pada hari Sabtu, 8 Januari 2022.
2. Ronde keperawatan dilakukan oleh perawat primer, perawat assosiate, kepala ruang.
3. Perawat melakukan presentasi diruang keperawatan pasien mengenai pengkajian yang
didapatkan pada pasien, menentukan masalah keperawatan pasien, menjelaskan
rencana keperawatan yang telah, belum, dan yang akan dilaksanakan, menjelaskan
implementasi yang telah dilaksanakan dan yang akan ditetapkan.
4. Membuka acara diskusi, dimana kegiatan dilakukan diruang pasien.
5. Perawat bersama perawat assosiate, perawat primer, kepala ruang dan melakukan
validasi terhadap masalah yang ditemukan pada pasien diruang tersebut.

3
H. Pengorganisasian
1. Pasien : By. Ny.N
2. Ibu pasien : Sherly Auliasari H
3. Kepala Ruang : Novi andriyani
4. Katim 1 : Annisa Dwi L
5. Katim 2 : Diryono
6. Perawat pelaksana : Novi Aji L
7. Case Manager : Nelisa lutfiani

I. Kriteria Evauasi
1. Ealuasi Struktur
a. Kontrak dengan pasien dan kepala ruang
b. Persiapan ronde keperawatan
c. Menyiapkan ronde keperawatan
d. Menyiapkan rencana strategi pelaksanaan ronde keperawatan
2. Evaluasi Proses
a. Pasien dapat bekerja sama selama ronde keperawatan
b. Pelaksanaan diskusi tentang masalah keperawatan yang muncul
c. Peran perawat primer, perawtan pelaksana, dan anggota tim kesehatan lain saat.
3. Evaluasi Hasil
a. Teridentifikasi masalah pasien
b. Adanya pemecahan masalah pasien
c. Adanya respon dari tindakan yang telah dilakukan

4
J. KEPUSTAKAAN

Deslidel et al. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC

Maryunani dan Eka. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Jakarta: TIM

NANDA International.2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi


10. Jakarta. EGC

Pantiawati, I. 2011. Bayi Dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta:Nuha
Mediaka .

Ridha,H.N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

K. Riyadi, Sujono dan Suharsono. 2011. Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

5
MATERI

A. PENGERTIAN
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Anik Maryuni, 2013). Berat badan
merupakan salah satu indicator kesehatan bayi baru lahir.
Berat bayi lahir rendah merupakan parameter umum yang dipakai untuk menggambarkan
pertumbuhan fetus dan nutrisi intra-uteri. Rata-rata berat bayi normal 3200 gram dengan usia
gestasi 37 sampai dengan 41 minggu. Bayi berat lahir rendah (BLR) adalah bayi yang
dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Dahulu
neonates dengan berat lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut
premature. Tidak semua bayi bru lahir yang memiliki berat kurang dari 2500 gram lahir
sebagai bayi kurang bulan. (Andrian Umboh, 2013)

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi dengan BBLR adalah:

1. bayi dengan BBLR dikarenakan lahir secara premature ; 50%, Kemungkinan


penyebabnya adalah a. kehamilan ganda
b. hidramnion
c. perdarahan antepartum
d. penyaki pada wanita hamil → induksi atau persalinan premature
2. bayi dengan Small for gestatioal age (SGA)/kecil masa kehamila (KMK)
a. kongenital
b. infeksi
c. umum (misalnya adanya gangguan aliran darah ke janin)

Adapun penyebab terjadinya bayi dengan BBLR yamg merupakan factor yang
dapat menyebabkan kedua hal tersebuat adalah :

1. social ekonomi
2. merokok sewaktu hamil
3. narkotik

6
4. kurang gizi
5. ibu pendek (tinggi<150 cm)
6. radiasi
7. bahan-bahan teratogen
8. gangguan metabolism pada janin

C. PATHWAY

7
D. PATOFISIOLOGI
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu hamil
yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah. Apabila dilihat
dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada dasarnya janin
berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam
rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang
didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda juga
mengalami BBLR. Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi
dalam rahim yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim
yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi. (Manggiasih dan Jaya.2016 )

E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah

1. Berat kurang dari 2500 gram


2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak
12. Pernapasan 40– 50 kali / menit
13. Nadi 100–140 kali / menit

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine serta menemukan
gangguan petumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi

8
2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrosix atau laboratorium kalau
hipoglikemia perlu diatasi
3. Pemeriksaan hemstokrit dan mengobati hiperviskositasnya
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingan dengan bayi SMK
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi meconium
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernafasan dan bila frekuensi lebih dari 60
x/menit dibuat fto thorax.

G. PENATALAKSANAAN
Menurut Deslidel et al (2011) penatalaksanaan BBLR meliputi 3 tahap yaitu:

1. Ante intrapartum

Setiap persalinan dipertahankan aterm. Apabila ada gawat janin, kehamilan


dipertahankn paling tidak sampai maturitas janin optimal setelah usia kehamilan lewat
35 minggu, karena pada usia tersebut organ tubuh dapat berfungsi optimal di luar
rahim.
Kendala perawatan bayi kurang bulan di negara berkembang adalah adanya
komplikasi membran hialin.

a. Bila ada gawat janin, lakukan resusitasi intrauterin yaitu tindakan untuk
mempertahankan kehamilan dengan pemberian tokolitik dan mencegah infeksi
dengan pemberian antibiotik yang aman untuk bayi.
b. Apabila kehamilan kurang dari 35 minggu dan tidak dapat dipertahankan, ibu
diberi kortikosteroid dosis tunggal untuk mempercepat pematangan paru janin.
c. Beberapa jam sebelum persalinan dimulai, kolaborasi dengan spesialis anak
untuk memberikan informasi bahwa akan lahir anak dengan BBLR pada ibu
yang beresiko, seperti ketuban pecah dini, hipertensi dalam kehamilan, pre-
eklamsia berat, dekompensasi kordis, TBC, infksi TORCH, dan lain-lain.
2. Penatalaksanaan di kamar bersalin
Hal yang harus dilakukan sebelum bayi lahir adalah:

a. Pra-resusitasi

9
1) Menyiapkan alat resusitasi dan fasilitas perawatan bayi serta
memeriksa kelengkapan dan fungsi alat.
a) Meja resusitasi, lampu penghangat dan penerang
b) Penghisap lendir disposabel dan pompa penghisap bayi
c) Ambulans incubator
d) Oksigen dengan flowmeter
e) Status dan tanda identitas bayi-ibu
2) Memberi informasi keperawat intensif tentang akan ada bayi dengan
BBLR untuk persiapan perawatan bayi. Dokter anak akan memeriksa
kembali semua persiapan, tim
resusitasi juga dipersiapkan

b. Resusitasi
Resusitasi pada bayi prematur memerlukan intervensi yang lebih cepat dan
produktif serta difokuskan pada stabilisasi suhu dan oksigen. Resusitasi
dilakukan tahap sesuai dengan kondisi bayi dengan menentukan nilai Apgar
pada menit 1 dan 5 untuk menentukan diagnosis (ada/ tidaknya asfiksia) dan
prognosis bayi.
c. Pasca-resusitasi
Pasca-resusitasi melakukan pemeriksaan fisik diagnostik secara sistematis dan
lengkap menentukan masa gestasi dan pertumbuhan janin, menentukan
diagnosis kerja, melakukan perawatan tali pusat, memberi tetes mata dan
vitamin K, memberi identitas pada bayi dan ibu yang sama. Indikasi
perawatan BBLR pada bayi BBLR pada bayi premtur, cukup bulan dalam 3
perawatan, yaitu :
1) Perawatan I rawat gabung (rooming in) yaitu BBLR sampai 2250
gram, sehat tanpa komplikasi.
2) Perawatan II/ perawatan khusus/ intermedelate care/ high care yaitu
bayi memerlukan perawatan khusus untuk observasi dan penanganan
klinik.
3) Perawatan III/ perawat intensif neonatus/ neonatal in intensive care
unit.

10
3. Penatalaksanaan di kamar bayi
Secara umum perawatan BBLR adalah :

a. Mempertahankan suhu tubuh


Menurut Jitowiyono dan Weni (2011) ada beberapa cara mempertahankan suhu
tubuh bayi, yaitu dengan cara :
1) Menggedong bayi dengan menggunakan selimut bayi yang
dihangatkan terlebih dahulu
2) Menidurkan bayi di dalam inkubator
3) Bayi harus dalam keadan kering
Suhu lingkungan harus dijaga, seperti: jendela dan pintu dalam
keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh bayi
melalui proses radiasi dan konfeksi.

b. Mempertahankan oksigenasi
Menurut Maryunani dan Eka (2013) cara mempertahankan oksigenasi atau
pernapasan dengan memposisikan bayi terlentang atau tengkurap dalam
inkubator, dada dan abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi
pernapasan dan beri tambahan oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dalam tubuh.
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi cara memenuhi nutrisi pada bayi dengan BBLR
adalah dengan memberikan minuman sedikit demi sedikit dengan frekuensi
yang sering. Karena alat pencernaan bayi belum sempurna, lambung kecil dan
enzim belum matang.
d. Mencegah dan mengatasi infeksi
Menurut Maryunani dan Eka (2013) bayi prematuritas mudah sekali
mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit
masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu
tindakan preventif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan dengan prematuritas (BBLR).
e. Memenuhi kebutuhan psikologi
f. Program imunisasi

11
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, terutama
berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
1. Sistem Pernafasan:Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
2. Sistem Kardiovaskuler:patent ductus arteriosus
3. Termoregulasi:Hipotermia
4. Hipoglikemia simtomatik
5. Hiperbilirubin

I. PENGKAJIAN FOKUS
Menurut Pantiawati (2011: 28-31) fokus pengkajian dilakukan pada bayi baru lahir dengan
BBLR, diantaranya:
1. Masalah yang terkait dengan ibu
Biasanya didapatkan ibu dengan bayi BBLR memiliki penyakit atau gangguan selama
hamil seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa, abrupsio plasenta, inkompeten
servikal, kehamilan kembar, malnutrisi dan diabetes militus. Status ekonomi yang
rendah dan tidak ada perawatan sebelum kelahiran (prenatal care). Riwayat kelahiran
prematur atau aborsi, penggunaan obat-obatan, alcohol, rokok dan kafein. Riwayat
ibu: umur di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun dan latar belakang pendidikan
rendah kehamilan kembar, tiadanya perawatan sebelum kelahiran dan rendahnya gizi,
konsultasi genetik yang pernah di lakukan, kelahiran prematur sebelumnya dan jarak
kehamilan yang berdekatan, infeksi seperti TORCH atau penyakit hubungan seksual
lain, keadaan seperti toksemia, abrupsi plasenta, plasenta previa dan prolapsus tali
pusat, konsumsi kafein, rokok, alkohol dan obat-obatan, golongan darah, faktor Rh.
2. Bayi saat kelahiran.
Biasanya bayi BBLR dilahirkan pada umur kehamilan antara 24-37 minggu.
3. Kardiovaskuler
Bayi dengan BBLR biasanya denyut jantung rata-rata 120-160 per menit dengan ritme
yang teratur pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian

12
interkosta, yang menunjukan aliran darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau
atelektasis paru.
4. Gastrointestinal
Pada sistem gastrointestinal bayi dengan BBLR biasanya didapatkan penonjolan
abdomen, pengeluaran mekonium biasanya terjadi 12 jam, reflek menelan dan
menghisap yang lemah atau tidak ada anus ketidaknormalan kongenital lain.
5. Integumen
Pada sistem integumen bayi dengan BBLR biasanya didapatkan kulit yang berwarna
merah muda atau merah, kekun ing-kuningan, sianosis, atau campuran bermacam
warna, sedikit vernik kaseosa dengan rambut lanugo diseluruh tubuh, kulit tampak
transparan, halus dan mengkilap, edema yang menyeluruh atau bagian tertentu yang
terjadi pada saat kelahiran
6. Moskuloskeletal
Biasanya didapatkan sistem moskuloskeletal pada bayi dengan BBLR, tulang
kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna lembut dan lunak tulang tengkorak
dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif.
7. Neurolgis
Biasanya didapatkan pada bayi dengan BBLR reflek dan gerakan tes neurologis
tampak tidak resisten, gerak refleks hanya berkembang sebagian, menelan, menghisap
dan batuk sangat lemah atau tidak efektif tidak ada atau menurunnya tanda neurologis,
mata mungkin tertutup atau mengatup apabila umur kehamilan belum mencapai 25
minggu sampai 26 minggu, suhu tidak stabil, biasanya hipotermi, gemetar, kejangdan
mata berputar, biasanya bersifat sementara, tetapi mungkin juga ini mengidentifikasi
adanya kelainan neurologis.
8. Paru
Didapatkan pada bayi BBLR biasanya jumlah rata-rata antara 40-60 permenit diselingi
dengan periode apne, pernafasan tidak teratur, dengan nasal melebar, dengkuran,
retraksi, terdengar suara gemerisik.
9. Ginjal
Biasanya bayi BBLR berkemih terjadi 8 jam kelahiran, ketidakmampuan untuk
melarutkan ekrskresi kedalam urin.

13
10. Reproduksi
Pada sistem reproduksi biasanya didapatkan pada bayi dengan BBLR untuk bayi
perempuan klitoris yang menonjol dengan labia mayor belum berkembang, bagi bayi
laki-laki skrotum yang belum sempurna dengan ruga yang kecil, testis tidak turun ke
dalam skrotum.
11. Temuan sikap
Biasanya bayi BBLR memiliki tangis yang lemah, tidak aktif dan tremor.

J. FOKUS INTERVENSI

No. Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan O : - Kaji kemampuan


kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan bayi untuk
3x24 jam diharapkan
tubuh berhubungan dengan mendapatkan nutrisi
: nutrisi bayi
ketidakmampuan menerima terpenuhi dengan baik. yang dibutuhkan. N : -
nutrisi Berikan informasi
Kriteria Hasil :
- Mampu mengidentifikasi tentang kebutuhan
kebutuhan nutrisi. nutrisi Pada bayi. E : -
- adanya peningkatan Ajarkan cara
berat badan sesuai dengan pemberian ASI pada
tujuan. bayi.

- tidak ada tanda- C:- Kolaborasi dengan ahli


Gizi
tanda malnutrisi.
- Kolaborasi dengan
ibu agar
pemenuhan ASI
terpenuhi dengan
baik

2. Resiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan O: -Monitor tanda

14
dengan pertahanan keperawatan 3x24 jam dan gejala infek
imunologis tidak adekuat. diharapkan bayi tidak terjadi sisistemik dan local. -
infeksi Monitor kerentangan
Krieria hasil : terhadap infeksi.
- Tidak ada tanda-tanda
N: - Berikan Perawatan
infeksi pada bayi. tali pusar tiap hari. E: -
- Menunjukan kemampuan Ajarkan ibu cara
untuk mencegah timbulnya perawatan tali pusar
infeksi. dengan benar.

C: - Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
kefarmasian untuk
pemberian obat jika
adanya tanda-tanda
infeksi.

3. Resiko ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan O : - Monitor suhu


suhu tubuh berhubungan keperawatan 3x24 jam minimal tiap 2 jam. -
dengan kegagalan diharapkan bayi tidak terjadi Monitor tanda-tanda
mempertahankan suhu gangguan hipotermi. hipertermi dan
tubuh Krieria Hasil : hipotermi.
- Suhu kulit normal - Monitor Tanda-tanda
- Suhu badan 36˚-37˚C vital
N : - Tempatkan bayi
baru lahir pada
ruangan isolasi atau
bawah pemanas
(Inkubator - Selimuti
bayi untuk

15
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh. E: -
Memberikan edukasi
tentang metode
perawatan kangoroo
mother care.

C : - Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
farmasi, Jika diperlukan
pemberian obat anti
piretik.

16
17

Anda mungkin juga menyukai