Terapi
a. Faktor koitus-pria
Kesulitan dapat disebabkan waktu dan frekuensi hubugan seksusa.
Pasangan diajari tentang siklus menstruasi, genjala lendir serviks puncak,
dan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual.
Insersi penis kedalam vagina seringkali sulit akibat chordee
(belokan ke arah bawah saat ereksi) dan obesitas. Pasangan dinasihatkan
untuk mengubah posisi yang digunakan saat hubungan seksual.
Penggunaan alkohol yang berat membuat ereksi penis sulit dicapai dan
dipertahankan sampai ejakulasi. Pria dianjurkan untuk menghindari
konsumsi alkohol selama wanita mengalami ovulasi.
Terapi medis untuk mengatasi infertelitas pria sejauh ini
mengecewakan, khususnya saat ditemukan penyakit pada testis atau
hipofisis. Kadangkala, upaya menekan produksi sperma dengan injeksi
testosteron mungkin dilakukan, dengan demikian jumlah antibodi
autimun pada pria menurun. Setelah antibodi sperma menurun, kualitas
sperma meningkat dan kadang-kadang terjadi kehamilan.
Terapi obat dapat diindikasikan untuk mengatasi infertelitas pria.
Infeksi diindentifikasi dan diobati segera dengan menggunakan agens
antimikroba. Masalah dengan kelenjar tiroid atau adrenal dikoreksi
dengan obat-obatan yang sesuai. Testosteron enantat (Delatestyrl) dan
testosteron sipionat (depo-testosterone) melalui injeksi digunakan untuk
menstimulasi kejantanan, khususnya pada ornag dewasa. Human
chorionic gonadotropin (hCG) (Pregnly) yang diberikan secara
intramuskular membuat pria hipogonadotropik menjadi jantan sehingga
memperbaiki kembali fungsi selleyding dan spermatogenesis. FSH dan
hMG membantu hCG untuk menyelesaikan speragonis atau hipotalamus
yang memproduksi prolaktin dan dapat mengurangi tumor. Klomifen
dapat diberikan untuk menangani subfertulutas idiopati.
Perbaikan varikokel (pembesaran vena tali pusat) sejauh ini relatif
berhasil. Suatu varikokel pada sisi kiri ditemukan dalam jumlah besar
pada pria subfertil. Ligasi varikokel menghasilkan perbaikan kualitas
sperma dan umumnya menghasilkan kehamilan.
Perubahan gaya hidup yang sederhana dapat membuat upaya
pengobatan pria yang subfertil berhasil. Jika status nutrisi yang buruk
dikoreksi. Temperatur tinggi pada daerah lipat paha menyebabkan
enurunan jumah sperma. Temperatur yang tinggi dapat disebabkan
penggunaan celana dan jins ketat, yang membuat kantung skrotum
tertekan pada tubuh, tanpa memperhatikan perubahan temperatur
lingkungan. Temperatur testis diperthankan sangan tinggi supaya
spermatogenesis efesien. Mandi air panas yang lama sering dapat
diterapkan pada infertilitas relatif. Harus diingat bahwa kondisi ini hanya
menyebabkan infertelitas relatif dan jangan digunakan sebagai cara
kontrasepsi. Lubrikan yang digunakan selama berhubungan seksual
sebaiknya tidak mengandung spermisida atau materi yang membunuh
sperma.
b. Faktor vaginal-servikal
Terapi untuk mengatasi faktor-faktor genital bagian bawah dilakukan
dengan mengeliminasi vafginitis atau servisitis. Obat-obatan anti biotik
atau kemoterapi umumnya dapat dapat mengatasi masalah ini. Selain
antibiotik, radial chemocautery (destruksi jaringan dengan agens kimia)
atau therrmocautery (destruksi dengan jaringan panas, biasanya lairan
listrik) serviks, cryo-surgery (destruksi jaringan dengan kompres dingin
yang ekstrem, biasanya netrogen cair), atau konisasi ( eksisi serpihan
berbentuk tongkat dari endroserviks) efektif untuk menghilangkan radang
dan infeksi kronis. Apabila serviks telah dikauterisasi dengan dalam atau
dibekukan atau jika konisasi secara luas telah dikakuakn, pembatasan
produksi lendir secara ekstrim oleh serviks dapat terjadi. Oleh karena itu,
migrasi sperma dapat mejadi sulit atau tida mungkin dilaukan karnatida
ada jembatan lendir dari vainake uterus. Inseminasi intrauterin terapeutk
mungkin dibutuhkan untuk membawa sperma langsung melalaui os
interna ke serviks.
Terapi tersedia untuk wanita yang mengalami reaksi imunologis
terhadap sperma. Pajanan pada semen melalui model orogenital dan
model anal dihindari. Penggunaan kondom selama hubungan seksual
genitalia selama enam sampai 12 bulan akan mengurangi produksi
antibodi pada bagian besar wanita yang mengalami peningkatan jumlah
titer atibodi. Setelah reaksi serum meredah, kondom dikunakan setiap
kali senggama kecuali saat terjadi ovulasi. Sekitar sepertiga pasangan
yang mengalami masalah ini mengandung setelah tindakan ini.
Prognosis untuk wanita yang infertil umumnya bila terjadi
peradangan atau gangguan yang srius pada genetelia. Kebanyakan wanita
mengalami banyak masalah minor yang, walaupun terjadi secara
bersamaan, secara relatif mudah dikoreksi (mis, servisitis kronis,
hipotiroidisme). Apabila terjadi yang dilakukan selama setahun tidak
menunjukkan keberhasilan, misalnya, arlternatif lain dapat
dipertimbangkan (mis., adopsi, hidup tanpa anak, inseminasi terpeutik,
atau fertilisasi in vitro).
c. Faktor uterus-tuba
Terapi harus meliputi pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini
yang adekuat dengan antibiotik yang sesuai. Pembedahan mungkin
diperlukan jika drainase suatu fokus infeksi yang serius dibutuhkan.
Histerosalpingografi bermanfaat untuk indentifikasi obstruksi tuba dan
juga untuk pelepasan materi yng menghambat. Selama laparoskopi,
adensi yang kecil dapat dipecah dan diangkat dan implan endrometrium
dapat dihancurkan dengan elektrokoagulasi atau Nd: laser YAG. Wanita
yang menderita endrometriosis berat memiliki lebih banyak kesempatan
untuk hamil jika diobati dengan gamete intrafallopian transfer (GIFT)
(Yovich, Malson, 1990). Laparatomi dan bahkan bedah mikro diperlukan
untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas. Prognosis bergantung
kepada sejauh mana kepatenan dan fugsi tuba dapat diperbaiki kembali.
Seorang wanita yang uterusnya elatif berukuran kecil dapat hamil,
tetapi uterusnya mungkin tidak dpat mengakomondasikan pembesaran
uterus, sehingga ia dapat mengalami abortus spotan. Tidak ada terapi
medis yang terbukti efektif untuk membesarkan uterus yangs ecara
abnormal berukuran kecil. Hasil observasi menunjukkan bahwa wanita
yang tidak hamil, tetapi mengalami keguguran seringkali mengalami
aborsi pada kehamilan selanjutnya setiap kali ia hamil lagi. Pada
akhirnya, setelah dua atau tiga kehamilanannya gagal, ia melahirkan ank
hidup. Tampaknya pertumbuhan aktual uterus terjadi setiap wanita itu
hamil. Bedah plastik, misalnya, operasi penyatuan uterus biskonuate,
seringkali meningkatkan kemampuan wanita untuk mengandung dan
mempertahankan janin sampai usia cukup bulan.
Pengangkatan tumor atau fibroid melalui pembedahan, yang
melibatkan endrometrium atau uterus, seringkali meningkatkan
kesempatan wanita untuk mengandung dan mempertahankan kehamilan
sampai janin lahir hidup. Terapi bedah untuk mengangkat tumor di uterus
atau mal-perkembangan yang menghasilkan keberhasilan kehamilan
biasanya melalui kelahiran dengan bedah sesaria pada saat mendekati
gestasi. Uterus dapat ruptur sebagai akibat kelemahan daerah bedah yang
memulih.
d. Faktor Ovulasi
Terapi obat seringkali diperlukan, tetapi terapi ini merupakan
komponen perawatan pasien yang mahal. Stimulan ovulasi dapat
diberikan. Klomifen ( clomid, serophene), suatu preparat oral, adalah
agens pematang folikuler. Agens ini digunakan untuk mengobati
anovulasi yang disebabkan supresi hipotalamus saat aksis ovarium-
pituitari-hipotalamus utuh. Bromo kriptin (parlodel), suatu alkaloid ergot
sintesis yang menghambat pelepasan prolaktin, digunakan untuk
mengobati ovulasi yang disebabkan peningkatan kadar prolaktin. Thyroid
stimulating hormone (TSH) diindikasikan jika wanita mengalami
hipotiroidisme, human menopausal gonadotropin (hMG) (Pergonal) jika
ia mengalami hipogonadotropi anemora. Apabila anovulasi disebabkan
oleh disfungsi hipotalamushipofisis, kegagalan hipotalamus atau
kegagalan berespons terhadap klomifen, gonadothropin-relasing hormone
(GnRH) dapat di programkan.
Terapi penggantian hormon (hormone replacemen therapy) dapat
diindikasikan. Wanita yang memiliki kadar estrogen yang rendah adalah
kandidat untuk menerima estrogen-terkonjugasi dan
medroksiprogesteron. Kondisi hipoestrogen dapat diakibatkan kadar stres
yang tinggi atau penurunan persentase lemak tubuh akibat gangguan
makan (mis., anoreksia nervosa) atau latihan fisik yang berlebihan.
Suplementasi hidroksiprogesteron disertai supositoria vaginal atau injeksi
intramuskular digunaka untuk mengobati defek fase luteal. Perawat juga
dapat menggunakan obat-obatan lain. Jika terdapat hiperplasia adrenal,
prednison, suatu glukokortikoid, apat dikonsumsi secara oral. Danazol
adalah obat pilihan untuk mengatasi endrometriosis. Infeksi ditangani
dengan formulasi antimikroba yang sesuai.
Tumor ovarium harus diangkat. Kapanpun mungkin, jaringan
ovarium fungsional harus dibiarkan utuh. Adesi jaringan parut yang
disebabkan oleh infeksi kronis dapat mengenai sebagian besar atau
seluruh ovarium. Adesi ini biasanya membutuhkan pembedahan untuk
membebaskan dan memaparkan ovarium, sehingga dapat terjadi ovulasi.
Disfungsi kelenjar tiroid dapat dikaitkan dengan abnormalitas
menstruasi, gangguan fertilitas, atau limbah janin berulang. Terapi terdiri
dari penatalaksanaan kondisi tiroid yang dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan grafik BBT untuk meningkatakan cadangan sperma untuk
ovulasi pemantauan dan penatalaksanaan fungsi tiroid yang
berkesinanmbungan selama masa hamil juga dilakukan.
e. Faktor peritoneum atau pelvis
Terapi endrometritis bergantung pada tingkat ke parahannya. Bila
terdapat perlekatan yang banyak atau endometrioma, sebaiknya
dilakukan pembedahan, karena biasanya ini tidak dapat diatasi dengan
penangan medis. Cukup bnayak penyakit dapat memberi respons yang
serupa dengan terapi hormonal atau pembedahan (yang belakangan ini
sedikit lebih efektif), dengan pilihan yang banyak bergantung pada
pertimbangan pasien terhadap salah satu modalitas. Dengan teknik
laparastokopik bedah yang lebih maju (pelviscopy), sebagian besar
endrometritis dapat dibuang atau diamblasi tanpa laparotomi dengan
menggunakan instrumentasi yang sudah maju, lase, atau termokoagulasi.
Danazol, analog GnRh, atau medroksiprogesteron asetat oral yang terus
menerus biasanya kurang efektif. Kalau ditemukan penyakit minimal
dengan implan yang tersebar, kauter sederhana pada saat laparoskopi
telah menunjukkan bahwa derajat endrometritis yang minimal hingga
ringan mungkin tidak mengganggu infertelitas.
Perlekatan periadneksa dapat mengalami lisis oleh laparaskoi
operatif atau dapat membutuhkan laparatomi. Teknik bedah mikro akan
mengurangi perlekatan. Tambahan yang paling efektif dalam mencegah
berkurangnya parut adalah penepatan 32 persen dekstran 70 dalam
ruangan panggul pada akhir pembedahan atau menutupi permukaan kasar
dengan suatu barier jaringan buatan yang dibasahi dengan heparin.
Fungsi modalitas juga berfungsi untuk memisahkan permukaan yang
kasar selama periode dini dari penyembuhan. Laparoskopi pasca
pembedahan dini juga dapat membantu, karena perlekatan yang belum
matang bersifat sangat tipis dan avaskular dan dapat terlepas dengan
udah sselama prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC
Hacker, Neville F dan J. George Moore. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: Hipokrates
A. Faktor vaginal-servikal
B. Faktor uterus-tuba
C. Faktor ovulasi
E. Faktor ligamentum
3. Sindrom Asherman, suatu adesi uterus atau jaringan parut, ditandai oleh
hipomenorea atau amenorea merupakan etiologi infertilitas dari faktor?
A. Faktor vaginal-servikal
B. Faktor uterus-tuba
C. Faktor ovulasi
D. Faktor peritoneum atau pelvis
E. Faktor koitus-pria
A. Ovulasi
B. Tuba
C. Uterus
D. Serviks
E. Peritoneum
A. Analisis hormon
B. Deteksi ovulasi
D. Histerosalpingografi
E. Analisis semen