Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR (BBL) 3 HARI


DI PMB DIAN MARDIANATI
TAHUN 2021

OLEH : DIAN MARDIANATI

NIM : 200701040
LATAR BELAKANG

Faktor penyebab Kematian Bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak pada kelompok bayi 0-6 dominasi oleh
gangguan / kelainan Pernafasan, Prematuritas, dan Sepsis. Dilain pihak faktorr ibu yang
berkontribusi terhadap lahir mati dan kelahiran bayi usia 0-6 hari adalah Hipertensi Maternal,
Komplikasi Kehamilan, Kelahiran, Ketuban Pecah Dini, dan Pendarahan Anterpartum masing-
masing.

Selanjutnya untuk menurunkan AKB Pemerintah juga mengupayakan agar setiap persalinan
harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
(SPOG), Dokter Umum dan Bidan serta di upayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas
Pelayanan Kesehatan (Kemenkes RI, 2015)
TUJUAN

Tujuan Khusus
• Mampu melakukan pengkajian data
subjektif pada bayi baru lahir (BBL)
Tujuan Umum Usia 3 hari
• Mampu melaksanakan • Mampu melakukan pemeriksaan
manajemen asuhan objektif pada bayi baru lahir (BBL)
kebidanan secara Usia 3 hari
komprehensif pada bayi baru • Mampu melakukan menegakan
lahir (BBL) Usia 3 hari diagnosa pada bayi baru lahir (BBL)
Usia 3 hari
• Mampu melakukan penatalaksanaan
asuhan kebidanan dan perencanaan
tindakan pada bayi baru lahir (BBL)
Usia 3 hari
Pengertian BBL BBL disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin (Dewi, 2017).
Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500
gram sampai 4.000 gram (Saputra, 2014).

Asuhan yang diberikan


Menurut Kemenkes (2015), asuhan yang diberikan pada BBL yaitu :
pada BBL A. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
mikroorganisme yang terpapar selama proses persalinan berlangsung ataupun
beberapa saat setelah lahir. Pastikan penolong persalinan melakukan
pencegahan infeksi sesuai pedoman.
B. Menilai Bayi Baru Lahir
Penilaian Bayi baru lahir dilakukan dalam waktu 30 detik pertama.
Keadaan yang harus dinilai pada saat bayi baru lahir sebagai berikut.
 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
 Apakah bayi menangis atau bernapas?
 Apakah tonus otot baik?
TINJAUAN KASUS

S : Pada tanggal 31 Maret


2021 Jam 09.30 WIB. Ny.
W, 30 Tahun, Pendidikan : O : Ku baik Kes. Cm, Suhu : 36,5 C,
SMA, Pekerjaan : IRT telah Pernafasan 48 x/menit, Nadi : 146x/menit,
melahirkan. Bayi bugar, BB : Keaktifan : aktif, Tangisan : Kencang, LK :
3000 gr, TB : 48 cm, JK : 33 cm, LD : 36 cm, Lingkar Lengan : 14 A : Neonatus
Laki-Laki. Ibu merasa cm, Refleks Moro, Rooting, Tonic Neck, cukup bulan sesuai
senang atas kelahiran Grafs/Plantas, Suching,Babinsky : positif, masa kehamilan
bayinya tetapi karena ibu pemeriksaan fisik secara sistematis dalam usia 3 hari
merasa khawatir karena batas normal, Miksi : pada pukul 12.00
bayinya tertidur pulas. WIB dan Mekonium : 11.00 WIB

P: - Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


- Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu kemudian atau jika ada tanda bahaya pada bayi
- Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
- Melakukan perawatan tali pusat
- Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir.
- Menganjurkan ibu untuk terapi sinar matahari (dijemur) pada jam 07.00 – 09.00 WIB
- Menganjurkan pada ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
Kesimpulan

Hiperbilirubinemia adalah kedaaan dimana kadar bilirubin serum


total yang lebih dari 5-7 mg/dl yang ditandai dengan ikterus pada kulit,
sklera dan organ lain dimana kuning pada kulit akan muncul secara
cephalocaudal sesuai dengan kadar bilirubin dalam darah.
Hiperbilirubinemia berkaitan erat dengan riwayat kehamilan ibu dan
prematuritas. Selain itu, asupan ASI pada bayi juga dapat mempengaruhi
kadar bilirubin dalam darah. Ikterus dikelompokkan menjadi tiga yaitu
ikterus fisiologis, ikterus non fisiologis, ikterus yang berkaitan dengan
pemberian ASI.
Pendekatan diagnosis hiperbilirubinemia pada neonatus dapat
dilakukan dengan temuan klinis pada pasien dan serangkaian
pemeriksaan penunjang. Tata laksana pada hiperbilirubinemia terdiri
dari beberapa teknik yaitu fototerapi, transfusi tukar, dan
medikamentosa.
DOKUMENTASI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai