Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TUGAS

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI PADA BBL BY NY. “S” DENGAN BBLR DI

WILAYAH KERJA UPT. PUSKESMAS TANJUNG PALAS

Oleh :

KELOMPOK 4

Siti Rubiah

Wiwit Purbaningsih

Wiwin Ariyani

Wiwin Andriani

Eka Lili M

Hastatiarni

Ofrida TO

Miki Nur A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR JURUSAN

KEBIDANAN PRODI DIII KEBIDANAN BULUNGAN

2023

1
1. Skenario Kasus

By. Ny. A lahir secara spontan pada tanggal 15 Mei 2023 pukul 09.00 wite, bayi lahir
menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki-laki. Bayi langsung
dikeringkan dengan mengganti kain basah dengan yang kering, setelah dilakukan
pemeriksaan Antropometri didapatakan hasil BBL BB : 2.200 gram, PB 48 CM, LD : 30cm,
LK : 31 cm. A/S 8/9/10. Bayi masuk dalam kategori BBLR. Bidan meminta tolong perawat
serta menghubungi/ konsul ke dokter umum di UPT. Puskesmas Tanjung Palas. Kemudian
dilakukan Rujukan ke Unit Ponek. Petugas Ponek konsul ke dr. Spesialis Anak kemudian
berkolaborasi dengan Laboratorium untuk cek darah ,berkolaborasi dngan Gizi terkait
masalh Nutrisi Ibu.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir kurang
dari 2.500 gram (Setyarini and Suprapti, 2016). BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran
prematur (kelahiran sebelum usia gestasi 37 minggu) dengan berat badan yang sesuai
masa kehamilan (SMK), atau karena bayi yang beratnya kurang dari berat yang semestinya
atau kecil masa kehamilan (KMK), atau keduanya (WHO, 2011). Bayi berat lahir rendah
(BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia
gestasi. Berat lahir adalah berat yang ditimbang satu jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi
pada bayi kurang bulan

2. Langkah-langkah manajemen BBLR


a. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya saat ini dalam
keadaan baik, namum berat badan bayinya rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan
atau BBLR.
b. Melakukan observasi keadaan umum bayi dan TTV bayi seperti laju jantung, laju nafas,
dan suhu.
c. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi dan pakaian bayi lengkap.
d. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan vitamin K. Ibu menyetujui
e. Menyuntikkan vitamin K 0,5 cc secara IM di 1/3 luar paha kiri pukul 09.15 wite.
f. Mengoleskan salep mata di mata sebelah kanan dan kiri pukul 09.17 wite.
g. Menyuntikan Hb 0 secara IM di 1/3 luar paha kanan pukul 10.15 wite.

2
Ada 2 keadaan BBLR yaitu :
a. Prematuritas atau Bayi Kurang Bulan Murni : BBLR karena prematuritas atau Bayi
Kurang Bulan Murni adalah bayi yang dilahirkan kurang bulang (preterm) mempunyai
organ yang belum berfungsi seperti bayi aterm sehingga bayi tersebut mengalami
kesulitan untuk hidup di luar rahim. Makin pendek masa kehamilan makin kurang
sempurna fungsi alat-alat tubuhnya, akibatnya makin mudah terjadi komplikasi, seperti :
sindroma gangguan pernafasan, hipotermia, aspirasi, infeksi, dan pendarahan
intrakanial.
b. BBLR (KMK) : Bayi Berat Badan Lahir Rendah karena Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan
(KMK) adalah bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan bayi preterm dengan berat badan yang sama

Klasifikasi BBLR Menurut Cutland, Lackritz, Mallett-Moore, Bardají, Chandrasekaran,


Lahariya, Nisar, Tapia, Pathirana, Kochhar & Muñoz (2017) dalam mengelompokkan bayi
BBLR ada beberapa cara yaitu:

a. Berdasarkan harapan hidupnya:


1) Bayi dengan berat lahir 2500 – 1500 gram adalah bayi berat lahir rendah (BBLR).
2) Bayi dengan berat lahir 1500 – 1000 gram adalah bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR).
3) Bayi dengan berat lahir < 1000 gram adalah bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLR).
b. Berdasarkan masa gestasinya:
1) Prematuritas Murni Bayi dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu atau biasa
disebut neonatus dengan berat normal ketika lahir. Dapat disebut BBLR jika berat
lahirnya antara 1500 – 2500 gram.
2) Dismaturitas Bayi dengan berat badan lahir tidak normal atau kecil ketika dalam
masa kehamilan

Penatalaksanaan berat badan lahir rendah (BBLR) difokuskan pada terapi suportif,
yaitu pemberian nutrisi untuk mengejar target berat badan, mempertahankan suhu tubuh
normal, serta menjaga kebersihan tali pusat dan kulit. Obat-obatan dan tindakan
pembedahan sesuai indikasi dan jika ada komplikasi, yang biasanya terjadi bayi premature.
Dalam hal ini bidan berkolaborasi dengan berbagai Profesi Nakes Lainnya.

BIDAN

3
Peran bidan dalam penangannan BBLR sangat penting,

a. Lakukan langkah awal dan stabilitasi kondisi bayi


b. Lapor dokter jaga
c. Menganjurkan Ibu untuk menjaga kehangatan bayi
d. Menganjurkan ibu ntuk member ASi Secara On Demand

DOKTER UMUM/JAGA

a. Memberikan advis sesuai kondisi Bayi


b. Menganjurkan untuk di Rujuk ke Faskes yang lebih memadai

IDAI

a. Stabilitasi kondisi bayi


b. Jika BBLR bermasalah missal mengalami ancaman gagal nafas, gagal sirkulasi
atausyok maka dapatdilakukan rujuka ke NIcu
c. Jika BBLR masih mengalami gagal nafas maka lakukan manajemen asfiksia
d. Jaga bayi agar tetap hangat

GIZI

a. Memberikan asi secara ondemand


b. Pemberian Nutrisi Parenteral maupun Enteral
Pada prinsipnya, pemberian nutrisi pada bayi BBLR, baik bayi prematur maupun cukup
bulan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan
imunitas. Beberapa aspek penting dalam pemberian nutrisi yang baik pada bayi BBLR
adalah metode pemberian, jenis, waktu dan frekuensi pemberian, serta jumlah
pemberian nutrisi.
Metode pemberian nutrisi dapat melalui jalur enteral (pipa orogastrik) dan parenteral
(total parenteral nutrition / TPN). Metode enteral lebih direkomendasikan daripada
parenteral. Jalur parenteral memiliki risiko untuk terjadi komplikasi seperti sepsis dan
infeksi, sehingga metode ini hanya menjadi terapi tambahan pada beberapa kasus kritis
tertentu.
Jenis Nutrisi
Jenis nutrisi terbaik yang dapat diberikan pada bayi BBLR adalah ASI atau kolostrum.
Pilihan kedua adalah ASI yang berasal dari donor, dan pilihan ketiga adalah susu

4
formula. ASI memberikan banyak manfaat bagi bayi karena kaya akan faktor-faktor
imunitas dan enzim yang baik untuk pencernaan bayi.
Bayi yang mendapat ASI dapat terhindar dari necrotizing enterocolitis (NEC) daripada
bayi yang mendapat susu formula. Pemberian ASI dapat ditambahkan dengan fortifikasi
ASI untuk memenuhi kebutuhan protein bayi. ASI juga merupakan nutrisi yang tepat
untuk bayi prematur
Waktu dan Frekuensi Pemberian Nutrisi
Waktu pemberian nutrisi pada bayi BBLR harus dilakukan sedini mungkin, dan seagresif
mungkin atau kurang dari 48 jam setelah lahir, misalnya dengan inisiasi menyusui dini.
Hal ini dapat mempercepat peningkatan berat badan bayi, mempersingkat lama rawat
inap bayi, dan menurunkan risiko osteopenia dan jaundice. Frekuensi pemberian nutrisi
dilakukan setiap 2-3 kali per jam]
Jumlah Pemberian Nutrisi
Jumlah atau volume pemberian nutrisi diberikan sesuai dengan berat badan bayi.
Pemberian nutrisi pada bayi <1000 gram dapat dimulai dari 15‒20 mL/kgBB/hari,
sedangkan pada bayi >1000 gram dapat dimulai dengan 30 mL/kgBB/hari.
Setelah setiap pemberian nutrisi pastikan untuk melakukan pemeriksaan residu gastrik.
Jumlah normal residu pada bayi <1000 gram adalah 2‒4 mL, sedangkan pada
bayi >1000 gram sebanyak 5 mL. Residu dapat berwarna kehijauan atau kuning. Residu
menandakan toleransi bayi terhadap pemberian nutrisi dan prediktor NEC.
Apabila toleransi bayi terhadap pemberian nutrisi baik, maka pemberian nutrisi dapat
ditingkatkan hingga mencapai full enteral feeding, yakni 150‒180 mL/kgBB/hari. Nutrisi
sebesar ini biasanya tercapai dalam waktu 2 minggu pada bayi <1000 gram, atau 1
minggu pada bayi >1000 gram

LABORATORIUM

Melakukan Pemeriksaan Laboratorium

Menurut Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi (2015) pemeriksaan penunjang
bayi BLLR antara lain :

a. Periksa jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000 –
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisetmia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic perinatal.

5
c. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebih ).
d. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
e. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata –
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga
f. Pemeriksaan analisa gas darah

PERAWAT

a. Monitoring tanda dan gejala infeksi Lokal


b. Terapeutik
1) Batasi jumlah pengunjung
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau lainnya
3) Mengedukasi pasien untuk cuci tangan baik sebelum maupun setelah memegang
Bayi
4) Mengedukasi untuk selalu memberikan ASI/ meningkatkan Nutrisi
5) Menganjurkan untuk meningkatkan Asupan Cairan
6) Pemberian Imunisasi jika diperlukan
7) Mempertahankan suhu normal :Bayi BBLR rentan untuk mengalami hipotermia, atau
suhu tubuh 32‒36,4℃. Suhu tubuh bayi sebaiknya diukur setiap 6‒12 jam. Jika
terjadi hipotermia, maka cara untuk menghangatkan bayi adalah:
a) Kontak kulit ke kulit, diterapkan pada semua bayi
b) Metode kanguru, diterapkan pada bayi dengan berat badan <2500 gram
c) Pemancar panas, diterapkan pada bayi dengan berat badan >1500 gram
d) Inkubator, diterapkan pada bayi dengan berat badan <500 gram

3. Monitoring Penatalaksanaan
Monitoring penanganan bayi BBLR, berdasarkan WHO, termasuk pengukuran
tanda-tanda vital (suhu, denyut jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah), saturasi
oksigen, volume residu lambung, tes darah di antaranya gula darah, dan pemantauan
pertumbuhan.
a. Monitoring Gula Darah

Studi pada bayi BBLR prematur dan cukup bulan menunjukkan pencegahan kondisi
hipoglikemia kronis atau rekuren dapat meningkatkan kelangsungan hidup, serta

6
pertumbuhan atau perkembangan saraf. Pedoman WHO merekomendasikan
pemantauan gula darah pada bayi BBLR sehat setiap 4 jam dan setiap kali sebelum
memberi makan untuk 48 jam pertama kehidupan. Kemudian setiap hari sampai bayi
mendapatkan makanan enteral penuh.

b. Monitoring Berat Badan dan Tinggi Badan

Penimbangan berat badan bayi dilakukan setiap hari, sedangkan pengukuran


panjang badan dan lingkar kepala dapat dilakukan setiap minggu. Evaluasi peningkatan
berat badan dapat menggunakan kurva pertumbuhan atau growth chart dari the National
Centres for Health Statistics (NCHS)/WHO.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-
pelayanan-kedokteran-tata-laksana-berat-badan-lahir-rendah

https://www.alomedika.com/penyakit/pediatrik-dan-neonatologi/berat-badan-lahir-
rendah/penatalaksanaan

https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/915

Tata_laksana_Nutrisi_pada_Bayi_Berat_Lahir_Rendah.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7409/3/BAB%20II.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/8144/5/BAB%202.pdf

https://core.ac.uk/reader/335034500

Anda mungkin juga menyukai