Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Penyakit
Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) memiliki risiko tinggi akan mengalami
keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan sepanjang masa kanak-kanak
dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal. Bayi BBLR juga memiliki
kerentanan resiko lebih tinggi terinfeksi penyakit, gagal tumbuh organ dan risiko
kematian dibanding bayi normal. Oleh karena itu, perlu dilakukan
asuhan keperawatan pada bayi BBLR untuk memenuhi kebutuhan bayi tersebut.

Asuhan keperawatan pada bayi BBLR harus memperhatikan pemenuhan


kebutuhan nutrisi. Bayi BBLR memerlukan asupan nutrisi yang cukup agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk
mengurangi anemia pada ibu hamil dan risiko terjadinya BBLR, kematian ibu dan
bayi.

Selain pemenuhan kebutuhan nutrisi, asuhan keperawatan pada bayi BBLR juga
harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan rasa aman. Bayi BBLR rentan
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman karena kondisi fisiknya yang
lemah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menjaga suhu tubuh bayi agar
tetap stabil dan hangat serta memberikan pengertian kepada ibu tentang cara menjaga
suhu tubuh bayinya ketika sudah berada di rumah.

Asuhan keperawatan pada bayi dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dengan


resiko tinggi seperti BBLR harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi.
Aspek-aspek penting seperti pemenuhan nutrisi, pemenuhan rasa aman, serta
pengelolaan kondisi fisik harus diperhatikan secara holistik untuk mencapai hasil
yang optimal bagi kesehatan dan perkembangan bayi tersebut.

B. Patofisiologi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki risiko tinggi akan mengalami
keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan sepanjang masa kanak-kanak
dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal. Komplikasi yang dapat dialami
oleh bayi BBLR meliputi asfiksia, aspirasi atau gagal bernafas secara spontan dan
teratur sesaat atau beberapa menit. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk
mengurangi anemia pada ibu hamil dan risiko terjadinya BBLR, kematian ibu dan
bayi. Selain zat besi, zat gizi mikro lainnya juga diperlukan oleh ibu hamil. Namun,
asupan makanan kurang mencukupi sehingga menyebabkan kekurangan gizi pada ibu
hami.
Penyebab dari BBLR dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain gizi saat
hamil yang kurang, usia kurang dari 20 tahun, ibu hamil yang sedang sakit, penyakit
kronis seperti hipertensi dan diabetes, merokok selama kehamilan, infeksi selama
kehamilan, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Bayi BBLR mudah mengalami
gangguan karena salah satu penyebabnya adalah premature sehingga kematangan
sistem organ pada bayi tersebut kurang sehingga terjadi gangguan.

Asuhan keperawatan pada bayi BBLR meliputi mempertahankan suhu tubuh


dengan ketat, memberikan makanan tambahan atau formula susu sesuai indikasi
medis, memantau tanda-tanda vital seperti nadi dan pernapasan secara berkala serta
melakukan stimulasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pencegahan BBLR dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan ibu hamil melalui
asupan gizi yang cukup serta pemeriksaan rutin selama kehamilan untuk mendeteksi
dini adanya masalah kesehatan pada ibu maupun janin.

C. Manisfestasi Klinis
Bayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki risiko tinggi akan mengalami
keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan sepanjang masa kanak-kanak
dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal. Bayi BBLR juga
rentan mengalami komplikasi seperti asfiksia, aspirasi atau gagal bernafas secara
spontan dan teratur sesaat atau beberapa menit.

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah mempunyai ciri-ciri :
a) Berat badan < 2500 gram
b) Panjang badan < 45 cm, lingkar kepala < 33, lingkar dada
c) Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus, elastisitas
daun telinga
d) Dada : dinding thorak elastis, puting susu belum terbentuk.
e) Abdomen : distensi abdomen, kulit perut tipis pemuluh darah kelihatan
f) Kulit : tipis, transfaran, pembuluh darah, kelihatan
g) Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak.
h) Genatalia : LK skrotum kecil, testis tidak teraba, PR labio mayora hampir
tidak ada,klitoris menonjol
i) Eksterimitas : kadang eodema, garis telapak kaki sedikit.
j) Motorik : pergerakan masih lemah. (Vivian, 2016).

Asuhan keperawatan pada bayi BBLR bertujuan untuk memenuhi kebutuhan


bayi dengan resiko tinggi tersebut. Beberapa masalah yang muncul pada bayi BBLR
adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, gangguan suhu tubuh, gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman serta
gangguan perkembangan motorik dan sensorik. Penatalaksanaannya meliputi
mempertahankan suhu tubuh dengan ketat agar tidak terjadi hipotermia atau
hipertermia pada bayi BBLR. Selain itu juga dilakukan pemberian nutrisi yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pemberian ASI eksklusif sangat
dianjurkan karena ASI mengandung zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna oleh
tubuh bayi.

D. Skema Pathway

E. Farmakologi
Berat badan lahir rendah (BBLR) difokuskan pada terapi suportif, yaitu
pemberian nutrisi untuk mengejar target berat badan, mempertahankan suhu tubuh
normal, serta menjaga kebersihan tali pusat dan kulit. Obat-obatan dan tindakan
pembedahan sesuai indikasi dan jika ada komplikasi, yang biasanya terjadi bayi
premature. Pada prinsipnya, pemberian nutrisi pada bayi BBLR, baik bayi
prematur maupun cukup bulan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan,
perkembangan, metabolisme, dan imunitas. Beberapa aspek penting dalam pemberian
nutrisi yang baik pada bayi BBLR adalah metode pemberian, jenis, waktu dan
frekuensi pemberian, serta jumlah pemberian nutrisi.

1) Metode pemberian nutrisi


Metode pemberian nutrisi dapat melalui jalur enteral (pipa orogastrik) dan
parenteral (total parenteral nutrition / TPN). Metode enteral lebih
direkomendasikan daripada parenteral. Jalur parenteral memiliki risiko untuk
terjadi komplikasi seperti sepsis dan infeksi, sehingga metode ini hanya
menjadi terapi tambahan pada beberapa kasus kritis tertentu.
2) Jenis nutrisi
Jenis nutrisi terbaik yang dapat diberikan pada bayi BBLR adalah ASI atau
kolostrum. Pilihan kedua adalah ASI yang berasal dari donor, dan pilihan
ketiga adalah susu formula. ASI memberikan banyak manfaat bagi bayi karena
kaya akan faktor-faktor imunitas dan enzim yang baik untuk pencernaan bayi.
Bayi yang mendapat ASI dapat terhindar dari necrotizing enterocolitis (NEC)
daripada bayi yang mendapat susu formula. Pemberian ASI dapat
ditambahkan dengan fortifikasi ASI untuk memenuhi kebutuhan protein bayi.
ASI juga merupakan nutrisi untuk BBLR.
3) Waktu pemberian nutrisi
pada bayi BBLR harus dilakukan sedini mungkin, dan seagresif mungkin atau
kurang dari 48 jam setelah lahir, misalnya dengan inisiasi menyusui dini. Hal
ini dapat mempercepat peningkatan berat badan bayi, mempersingkat lama
rawat inap bayi, dan menurunkan risiko osteopenia dan jaundice. Frekuensi
pemberian nutrisi dilakukan setiap 2-3 kali per jam.
4) Jumlah atau volume pemberian nutrisi
diberikan sesuai dengan berat badan bayi. Pemberian nutrisi pada bayi <1000
gram dapat dimulai dari 15‒20 mL/kgBB/hari, sedangkan pada bayi >1000
gram dapat dimulai dengan 30 mL/kgBB/hari. Setelah setiap pemberian nutrisi
pastikan untuk melakukan pemeriksaan residu gastrik. Jumlah normal residu
pada bayi <1000 gram adalah 2‒4 mL, sedangkan pada bayi >1000 gram
sebanyak 5 mL. Residu dapat berwarna kehijauan atau kuning. Residu
menandakan toleransi bayi terhadap pemberian nutrisi dan prediktor NEC.
Apabila toleransi bayi terhadap pemberian nutrisi baik, maka pemberian
nutrisi dapat ditingkatkan hingga mencapai full enteral feeding, yakni 150‒
180 mL/kgBB/hari. Nutrisi sebesar ini biasanya tercapai dalam waktu 2
minggu pada bayi <1000 gram, atau 1 minggu pada bayi >1000 gram.
5) Mempertahankan Suhu Normal
Bayi BBLR rentan mengalami hipotermia, atau suhu tubuh 32‒36,4 ℃. Suhu
tubuh bayi sebaiknya diukur setiap 6‒12 jam. Jika terjadi hipotermia, maka
cara untuk menghangatkan bayi adalah:

a) Kontak kulit ke kulit, diterapkan pada semua bayi

b) Metode kanguru, diterapkan pada bayi dengan berat badan <2500 gram

c) Pemancar panas, diterapkan pada bayi dengan berat badan >1500 gram
d) Inkubator, diterapkan pada bayi dengan berat badan <500 gram

DAFTAR PUSTAKA

Slamet, B. 2018. Golden Period Bayi BBLR hanya 1 jam, Jawa Pos,: Surabaya
diakses pada tanggal 16 maret 2023

Natalina, R. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan BBLR NANDA


NOC.NIC.Www.Academia.Edu.
https://www.academia.edu/31598138/Asuhan_keperawatan_pada_klien_den
gan_bblr_nanda_noc_nic diakses pada tanggal 16 maret 2023

Subramanian KNS. Extremely Low Birth Weight Infant. Medscape. Dec 2020.
https://emedicine.medscape.com/article/979717-overview diakses pada
tanggal 16 maret 2023

Anda mungkin juga menyukai