Di Susun Oleh :
1. ASRINI 7. MURTAFIA
2. FATIMAH THURSINA SARI 8. ERNA NOVIA
3. MUSLIMA 9. SRI WAHYUNI
4. NURFAINI 10. RATNI
5. RIRIN SINTA 11. NUR HIKMAH
6. STEVI AGNES 12. SRI JUMRIATI
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berat badan lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh
kembang anak hingga masa status gizi yang diperoleh janin selama dalam
kandungan. Bayi baru lahir (BBL) normal merupakan bayi yang lahir dari
kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram. Pada waktu kelahiran adaptasi fisiologi dan
psikologi mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karna adanya peubahan
tersebut maka bayi memerlukan pemantauan yang ketat untuk menentukan
bagaimana membuat suau transisi yang baik terhadap kehidupannya di
luar uterus ( Rahardjo dan Marni 2015).
Pada negara berkembang, berat bayi lahir rendah (BBLR) masih
menjadi salah satu permasalahan defisiensi zat gizi. Bayi Berat Lahir
Rendah adalah berat badan kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang
masa gestasi. Bayi yang lahir dengan Bayi Berat Lahir Rendah beresiko
tinggi mengalami mortalitas dan morbiditas pada masa pertumbuhannya.
Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) akan meningkatkan angka
kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan
komplikasi yang terjadi. Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan
tidak bertambah untuk waktu yang lama (Maryunani A,2013).
Tahun 2015 AKB Turun 47% antara tahun 1990-2015 yaitu dari
36/1.000 kelahiran hidup menjadi 19/1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015(World health organization,2015). Data dari indonesia pada tahun
2017 Untuk Data AKB terjadi peningkatan dari tahun 2015 sebesar
22,23%/1.000 KH menjadi 24%/1.000.
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah pada
tahun 2016 AKB sebanyak 537 orang, tahun 2017 sebanyak 633 orang,
dan tahun 2018 sebanyak 498. AKB Provinsi sulawesi tengah dari tahun
3
D. Manfaat
1. Manfaat bagi institusi pendidikan
6
Hasil laporan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dapat
menjadi sumber bacaan dan referensi bagi mahasiswi akademi
kebidanan Stikes Widya Nusantara Palu.
2. Manfaat bagi mahasiswa
a. Setelah membaca asuhan kebidanan ini, mahasiswa mampu
memberikan asuhan kebidanan pada kasus bayi Ny. “N” usia 5
hari NKB KMK Dengan Berat Badan Lahir sesuai dengan
diagnosa dan masalah yang ada.
Menurut teori dan menerapkan pada praktek lapangan secara
langsung serta mendeteksi dini dengan menangani adanya
komplikasi dengan cepat dan tepat.
b. Dapat meningkatkan pengetahuan serta mengaplikasikan
tentang perawatan bayi baru lahir.
3. Manfaat bagi masyarakat
Dengan dilakukannnya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
masyarakat khususnya orangtua mengerti dalam memberikan
asuhan yang baik pada bayi dengan BBLR. Dengan demikian
komplikasi dapat terdeteksi secara dini dan segera mendapat
penanganan.
7
I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
Diagnisa Kebidanan : Bayi Ny. N usia 5 hari neonatus kurang bulan,
kecil masa kehamilan dengan BBLR
Analisa Data
Dilihat dari tafsiran persalinannya pada tanggal 15-03-2020 dan bayi lahir
secara SC pada tanggal 15-02-2020 dengan BB saat lahir 1930 gram,artinya bayi
8
9
lahir dengan masa gestasi atau usia kehamilan 36 minggu dan mempunyai berat
badan kurang dari seharusnya. Untuk masa kehamilan biasa neonatus kurang
bulan dan kecil untuk masa kehamilannya dilihat dari berat badan bayi,berat
badan bayi sekarang 1730 gram artinya bayi berat lahir rendah yaitu bayi dengan
berat badn 1.500-2.500 gram yang disebut dengan BBLR.
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Hipotermia
- Hipoglikemia
- Hiperbilirubinemia
- Perdarahan Spontan dalam ventrikal otak lateral
BAB IV
PEMBAHASAN
10
11
menelan lemah dan bayi belum bisa menghisap puting susu ibu, tanda-
tanda vital: suhu 36,3 ºC, denyut jantung 133 x/menit, pernapasan
56x/menit, dada ikut dengan gerakan nafas, keadaan tali pusat belum kering
dan dijepit, tidak bengkak, tidak ada infeksi dan perdarahan, gerakan
tangan dan kaki lemah, dan integritas kulit tampak tipis, lemak kulit
kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo, dan bayi diberi ASI per
oral .
Pengkajian hari kedua umur 6 hari masih di incubator, berat
badan sekarang 1755 gram, panjang badan 39 cm, refleks menghisap dan
menelan baik vital: suhu 36,5ºC, denyut jantung 145 x/menit, pernapasan
42 x/menit, gerakan dada sesuai dengan pola napas bayi, gerakan tangan
dan kaki lemah, dan integritas kulit tampak tipis, lemak kulit kurang atau
sedikit, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo, dan bayi diberi ASI Perah
dibantu susu formula dengan menggunakan
Pengkajian hari ketiga umur 7 hari , keadaan umum bayi sedang,
berat badan sekarang 1780 gram, refleks menghisap dan menelan baik
tanda vital: suhu 36,5 ºC, denyut jantung 138 x/menit, pernapasan 54
x/menit, gerakan dada sesuai dengan pola napas bayi, dan integritas kulit
tampak tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo,
tali pusat telah puput (lepas), tampak bersih, tidak ada perdarahan dan
infeksi, gerakan tangan dan kaki masih lemah, dan bayi bantu susuh
pormula menggunakan doot diberi ASI Perah dibantu.
Bayi berat lahir rendah mempunyai karakteristik yaitu berat
badan1500 kurang dari 2500 gram, panjang kurang dari 45 cm, lingkaran
dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala relatif lebih besar, kulit tipis
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik
lemah, pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas),
ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, kepala tidak
mampu tegak, pernapasan sekitar 45 sampai 50 denyut per menit dan
12
frekuensi nadi 100 sampai 140 denyut per menit (Manuaba, IAC, dkk,
2010).
Alat kelamin: pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, tonus otot
lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf
yang belum atau kurang matang,mengakibatkan refleks isap, menelan dan
batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah, jaringan
kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhn otot dan jaringan lemak
masih kurang (Amiruddin, R, & Hasmi, 2014).
Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu(259 hari) (Amiruddin, R, & Hasmi, 2014). Bayi berat lahir
rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Rukiah, dkk, 2013:26). Berat
bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat badan 2500
gram atau kurang saat lahir (Williamson, R, & Kenda, C, 2013:). Bayi berat
badan lahir cukup: bayi dengan berat lahir > 2500 gram.
Umur 5 hari berat badan 1730 gram, umur 6 hari berat badan
1755 gram, umur 7 hari berat badan 1780 gram, dengan konsep teori bahwa
bayi berat lahir rendah atau Very Low Birthweight Infant adalah bayi
dengan berat badan lahir 1000-1500 gram (Marmi & Kukuh, R, 2015).
Bayi lahir dengan sektio cesarea, presentase belakang kepala,
masa gestasi 36 minggu yaitu NKB/KMK/ dengan konsep teori bahwa
neonatus kurang bulan (NKB) adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan kurang dari 37 minggu dan kecil masa kehamilan (KMK) adalah
berat badan akibat bayi mengalami retardasi intra uterine dan merupakan
bayi yang kecil untuk masa pertumbuhan maka hal ini sesuai dengan data
yang ada dari tanggal HPHT 8 Juni 2019, HTP tanggal 15 Maret 2020
dengan masa gestasi 36 minggu dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
dan pengkajian umur 5 hari berat badan 1730 gram yang menandakan bayi
tersebut adalah neonatus kurang bulan (NKB) dan sesuai masa kehamilan
(SMK) (Maryunani, A, 2013).
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, berdasarkan teori
bahwa bayi berat lahir rendah refleks menghisap dan menelannya masih
lemah dan belum sempurna, otot pencernaan belum sempurna atau masih
lemah, dan pusat pengaturan suhu badan masih dalam perkembangan.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara konsep dengan studi pada
kasus bayi Ny „‟N‟
permukaan tubuh bayi yang kurang relatif lebih luas bila dibandingkan
dengan berat badan (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya hipoglikemia, berdasarkan teori bahwa bayi berat lahir
sangat rendah mudah mengalami hipoglikemia karena hanya sedikitnya
simpanan energy atau cadangan glukosa dalam hati berkurang sehingga
kadar gula dalam darah akan menurun pada bayi (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya hiperbilirubinemia, berdasarkan teori bahwa
bayi berat lahir rendah dengan umur kehamilan kurang bulan dapat
mengalami hiperbilirubinemia terjadi karena fungsi hati belum matang atau
belum terbentuk sempurna pada bayi sehingga menjadi kuning lebih awal
dan lebih lama daripada bayi yang cukup beratnya (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya perdarahan spontan dalam ventrikal otak
lateral,berdasarkan teori bahwa bayi berat lahir sangat rendah dengan umur
kehamilan kurang bulan dapat mengalami perdarahan spontan dalam
ventrikal otak lateral karena berhubungan belum matangnya sistem
pembekuan darah dan organ pada bayi belum matang atau belum terbentuk
sempurna (Maryunani, A, 2013).
Potensial terjadinya hipotermi, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dan
perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral tetap mengacu pada konsep
dasar dan data yang ada dalam menegakkan masalah yang mungkin muncul
pada klien bila tidak segera ditangani. Sehingga pada tahap ini tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara konsep dasar dan masalah potensial
pada bayi Ny ‟N‟
D. Langkah IV Tindakan Segera/Kolaborasi
Menurut teori tindakan segera/kolaborasi, di Rumah Sakit jika
dalam keadaan tertentu terjadi kejadian hipotermi, hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, sindrom gangguan pernapasan idiopatik (penyakit
membran hialin), dan perdarahan spontan dalam ventrikal otak lateral maka
perlu dilakukan tindakan tergantung keadaan bayi.
Bayi Ny ‟N‟ tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi karena
kondisi bayi tidak memerlukan tindakan tersebut sehingga dapat terlihat
15
menelan adalah tetesi ASI dan jika bayi BBLR belum bias menelan segera
rujuk (rujuk ke rumah sakit jika bayi BBLRnya di tangani di Puskesmas).
Penimbangan ketat, perubahan berat mencerminkan kondisi
gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubu, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. Kebutuhan cairan
untuk bayi baru lahir adalah 120-150 ml/kg/hari atau 100-120ml/kg/hari.
Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi untuk
segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori. Selain itu kapasitas
lambung bayi BBLR sangat kecil sehingga minum harus sering diberikan tiap
jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi menjadi cepat lelah,
menjadi biru atau perut membesar/kembung.
Asuhan kebidanan pada bayi Ny ‟N‟ berdasarkan dengan
intervensi yang dilakukan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara apa
yang ada dalam konsep dasar dengan yang dilakukan dilahan praktik.
F. Langkah VI Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Berdasarkan tinjauan manajemen Asuhan kebidanan bahwa
melaksanakan rencanakan tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman
pada klien. Implementasi dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun
sebagian dilaksanakan ibu serta kerjasama dengan tim kesehatan lainnya
sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan. Pada saat dilakukan
tindakan pada bayi, yang pertama dilakukan yaitu mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan untuk pencegahan terjadinya infeksi.
Pada studi kasus By ”N” dengan berat badan lahir rendah semua
tindakan yang telah direncanakan seperti mempertahankan suhu tubuh bayi
dengan ketat, melakukan pengawasan nutrisi, melakukan perawatan tali
pusat dengan ketat, melakukan penimbangan serta pemantauan tanda-tanda
vital dan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada ibu dan keluarga
selama berada di Rumah Sakit Undata dan dapat dilaksanakan seluruhnya
dengan baik tanpa ada hambatan karena adanya kerjasama dan penerimaan
yang baik dari keluarga.
17
18
19
B. Saran
Adapun saran yang penulis kemukakan untuk mencapai asuhan kebidaanan
yang baik, diperlukan:
1. Pada tempat pelayanan kesehatan yang melakukan perawatan bayi
diharapkan ruangan yang cukup hangat, peralatan yang tetap steril,
tersedianya tempat mencuci tangan dengan menggunakan kran air
yang mengalir dan bila memungkinkan menyiapkan pakaian khusus
dalam ruangan, baik untuk petugas maupun pengunjung bayi.
2. Untuk penanganan kegawatdaruratan neonatal khususnya Bayi Berat
Lahir Rendah, perlu penyediaan fasilitas alat yang memadai dan tenaga
yang professional untuk menunjang pelaksanaan tindakan.
3. Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan pengawasan dan
penanganan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang
berlaku pada ibu hamil yang lebih ketat, pemeriksaan yang akurat serta
20
Amiruddin, R, & Hasmi. 2014. Determinan kesehatan ibu dan anak. Trans info
Medika. Jakarta.
Fauziah,A, & Sudatri. 2013. Asuhan neonatus resiko tinggi dan kegawatan. Nuha
medika. yogyakarta.
Marmi & Kukuh, R. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2015..
Maryuni,A. 2013. Asuhan bayi dengan berat badan lahir rendah. Trans info
Medika. Jakarta
Rukiyah, AY, Yulianti, L. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Trans
Info Media. Jakarta
Jasashree,Kotabal. 2015. Study on the factor associated with low birt weigt among
newborns delivered in a tertiary- care hospital,Shimoga,Karnataka.
internasional journal of medical science and public Health. departemen
of community medicine 4,no,9. India
Jaya,P. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,Balita,danAnak Pra
sekolah. Trans Info Media. Jakarta
Saifuddin, AB, dkk.2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ed.4, Cet.4. Jakarta
Tarwoto. 2013. Buku Saku Anemia pada ibu Hamil. Trans info Medika. Jakarta
Purwoastuti,E, & Walyani,ES.2015.Asuhan persalinan dan bayi baru lahir.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta
.
21
22