Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI (Air Susu
Ibu) diproduksi, disekresi dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi
menghisap dan menelan ASI (Marmi, 2014). Masa laktasi mempunyai
tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian
ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar dilaksanakan, baik
oleh ibu post partum maupun di bantu oleh orang lain yang dilaksanakan
mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan (Anggraini,2010).
Masalah yang timbul selama masa menyusui dapat dimulai sejak
periode antenatal, masa pasca persalinan dini (masa nifas atau laktasi) dan
masa pasca persalinan lanjut. Salah satu masalah menyusui pada masa pasca
persalinan dini (masa nifas atau laktasi) adalah puting susu nyeri, puting
susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis (Ambarwati & Wulandari, 2008).
Oleh karena itu, World Health Organization (WHO) dan United Nations
Children’s Fund (UNICEF) merekomendasikan pemberian nutrisi yang
optimal bagi bayi baru lahir melalui strategi global pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan (WHO, 2009).
Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi
perlindungan kepada bayi melalui berbagai zat kekebalan yang
dikandungnya. Walaupun ibu dalam kondisi kekurangan gizi sekalipun, ASI
tetap mengandung nutrisi esensial yang cukup untuk bayi dan mampu
mengatasi infeksi melalui komponen sel fagosit dan imunoglobulin
(Munasir & Kurniati, 2008).
Kenyataan dilapangan menunjukkan produksi dan ejeksi ASI yang
sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam
memberikan ASI secara dini. Menurut Cox(2006) ibu yang tidak dapat
menyusui pada hari-hari pertama disebabkan oleh kecemasan dan ketakutan
ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang
proses menyusui (Mardiyaningsih, 2010). Kecemasan dan ketakutan ibu

1
tersebut menyebabkan penurunan hormon oksitosin sehingga ASI tidak
dapat keluar segera setelah melahirkan dan akhirnya ibu memutuskan untuk
memberikan susu formula pada bayinya (Putri, 2010).
Hormon oksitosin berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin
sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama menyusui. Oleh sebab itu
perlu dilakukan stimulasi reflek oksitosin sebelum ASI dikeluarkan atau
diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan pijat
oksitosin (Amin & Jaya, 2011).
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam ibu akan
merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai
bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun
cepat keluar. Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui
oral, intra-nasal, intra-muscular, maupun dengan pemijatan yang
merangsang keluarnya hormon oksitosin. Tindakan pijat oksitosin ini dapat
memberikan sensasi rileks pada ibu dan melancarkan aliran saraf serta
saluran ASI kedua payudara lancar (Amin & Jaya, 2011).
1.2 Tujuan Kegiatan
a. Memberikan pengetahuan tentang pijat oksitosin kepada Kader
Posyandu
b. Memberikan keterampilan pijat oksitosin kepada Kader Posyandu

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi
lemak dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang
dikeluarkan oleh kelenjar mamae pada manusia. ASI merupakan salah satu
makanan alami berasal dari tubuh yang hidup, disediakan bagi bayi sejak
lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih (Siregar, 2006).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur
kebutuhan bayi baik fisik, psikososial maupun spiritual. ASI mengandung
nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti
inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan
(Hubertin, 2004).
Pada persalinan tindakan seksio sesarea seringkali ibu mengalami
kesulitan dalam memberikan ASI kepada bayinya segera setelah lahir,
terutama jika ibu diberikan anestesi umum. Ibu relatif tidak dapat menyusui
bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka operasi di bagian
perut membuat proses menyusui sedikit terhambat.
Seksio sesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus. Beberapa masalah yang terjadi
pada ibu setelah menjalani operasi seksio sesarea seperti tindakan anastesi,
mobilisasi terganggu, ADL terganggu, serta pemberian ASI langsung
setelah melahirkan tidak terpenuhi yang akan mempengaruhi proses
menyusui
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelimakeenam
dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
setelah melahirkan.
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau
let down reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat

3
oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
2.2 Pijat Oksitosin
Pengertian Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan
usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
2.3 Mekanisme kerja oksitosin
Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh hipofisis
posterior yang akan dilepas ke dalam pembuluh darah jika mendapatkan
rangsangan yang tepat. Efek fisiologis dari oksitosin adalah merangsang
kontraksi otot polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah
persalinan sehingga akan mempercepat proses involusio uterus. Selain itu,
oksitosin juga akan mempunyai efek pada payudara yaitu akan
meningkatkan pemancaran ASI dan kelenjar mamae (let down reflek).
Oksitosin merupakan hormon yang menyebabkan kontraksi otot polos
uterus. Sehingga, dapat memperlancar proses persalinan dan mempercepat
proses involusio uterus (25). Selain itu, oksitosin merupakan zat yang dapat
merangsang miometrium kontraksi. Kontraksi uterus merupakan kompleks
dan terjadi karena adana pertemuan antara aktin dan myosin. Dengan
demikian aktin dan myosin merupakan komponen kontraksi. Pertemuan
antara aktin dan myosin disebabkan karena adanya myocin light chine
kinase (MLCK) dan dependent myosin ATP ase, proses ini dapat dipercepat
oleh banyaknya ion kalsium yang masuk ke dalam intra sel (26). Sedangkan
oksitoksin merupakan suatu hormon yang dapat memperbanyak masuknya
ion kalsium ke dalam intra sel. Dengan dikeluarkannya hormon oksitosin
akan memperkuat ikatan aktin dan myosin sehingga kontraksi uterus akan
semakin kuat.
Manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu,
mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,

4
merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI
ketika ibu dan bayi sakit.
Cara melakukan pijat oksitosin Pijat oksitosin merupakan upaya untuk
meningkatkan kontraksi uterus setelah melahirkan, sehingga tindakan untuk
merangsang keluarnya hormon oksitosin dilakukan sedini mungkin
disesuaikan dengan kemampuan pasien. Adapun kondisi ibu post partum
yang dapat menyebabkan pijat oksitosin tidak dapat dilakukan sedini
mungkin adalah ibu post sectio casearea hari ke-0, hal ini disebabkan pada
hari tersebut ibu masih terpengaruh oleh efek anastesi. Kondisi lain yang
dapat menyebabkan pijat oksitosin tidak dapat dilakukan adalah ibu post
partum dengan gangguan sistem pernafasan dan kardiovaskuler.
Oksitosin merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus otak
dan dilepaskan ke aliran darah dari bagian belakang kelenjar pituitari.
Hormon ini diekskresi selama persalinan ketika janin merangsang mulut
rahim sehingga memicu otot-otot rahim berkontraksi. Selain berdampak
pada rahim, oksitosin juga penting dalam memicu pengeluaran air susu dari
payudara. Pemicu terpenting untuk mengeluarkan oksitosin adalah
rangsangan fisik pada puting payudara.
Bahan dan alat yang digunakan perawat dalam pemijatan oksitosin
adalah baby oil atau minyak kelapa atau minyak zaitun agar tangan perawat
lebih mudah dalam melakukan massage. Air hangat yang digunakan untuk
membersihkan ulang belakang setelah dilakukan massage, dan hantuk untuk
mengeringkan.
Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
b. Ibu miring ke kanan maupun kekiri, lalu memeluk bantal
c. Memasang handuk
d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil
e. Melakukan pemijatan dengan meletakkan kedua ibu jari sisi
kanan kan kiri dengan jarak jari satu tulang belakang, gerakan

5
tersebut dapat merangsang keluarnya oksitosin yang dihasilkan
oleh hipofisis posterior.
f. Menarik kedua jari yang berada di costa ke 5-6 menyusuri
tulang belakang dengan bentuk melingkar kecil dengan kedua
ibu jarinya.
g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah
bawah, dari leher kearah tulang belikat, selama 2-3 menit
h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali.
i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan
dingin secara bergantian

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 28 September 2015
di PKM Banawa Selatan kegiatan ini dilakukan selama 1 hari.
3.2 Sarana dan Alat yang Digunakan
Sarana yang digunakan dalam penyuluhan tentang pelatihan pijat
oksitosin di PKM Banawa Selatan yaitu Pelaksanaan kegiatan berupa
pemberian pelatihan mengenai pijat oksitosin, pelatihan dilanjutkan dengan
tanya jawab dan diskusi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai peningkatan
pengetahuan kader posyandu tentang pijat oksitosin. Proses pelaksanaan
kegiatan pengabdian melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Pendataan kader posyandu
b. Kontrak waktu dengan kader dan calon peserta
c. Mengumpulkan peserta, peningkatan pengetahua kader tentang pijat
oksitosin dilakukan dengan cara memberikan informasi dan
pendidikan kesehatan terutama tentang ASI, fisiologi laktasi, mitos –
mitos selama menyusui, penyebab produksi ASI rendah, upaya
memperbanyak ASI, pijat oksitosin. Kegiatan dilakukan selama 1 hari.
3.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat

Kegiatan ini melibatkan staf dosen STIKes Widya Nusantara Palu dan
kader posyandu di kelurahan layana indah. Kedua instansi yang terlibat ini
mendapat keuntungan secara bersama-sama (mutual benefit).
1. PKM Banawa Selatan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan akan
menyediakan SDM berupa ibu dan Kader Posyandu. Dalam hal ini,
memperoleh manfaat dalam hal peningkatan SDM, terutama dalam hal
pengetahuan dan pemahaman mengenai pijak oksitosin.

7
2. STIKes Widya Nusanatra Palu melalui Lembaga Pengabdian Pada
Masyarakat berperan menyediakan dana, sehingga mendukung
pelaksanaan dharma ketiga dari tri Dharma Perguruan Tinggi
3.4 Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka berpikir untuk memecahkan masalah kegiatan ini
digambarkan seperti pada Gambar dibawah ini. Dari permasalahan yang
muncul disusun berbagai alternative untuk memecahkan masalah.
Selanjutnya dari berbagai alternatif, dipilih alternative yang paling
mungkin dilaksanakan. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka
metode dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Permasalahan
Kurangnya pelatihan pijat Pemecahan Masalah
Perlu diadakan pelatihan tentang pijat
oksitosin
oksitosin

Metode Kegiatan Alternatif Pemecahan Masalah


Pelatihan dan diskusi tentang pijat Pelatihan pijat oksitosin dirasa
oksitosin.
penting untuk dilakukan agar para
kader dapat melakukan pijat
oksitosin.

Gambar Bagan Sematis Metode Pemecahan Masalah

8
3.5 Realisasi Pemecahan Masalah
1. Penyuluhan dan Diskusi
Kegiatan pelatihan dan diskusi dilakukan untuk memberikan
pemahaman kepada kader posyandu mengenai pijat oksitosin. Materi ini
akan diberikan oleh staf dosen STIKes Widya Nusantara Palu.
2. Praktek Pijat Oksitosin
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari penyuluhan dan diskusi yang
secara khusus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman para peserta sehingga di harapkan terjadinya peningkatan
pengetahuan tentang pijat oksitosin. Kegiatan praktek ini di bimbing staf
dosen STIKes Widya Nusantara Palu.
3.6 Khalayak Sasaran
Khalayak yang dijadikan sasaran kegiatan ini adalah para kaser
posyandudi kelurahan Layanan Indah. Keterlibatan mereka dalam kegiatan ini
dapat dilihat pada Tabel ini
Khalayak Kegiatan Sasaran
Kader Posyandu Pelatihan tentang Meningkatkan pengetahuan
Kelurahan
Layana Indah pijat oksitosin kader posyandu tentang pijat
oksitosin. Pelatihan pijat
oksitosin dirasa penting untuk
dilakukan agar para kader
posyandu mampu
mengaplikasikan pijat
oksitosin kepada ibu di
kelurahan layanan indah.

Tabel Keterlibatan Khalayak Sasaran

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan diskusi
terprogram dan dilanjutkan. Rincian kegiatan dapat diperlihatkan dalam tabel
di bawah ini.
Tahapan Kegiatan
Pembukaan Perkenalan dan tujuan dilakukan
kegiatan
Inti Pemaparan materi tentang
1. Menjelaskan pengertian pijat
oksitosin
2. Mekanisme kerja oksitosin
Pelatihan tentang:
Cara pijat oksiosin
Tabel Rincian Kegiatan Pengabdian PadaMasyarakat
Kegiatan pengabdian masyarakat mengenai peningkatan pengetahuan
kader posyandu tentang pijat oksitosin dilaksanakan selama 1 hari. Kegiatan ini
diawali dengan menanyakan pengetahuan ibu mengenai mitos – mitos selama
menyusui, penyebab produksi ASI rendah, upaya memperbanyak ASI.
Mayoritas ibu dalam kegiatan ini telah mengetahui tentang ASI eksklusif yaitu
hanya memberikan ASI saja selama 0-6 bulan tanpa memberikan tambahan
cairan atau makanan apapun selain ASI.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, kader posyandu diajarka
bagaimana cara melakukan perawatan payudara untuk memperbanyak produksi
ASI dengan pijat oksitosin. Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang,
neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim
pesan ke hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin
sehingga menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. Pijatan di daerah
tulang belakang ini juga akan merileksasi ketegangan dan menghilangkan
stress dan dengan begitu hormon oksitosoin keluar dan akan membantu

10
pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada
saat segera setelah bayi lahir dengan keadaan bayi normal.
Informasi dan pendidikan kesehatan ini diberikan untuk meningkatkan
pengetahuan kader posyandu mengenai cara melakukan pijat oksitosin untuk
memperbanyak ASI, sehingga ibu bisa memberikan ASI secara eksklusif.
Sebagian besar kader posyandu memiliki tingkat pengetahuan tentang
metode perawatan payudara dengan baik. Informasi ini diperoleh dari tenaga
kesehatan seperti Bidan desa serta melalui media cetak maupun media
elektronik seperti buku, majalah, televisi internet dan sebagainya. Semakin
banyak sumber informasi yang dimiliki maka tingkat pengetahuan yang
dimiliki semakin tinggi. Setelah diberikan pendidikan kesehatan oleh pemateri,
terlihat adanya peningkatan pemahaman oleh kader posyandu. Selain mengenai
perawatan payudara, kader posyandu juga mengerti dan dapat melakukan pijat
oksitosin.
Pelaksanaan kegiatan ini berjalan lancar dan antusias sehingga
terlaksana sesuai dengan perencanaan. Pada saat pelaksanaan, pelaksana
memberikan apresiasi kepada ibu kader posyandu yang aktif dalam proses
pelaksanaan. Kegiatan berikutnya adalah evaluasi pada kader posyandu balita
untuk melakukan pijat oksitosin sesuai dengan SOP yang telah dibuat. Pada
kegiatan ini, pelaksana mengevaluasi dengan cara kader posyandu melakukan
pijat oksitosin ke teman kader lainnya. Setelah kader mampu dalam pijat
oksitosin, diharapkan kader mampu mengatasi permasalahan produksi ASI
pada ibu menyusui.

11
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pelatihan pijat oksitosin yang dilakukan dengan cara penyuluhan adalah
salah satu cara untuk memberikan infomasi kepada kader posyandu. Dengan
diberikannya pelatihan pijat bayi maka akan terbentuk perilaku sehat oleh
masyarakat. Kegiatan tentang pijat oksitosin dimaksudkan agar kader posyandu
tahu cara memperbanyak produksi ASI, sehingga secara langsung dapat membantu
peningkatan capaian ASI eksklusif untuk PKM Banawa Selatan.
5.2 Saran
1. Program pijat oksitosin ini dapat diterapkan oleh kader posyandu balita
dalam mengatasi permasalahan produksi ASI sehingga dapat
meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif.
2. Perlu adanya pendidikan kesehatan dan pelatihan secara rutin untuk
meningkatkan skill kader posyandu balita sehingga kader dapat berperan
sebagai salah satu seseorang dalam keberhasilan ASI Eksklusif

12
DAFTAR PUSTAKA
Gustriani, Nia. (2015). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada
Pasien Post Seksio Sesarea Di Ruangan Nifas Rumah Sakit Wilayah
Makassar.Tesis. Universitas Hasanuddin.
Mardiyaningsih, Eko. (2010). Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet Dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Postpartum Di Rumah Sakit Wilayah
Jawa Tengah.Tesis.Universitas Indonesia.
Saryono, Ari Setiawan. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika. (Hal 88)
Suryani, Emy & Astuti, Endah Widhi.(2013). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi ASI Ibu Postpartum Di BPM Wilayah Kabupaten
Klaten.Jurnal.Volume 2.
Ulfah, Raden Roro Maria. (2013). Efektivitas Pemberian Teknik Marmet
Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Menyusui 0 – 6 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember.Skripsi. Universitas Jember.
Widuri, Hesti. (2013). Cara Mengelola ASI Eksklusif Bagi Ibu
Bekerja.Yogyakarta : Gosyen Publishing. (Hal 20, 176, 179, 180) Wijayanti,
Lilis. (2014). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Postpartum Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Tahun 2014.Skripsi.

13
DOKUMENTASI KEGIATAN

14
REKAPITULASI BIAYA PENGABDIAN mASYARAKAT

No Jenis pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)


1. Gajih Dan Upah (30%) Rp. 891.600
2. Bahan Habis Pakai Dan Peralatan (50%) Rp. 1.486.000
3. Perjalanan (10% Rp. 284.200
4. Lain-Lain (10%) Rp. 297.200
Jumlah Rp. 2.960.000

1. Gajih dan Upah

No Pelaksana Jumlah Honor/Jam Biaya (Rp)


Kegiatan Jam/Minggu
1 Ketua Tim 2 Rp 200.00 Rp 400.000
2 Pelaksana 4 Rp 50.000 Rp 200.000
3 Teknisi 4 Rp 25.000 Rp 100.000
4 Tenaga Harian 4 Rp 47.900 Rp 191.600
Subtotal Rp 891.600

2. Bahan Habis Pakai Dan Peralatan

No Bahan Volume Biaya Satuan Biaya (Rp)


1 Kertas A4 80 gr 2 rim Rp 50.000 Rp 86.000
2 Foto copy 300 lembar Rp 200 Rp 60.000
3 Solasi kecil 1 buah Rp 10.000 Rp 10.000
4 Spanduk 1 buah Rp 100.000 Rp 100.000
5 Konsumsi nasi, dan scank 47 buah Rp 25.000 Rp 1.175.000
6 Logbook 2 buah Rp 15.000 Rp 30.000
7 Map plastik 5 buah Rp 5.000 Rp 25.000
Subtotal Rp 1.486.000

3. Perjalanan

No Bahan Volume Biaya Biaya (Rp)


Satuan
2 Uang transport (pulang-pergi) 10 Rp 29.720 Rp 297.200
Subtotal Rp 297.200

15
4. Biaya Lain-Lain

No Bahan Volume Biaya Satuan Besarnya (Rp)


1 Fotocopy dan penjilidan 2 rangkap Rp 48.600 Rp 97.200
laporan pengabdian
2 Pulsa dan internet 2 kali Rp 100.000 Rp 200.000
Subtotal Rp 197.200

Total Biaya Penelitian : Rp 2.960.000


: Dua juta Sembilan ratus enam puluh ribu
rupiah

16
KETUA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Arini, SST
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya

5 NIDN -
6 Tempat Dan Tanggal Lahir 27- November 1979

7 Email
8 Nomor Telepon/HP -
9 Alamat Kantor Jalan Untad I, Palu
10 Nomor Telepon/Faks (0451) 429782
11 Mata Kuliah Yang Diampu

Palu, 28 September 2015


Yang Menyatakan,

Masri Dg. Taha, M.Kep


NIK.

17
Angota I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fitri A. Sabil, S.Kep, Ns., M.Kep
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya

5 NIDN -
6 Tempat Dan Tanggal Lahir -

7 Email
8 Nomor Telepon/HP -
9 Alamat Kantor Jalan Untad I, Palu
10 Nomor Telepon/Faks (0451) 429782
11 Mata Kuliah Yang Diampu 1. Ilmu Dasar Keperawatan I
2. Ilmu Dasar Keperawatan II

Palu, 28 September 2015


Yang Menyatakan,

Fitri A. Sabil, S.Kep, Ns., M.Kep


NIK.

18
Angota II
B. Identitas Diri
1 Nama Lengkap dr. Lutfi Said, M.Kes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 20090901010

5 NIDN 0931088602
6 Tempat Dan Tanggal Lahir Palu, 10 Februari 1984

7 Email
8 Nomor Telepon/HP 085242959545
9 Alamat Kantor Jalan Untad I, Palu
10 Nomor Telepon/Faks (0451) 429782
11 Mata Kuliah Yang Diampu - Ilmu Dasar Keperawatan II
- Penyakit Tropis

Palu, 28 September 2015


Yang Menyatakan,

dr. Lutfi Said, M.Kes


NIK. 20090901010

19

Anda mungkin juga menyukai