Anda di halaman 1dari 13

PROJECT 3

“PRE PLANNING”
PENDIDIKAN KESEHATAN PENANGANAN NYERI DISMINORE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Keperawatan II


Dosen Pengampu : Agus Santoso, S. Kp.,M.Kep

Disusun Oleh:
1. Rizky Puspitasari (22020116120012)
2. Ghaniyyah Dhiya H (2202011612017)
3. Tri Ratna Dewi (22020116120022)
4. Sukma Putri Rahayu (22020116120023)
5. Milkha Amalia Isrochah (22020116130067)
6. Retno Endarwati M (22020116140065)
KELAS A.16.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Tema : Disminore

Sub Pokok Bahasan : Penanganan Nyeri pada Disminore yang Efektif (seperti terapi)

Sasaran :

Hari/Tanggal : Sabtu,

Tempat : Ponpes Kyiai Galang Sewu

Pukul : 08.15 – 09.30 WIB

Penyuluh : Kelompok 4 Daskep II

1. Ghaniyyah Dhiya H

2. Rizky Puspitasari

3. Tri Ratna Dewi

4. Sukma Putri Rahayu

5. Milkha Amalia

` 6. Retno Endarwati

A. Tujuan
1. Tujuan Umum : setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 75 menit,
diharapkan mahasiswi Jurusan Non- Kesehatan dapat mengetahui dan mempraktikan
penanganan nyeri saat disminore yang efektif (Terapi yang efektif).
2. Tujuan Khusus : setelah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenal
penanganan nyeri saat disminore, diharapkan mahasiswi mampu :
- Menjelaskan apa itu disminore.
- Mengetahui tanda dan gejala jenis disminore.
- Mengetahui faktor penyebab disminore.
- Mengetahui jenis Desminore
- mengetahui tingkat nyeri disminore.
- Memahami dan mempraktikkan penanganan nyeri saat disminore.
B. Materi (Terlampir)
a. Pengertian disminore.
b. Faktor penyebab disminore.
c. Tanda dan gejala disminore.
d. Jenis- jenis Desminore
e. Tingkatan nyeri atau derajat disminore.
f. Penanganan nyeri disminore secara farmakologis dan non-farmakologis.

C. Media dan Alat Bantu

Media Alat Bantu

1. Leaflet 1. Alat peraga (kompres)


2. Poster

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Demonstrasi

3. Tanya jawab

E. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyuluh

: fasilitator

: Observer

: Moderator
F. Pengorganisasian

1. Penyuluh : Fahmi Rois dan Mirza Hielmy


2. Fasilitator : - Milkha Amalia

- Retno Endarwati

3. Peraga : - Retno Endarwati

- Sukma Putri Rahayu

Rincian Tugas

1. Moderator : Mengatur jalannya penyuluhan, membuka dan menutup acara


2. Penyuluh : Memberikan penyuluhan
3. Fasilitator : Memfasilitasi jalannya penyuluhan
4. Peraga : memperagakan dalam pemberian Terapi Desminore

G. Kegiatan Penyuluh

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PESERTA


1. 10 menit Pembukaan :
a. Salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memberikan
e. Menggali pengetahuan peserta respon
e. Memberikan
respon
5 menit Drama
2. 50 menit Inti :
1.Menjelaskan materi secara detail
mengenai :
- Pengertian disminore. a. Menyimak
- Faktor penyebab disminore. b. Menyimak
- Tanda dan gejala disminore. c. Menyimak
- Mengetahui jenis d. Menyimak
Desminore e. Menyimak
- Tingkatan nyeri atau derajat f. Menyimak
disminore. g. Menyimak
- Penanganan nyeri disminore
secara farmakologis dan
non-farmakologis.
2. Sesi Tanya jawab 2.Bertanya

3. 10 menit Evaluasi materi :


Salah satu responden dapat Menjelaskan
menjelaskan cara penanganan
Desminore
4. 5 menit Penutup :
a. Salam penutup a. Menjawab salam
b.Ucapan Terimakasih b. Memberikan respon

H. Evaluasi Lisan

a. Apakah pengertian disminore?


b. Apa saja faktor penyebab disminore?
c. Apa tanda dan gejala disminore?
d. Jenis- jenis Desminore ?
e. Bagaimana tingkatan nyeri atau derajat disminore?
f. Bagaimana penanganan nyeri disminore secara farmakologis dan non-
farmakologis?
Materi Pendidikan Kesehatan

PENANGANAN NYERI DISMINORE

A. PENGERTIAN
Dysmenorrhea atau dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat
menstruasi. dismenore yakni nyeri menstruasi yang dikarakteristikan sebagai nyeri
singkat sebelum atau selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung selama satu sampai
beberapa hari selama menstruasi. Dan secara umum. Dismenore merupakan nyeri
menstruasi yang dikarakteristikan sebagai nyeri singkat sebelum awitan atau selama
menstruasi yang merupakan permasalahan ginekologikal utama, yang sering
dikeluhkan oleh wanita yang sedang mengalami haid atau menstruasi.
Biasanya nyeri yang dialami yaitu nyeri kram pada perut bagian bawah dan
bisa menjalar ke punggung. Rasanya sangat tidak menyenangkan sehingga
menyebabkan mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, berat badan naik,
perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan
depresi. Biasanya gejala ini datang sehari sebelum masa menstruasi dan berlangsung
selama 2 hari sampai berakhirnya masa menstruasi.

B. FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB DESMINORE


Penyebab terjadinya dismenore yaitu keadaan psikis dan fisik seperti stres,
shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit menahun, kurang darah, dan kondisi
tubuh yang menurun (Diyan, 2013).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dismenore menurut Arulkumaran (2006)
antara lain:
a) Faktor menstruasi
1. Menarche dini, gadis remaja dengan usia menarche dini insiden dismenorenya
lebih tinggi.
2. Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa perempuan dengan siklus yang
panjang mengalami dismenore yang lebih parah.
b) Paritas, insiden dismenore lebih rendah pada wanita multiparitas.
Hal ini menunjukkan bahwa insiden dismenore primer menurun setelah pertama
kali melahirkan juga akan menurun dalam hal tingkat keparahan.
c) Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenore. Hal itu juga
terlihat bahwa kejadian dismenore pada atlet lebih rendah, kemungkinan karena
siklus yang anovulasi. Akan tetapi, bukti untuk penjelasan itu masih kurang.
d) Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral sebaiknya
dapat menentukan efeknya untuk menghilangkan atau memperburuk kondisi.
Selain itu, penggunaan jenis kontrasepsi lainnya dapat mempengaruhi nyeri
dismenore.
e) Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan endometriosis
dengan dismenore primer.
f) Faktor psikologis (stres) Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,
apalagi jika mereka tidak mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid,
mudah timbul dismenore. Selain itu, stres emosional dan ketegangan yang
dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya nyeri.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dismenore antara lain :

1. Faktor Kejiwaaan
Kondisi kejiwaan akan mempengaruhi dismenore karena ketika kondisi emosional
seseorang sedang tidak stabil maka hal tersebut akan meningkatkan hormone
adrenalin, tiroksin, dan kortisol yang berpengaruh secara signifikan pada
homeostatis. Hal ini akan menyebabkan pembuluh darah menjadi mengecil
sehingga terjadilah pengurangan aliran darah.
2. Faktor Konstitusi
Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan contohnya Anemia. Pada
penderita anemia kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang. Hal ini
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan sel. Hal ini menyebabkan kerusakan
jaringan atau disfungsi jaringan.
3. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Hal ini menyebabkan aliran darah menstruasi menjadi tidak lancar sehingga otot-
otot uterus berkontraksi keras.
4. Faktor Endokrin
Endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin yang menyebabkan
kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin berlebihan maka akan
dilepaskan ke dalam peredaran darah.
5. Faktor Alergi
Penyebab alergi ialah toksin haid.

C. TANDA DAN GEJALA DESMINORE


Terdapat beberapa gejala dan tanda dari disminore diantaranya :

1. Nyeri pada bagian bawah yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan
tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri
yang terus menerus timbul. Biasanya nyeri tersebut timbul sebelum dan selama
menstruasi berlangsung. Biasanya akan mulai menghilang rasa nyerinya setelah 2
hari.
2. Biasanya disertai dengan sakit kepala
3. Mual.
4. Sembelit.
5. Rasa sering ingin berkemih.
6. Muntah
7. Nyeri pada kaki
8. Sinkop

D. JENIS – JENIS DESMINORE


Menurut Icemi Sukarni,K dan Wahyu,P (2013) ada dua tipe-tipe dari dysmenorrhea,
yaitu:
a) Primary dysmenorrhea, adalah nyeri haid yang dijumpai pada alat-alat genital
yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche.
Dismenore primer adalah suatu kondisi yang dihubungkan dengan siklus
ovulasi(Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2011).
b) Secondary dysmenorrhea, adalah nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh
kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya terjadi pada wanita yang
berusia lebih dari 25 tahun. Dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang
berkembang dari dismenore primer yang terjadi sesudah usia 25 tahun dan
penyebabnya karena kelainan pelvis (Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson,
2011)

E. TINGKATAN NYERI DESMINORE


Derajat Nyeri Haid (Dismenore) Riyanto (2002) menyebutkan bahwa derajat
dimenore ada empat yaitu derajat 0-3.
1. Derajat 0
Tanpa rasa nyeri dan aktifitas sehari-hari tak terpengaruhi.
2. Derajat 1
Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, namun aktifitas jarang terpengaruh.
3. Derajat 2
Nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri namun aktifitas sehari-
hari terganggu.
4. Derajat 3
Nyeri sangat hebat dan tak berkurang walaupun telah menggunakan obat dan tidak
dapat bekerja, kasus ini segera ditangani dokter.

F. PENANGANAN DESMINORE FARMAKOLOGI DAN NON- FARMAKOLOGI


Penanganan Desminore Farmakologi
Pengobatan seperti Pengobatan herbal, Penggunaan suplemen, Perawatan medis,
Relaksasi, Hipnoterapi.Menurut Reeder (2013) penatalaksanaan pada disminore yaitu:
a) Dismenorea primer
Penatalaksanaan medis pada dismenorea primer terdiri atas pemberian kontrasepsi
oral dan NSAIDs. Pada kontrasepsi oral bekerja dengan mengurangi volume darah
menstruasi dengan menekan endometrium dan ovulasi,sehingga kadar
prostaglandin menjadi rendah. Golongan obat NSAID yang diberikan pada pasien
Dismenorea primer yaitu ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat. Medikasi
diberikan setelah nyeri dirasakan, dan dilanjutkan selama 2 sampai 3 hari pertama
pada saat menstruasi.
b) Dismenorea sekunder
Penatalaksanaan atau terapi fisik untuk dismenorea sekunder bergantung dengan
penyebabnya. Pemberian terapi NSAIDs, karena nyeri yang disebabkan oleh
peningkatan protaglandin. Antibiotik dapat diberikan ketika ada infeksi dan
pembedahan dapat dilakukan jika terdapat abnormalitas anatomi dan struktural.

Penanganan Dismenorea secara Non farmakologis


1. Kompres Hangat
Terapi kompres hangat merupakan salah satu alternatif yang sangat efektif
dalam menurunkan nyeri dismenorea, kompres hangat tidak memerlukan biaya
yang banyak, waktu yang lama, serta dapat dilakukan sendiri. Dan terapi ini tidak
menimbulkan dampak negatif bagi tubuh tetapi perlu diingat juga bahwa air yang
terlalu panas dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Dalam sebuah penalitian
dijelaskan bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri setelah dilakukan terapi kompres
hangat. Responden dalam penelitian tersebut bisa mendiskripsikan secara
berangsur-angsur penurunan nyeri yang dirasakan saat dan setelah dilakukan
terapi kompres hangat. Penurunan nyeri disebabkan karna adanya perpindahan
panas secara konduksi dari botol yang berisi air hangat ke dalam perut yang
melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan ketegangan otot sehingga
menurunkan nyeri pada responden yang mengalami dismenorea.
Dari hasil yang didapatkan bahwasanya kompres hangat sangat berpengaruh
terhadap penurunan tingkat nyeri dismenorea. Menurut peneliti kompres hangat
adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat
menimbulkan efek fisiologis. Kompres hangat dapat digunakan pada pengobatan
nyeri dan merelaksasikan otot-otot yang tegang, kompres hangat dilakukan
dengan botol yang diisi air hangat dengan suhu 37-40ºC secara konduksi dimana
terjadi pemindahan panas dari botol ke perut sehinga perut yang dikompres
menjadi hangat. Ini menyebabkan terjadi pelebaran pembuluh darah di bagian
yang mengalami nyeri serta meningkatnya aliran darah pada daerah tersebut. Rasa
hangat di bagian perut dapat meningkatnya relaksasi psikologis dan rasa nyaman,
sehingga dengan adanya rasa nyaman dapat menurunkan respon terhadap nyeri
yang semula dirasakan.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori Lowdermilk, dkk (2013) dimana nyeri
dismenorea dapat berkurang dengan terapi non-farmakologi berupa kompres
hangat yaitu memberikan rasa aman pada pasien dengan menggunakan cairan atau
alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Hal ini
berakibat terjadi pemindahan panas ke perut sehinga perut yang dikompres
menjadi hangat, terjadi pelebaran pembuluh darah di bagian yang mengalami
nyeri serta meningkatnya aliran darah pada daerah tersebut sehingga nyeri
dismenorea yang dirasakan akan berkurang atau hilang. Menurut Lowdermilk,
dkk (2013) secara non-farmakologis Kompres hangat sangat bermanfaat dalam
penurunan nyeri dismenorea dimana terjadinya relaksasi otot serta mengurangi
iskemia uterus sehingga nyeri dapat berkurang atau hilang.
DAFTAR PUSTAKA

Yunitasari, Riski, G2A013008 (2017) KARAKTERISTIK DAN TINGKAT STRES


SISWI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER DI SMP N 3 SRAGI
PEKALONGAN. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Semarang.

RAHMANI, KURNIATI (2014) PERBEDAAN EFEKTIFITAS AROMATERAPI,


KOMPRES HANGAT DAN YOGA DALAM PENANGANAN DISMENORE
PRIMER PADA SISWI SMP NEGERI I WANGON. Diploma thesis,
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO.

Bibliography
PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (Desminorea) pada siswi SMA
PERBANKAN Simpang Haru Padang. Dahlan , Asmita and Syahminan , Tri Veni . Padang : STIKes
Ranah Minang Padang, Padang, Sumatera Barat Indonesia 23123, Februari 2017, Journal Endurance,
Vol. 2, pp. 37 - 44. 1.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai