Anda di halaman 1dari 14

Makalah : Ilmu Gizi dan Diet

Dosen : Kasmawati Kadar S.Kep., Ns., M.Kep

NUTRISI SEBAGAI TERAPI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Alfira Endang Junaedhy

Nhurul Mutmainna Amir

Annisa Fauziah Yusri

AKADEMI KEPERAWATAN SYEKH YUSUF GOWA


2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas anugrah, kesempatan dan pemikiran
yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul ”Nutrisi
Sebagai Terapi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang
studi mata kuliah Ilmu Gizi dan Diet. Dengan demikian, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
dan yang akan datang.

Sungguminasa, 6 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................... 4

C. Tujuan........................................................................................................................................ 4
BAB II KONSEP MEDIS
A. Pengertian Nutrisi Terapi........................................................................................................... 5

B. Jenis-jenis Terapi……................................................................................................................ 5

C. Pelaksanaan Nutrisi Sebagai Terapi.......................................................................................... 12


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 13

B. Saran........................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi sangat penting untuk tubuh kita, ibarat sebuag bangunan, maka nutrisi itu
adalah pondasi. Tanpa pondasi yang kuat maka tubuh kita akan rapuh.
Nutrisi didapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita makan itu baik,
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh secara lngkap maka tubuh kita tidak akan
kekurangan nutrisi, dan secara otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat baik. Banyak
penykit disebabkan oleh pola makan atau makanan yang buruk. Seperti mengonsumsi
makanan cepat saji misalnya (junkfood). Kadar lemak dan kalori dan makanan cepat saji
sangat banyak, sehingga ketika kita mengonsumsinya kita akan menjadi kelebihan berat
badan.
Beberapa fakta yang bersumber dari WHO menyebutkan bahwa 70% kematian
didunia disebbkan oleh diabetes, kanker, serangan jantung, dan stroke.
Pola makan yang buruk dan makanan yang mengandung toksin dapat
mengakibatkan usia sel tubuh kita bisa jadi lebih tua dari usia sebenarnya. Hal ini
dikarenakan terlalu banyak sel-sel yang sudah tua dan rusak sementara kemampun
regenerasi sel tubuh kita rendah. Akibatnya, muncul gejala/ keluhan yang kita rasakan
sebagai penyakit. Terapi nutrisi membantu tubuh menyingkirkan sel yang rusak dan
menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih kuat sehingga kesehatan
meningkat.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian nutrisi terapi ?
b. Apa saja jenis-jenis terapi ?
c. Bagaimana pelaksanaan nutrisi sebagai terapi ?

C. Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian nutrisi terapi
b. Mengetahui jenis-jenis terapi
c. Dapat mengetahui pelaksanaan nutrisi sebagai terapi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN TERAPI NUTRISI


Terapi berasal dari bahasa inggris yang asal katanya adalah Therapy yang artinya
pengobatan. Sedangkan menurut bahasa arab, terapi sepadan dengan syafaa-syafii-syafiian
yang berarti pengobatan-mengobati-menyembuhkan. Kemudian menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia terapi berarti usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,
pengobatan penyakit, perawatan peyakit.
Terapi Nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu energy, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).

B.       JENIS TERAPI


a. Oral Feeding
Pemberian makan melalui oral adalah memasukkan nutrisi melalui mulut. Pasien
perlu didorong untuk makan, bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal,
namun pasien juga mendapatkan manfaat kepuasaan fisik dan psikologis yang
dihubungkan dengan makan. Perawat harus membiarkan klien untuk mengosongkan
mulutnya setelah setiap sendokan, berusaha menyelraskan kecepatan pemberian
makan dengan kesiapan mereka dan sering kali menanyakan apakah terlalu cepat atau
lambat. Perawat juga harus memperbolehkan klien untuk menunjukkan perintah
tentang makanan pilihan klien yang ingin dimakan, dan percakapan dengan topic
selain makanan harus menjadi bagian integral dalam proses. Perawata yang
mempunyai tugas untuk member makan pada bebrapa klien harus mendelegasikan
tanggung jawab pemberian makan ke orang lain sehingga semua klien dapat diberi
makan tepat waktu dan terencana dengan baik.
1. Tujuan
a) Memperoleh nutrisi yang optimal.
b) Memberikan kekuasaan fisik dan psikologis yang dhubungkan
dengan makan.
c) Meningkatkan berat badan.
d) Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktifitas harian
secara mandiri.

5
2. Indikasi
a) Pasien yang dapat makan melalui oral.
b) Pasien dengan ketidak mampuan yang membutuhkan bantuan
sebagian atau total untuk makan.

b. Enteral Nutrition.
Enteral nutrition (EN) adalah pada nutrien yang diberikan melalui saluran
gastrointestinal. Hal ini termasuk makanan keseluruhan, campuran semua makanan,
suplemen oral, dan formula selang pemberian makanan. Nutrisi entral adalah metode
yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran gastrointestinal klien
berfungsi dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan, dan nutrisi yang
ekonomis. Pada klien yang mengalami kesulitan makan, maka dapat diberikan nutrisi
enteral dengan selang nasogastrik, jejunum, atau lambung. Nutrisi enteral dan infus
dengan mudah diberikan dalam lingkungan perawatan rumah oleh perawat atau
keluaarga.

Penelitian telah menunjukan efek yang menguntungkan dari pemberian makan


enteral bila dibandingkan dengan nutrisi parenteral, yang mengandung zat gizi pada
mukosa gastrointestinal. Pemberian makan dengan rute enteral dapat mengurangi
sepsis, menumpulkan respons hipermetabolik pada trauma, dan memelihara struktur
dari fungsi intestinal (Mainous, Block, dan Dietch, 1994).

EN telah digunakan dengan berhasil selama 24 hingga 48 jam setelah operasi atau
trauma untuk menyediakan cairan, elektrolit, dan nutrisi. Gastricileus dapan mencegah
pemberian makan nasogastrik dalam kasus selang nasointestinal atau jejunum
memungkinkan pemberian makan postpilorik yang berhasil (Kudsk, 1994)

Nutrisi Enteral

a. Definisi

Nutrisi enteral adalah semua makanan cair yang dimasukkan kedalam tubuh
lewat saluran cerna , baik melalui mulut ataupun oral, selang nasogastrik, maupun
selang melalui lubang stomagaster atau lubang stomajejunum.
Tujuan atau indikasi pemberian nutrisi enteral adalah untuk seplementasi,
untuk pasien yang masih dapat makan dan minum tetapi tidak dapat mencukupi
kebutuhan energy dan protein, untuk pengobatan, dan digunakan untuk mencukupi
seluruh kebutuhan zat gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali.

6
1. Jenis makanan/ Nutrisi Enteral
a. Makanan/ Nutrisi Enteral formula rumah sakit (blenderized) makanan
ini dibuat dari beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat
sendiri dengan menggunakan blender. Konsistensi larutan kandungan
zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah pada setiap kali pembuatan dan
dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa sonde
yang agak besar, harganya relative murah.

Contoh :
 Makanan cair tinggi energy an tinggi protein (susu full cream,susu
rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah)
 Makanan cair rendah laktosa ( susu rendah laktosa, telur, gula
pasir, maizena)
b. Makanan / Nutrisi Enteral formula komersial : formula komersial ini
berupa bubuk yang siap dicairkan atau berpa cairan yang dapat segera
diberikan. Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan
osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah terkontaminasi.

Contoh :
1. Polimerik : mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi
saluran gastrointestinal normal atau hamper normal ( parenteral,
fresubin)
2. Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu
elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung
diserap usus untuk pasien dengan gangguan fungsi saluran
gastrointestinal ( pepti 2000)
3. Diet Enteral Khusus untuk sirosis ( aminolebane EN, falkamin ),
diabetes ( diebetasol), gagal ginjal ( Nefrisol), tinggi protein ( peptisol)
4. Diet Enteral Tinggi Serat ( indovita)

2. Sistem Pemberian Nutrisi Enteral Dan Alatnya

Nutrisi Enteral dapat diberikan langsung melalui mulut ( oral)atau melalui


selang makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral.
Selang makanan yang ada yaitu :

a. Selang Nasogastrik
1. Selang Nasogastrik biasa yang terbuat dari plastic, paret, dan
polietilen. Ukuran selang ini bermacam-macam tergantung
kebutuhan. Selang ini hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.

7
2. Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran
7 french, kecil sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia
makanan dan tidak terlalu mengganggu pernapasan atau
kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai maksimal 14 hari.
3. Selng nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini
bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6
minggu.
4. Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini
berukuran 7 french dan dapat dipakai selama 6 bulan.
b. Selang nasoduodenal/nasojejunal.

Ukuran selang ini bermacam-macam namun lebih panjang dari pada


selang nasogastrik.
c. Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin
dipakai untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat
obstruksi esophagus/gaster
3. Nutrisi enteral pada beberapa penyakit.
a. Nutrisi enteral pada penyakit saluran cerna

Bila usus berfungsi baik, lebih baik diberikan nutrisi enteral


dibandingkan parenteral. Nutrisi enteral per oral diberikan bila makanan
masih dapat melalui mulut dan esophagus. Nutrisi enteral perselang
makanan diberikan bila makanan tak dapat diberikan melalui mulut dan
esophagus atau melalui gastrostomi esophagus atau melalui jejunostomi.
Nutrisi enteral sangat penting untuk saluran cerna karena dapat
mencegah antrofivili usus serta tetap menjaga kelangsungan fungsi usus
enterosit, dan kolonosit.
b. Nutrisi enteral pada pasien kanker

Penggunaan saluran gastrointestinal yang utuh bagi pemberian nutrisi


merupakan pilihan pertama pada pemberian nutrisi pasien kanker.
Pasien kanker yang akan mendapat suplementasi enteral dapat diberikan
melalui salah satu dari 3 jalur pemberian yang umum, yaitu oral
nasoenterik atau enteric.
c. Nutrisi enteral pada pasien geriatric.

Pasien geriatric (berusia 60 tahun atau lebih) lebih sering mengalami


malnutrisi, karena itu nutrisi merupakan hal yang penting diperhatikan
dalam pengobatan pasien tersebut. Kebutuhan kalori energy disesuaikan
dengan berat badan ideal dengan rumus yang ada.

8
d. Nutrisi enteral pada penyakit ginjal

Pada pasien penyakit ginjal akut, harus diberikan diet bebas protein atau
renda protein, mengandung energy kalori atau gula.
Pada pasien penyakit ginjal kronik tidak terkomplikasi, untuk mencegah
uremia, protein yang berikan dalam bentuk protein nilai biologi tinggi
( asam amino esensial) 20 g per hari.
Pada pasien gagal ginjal kronik tidak terkomplikasi (termaksud yang
menjalani dialysis) kebutuhan energy tidak berbeda dengan orang dwasa
normal. Keseimbangan nitrogen netral dicapai dengan pemasukkan
nutrisi yang mengandung asam amino esensial 0,55-0,60 gram / kg BB/
hari dan kalori energy 35 kkal / kg BB /hari.
Pada pasien gagal ginjal kronik dan katabolic berat kebutuhan kalori
energy dan nitrogen lebih tinggi, tidak berbeda dengan pasien yang
tidak menderita gagal ginjal. Pada pasien gagal ginjal dengan
hiperkalemia atau hipofosfatemia dilakukan pembatasan kalium atau
diberikan fosfor. Pada pasien gagal ginjal dengan hipomagnesemia perlu
diberikan magnesium dan pada kalsemia diberikan kalsium.

c. Parenteral Nutrition
PN adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrisi melalui
rute intavena. Walaupun PN dapat mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang
tidak dapat diberikan makanan melalui rute enteral, PN dapat menyebabkan
komplikasi dan membutuhkan kemampuan manajemen keperawatan yang terampil.
Pemberian pengobatan yang aman dari bentuk nutrisi ini bergantung pada pengkajian
kebutuhan nutrisi yang tepat, manajemen kateter vena sentral yang cermat dan
pemantauan yang hati-hati untuk mencegah atau menangani komplikasi metabolic.
Nutrisi parenteral diberikan dalam lingkungan yangbervariasi, termasuk dirumah
klien. Tanpa memperhatikan lingkungan, perawat mengikuti prinsip asepsis yang sama
dan manajemen pemompaan untuk memastikan keamanaan dan dukungan nutrisi yang
tepat.
a. Parenteral nutrition (PN)
1. Pengertian

Pada saat terjadi gangguan intestinal secara partial ataupun total dan
dukungan nutrisis melalui oral maupun enteral tube feeding ( ETF) tidak

9
dapat dilakasanakan, PN dapat menjadi alternative akhir bagi pemenuhan
nutrisi pasien ( Stratton dan smith ).

Parenteral nutrition merupakan metode pemberian nutrisi secara intravena


dan dapat dipilih bila status perubahan metabolic atau bila abnormalitas
mekanik atau fungsi dari saluran GI tidak dapat menerima pemberian
makanan secara interal ( Doenges, 2003)
Pada umumnya PN hanya digunakan selama beberapa hari atau minggu.
Namun pada kondisi tertentu, penggunaan PN dalam jangka waktu lama juga
dapat dilakukan.
PN adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrient
melalui rute intravena.
Tujuannya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan energy basal dan
pemeliharaan kerja organ, tetapi juga menambah nutrisi untuk kondisi
tertentu, seperti keadaan stress ( sakit berat, trauma ) untuk perkembangan
dan pertumbuhan.
Terapi nutrisi parenteral dibagi menjadin 2 kategori :
a. Terapi nutrisi prenteral parsial ( supportive atau suplemen) diberikan bila :
Dalam waktu 5 – 7 hari, pasien diharapkan mampu menerima nutrisi enteral
kembali
1. Masih ada nutrisi enteral yang dapat diterima pasien. PN parsial ini
diberikan dengan indikasi relative.
a. Terapi nutrisi parenteral total diberikan jika batasan jumlah kalori ataupun
batasan waktu tidak terpenuhi . PN total ini diberikan atas indikasi absolut.
2. Indikasi

Secara umum PN di indikasikan pada pasien yang mengalami kesulitan


mencukupi kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu. Tanpa bantuan nutrisi,
tubuh memenuhi kebutuhan energy basal rata-rata 25 kkal/kg BB/ hari. Jika
cadangan habis, kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses
gluconeogenesis, antara lain dengan lipolysis dan proteolysis 125-150 g/hari.
Puasa lebih dari 24 jam menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan
glikogen dihati (70 g) dan otot (400 g). sedangkan cadagan energy lainnya,
lemak (12.000 g) dan protein (6000 g) habis dalam waktu kira-kira 60 hari.
Keadaan yang memerlukan PN adalah sebagai berikut :
1. Pasien tidak dapat makan (obstruksi saluran pencernaan seperti stiktur atau
keganasa esophagus, atau gangguan absorbi makanan)
2. Pasien tidak boleh makan (seperti fistulaintestinal dan pancreatitis)
3. Pasien tidak memakan (akibat pemberian kemoterapi).

10
Meskipun terdapat 3 hal tersebut, PN tidak langsung diberikan pada keadaan :

1. Pasien 24 jam paska bedah yang masih dalam Ebb phase, masa dimana kadar
hormone stress masih tinggi. Sel-sel resisten terhadap insulin dan kadar gula
darah meningkat. Pada fase ini cukup diberikan cairan elektrolit dan dextosa
5%. Jika keadaan sudah tenang yaitu demam, nyeri, renjatan, dan gagal napas
sudah dapat diatasi, krisis metabolism sudah lewat, maka PN dapat diberikan
dengan lancer dan bermanfaat. Makin berat kondisi pasien, makin lambat
dosis PN total ( dosis penuh ) dapat dimulai. Sebelum keadaan tenang
tercapai, PN total hanya menambahkan stress bagi tubuh pasien. Fase tenang
ini ditandai dengan menurunnya kadar kortisol, katekolamin,dan glucagon.
2. Pasien gagal napas (Po2 < 80 dan Pco2 > 50 ) kecuali dengan respirator.
Pada pemberian PN penuh, metabolism karbohidrat akan meningktkan
produksi CO2 dan berakibat memperberat gagal napasnya.
3. Pasien renjatan dengan kekurangan cairan ekstraseluler
4. Pasien penyakit terminal, dengan pertimbangan cost-benefit.

Kondisi-kondisi yang sering diberikan TPN :

a) Disfungsional GI, misalnya penyakit peradangan usus, sindroma usus


pendek, pangkreatitis, colitis, fistula, enteritis, radiasi, ileus, diare
berkepanjangan, obstruksi usus, atau karsinoma lambung.
b) Gagal hepatic
c) Keadaan hipermetabolik, misalnya sepsis, luka bakar yang berat, fraktur
tulang panjang, peritonitis.
d) Anoreksia sekunder terhadap kondisi medis pasien, misalnya gagal ginjal
e) Hyperemesis berat selama kehamilan
f) Candida GI berat pada pasien AIDS
g) Trauma multisystem
5. Pemberian TPN

Apabila asupan nutrisi pasien kurang secara bermakna dibanding yang


diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi penggunaan energy, maka akan
mengakibatkan status keseimbangan nitrogen negative. Ini berarti bahwa
lebih banyak protein digunakan daripada yang dapat dibuat. TPN adalah
metode pemberian nutrisi pada tubuh dengan rute intravena. Nutrient ini
mencakup kestrosa, asam amino, elektrolit, vitamin, mineral, dan emulsi

11
lemak. Sasaran TPN adalah untuk mendapatkan status nutrisi yang baik,
penambahan berat badan dan mencapai proses penyembuhan.

TPN diindikasikan untuk pasien :

a) Yang asupannya kurang untuk mempertahankan status anabolis ( misalnya


pasien dengan luka bakar berat, malnutrisi, sindrom usus pendek, AIDS,
sepsis, kanker )
b) Pasien yang tidak mampu mencerna makanan secara oral atau dengan selang
( misalnya pasien dengan ileus paralitik, penyakit Chron dengan obstruksi,
enteritis pascaradiasi, hiperemesis, gravidarum berat pada kehamilan )
c) Pasien yang menolak untuk mencerna nutrisi secara adekuat ( misalnya
pasien dengan anoreksia nervosa, pasien lansia pascaoperatif )
d) Pasien yang tidak boleh makan per oral atau dengan selang ( misalnya pasien
dengan pancreatitis akut atau fistula enterokutan tinggi )
e) Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif
secara terus-menerus ( misalnya setelah pembedahan usus ).

C.    PENATALAKSANAAN
Perawat pendukung nutrisi, ahli nutrisi, atau dokter menentukan kebutuhan pasien akan
TPN dengan evaluasi criteria tertentu : derajat penurunan berat badan, keseimbangan nitrogen,
jumlah kehilangan otot dan total massa tubuh kurus, serta ketidakmampuan pasien untuk
mentoleransi pencernaan makanan melalui saluran GI. Idealnya, perawat pendukung nutrisi,
ahli farmasi, ahli nutrisi, dan dokter berkolaborasi untuk menentukan formula khusus yang
diperlukan.
Larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap ditingkatkan setiap hari
dengan kecepatan yag diinginkan dan sesuai toleransi cairan dan glukosa pasien. Respons
pasien terhadap terapi TPN dan nilai laboratorium dipantau terus menerus ole tim pendukung
nutrisi. Standing order dilakukan untuk penimbangan berat badan pasien, mendapatkan jumlah
darah lengkap, jumlah trombosit, masa protrombin, elektrolit, magnesium dan glukosa ujung
jari. Pada kebanyakan rumah sakit, larutan TPN diresepkan oleh dokter dalam bentuk pesanan
nutrisi parenteral harian. Formulasi larutan TPN harus dihitung dengan cermat untuk
memenuhi kebutuhan pasien secara lengkap

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi nutrisi adalah sebuah program terapi yang dirancang dengan menggunakan makanan
berkualitas tinggi yang memiliki kandungan lengkap semua nutrisi yang diperlukan tubuh,
bebas zat toksin, yang mampu diserap tubuh sampai ke tingkat sel, sehingga tubuh
memiliki sel-sel yang sehat dan kuat.

B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Untuk itu
dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini.Walaupun demikian
kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/124141494/TERAPI-NUTRISI-docx

14

Anda mungkin juga menyukai