Anda di halaman 1dari 11

Tugas Kelompok

Biopsikologi
“Rasa Lapar, Makan dan Kesehatan”

Oleh :
Kelompok 4

Nama Anggota :
Nadya Rosella Supardi (212011023)
Ni Luh Dila Pusparesti Ningsih (212011024)
Ni Luh Putu Citra Utami (212011025)
Ni Luh Trisna Cariza Dewi (212011026)
Ni Made Ariasih (212011027)
Ni Made Bintang Prabasari Tantra Putri (212011028)
Ni Made Kartika Cahya Cantika (212011029)

Program Studi Psikologi


Fakultas Bisnis, Sosial, Teknologi, dan Humaniora
Universitas Bali Internasional
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Rasa Lapar, Makan
dan Kesehatan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas UAS pada Mata
Kuliah Biopsikologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Rasa Lapar, Makan, dan Kesehatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Aritya Widianti, S. Psi, M. Psi., Psikolog, ibu
Ni Made Irene Novianti. A, S. Psi, M. Psi., Psikolog, dan bapak dr. I Gusti Ngurah Mayun, Sp.HK,
selaku dosen mata kuliah Biopsikologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman yang telah membagi
pengetahuannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Denpasar, 12 Januari 2022

Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan sehat merupakan makanan yang kaya nutrisi mengandung zat gizi makro
(karbohidrat, protein, dan lemak sehat) serta zat gizi mikro (vitamin dan mineral), tetapi tidak
terlalu padat kalori alias tidak melebihi kebutuhan tubuh akan kalori harian. Makanan sehat
memiliki tujuan agar tubuh bisa merasa lebih nyaman dan memiliki banyak energi untuk
beraktivitas. Terlebih, setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia membutuhkan energi di
dalamnya.
Makan adalah perilaku yang menjadi interes hampir setiap orang. Hampir semua orang
melakukannya, dan sebagian orang mendapatkan perasaan senang darinya. Akan tetapi bagi
banyak orang, makan menjadi sumber masalah personal dan masalah kesehatan yang serius.
Sebagian besar masalah kesehatan terkait makan di negara - negara industri dihubungkan
dengan makan terlalu banyak. Diperkirakan 400.000 orang meninggal akibat penyakit yang
disebabkan oleh makan berlebihan.
Peningkatan masif gangguan obesitas dan gangguan – gangguan terkait makan yang telah
terjadi selama beberapa dekade terakhir di banyak negara kontras dengan banyak orang yang
memikirkan tentang kelaparan dan makan. Orang berasumsi bahwa lapar dan makan normalnya
terpicu karena sumber energi tubuh di bawah tingkat optimal yang ditetapkan, sehingga seseorang
menjadi termotivasi oleh lapar untuk makan lagi. Ada banyak faktor yang memengaruhi rasa lapar
dan makan, tetapi mereka berasumsi bahwa sistem lapar dan makan telah berevolusi untuk
memberi pasokan kepada tubuh dengan jumlah energi yang tepat.
Rasa lapar adalah sensasi normal yang membuat seseorang ingin makan. Hal ini terjadi
ketika tubuh memberitahu otak bahwa perut sedang kosong. Otak akhirnya mengirimkan sinyal ke
perut yang menimbulkan bunyi keroncongan dan mungkin memberikan rasa lapar. Sistem lapar
dan makan yang fungsi primernya adalah untuk mempertahankan sumber energi agar tetap pada
tingkat optimal, maka gangguan makan seharusnya jarang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, maka penulis dapat merumuskan
suatu masalah yaitu :
1. Kapan seseorang harus makan untuk memenuhi jumlah energi pada tubuh?
2. Bagaimana gangguan makan yang terjadi pada tubuh manusia?
3. Apa yang mempengaruhi individu untuk makan dan bagaimana faktor faktor yang
mempengaruhi banyaknya individu untuk makan?
4. Bagaimana efektivitas tubuh dalam menjalankan program penurunan berat badan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Biopsikologi.
2. Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang rasa lapar, makan dan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kapan Kita Harus Makan?


Untuk mengetahui kapan waktu makan yang tepat, kita perlu mengetahui frekuensi makan
yang sehat dan tentunya sesuai dengan kondisi tubuh kita terlebih dahulu. Sebab, masing-
masing individu memiliki kondisi kesehatan dan penyesuaian frekuensi serta waktu makan
yang berbeda-beda. Pada dasarnya, anjuran frekuensi dan waktu makan adalah setiap 2-3 jam.
Namun, perlu diingat bahwa frekuensi makan ini tidak semua ditujukan untuk porsi makan
yang berat, namun termasuk juga camilan dan makanan selingan lainnya. Berikut ini adalah
pembagian waktu makan yang tepat dalam sehari :
1. Sarapan adalah salah satu waktu makan yang penting dan sebaiknya tidak dilewatkan.
Sebagai patokan, makan untuk sarapan juga bisa dilakukan dalam kurun waktu 1 jam
setelah bangun tidur. Dengan catatan, kisaran waktu bangun tidur adalah sekitar pukul
5-7 pagi.
2. Makan siang, waktu rehat di siang hari yang telah disediakan oleh sekolah ataupun
perkantoran sebenarnya sudah relatif sesuai dengan anjuran ketika makan siang y ang
sempurna. Bila kita menyelipkan makanan ringan pada antara jam makan, baik antara
sarapan dan makan siang atau makan siang menggunakan makan sore, maka ketika
terbaik buat makan siang merupakan 2-3 jam sesudah mengonsumsi makanan ringan
tersebut. Sebagai contoh, jika kita sarapan jam 7 pagi, maka sebaiknya ketika makan
camilan pertama merupakan lebih kurang jam 9-10 pagi atau 2-3 jam setelah sarapan.
Kemudian, kita dapat mengonsumsi makan siang kurang lebih 2-3 jam sesudah kita
makan camilan, yang berarti sekitar jam 12-1 siang.
3. Makan malam, prinsip sederhana memilih kapan usahakan makan malam serta apa
yang sebaiknya dimakan sebenarnya bekerjasama menggunakan aktivitas serta saat
tidur kita. Pada malam hari, umumnya sudah tak banyak aktivitas yang dilakukan,
sehingga kita tidak perlu asupan tenaga besar dari asal makanan kelompok karbohidrat.
Hal ini berbeda dengan makan siang yang merupakan keliru satu pasokan energi primer
buat aktivitas kita pada siang sampai sore hari. Selain itu, waktu makan malam yang
terlalu dekat dengan waktu tidur akan membuat proses pencernaan dan penyerapan
menjadi tidak maksimal. Bahkan, tak jarang makan malam terlalu dekat dengan tidur
dapat menyebabkan gangguan aliran balik asam lambung, sehingga waktu makan
malam seperti ini sebaiknya dihindari, terutama jika kita memang memiliki riwayat
gangguan asam lambung seperti maag atau GERD. Waktu terbaik untuk makan malam
yang dianjurkan adalah 2-3 jam sebelum waktu tidur, dan setidaknya 2-3 jam setelah
camilan antara makan siang dan makan malam jika kita memang menyisipkan jadwal
camilan di antara jam makan utama. Sebagai contoh jika kita tidur jam 10, sebaiknya
makan malamlah di antara jam 7 hingga jam 8. Hal ini dimaksudkan agar makanan
dapat dicerna dengan baik sebelum tubuh berbaring untuk tidur, sehingga tidak ada sisa
makanan yang kembali naik ke kerongkongan.

2.2 Gangguan Makan Yang Terjadi Pada Tubuh Manusia


Eating disorders merupakan gangguan makan atau perilaku terkait makan yang
berlangsung terus-menerus sehingga menyebabkan masalah kesehatan serius, baik fisik
maupun psikososial.
Ada tiga jenis gangguan makan paling umum yang diketahui, antara lain:
1. Anoreksia
Anoreksia, dapat ditandai dengan kondisi seseorang yang makan lebih sedikit
daripada yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Anoreksia bisa dikaitkan dengan gangguan
kejiwaan, karena penderitanya terobsesi untuk kurus meskipun berat badan penderita sudah
di bawah rata-rata. Gejala seseorang menderita anoreksia antara lain menunjukkan
penurunan berat badan drastis, menyangkal rasa lapar, mencari alasan untuk tidak makan,
atau kebiasaan olahraga yang berlebihan.
2. Bulimia
Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan kecenderungan orang untuk
makan dalam porsi banyak dan frekuensi sering. Sebagai tindakan kompensasi karena takut
dengan peningkatan berat badan, orang dengan bulimia memiliki kebiasaan memuntahkan
kembali apa yang dimakan ataupun memiliki dorongan untuk mengeluarkan makanan dari
tubuh secara paksa.
Gejala dari penderita bulimia antara lain ketidakmampuan kontrol diri untuk makan
dalam porsi banyak dan frekuensi sering, kemudian melakukan perilaku komp ensasi
dengan sengaja memuntahkan makanan yang dikonsumsi, olahraga berlebihan, dan sering
ke kamar mandi setelah makan.
3. Binge Eating Disorder
Mirip dengan bulimia, binge eating disorder juga merupakan gangguan makan
dengan ketidakmampuan kontrol diri untuk makan dalam porsi banyak dan frekuensi
sering, namun orang dengan gangguan makan ini tidak melakukan perilaku kompensasi
untuk mengeluarkan atau memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi. Gejala dari
penderita binge eating disorder adalah makan lebih cepat dari normal, makan hingga
merasa sangat kenyang, makan dalam jumlah banyak saat tidak lapar secara fisik,
bersembunyi saat makan karena malu dengan porsi makan yang banyak, dan sering merasa
depresi setelahnya.

2.3 Hal Yang Mempengaruhi Individu Untuk Makan

1. Rasa lapar atau rasa kebutuhan untuk makan dan rasa kenyang (menghentikan asupan
makanan atau mencegah proses makan selanjutnya).
2. Nafsu makan, sebab individu mempunyai hasrat untuk memakan makanan tertentu .
3. Ketika kontak dengan makanan yang disukai oleh individu, disaat itulah ada rasa
keinginan untuk memakan makanan tersebut.
4. Makanan yang membuat mood senang, misalnya seseorang sedang merasa sedih lalu
berkeinginan untuk makan coklat agar membuat mood menjadi positif.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Banyaknya Individu Untuk Makan

1. Sinyal kenyang, yang terjadi saat lambung kosong atau penuh akan makanan.
2. Sham eatting, makan pura pura
3. Appertizer effect, efek makanan penggugah selera
4. Besarnya porsi makan yang mengenyangkan, dimana semakin besar porsinya maka
akan membuat kita kenyang.
5. Pengaruh sosial dan kenyang, orang akan makan lebih banyak ketika makan bersama
orang lain.
6. Kenyang spesifik-sensori, yaitu mendorong konsumsi diet yang bervariasi. bila tidak
ada rasa kenyang spesifik sensori, maka orang akan cenderung makan makanan yang
disukainya saja dan akibatnya adalah kekurangan gizi.

2.5 Efektivitas Tubuh Dalam Menjalankan Program Penurunan Berat Badan

1. Olahraga, karena latihan fisik atau olahraga selain dapat membantu menurunkan berat
badan lebih cepat, tubuh pun lebih sehat dan bugar. Latihan yang cocok untuk program
penurunan berat badan adalah latihan yang dilakukan secara terus-menerus, dalam
jangka waktu yang lama atau sering disebut dengan latihan aerobik.
2. Pola makan, pola makan yang tidak teratur dapat membuat lebih cepat lapar dan makan
secara berlebihan. Oleh karena itu, biasakanlah untuk makan 3x sehari dengan kadar
yang cukup dan sehat. Di sela-selanya, Bisa juga mengonsumsi camilan yang sehat
agar tidak makan berlebihan di jam makan.
3. Istirahat yang cukup, rasa lelah dan tidak bertenaga akibat kurang tidur sering kali
menjadi penyebab seseorang tidak ingin beraktivitas dan berolahraga. Bukan hanya itu,
kurang istirahat juga memicu peningkatan produksi ghrelin, yaitu ho rmon yang
menimbulkan rasa lapar. Oleh karena itu, cukupi waktu tidur setidaknya 7 –9 jam setiap
harinya agar berat badan tidak bertambah
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sebagian besar masalah kesehatan terkait pola makan masyarakat di negara - negara
industri dihubungkan dengan makan yang terlalu banyak. Diperkirakan 400.000 orang meninggal
akibat penyakit yang disebabkan oleh makan berlebihan. Tidak sedikit orang terkena gangguan
makan maka dari itu, kita harus membatasi makan , mulai mengkonsumsi makanan sehat agar kita
mendapatkan tubuh yang sehat dan juga mulai hidup produktif.
POSTER
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, V. V. (2019). Binge Eating Bukan Sekedar Nafsu Makan, Tetapi Psikologis. Retrieved
from https://www.halodoc.com/artikel/binge-eating-bukan-sekadar-nafsu-makan-tetapi-
psikologis
Kumparan. (2021). Apa yang dimaksud dengan makanan sehat? Retrieved from
https://m.kumparan.com/amp/kabar-harian/apa-yang-dimaksud-dengan-makanan-sehat-
1wi8HhtfoWa
Lindawati, E. (2014). Biopsikologi Dari Motivasi. Retrieved from
http://elislindawati.blogspot.com/2014/04/biopsikologi-dari-motivasi.html?m=1
Naufal, M. (2021). Waktu Makan yang Baik untuk Kesehatan Tubuh. Retrieved from
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1525-waktu-makan-yang-
baik-untuk-kesehatan-
tubuh#:~:text=Waktu%20yang%20tepat%20untuk%20makan,sekitar%20pukul%205%2
D7%20pagi.
Nurjanah, R. (2017). FAKTOR-FAKTOR POLA MAKAN PADA REMAJA.
Pinel, J. P. (2009). Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sulistiowati, T. (2021). 10 Cara Mudah Menurunkan Berat Badan Dalam Dua Minggu. Retrieved
from https://amp.kontan.co.id/news/10-cara-mudah-menurunkan-berat-badan-dalam-dua-
minggu

Anda mungkin juga menyukai