Anda di halaman 1dari 4

JUDUL tulisan ini seperti tersebut di atas, merupakan hadis Rasulullah saw dari Abi

Hurairah, yang artinya: “Berpuasalah kamu semoga kamu menjadi sehat.” Sehat sesuatu yang
penting dan dambaan semua orang. Bila seseorang mengalami sakit, apalagi sudah kronis, ia
berupaya agar kembali jadi sehat sekalipun harus mengeluarkan biaya yang banyak. Namun
umumnya manusia sering mengabaikannya, sebagaimana dijelaskan Rasulullah saw:
“Ni’matani maghbunun fihima katsirun minannasi ash-shihhatu wal faraghu” yang artinya:
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu (rugi tidak memperhatikan), yaitu kesehatan
dan waktu luang.” (HR. Bukhari).

Anjuran berpuasa, baik puasa Ramadhan, maupun puasa sunat lainnya merupakan salah satu
cara menjadikan setiap diri menjadi sehat. Melaksanakan puasa sebagaimana bunyi hadits
tersebut adalah tuntunan Rasulullah saw sekaligus “resep” yang manjur bagi mereka yang
menghendaki sehat jasmani atau sebagai terapi atas penyakit yang dideritanya.

Di antara hal penting menjaga kesehatan harus dilakukan adalah: Pertama, melakukan diet
(pencegahan). Rasulullah saw bersabda: “al-Maidatu baitud da-I wal himyatu ra’tsu kulli
dawa-in” (Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahannya itu
pokok dari segala pengobatan) (HR. Dailami). Hadis ini memberi petunjuk bahwa al-maidah
berarti lambung (ventrikulus), yang dalam bahasa Inggris disebut stomach merupakan salah
satu organ-organ pencernaan dan tempat penyakit.

Memperhatikan kesehatan perut, misalnya makan tidak teratur, suka menunda waktu makan,
tidak membiasakan diri makan pagi, makan sering tergesa-gesa tanpa mengunyahkan dengan
baik. Selain itu ada kebiasaan manusia yang mengisi perut kosong dengan merokok dan
minum kopi saja, yang lama kelamaan lambung dan organ pencernaan lainnya akan sakit;

Pola makanan yang enak dan berlebih-lebihan, misalnya memakan daging kambing secara
berlebihan berakibat hipertensi, atau makanan berkadar lemak tinggi berdampak
meningkatnya kadar kolestrol dalam darah, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah
yang dapat menyerang jantung. Makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi jika
dikonsumsikan secara berlebihan akan mengakibatkan kencing manis atau diabetes militus;

Kurang mewaspadai makanan dan minuman yang kurang jelas kebersihannya apalagi
makanan dan jajanan yang sering hinggap lalat dan binatang lainnya; Kurang peduli
kebersihan mulut, gigi dan tangan. Pentingnya menjaga kebersihan mulut dan gigi seperti
sabda Rasulullah saw: “Tasawwaku fainnassawaka mutahhirun lil fami mardhiyun lirrabbi
ma jaani jibrilu illa ashani bissiwaki.” (Bersiwaklah (menggosok gigi) kamu sekalian, sebab
bersiwak itu adalah membersihkan mulut dan membuat Allah menjadi rela. Setiap malaikat
jibril datang kepadaku ia selalu berpesan untuk bersiwak). (HR. Ibn Majah); Membiasakan
diri dengan minuman khamar dan segala jenis narkoba, yang memabukkan sedikit atau
banyak (QS, al-Maidah: 90).

Kedua, cara melaksanakan diet. Cara melakukan diet adalah dengan pantangan atau “al-
himyatu”, seperti diingatkan Rasulullah saw: “al-himyatu ra’su kulla dawa-in” (pantangan itu
pokok dari segala pengobatan).

Dalam kaitan dengan pantangan ini, Allah swt, mengingatkan dengan firman-Nya: “Kulu
wasyrabu wala tushrifu, innallaha la yuhibbul mushrifin” (Makan dan minumlah dan
janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan). (QS, al-A’raf: 31).
Rasulullah saw juga menjelaskan: “Ma mala-u adamiyun wi’aan syarran min bathni
bihasbibni adama ukulatun yuqimna shulbahu fainkana la muhalata fatsulutsun lita’amihi wa
tsulutsun lisyarabihi wa tsulutsun linafsihi” (Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap
makanan untuk menegakkan tulang punggungnya, kalau tidak terelakkan maka sepertiganya
untuk makanan, sepertiga untuk  air, dan sepertiga lagi untuk bernafas).

Rasulullah saw, dalam sirah nabawiyah dikenal tidak pernah sakit, rahasianya adalah karena
sangat menjaga makanannya, sebagaimana sabdanya: “Nahnu qaumun la na’kulu hatta naju’a
wa idza akalna la nasyba” (Kita ini golongan umat yang makan karena sudah lapar). (RH.
Abu Daud).

Seorang dokter yang diutus raja Mukauqis (Raja Mesir) dengan tujuan kemanusiaan dan
memberikan pengobatan cuma-cuma. Namun setelah beberapa lama bermukim di Madinah
dokter ini banyak menganggur. Artinya, tidak pernah ada pasien yang datang berobat
kepadanya.

Akhirnya ia menjumpai Rasulullah saw memohon izin untuk kembali ke Mesir dan dengan
nada simpatik ia mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah: “Izinkan kami bila mungkin
untuk mengetahui apa rahasia menyebabkan tidak seorang pun sakit dan mengeluh karena
sakit.” Rasulullah saw menjawab seperti teks hadits tersebut.

Ketiga, membaca basmalah sebelum makan. Rasulullah saw, bersabda: “Kullu amrin dzi
balin la yubda-u bibismillahi fahuwa aqta” (Setiap perkara yang penting, jika tidak dimulai
dengan bismillah, maka perkara itu tidak ada berkahnya).

Para ulama sepakat bahwa membaca basmalah itu sunnah dibaca pada setiap melakukan
pekerjaan dalam semua aspek kehidupan. Ketika basmalah diturunkan ke dunia, ‘arasy jadi
bergetar, dan malaikat Zabaniyah yang mengawal neraka berkata: “Demi basmalah, barang
siapa yang membacanya tidak akan dimasukkan ke dalam neraka.”

Sudah tentu fadhilah dan hikmahnya sangat besar. Dalam hal ini,  hikmah yang dibahas
berkaitan dengan ilmu kesehatan dan pengobatan jasmani, terutama dalam soal hendak
makan dan minum. Sebelum makan dan minum, hendaknya kita menyebut nama Allah swt
dengan membaca bismillahirrahmanirrahim.

Jika lupa Rasulullah saw mengingatkan dengan sabdanya: “Iza akala ahadukum
falyazkurismallahi ta’ala, fainna nasiya anyazkurasmallahi ta’ala fi awwalihi falyaqul
bismillahi awwaluhu wa akhiruhu” (Apabila salah seorang di antara kamu hendak makan dan
minum, hendaklah membaca bismillahirrahmanirrahim, maka apabila ia lupa membaca
(bismillah) pada permulaan makan dan minum, hendaklah membaca bismillahi awwaluhu wa
akhiruhu). (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Ini menunjukkan pentingnya membaca basmalah
di setiap memulai aktivitas yang bernilai ibadah.

Adapun hikmah yang terkandung di dalamnya, antara lain: Pertama, Allah swt akan
menyelamatkan kita dari sesuatu hal yang mungkin terdapat di dalam makanan/minuman
yang akan kita makan. Mungkin saja terjadi, makanan dan minuman akan membahayakan
kesehatan kita, insya Allah bisa terhindar; Kedua, makanan dan minuman atau obat-obatan
yang akan kita makan dan minum karena sesuatu penyakit, insya Allah akan menjadikan
sebagai obat penyembuh. Sementara bacaan alhamdulillahirabbil ‘alamin sesudah kita makan
dan minum, adalah Allah swt akan menambah rezeki kepada kita hingga kita dapat
menikmati kehidupan terutama dalam kenikmatan makan dan minum.

Keempat, banyak bersedeqah. Rasulullah saw bersabda: “Hasshinu amwalakum bizzakati, wa


dawu mardhakum bis shadaqah was taqbilu amwajal bilai biddu’a wa tadharru’I” (Peliharalah
harta bendamu dengan cara mengeluarkan zakat, dan obatilah penyakitmu dengan
bersedekah, dan hadapilah bertubi-tubinya cobaan dengan doa dan merendahkan diri kepada
Allah) (HR, Abu Daud).

* Dr. Tgk. H. Abd. Gani Isa, Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Email:
aganiisa@yahoo.co.id

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 'Shumu Tashihu',


https://aceh.tribunnews.com/2012/08/03/shumu-tashihu.

Editor: bakri

Dari Al-Miqdām bin Ma'dikarib -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', "Tidaklah manusia
memenuhi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa
suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika memang harus melebihi itu, maka
sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Nabi yang mulia -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membimbing kita kepada salah satu sumber
medis, yaitu tindakan preventif yang dapat digunakan oleh manusia untuk memelihara
kesehatannya. Yaitu sedikit makan. Bahkan makan sekedar untuk menjaga jiwa dan raganya
serta menguatkannya dalam berbagai kerja (aktivitasnya) yang wajib. Sesungguhnya seburuk-
buruk wadah yang diisi adalah perut, karena kenyang dapat menimbulkan berbagai penyakit
mematikan yang tidak terhitung, cepat atau lambat, lahir dan batin. Selanjutnya Rasulullah
-ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jika memang manusia terpaksa harus kenyang,
hendaknya ia menjadikan makanan itu sepertiga bagian, sepertiga lainnya untuk minuman
dan sepertiga lagi untuk nafas sehingga tidak mengalami kesesakan dan bahaya serta malas
menunaikan apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepadanya berupa urusan agamanya atau
dunianya.

https://hadeethenc.com/id/browse/hadith/4723

Anda mungkin juga menyukai