Anda di halaman 1dari 29

POLA MAKAN

RASULULLAH SAW

Oleh:
HERI SUHERI, SE
13 & 20 RAMADHAN 1434 H
Sebelum kita membahas tentang pola makan Nabi Muhammad,
marilah kita pelajari Firman Allah dan Hadist Nabi yang berkaitan
dengan makan dan minum.

Perhatikan firman Allah berikut ini:


1) “Makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.” (An Nahl:114)

2) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa


yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas.” (Ali ‘Imran 147)

3) “Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya


Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf
ayat 31)
Adapun hadist Rasulullah yang berkaitan dengan
makan dan minum antara lain sebagai berikut:

1) “Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih


buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja
sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau
toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi
untuk bernapas.” (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan
Muslim).
2) ”Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan
dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat
orang sebenarnya cukup untuk delapan orang.” (H.R.
Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darimi).
3) “Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila
kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan.”
(H.R. Ibnu Majah)
1) “Seorang mukmin makan dengan satu usus,
sementara orang kafir makan dengan tujuh usus.”
(H.R. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).

2) “Kami adalah orang-orang yang tidak makan, kecuali


setelah lapar, dan bila makan, kami tidak sampai
kenyang.” (H.R. Abu Dawud)

3) ”Tidak ada suatu wadah yang diisi penuh oleh anak


Adam yang lebih jelek melebihi perutnya. Cukuplah
baginya beberapa suapan kecil untuk menegakkan
tulang belakangnya. Jika tidak mungkin, sepertiga
untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya,
dan sepertiga lagi untuk nafasnya,” (HR Imam
Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim).
 Praktek hidup Nabi Muhammad dapat dibagi menjadi
dua hal yaitu:

1) praktek yang merupakan budaya Arab, seperti tata cara


berpakaian dll;
2) praktek Islam, seperti tata cara sholat, puasa, zakat, haji
dll.

Praktek Nabi yang berkaitan dengan budaya Arab


seperti cara berpakaian saya pikir tidak harus dicontoh
seratus persen seperti itu. Prinsip perintah Allah adalah
menutup aurat. Nah, upaya menutup aurat ini modelnya
bisa bervariasi sesuai dengan budaya setempat. Demikian
pula, dalam hal adab makan dan minum saya pikir ada
yang memang merupakan budaya Arab dan ada pula yang
merupakan ajaran Islam. Misalnya kita tidak harus
makan menggunakan tangan sebagaimana kebiasaan
orang Arab. Kita bisa saja makan menggunakan sendok,
minum dengan menggunakan sedotan dll.
Berikut ini adalah adab makan dan minum yang dicontohkan oleh
Nabi:
1) Membaca basmalah ketika hendak makan, dan mengakhiri
dengan membaca hamdalah.
Barangkali hikmah membaca basmalah dan hamdalah adalah
seorang muslim selalu mengingat bahwa makanan yang
disantap tidak lain adalah nikmat dan anugerah dari Allah
yang Maha Lembut dan Maha Tahu. Dia akan terhindar dari
sikap berlebih-lebihan dan mubadzir. Seorang muslim juga
akan selalu sadar bahwa makanan bukan tujuan akhir, tapi
sarana menambah kekuatan untuk menuju ketaatan kepada
Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan
kebaikan.
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Nabi bersabda:
”Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat
bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu
penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan
dirinya sendiri”.
Nabi sendiri jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih
dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang
diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.
3). Menjauhi sikap berlebihan dan rakus.

Makan adalah kewajiban. Dengan makan seorang muslim


memperoleh kekuatan untuk beribadah. Dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn
Umar:
”Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu
penuhi”.

Namun demikian kita harus ingat batasan dalam


mengkonsumsi makanan, yaitu menjauhi sikap berlebihan
dan rakus.
Banyak sekali dalil yang menekankan hal ini. Allah dalam
surat al-A’raf ayat 31 berfirman:
”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”.
Dan juga di surat Thaha ayat 81:
”Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan
pada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya”.

Sementara Rasulullah saw sendiri telah memerintahkan untuk


mengatur waktu makan dan berpegang teguh pada etika,
sebagaimana sabda Beliau:
”Kami adalah orang-orang yang tidak makan kecuali setelah lapar,
dan bila makan kami tidak sampai kenyang”.

Beliau juga bersabda:


”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari
perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk
menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka
sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga
lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)

Maksudnya sebenarnya makanan dalam porsi minimal pun sudah


cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Di dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Imam
Ahmad dan Darimi,
Rasulullah saw juga bersabda:
”Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua
orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang
sebenarnya cukup untuk delapan orang”.

Dalam hadits lain disebutkan:


”Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu
memakan segala sesuatu yang kamu inginkan”. (HR Ibnu
Majah)

Beliau pun bersabda:


”Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang
kafir makan dengan tujuh usus”. (HR. Muslim, Turmudzi,
Ahmad, dan Ibnu Majah)

4). Makan dengan tiga jari.


Dengan tiga jari berarti kita telah bersikap seimbang.
Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan lima jari
menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu
atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.
5) Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar.
Rasulullah melarang seseorang makan sambil bersandar karena
membahayakan kesehatan dan mengganggu pencernaan lambung.
6) Minum dengan tiga kali tegukan. Dilakukan sambil duduk
dan tidak bernafas dalam gelas.
Nabi mengajarkan minum dengan menyesap (minum air dengan
menempelkan bibir ke air), bernafas di luar gelas serta tidak minum
dengan cara menenggak. Maksudnya adalah mencegah masuknya
udara ke dalam lambung.
Ubay bin Ka’ab berkata:
”Nabi saw tidak pernah meniup makanan dan minuman, tidak
bernafas di dalam wadah. Bahkan beliau melarang meniup makanan
dan minuman.”
Nabi saw biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di
antara tiga kali tegukan di luar gelas dan bukan di dalamnya.
Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bernafas tiga kali
saat minum. Beliau bersabda:
”Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan
menyegarkan”. (HR Bukhari dan Muslim)
Anas juga berkata:
”Rasulullah saw telah melarang minum sambil berdiri”. (HR Muslim)
Ibnu Abbas menambahkan:
”Rasulullah saw telah melarang minum dari mulut poci”. (HR
Bukhori dan Ibnu Majah)
7) Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan
daging (makanan utama).
Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang
dilakukan para penghuni surga. Dalilnya adalah Qur’an
surat al-Waqi’ah ayat 20-21:
”Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan
daging burung dari apa yang mereka inginkan”.

8) Menutup makanan dan minuman di atas meja.


Nabi mewajibkan menutup makanan untuk
melindunginya dari pencemaran, sebagaimana
dinyatakan dalam hadits Nabi saw.:
”Tutuplah bejana”. (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu
Majah)
Dalam riwayat Bukhari disebutkan:
”Tutuplah makanan dan minuman”.
Rasulullah saw bersabda:
”Tutuplah wadah tempat makanan dan minuman, karena dalam
satu tahun ada satu malam yang di malam itu turun wabah dari
langit. Wabah itu tidak menjumpai wadah yang terbuka melainkan
akan ada sebagian dari wabah itu yang mengenai wadah itu”.

9) Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan.


Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan
dan bakteri. Secara khusus beliau menekankan pentingnya
berkumur setelah minum susu:
”Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya
mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)

10) Suplemen makanan terbaik adalah madu.


Rumah Nabi tidak pernah kehabisan madu. Nabi juga
menganjurkan untuk meminum madu secara teratur. Nabi bersabda:
”Hendaklah kalian meminum madu”.
Adapun Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu
adalah dengan melarutkan satu sendok madu dengan air yang tidak
dingin dan diaduk dengan baik.
11) Tidak memasukkan makanan pada makanan.

Ada dua pendapat mengenai maksud dari memasukkan makanan pada


makanan. Pendapat pertama adalah kita dilarang makan kecuali
setelah dua jam dari waktu makan berat. Pendapat kedua adalah kita
dilarang menyuap makanan ke dalam mulut pada saat masih ada
makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern membuktikan bahwa
kedua hal tersebut memang berdampak negatif pada kesehatan.

12) Menjilati jari dan tempat makan.

Menjilati tempat bekas makan akan sangat membantu pencernaan.


Rasulullah saw sendiri menjilati jemari beliau setelah makan. Beliau
bersabda:
”Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia
tidak membersihkan tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori,
Muslim, Ahmad, Tabrani)
Hal itu menunjukkan adanya perintah untuk tidak meninggalkan sisa
makanan di tempat makan. Juga diriwayatkan Turmudzi dengan lafaz:
”Barangsiapa makan di piring, lalu ia menjilatinya, maka piring itu
akan memohonkan ampun untuknya”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah,
Ahmad)
13) Nabi melarang menggabungkan makanan.
antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan ikan, buah dan susu,
cuka dan nasi, delima dengan tepung, kubis (kol) dengan ikan,
bawang putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan
baru, makanan asam dengan makanan pedas, makanan panas dengan
makanan dingin.
14) Tidak tidur setelah makan.
Nabi menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam.
Tapi bisa juga digantikan oleh shalat. Hal ini dimaksudkan agar
makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan tepat sehingga
bisa dicerna dengan baik.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda:
”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah yang
Mahatinggi dan shalat, serta janganlah kalian tidur setelah makan,
karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”. (HR. Abu Naim
dengan sanad dha’if)
Diriwayatkan dari Anas dengan status marfu’:
”Makan malamlah sekalipun hanya dengan kurma kering (yang rusak),
karena meninggalkan makan malam dapat mempercepat penuaan”.
15) Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.
Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih
sayang dan rasa saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai
positif bagi selera makan.
16) Makan sambil berbincang dan tidak diam.
Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana
rileks dan menyenangkan saat makan.

17) Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada


di tempat kita makan.
Dilarang menghina atau membenci makanan,
sekalipun makanan itu di luar kebiasaan kita.

18) Bersikap lembut terhadap orang sakit dengan


tidak memaksakan makanan tertentu.

19) Menjaga perasaan orang lain dengan tidak


membelakangi posisi mereka.
Hal ini bisa menyebabkan terganggunya selera
makan orang tersebut.

20) Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas


dan minuman yang terlalu dingin.
Dalam buku ”Muhammad Seorang Milyuner”
karya Dr. Ali Syu’aibi (2004), pada bagian ketiga kita
bisa menemukan setidaknya tiga anjuran Rasulullah
berkaitan dengan pola makan:

1) Tidak memakan daging setiap hari, melainkan


berselang hari.

Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Aisyah ra, dia


mengatakan bahwa bagian lengan atas adalah daging
yang paling disukai Nabi. Namun beliau tidak memakan
daging setiap hari. Maka yang tersisa ditangguhkan
untuk keesokan harinya.
2) Tidak memakan buah pada saat baru sembuh dari sakit.
Diriwayatkan dari Ummu Al-Mundzir binti Qais, seorang wanita Anshar,
dia mengatakan: ”Rasul datang kepadaku bersama Ali yang waktu itu baru
sembuh dari sakit. Kebetulan waktu itu kami punya buah yang masih
tergantung di pohonnya. Rasul pun berdiri dan dan memetik buah dan
memakannya. Ali juga ikut memetik, namun ketika akan memakannya,
Rasul mencegah seraya berkata: “Jangan Ali, kamu baru sembuh dari
sakit”. Ali pun mengurungkan niatnya. Maka aku membuat roti dan
makanan yang direbus dan membawakannya pada mereka. Maka Rasul
pun berkata pada Ali: “Makanlah ini. Ini lebih baik untukmu”. (HR. Abu
Dawud)

3) Tidak pernah menolak undangan makan, bahkan jika yang dihidangkan


nilainya sangat murah.
Rasul tidak pernah menolak undangan makan apapun selama makanan
yang dihidangkan itu halal, meskipun makanan itu sangat murah. Beliau
berkata: “Jika kalian diundang untuk menghadiri jamuan makan, maka
hadirilah. Kalau suka makanlah, kalau tidak, tinggalkan”. (HR. Abu Dawud)
Sebagaimana Rasul juga pernah mengatakan: “Kalau aku diundang untuk
menghadiri suatu jamuan, meskipun yang dihidangkan hanya kaki atau
tangan, aku akan datang. Begitu juga kalau aku diberi hadiah tangan atau
kaki, aku pasti menerimanya”. (HR. Bukhori)
Ada beberapa ajaran Nabi mengenai hidup sehat :

1) Nabi mengajarkan agar berpuasa untuk mengistirahatkan


kerja alat pencernaan. Nabi bersabda, ’’shuumu tashihu’’
(berpuasalah maka kamu akan sehat).

2) Nabi mengajarkan agar mengunyah makanan minimal 33


kali sebelum ditelan. Sebagaimana sabdanya, ‟‟Saya
mengunyah setiap suap makanan 30-50 kali, sehingga
menjadi lembek dan melalui kerongkongan tanpa
kesulitan. Bahkan, pada makanan yang sulit dicerna
dengan baik, saya kunyah sampai 70-75 kali.‟‟ Jika tidak
dikunyah dengan baik, sebagian makanan itu akan
terbuang tanpa terserap dan terjadilah pembusukan yang
menghasilkan banyak racun di usus. Itulah yang
menghabiskan sejumlah besar enzim. Air liur yang
otomatis keluar saat mengunyah dapat bercampur baik
dengan asam lambung maupun air empedu. Maka proses
pencernakan pun bisa lebih lancar.
3) Nabi tidak mencela makanan. Sebagaimana terdapat dalam hadis
yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah r.a
beliau mengatakan, ’’Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama
sekali tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai satu
makanan, maka beliau memakannya. Jika beliau tidak suka, maka
beliau meninggalkannya.’’
Tidak mencela makanan berarti seseorang suka dan mensyukuri
makanan itu. Suasana hatinya senang ketika mengkonsumsinya.

4) Saat makanan disajikan dalam keadaan panas, janganlah tergesa-


gesa untuk menikmatinya. Biarkanlah makanan tersebut menjadi
dingin terlebih dahulu. Dari sisi kesehatan, makanan yang panas
tidak baik untuk kesehatan tubuh. Dan sebagai muslim, anjuran
menyantap makanan yang sudah dingin diberikan oleh Rasulullah
SAW, dan kita wajib untuk menaatinya.
Hal ini tersirat dalam hadis berikut:
Dari Asma‟ binti Abu Bakar radhiyallahu „anha, jika beliau
membuat roti Tsarid maka beliau tutupi roti tersebut dengan
sesuatu sampai panasnya hilang. Kemudian beliau berkata, ‟‟Aku
mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
‟‟Sesungguhnya hal tersebut lebih besar berkahnya.‟‟
5) Tidak berlebih-lebihan. Nabi Muhammad SAW
bersabda,’’Hendaklah keturuan Adam tidak memenuhi perutnya.
Cukuplah bagi keturunan Adam beberapa makanan yang dapat
menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak ada halangan, sepertiga
(perut) untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan
sepertiga lagi untuk napasnya (HR Turmudzi).
Makan secara berlebihan mengundang bahaya, seperti gangguan
pencernaan, diare, sembelit, perut kembung, obesitas, encok,
penyakit lever, pengerasan pembuluh darah, tekanan darah
tinggi, serangan jantung, dan penggumpalan dan pembekuan
darah.
Makan berlebihan juga bisa menimbulkan peradangan akut pada
pankreas dan empedu, diabetes melitus, bahkan batu ginjal.
Benarlah apa yang dikatakan dokter Arab, al-Harits ibn Kaldah,
’’Lambung adalah sarang penyakit, dan diet (pola makan teratur)
adalah obat utama.’’
Namun, kurang makan juga berbahaya. Di antaranya
berdampak pada terhambatnya pertumbuhan badan, akal,
kurang darah, lemahnya sistem kekebalan tubuh, dan anemia.
6) Diharamkannya miras serta daging babi, semua
daging najis, bangkai, darah, semua jenis binatang
bertaring, dan semua jenis burung bercakar.

7) Larangan memakan babi, anjing dan sebagainya


yang tergolong jallaalah (binatang yang kerap
memakan benda najis). Ibn Umar menyebutkan
bahwa Rasulullah SAW melarang jallaalah dan
susunya (HR Turmudzi).

8) Menganjurkan banyak mengonsumsi buah-buahan.


Nabi Muhammad bersbda,’’Rumah tanpa kurma
bagai rumah tanpa makanan.’’ Diriwayatkan pula
bahwa Nabi menyantap mentimun dengan kurma
matang. (HR Abu Dawud).
Jadi, kuncinya pola makan, teknik
makan, makanan yang halal dan baik.
Namun, hal itu saja tentu tidak cukup.
Nabi Muhammad sangat menganjurkan
agar beristirahat yang cukup dan
berolahraga secara teratur. Dan, yang
tidak kalah penting dari itu semua
adalah hidup penuh optimisme dan
berpikir positif. Inilah keteladanan dari
Nabi.
Seperti ditulis yang dinukil dari buku Makanan Untuk
Membina Kejernihan Pikiran sebagai Filsafat Vegetaris,
setidaknya ada 10 kebiasaan makan yang dinilai sangat
menyehatkan.:

1) Jangan terlalu kenyang

Perut yang terlalu kenyang akan menekan seluruh


sistem pencernaan makanan dan menghambat
proses pencernaan itu. Makanan yang setengah
dicerna akan membentuk sampah dan membusuk di
dalam tubuh, dan puncaknya adalah melemahkan
seluruh sistem.
2. Makan dalam suasana damai dan gembira
Apabila makan tergesa-gesa atau makan dalam
keadaan letih, terganggu, atau dalam keadaan
sedih, makanan tidak akan dicerna secara
sempurna dan semua zat gizi yang dikandung
akan lenyap. Ketika pikiran sedang kalut maka
seluruh tubuh kitapun mengalami kekalutan.

3. Jangan terlalu banyak jenis makanan


Kombinasi yang terlalu banyak pada sekali makan
sangat merepotkan sistem penyernaan kita, maka
sebaiknya makan dengan kombinasi tidak lebih
dari empat jenis makanan.
4. Kunyah makanan itu sampai halus merata
Khususnya makanan bertepung seperti nasi, roti,
mie, dll. Kunyah dengan sebaik-baiknya, jangan
tergesa-gesa menelan makanan itu, karena apabila
makanan tersebut tidak dapat dicerna di dalam
perut akan menghasilkan racun yang akan
melemahkan seluruh sistem pencernaan. Air ludah
bersifat alkali, apabila dicampur dengan makanan
yang bersifat asam.
5. Duduk dengan sikap yang baik ketika makan
Duduklah dengan punggung tegak saat makan
sehingga energi akan lancar mengalir.
6. Usahakan sempat istirahat setelah makan
Setelah makan usahakan jangan langsung
mengerjakan pekerjaan fisik atau mental. Saat itu
semua energi tubuh dan darah diperlukan dalam
proses pencernaan.
7. Hindari makan makanan penyela
Makanan memerlukan waktu empat jam untuk
meninggalkan lambung. Setelah itu cairan pencernaan
terhimpun kembali dan siap untuk proses pencernaan
berikutnya. Apabila kita makan beberapa kali sehari,
cairan pencernaan tidak pernah mendapat kesempatan
berkumpul sepenuhnya dan cairan yang tidak seberapa
kuat ini tidak mampu mencerna secara sempurna. Jadi
makanlah ketika kita benar-benar merasa lapar,
maksudnya tidak makan ketika perut masih penuh dan
jangan lebih dari empat kali dalam sehari.
8. Jangan makan terlalu malam, dekat dengan saat untuk
tidur
Sebaiknya makanlah satu setengah jam menjelang waktu
tidur, karena tidur dengan perut kenyang akan
menimbulkan gas-gas yang menyebabkan mimpi.
Berjalan-jalan di udara terbuka sebelum tidur akan
membantu pencernaan mencapai keadaan relaks.
9. Minum air secukupnya setiap hari
Air merupakan pencuci alamiah yang dapat
membersihkan tubuh dari racun dan kotoran. Minumlah
sekitar 3-4 liter dalam sehari.

10. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau terlalu


dingin
Makanan terlalu panas mengganggu sistem pencernaan,
karena sistem pencernaan bekerja pada batas temperature
tertentu. Panas makanan tersebut dapat mengganggu lapisan
lendir yang melapisi saluran pencernaan. Makanan yang
terlalu dingin akan membuat sistem pencernaan mengkerut
sehingga proses pencernaan menjadi semakin sulit. Makanan
yang terlalu dingin dapat membuat saluran-saluran
pernafasan mengkerut dari hidung hingga paru-paru,
sehingga semua menjadi peka. Kadang-kadang minuman
yang diminum tiba-tiba dapat menimbulkan reaksi asma dan
alergi.

Anda mungkin juga menyukai