Anda di halaman 1dari 4

ADAB MAKAN DAN MINUM BERSAMA-SAMA

Berikut ini adalah 12 adab makan dan minum dalam Islam yang sebaiknya kita ikuti.
1.1 Mencuci Tangan
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan adalah adab makan dan minum yang
pertama. Hal ini bertujuan untuk membersihkan tangan dari kotoran, debu, atau bakteri yang
bisa masuk ke dalam tubuh saat makan. Selain itu, mencuci tangan juga merupakan bentuk
menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagaimana Rasullullah ‫ﷺ‬
‫َأْنَبَأَنا َع ْبُد ِهَّللا َع ْن ُيوُنَس َع ْن الُّز ْهِر ِّي َع ْن َأِبي َس َلَم َة َأَّن َعاِئَشَة َرِض َي ُهَّللا َع ْنَها َقاَلْت َك اَن َر ُسوُل‬ ‫َأْخ َبَر َنا ُس َو ْيُد ْبُن َنْص ٍر َقاَل‬
‫ِإَذ ا َأَر اَد َأْن َيَناَم َو ُهَو ُج ُنٌب َتَو َّض َأ َو ِإَذ ا َأَر اَد َأْن َيْأُك َل َأْو َيْش َرَب َقاَلْت َغ َسَل َيَد ْيِه ُثَّم َيْأُك ُل َأْو َيْش َر ُب‬ ‫ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
Telah mengabarkan kepada kami Suwaid bin Nashr dia berkata; Telah memberitakan kepada
kami Abdullah dari Yunus dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Aisyah Radliyallahu'anha, dia
berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin tidur dan beliau sedang junub,
maka beliau berwudlu, dan bila ingin makan atau minum (Aisyah) berkata, "Beliau mencuci
kedua tangannya, kemudian makan atau minum."
1.2. Membaca Basmalah
Membaca basmalah atau bismillahirrahmanirrahim sebelum makan adalah adab yang
kedua. Hal ini dimaksudkan untuk mengawali segala sesuatu dengan menyebut nama Allah
Subhana wa ta'ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan membaca basmalah,
kita mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah Subhana wa ta'ala dan kita memohon
berkah dari-Nya.
Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah
asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat
makan. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
« ‫ َفَم ا َزاَلْت ِتْلَك ِط ْع َم ِتى َبْعُد‬. » ‫ َو ُك ْل ِبَيِم يِنَك َو ُك ْل ِمَّم ا َيِليَك‬، ‫َيا ُغَالُم َسِّم َهَّللا‬
“Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah “BISMILLAH”), makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya
makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
1.3. Berdoa Sebelum Makan
Berdoa sebelum makan adalah adab makan dan minum yang ketiga. Hal ini bertujuan
untuk memohon perlindungan dari Allah Subhana wa ta'ala dari segala hal yang tidak baik
atau tidak halal dalam makanan. Selain itu, berdoa sebelum makan juga merupakan bentuk
rasa syukur kepada Allah Subhana wa ta'ala atas nikmat-Nya.
‫ّٰل‬
‫ َال ُهَّم َباِرْك َلَنا ِفْيَم ا َر َز ْقَتَنا َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬، ‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬
Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Ya Allah, berkahilah
rezeki yang Engkau berikan kepada kami, dan karuniakanlah rezeki yang lebih baik dari itu
dan peliharalah kami dari siksa api neraka." (HR Ibnu Sunni)
1.4. Disarankan Untuk Tidak Menggunakan Peralatan Perak atau Emas
Selanjutnya yakni menghindari penggunaan alat makan yang terbuat dari perak atau
emas. Hal ini sangat dianjurkan untuk menghindari sifat sombong, riya, atau boros dalam
makan.
Di sisi lain, menggunakan peralatan perak atau emas saat makan juga merupakan
bentuk menentang sunnah Rasulullah SAW yang selalu bersahaja dan sederhana.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
‫اَل َتْش َر ُبوا ِفي آِنَيِة الَّذ َهِب َو اْلِفَّض ِة َو اَل َتْأُك ُلوا ِفي ِص َح اِفَها‬
Janganlah kalian minum dari bejana emas dan perak dan jangan pula kalian makan dari
piring-piring emas dan perak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫اَّلِذ ي َيْش َر ُب ِفي آِنَيِة اْلِفَّض ِة ِإَّنَم ا ُيَج ْر ِج ُر ِفي َبْطِنِه َناَر َجَهَّنَم‬
“Orang yang minum dari bejana perak, maka sesungguhnya dia telah memasukkan api neraka
ke dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
1.5. Mengonsumsi Makanan Halal
Adab makan dan minum yang kelima adalah mengonsumsi makanan halal. Sebagai
muslim yang taat, mengonsumsi makanan yang halal tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh
dan jiwa, namun juga menghindari dari segala hal yang haram, najis, atau berbahaya.
Mengonsumsi makanan halal merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT yang
telah menetapkan apa yang halal dan apa yang haram bagi hamba-Nya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
‫يَاُّيَها الَّناُس ُك ُلْو ا ِمَّم ا ِفي اَأْلْر ِض َح لاًل َطِّيَبا َو اَل َتَّتِبُعوا ُخ ُطوِتقلےالَّشْيَطِن ِإَّنُه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبين‬
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
1.6. Makan Secukupnya
Seringkali kita tidak pernah merasa puas atas apa yang kita miliki maupun konsumsi.
Dalam adab makan dan minum, sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk makan
secukupnya.
Dengan mengonsumsi makanan dan minuman secukupnya niscaya kita dapat menjaga
keseimbangan tubuh dan menghindari sifat rakus, tamak, atau berlebihan dalam makan.
Anjuran makan dan minum secukupnya ini termasuk ke dalam sunnah Rasulullah
Salallahu alaihi wasallam yang baik untuk diamalkan sebagai beliau selalu menjaga porsi
makannya.
Kitabul-Aadab menukil hadits Nabi SAW riwayat Miqdam bin Ma'di Karib. Di mana
Miqdam berkata, "Saya mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
‫ َو ُثُلٌث‬،‫ َو ُثُلٌث ِلَش َر اِبِه‬،‫ َفِإْن َك اَن اَل َم َح اَلَة َفُثُلٌث ِلَطَع اِمِه‬،‫َم ا َم َأَل آَد ِمٌّي ِوَعاًء َش ًّر ا ِم ْن َبْطٍن ِبَح ْس ِب اْبِن آَد َم ُأُك اَل ٌت ُيِقْم َن ُص ْلَبُه‬
‫ِلَنَفِس ِه‬
Artinya: "Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah
anak Adam mengisi perutnya dengan beberapa suapan yang akan meluruskan tulang
rusuknya. Jika harus ditambah, maka sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk
minum, dan sepertiganya untuk bernafas." (HR Tirmidzi [2280], Ahmad [15648], & Ibnu
Majah [3286])
1.7. Menghidangkan Makanan dengan Benar
Menghidangkan makanan dengan benar adalah adab yang ketujuh. Hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan keramahan kepada tamu
atau anggota keluarga yang akan makan bersama kita.
Dalam Islam, dianjurkan untuk menghidangkan makanan di atas sufrah (alas untuk
meletakkan makanan).
Biasanya, ini digelar di atas lantai dan tidak diletakkan di atas meja makan. Hal ini
karena, meletakkan makanan di atas meja dikaitkan dengan sikap takabur.
Hal ini sebagaimana hadis dari Anas Radhiyallahu anhu, beliau berkata:
‫َم ا َأَك َل َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع َلى ِخَو اٍن َو َال ِفْي ُس ُك ُّر َج ٍة‬.
Artinya “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah makan di atas meja makan
dan tidak pula di atas sukurrujah," (HR. Al-Bukhari no. 5415).
1.8. Makan dengan Tangan Kanan
Sejak kecil kita diajarkan oleh kedua orangtua untuk senantiasa makan dengan tangan
kanan. Hal ini ternyata merupakan bagian dari adab makan dan minum dalam Islam.
Pasalnya, Rasulullah ‫ ﷺ‬yang selalu menggunakan tangan kanannya dalam segala
hal kebaikan, termasuk makan dan minum. Selain itu, makan dengan tangan kanan juga
merupakan bentuk menjauhi tangan kiri yang biasa digunakan untuk membersihkan najis.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ِإَذ ا َأَك َل َأَح ُد ُك ْم َفْلَيْأُك ْل ِبَيِم يِنِه َو ِإَذ ا َش ِر َب َفْلَيْش َر ْب ِبَيِم يِنِه َفِإَّن الَّش ْيَطاَن َيْأُك ُل ِبِش َم اِلِه َو َيْش َر ُب ِبِش َم اِلِه‬
“Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia menggunakan
tangan kanannya karena sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”
(HR. Muslim)
1.9. Tidak Makan Sambil Berdiri
Larangan untuk tidak makan sambil berdiri ada bukan karena tanpa sebab. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindari gangguan pencernaan akibat
posisi tubuh yang tidak stabil saat makan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
‫َال َيْش َرَبَّن َأَح ٌد ِم ْنُك ْم َقاِئًم ا َفَم ْن َنِس َى َفْلَيْسَتِقْئ‬
Artinya: Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila
dia lupa maka hendaknya dia muntahkan. (HR. Muslim no. 2026).
1.10. Tidak Meniup Makanan Maupun Minuman Panas
Adab makan dan minum yang kesepuluh adalah tidak meniup makanan dan minuman
yang masih panas. Hal ini tujukan untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman dari
kuman atau bakteri yang bisa keluar dari mulut saat meniup. Hal ini sesuai dengan hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud At-Tirmidzi berikut ini,
‫وعن ابن عباس رضي هّللا عنهما أن النبي نهى أن يتنفس في اإلناء أو ينفخ فيه‬
Artinya, “Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi Muhammad SAW melarang pengembusan nafas
dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana,” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
1.11. Usahakan Makan Bersama
Makan bersama dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan,
dan kecintaan antara sesama muslim. Tentunya, hal ini juga merupakan salah satu sunnah
Rasullullah ‫ﷺ‬.
Dalil yang menunjukkan makan berjama’ah akan mendatangkan keberkahan adalah
riwayat dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para sahabat Nabi ‫ﷺ‬
berkata,

‫ َقاَل « َفاْج َتِم ُعوا َع َلى َطَع اِم ُك ْم َو اْذ ُك ُروا اْس َم ِهَّللا َع َلْيِه‬. ‫ َقاُلوا َنَعْم‬.» ‫ َقاَل « َفَلَع َّلُك ْم َتْفَتِر ُقوَن‬.‫َيا َر ُسوَل ِهَّللا ِإَّنا َنْأُك ُل َو َال َنْش َبُع‬
‫ْأ‬ ‫ْأ‬
‫ َقاَل َأُبو َداُوَد ِإَذ ا ُكْنَت ِفى َوِليَم ٍة َفُوِضَع اْلَع َش اُء َفَال َت ُك ْل َح َّتى َي َذ َن َلَك َص اِح ُب الَّد اِر‬.» ‫ُيَباَر ْك َلُك ْم ِفيِه‬.
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda,
“Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda,
“Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan
diberi berkah padanya.” (HR. Abu Daud no. 3764.)

Anda mungkin juga menyukai