Anda di halaman 1dari 21

Hadits Tentang

Perilaku Konsumen

KELOMPOK 12

Ari Kurniawan M. Faiz Arrafi Rana Nabila R


11210860000094 11210860000045 1121060000107
Pengertian Konsumen
Konsumsi dalam bahasa arab
adalah al-istihlak (‫ )االستهالك‬yang artinya
habis.

Konsumen dalam bahasa arab adalah


al-mustahlik (‫ )المستهلكون‬yang berarti
orang yang menyandarkan sesuatu
kepada orang lain.
Konsumen adalah orang yang melakukan konsumsi
atau setiap orang yang memakai barang dan jasa
yang tersedia dalam maasyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri,keluarga,orang lain maupun
mahkluk hidup.

Konsumen menurut ekonomi islam adalah


tidak adanya sikap hidup yang berlebih-
lebihan (boros) dan tidak pula kikir melainkan
adalah ditengah-tengah kebutuhan, bukan
karena keinginan seseorang.
Etika Konsumsi dalam Islam

Tauhid/ Amanah
Kesatuan
Kehendak
Bebas
Adil/

Seimbang Halal

Prinsip Konsumsi dalam Islam


‫َة‬ ‫ْل‬ ‫َل‬
‫ِإَّنَم ا َحَّر َم َع ْي ُم ا َم ْي َو ال َم‬
‫َّد‬ ‫َت‬ ‫ُك‬
Prinsip Keadilan
‫َغ‬ ‫ِل‬ ‫ِه‬ ‫َّل‬ ‫ِه‬‫ُأ‬ ‫ا‬ ‫ي‬
‫ِز ِر َو َم‬ ‫ْن‬ ‫ِخ‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َل‬
‫َو ْح َم‬
Syariat ini mengandung arti
‫ْي ِر‬ ‫ِب‬
penting mengenai mencari
rezeki secara halal dan tidak ۖ ‫ِهَّللا‬
dilarang hukum. Dalam soal "Sesungguhnya Allah hanya
makanan dan minuman, yang mengharamkan bagimu bangkai,
terlarang adalah darah, daging darah, daging babi, dan binatang
binatang yang telah mati yang (ketika disembelih) disebut
sendiri, daging babi, daging (nama) selain Allah."
binatang yang ketika disembelih
diserukan nama selain Allah. (QS. Al-Baqarah: 173)
‫َرُس وَل ِهللا َص ىَّل ُهللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َيُق وُل َم ا َم َأَل‬
Prinsip ‫آَد ِم ٌّي ِو َع اًء َش ًّر ا ِم ْن َبْط ٍن َحْس ُب اآْل ِد ِّم ي‬
Kesederhanaan ‫ُلَق ْي َم اٌت ُيِق ْم َن ُص ْل َب ُه َف ِإْن َغ َلَب ْت اآْل َد ِم ِّي َنْف ُس ُه‬
Prinsip ini . ‫ِلل ِس‬ ‫َف‬ ‫َّن‬ ‫ٌث‬ ‫ُل‬ ‫ُث‬ ‫َّش‬
‫ِلل َر اِب َو‬ ‫ٌث‬ ‫ُل‬ ‫ُث‬ ‫ِللَّط َع اِم َو‬ ‫ٌث‬‫ُل‬ ‫ُث‬ ‫َف‬
mengatur
Rasulullah SAW bersabda:” Anak Adam tidak
perilaku manusia mengisi penuh suatu wadah yang lebih jelek
mengenai dari perut,cukuplah bagi mereka itu beberapa
suap makan yang dapat menegakan
mengkonsumsi punggungnya, apabila kuat keinginannya
sesuatu dengan maka jadikanlah sepertiga untuk makan,
sepertiga untuk minum, sepertiga untuk
tidak berlebihan.
dirinya atau udara.”
(H.R. Ibnu Majah)
Prinsip Halal
seorang muslim
diperintah oleh Islam
untuk makan-makanan
yang halal dan tidak
mengambil yang haram.
kita harus mengonsumsi
barang yang halal
saja dan dilarang "Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam
membelanjakannya Kitab-Nya adalah halal dan apa yang
pada barang haram diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya
seperti minuman keras, adalah haram, dan apa yang didiamkan
narkotika, pelacuran, (tidak diterangkan), maka barang itu
judi, kemewahan, dsb, termasuk yang dimaafkan.”
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Perilaku Konsumen Muslim
& Non Muslim
Ajaran-ajaran Islam menganjurkan pola konsumsi dan
penggunaan harta secara wajar dan berimbanng,
yakni pola yang terletak diantara kekikiran dan
pemborosan (israf). Pemborosan berarti penggunaan
harta secara berlebih-lebihan untuk hal-hal yang
melanggar hukum dalam hal seperti makanan,
pakaian, atau barang barang yang tidak diperlukan.
Konsumsi diatas dan melampaui tingkat moderat
(wajar) dianggap israf dan tidak disenangi Islam
Hadist Tentang
Pemborosan
Imam al-Baihaq meriwayatkan sebuah hadis dari
Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫اِالْق ِت َص اُد ِفي الَّنَفَق ِة ِنْص ُف اَلمِع ْي َش ِة‬


Berlaku hemat dalam membelanjakan harta"


separuh dari penghidupan

Hadist Tentang Hidup


Sederhana

‫َم ا َش ِبَع َرُس وُل ِهللا صىل هللا عليه وسلم ِم ْن ُخْب ٍز َق ُّط َو َال َلْحٍم ِإَّال‬
‫َع ىَل َض َف ٍف‬

Artinya: "Rasulullah SAW tidak pernah merasakan kenyang


karena makan roti atau kenyang karena makan daging,
kecuali jika sedang menjamu tamu (maka beliau makan
sampai kenyang)" (HR. Tirmidzi)
Persamaan Konsumen
Muslim & Non Muslim

Kedua menganrtikan Persamaan


konsumen sebagai kegiatan
menggunakan, mengurangi, atau
menghabiskan manfaat suatu
komoditas barang atau jasa yang
tersedia di masyarakat dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan
Perbedaan Konsumen
Muslim & Non Muslim
1. Terletak pada pandangan manusia terhadap kehidupan
dunia, konsumen non muslim memandang bahwa
kehidupan dunia merupakan hak mutlak untuk hidup
bebas sesukanya.
2. Terletak pada prinsip konsumsi, dalam ekonomi
konvensional mengasumsikan kebebasan untuk
mengatur nasibnya sendiri berdasarkan keinginan dan
kemampuan sendiri untuk memuaskan keinginanya
Perbedaan Konsumen
Muslim & Non Muslim
3. Terletak pada motif dan tujuan konsumsi, perilaku konsumen
konvensional atau non muslim didorong oleh motif internal yang
bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan motif eksternal yang
lebih bertujuan untuk pemenuhan keinginan hawa nafsu.

4. Terletak pada konfigurasi kebutuhan konsumen, dalam kebutuhan


ditentukan oleh konsep kepuasan sehingga pembagian kebutuhan
tersebut dibagi berdasarkan tingkat intensitas, sifat, subjek yang
membutuhkan, dan waktu.
Perbedaan Konsumen
Muslim & Non Muslim

5. Perbedaannya terletak pada teori perilaku


konsumen, dalam perilaku konsumen non muslim
memberikan pandangan bahwa setiap konsumen selalu
bersedia membelanjakan pendapatannya untuk
menambah tingkat kepuasaan
Perilaku Konsumen Dalam Islam
Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Peranan keimanan
menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang
cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi
kuantitas, kualitas, dan konsumsi, baik dalam bentuk kepuasan material maupun
spiritual. Dalam Islam juga sudah sangat jelas dijelaskan tentang aturan dalam
melakukan segala perbuatan, baik buruk, halal haram yan termaktub dalam Alqur’an,
Hadist, dan Ijma. Nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat
muslim adalah keyakinan terhadap adanya hari kiamat, kehidupan akhirat, kebajikan,
kebenaran, dan ketakwaan kepada Allah SWT merupakan kunci moralitas Islam.

Batasan konsumsi juga tidak hanya memperhatikkan tentang halal dan haram saja,
tetapi juga bersih, sehat, dan cocok, dan hal itu tidak hanya untuk makanan dan
minuman saja. Dalam hal berbagi kepada sesama, jika kita melakukannya dengan
ikhlas tanpa mengharap imbalan apapun, maka Allah pasti akan membalasnya lebih
dari itu. Jadi pada intinya, seorang muslim harus berperilaku sesuai dengan yang ada di
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Berperilaku sesuai yang dicontohkan Nabi kita, dengan
menjauhi segala larangan-larangan-Nya dan mematuhi segala kewajiban-Nya.
Perilaku Konsumen Dalam Islam

Konsumsi dalam islam pada dasarnya tidak buruk, asalkan tidak mengkonsumsi secara
berlebihan dan bermewah-mewahan. Harta harus dibelanjakan dengan baik agar tidak mubazir.
Rasulullah SAW bersabda :

‫َرُس وَل ِهَّللا‬ ‫َّن‬‫َأ‬ ‫ِّد‬


‫َج ِه‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫ِبيِه‬‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫َع‬ ‫ُش‬ ‫ْب‬ ‫و‬ ‫ْم‬ ‫َع‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫َة‬ ‫َد‬‫ا‬ ‫َت‬ ‫َق‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫اٌم‬ ‫َّم‬ ‫َه‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫ْخ‬‫َأ‬ ‫َن‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫َه‬ ‫ُن‬ ‫ْب‬ ‫ُد‬ ‫ي‬ ‫َي‬ ‫ا‬ ‫َن‬ ‫َحَّد َث‬
‫ٍب‬ ‫ْي‬ ‫ِر ِن‬ ‫َر‬ ‫َب‬ ‫ُر‬ ‫ِز‬
‫ْي‬ ‫َغ‬ ‫ي‬ ‫ِف‬ ‫ًة‬ ‫َّر‬ ‫َم‬ ‫ُد‬‫ي‬ ‫َي‬ ‫اَل‬ ‫َق‬ ‫َو‬ ‫ٍف‬ ‫َر‬ ‫َس‬ ‫اَل‬ ‫َو‬ ‫ٍة‬ ‫َل‬‫ي‬ ‫ِخ‬ ‫َم‬ ‫َر‬ ‫ْي‬ ‫َغ‬ ‫وا‬ ‫ُس‬ ‫َب‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َو‬ ‫وا‬ ‫ُق‬ ‫َّد‬ ‫َص‬ ‫َت‬ ‫َو‬ ‫ُبوا‬ ‫َر‬ ‫ْش‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫وا‬ ‫ُل‬‫ُك‬ ‫اَل‬ ‫َق‬ ‫َم‬‫َّل‬ ‫َوَس‬ ‫ِه‬ ‫ْي‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫ُهَّللا‬ ‫ىَّل‬ ‫َص‬
‫ِر‬ ‫ِز‬
‫ِإْس َر اٍف َو اَل َم ِخ يَلٍة‬

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengkhabarkan kepada
kami Hammam dari Qotadah dari 'Amru bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, dia
berkata; bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Makanlah, minumlah,
bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong
serta berlebih-lebihan." Kesempatan lain Yazid berkata: "dengan tidak isrof (berlebihan),
dan tidak sombong."
Dalam hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa hamba Allah yang baik itu adalah yang tidak berlebih-lebihan
dalam membelanjakan hartanya, tidak kikir, dan tidak tamak bahkan sombong. Barang yang dikonsumsi harus
barang yang halal, jika yang dikonsumsi barang yang haram itu termasuk melanggar perintah Allah, karena
segala sesuatu yang haram itu juga haram untuk dikonsumsi. Sebagaimana dalam hadits yang memerintahkan
untuk mengkonsumsi makanan yang baik dan halal ;

‫ ِإَّن َهللا َتَع اىَل َط ِّيٌب َال َيْق َب ُل ِإَّال‬: ‫ َق اَل َرُس ْو ُل ِهللا َص ىَّل ُهللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم‬: ‫َع ْن َأِبي ُه َر ْي َر َة َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َق اَل‬
‫َيا َأُّيَه ا الُّرُس ُل ُكُلوا ِم َن الطَّط ِّيَب اِت َو اْع َم ُلوا‬, : ‫ َو ِإَّن َهللا َأَم َر اْلُم ْؤ ِم ِن ْي َن ِبَم ا َأَم َر ِبِه اْلُم ْرَس ِلْي َن َف َق اَل َتَع اىَل‬،‫َط ِّي بًا‬
‫ َيا َأُّيَه ا اَّلِذْي َن آَم ُنوا ُكُلوا ِم ْن َط ِّيَب اِت َم ا َر َز ْق َن اُكْم – ُثَّم َذ َكَر الَّر ُجَل ُيِط ْي ُل الَّس َف َر َأْش َع َث‬, : ‫َص اِلحًا – َو قَاَل َتَع اىَل‬
‫َأْغ َب َر َيُم ُّد َيَد ْيِه ِإىَل الَّس َم اِء يَا َر ِّب َيا َر ِّب َو َم ْط َع ُم ُه َحَر اٌم َو َم ْش َر ُبُه َحَر اٌم َو َم ْل َب ُس ُه َحَر اٌم َو ُغِّذ َي ِبااْلَحَر اِم َف َأَّنى‬
]‫[رواه مسلم‬. ‫ُيْس َت َجاُب َلُه‬

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah
ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana
dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal
shalihlah. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan
kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan
berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu
keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (HR. Muslim).
Hadits tentang larangan mengkonsumsi barang yang membahayakan

‫َق اَل َس ِم ْع ُت الُّن ْع َم اَن ْبَن َبِش ْي ٍر َيُق ْو ُل َع ىَل اْلِم ْن َب اِر َو َأْه َو ى ِاْص َب َع ْي ِه ِاىَل‬ ‫ْع‬ ‫َع ْن َزَكِرَّيا ْب َأ ى َز اِئَد َة َع الَّش‬
‫ِب‬ ‫ِبِّي‬ ‫ِن‬ ‫ِن ِب‬
‫ اْلَحاَل ُل َبِّي ٌن َو اْلَحَر اُم َبَّي ٌن َو َبْي َن ُه َم ا ُم ْش َت ِب َه اٌت اَل َيْع َلُم َه ا َكِث ْي ٌر ِم َن‬: ‫م – َيُق ْو ُل‬.‫ُأُذ َنْي ِه َس ِم ْع ُت َرُس وَل ِهَّللا ص‬
‫َك‬ ‫ْل‬ ‫َق‬ ‫َه‬ ‫ُّش‬ ‫َق‬ ‫ْن‬ ‫َأ‬
‫الَّن اِس َف َم ِن الَّت َق ى الُّش ُبَه اِت اْس َت َر ِلِدْيِنِه َو ِع ْر ِض ِه َو َم َو َع ِفى ال ُب اِت َو َع ِفى ا َحَر اِم الَّر اِع ى َحْو َل‬
‫اْلِح َم ى ُيْو ِش ُك َأْن َيْر َتَع ِف ْي ِه َأاَل َو ِاَّن ِلُكِّل َم ِلٍك ِح ًم ى َأاَل َو ِاَّن ِح َم ى ِهَّللا َم َحاِر ُم ُه َأاَل َو ِاَّن ِفى اْلَجَس ِد ُم ْض َغ ًة ِاَذ ا‬
)‫َص ُلَحْت َص ُلَح اْلَجَس ُد ُكُّلُه َو ِاَذ ا َف َس َد ْت َف َس َد اْلَجَس ُد ُكُّلُه َأاَل َو ِه ى اْلَق ْل ُب (رواه ابن ماجه‬

Artinya: Dari Zakaria bin Abi Zaidah dari al-Sya’bi berkata: “Saya mendengar Nu’man bin Basyir berkata di
atas mimbar dan ia mengarahkan jarinya pada telinganya, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Halal
itu jelas, haram juga jelas, di antara keduanya itu subhat. Kebanyakan manusia tidak mengetahui, maka
barang siapa menjaga diri dari barang subhat, maka ia telah bebas untuk agama dan kehormatannya. Barang
siapa yang terjerumus dalam subhat maka ia seperti penggembala di sekitar tanah yang dilarang yang
dikhawatirkan terjerumus. Ingatlah, sesungguhnya bagi setiap pemimpin daerah larangan. Larangan Allah
adalah hal yang diharamkan oleh Allah, ingatlah bahawa sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal
daging, jika baik maka baiklah seluruhnya, jika jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya, ingatlah itu adalah
hati.” (HR. Ibnu Majah)
Syariah mengharamkan konsumsi atas maka dari itu tujuan perilaku konsumsi
barang dan jasa yang berdampak negatif dalam islam tidak hanya soal kepuasan
terhadap kehidupan sosial dan ekonomi yang duniawi saja, tetapi juga mementingkan
didalamnya sarat dengan kemudharatan bagi akhirat. Karena sejatinya kehidupan dunia ini
individu dan masyarakat. Seperti halnya tidak kekal, jadi bagaimana caranya agar
narkoba, minuman keras, judi dan penyakit seimbang antara dunia dan akhirat. Agar
sosial lainnya yang dapat menimbulkan harta tersebut tidak hanya bermanfaat bagi
tindakan kriminal yang dapat meresahkan kepuasan kita sendiri, tetapi juga bermanfaat
kehidupan masyarakat. Komoditas dan jasa bagi sesama. Dalam Al-Qur'an juga sudah
yang dikonsumsi seorang Muslim harus dijelaskan bahwa kita bisa mengeluarkan
sesuai menurut syariah. Dalam artian barang harta di jalan Allah, yaitu dengan shodaqoh,
dan jasa tersebut masuk dalam kategori halal infaq, zakat, dan masih banyak lainnya.
dan thayyibah (baik lagi bermanfaat).
Terima kasih!
Ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai