Anda di halaman 1dari 12

‫بيع التقسيط‬

Jual Beli Kredit


Sebuah Kajian Fiqih Mu’amalah

Dr. Muhajirin, M.E.I


Pendahuluan
• Jual beli kredit baik dilakukan pada seluruh harga
maupun sebagian harga pada umumnya dilakukan
oleh seseorang yang sangat membutuhkan suatu
barang/produk, sementara ia tidak memiliki uang
untuk membayar secara tunai. Oleh karena itu,
pemberian kesempatan pembelian secara kredit
membantu seseorang memenuhi keinginannya serta
membantu meringankan kesulitan yang sedang
dihadapinya. Sehingga dalam hal ini, Islam bukan
hanya sekedar membolehkan jual beli sistem kredit,
juga menganjurkannya sebagai wujud nyata dari rasa
kepedulian atas kesulitan orang lain.
Pengertian
• Jual beli kredit atau Al-Bai bi Tsaman Al-Ajal adalah
transaksi jual beli dengan cara berhutang. Artinya,
penjual menyerahkan barang yang dijualnya kepada
pembeli dengan harga yang disepakati bersama,
tetapi pembayarannya ditangguhkan sampai pada
jangka waktu yang telah ditentukan. Terkadang
penjual menerima sebagian harganya secara tunai,
sedangkan sisanya dibayar secara angsuran.
Terkadang penjual tidak menerima sedikitpun uang
muka melainkan seluruh harganya dibayar secara
kredit.
‫‪Landasan Hukum‬‬
‫ب بَ ْي نَ ُك ْم‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ْي‬
‫ل‬‫و‬ ‫وه‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ى‬‫م‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫َج‬‫أ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ِ‬
‫إ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫اي‬‫د‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ِ‬
‫إ‬ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫َم‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ُ ََ ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫َ ْ‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫يَاأَيُّ َها ال َ َ‬
‫آ‬ ‫ين‬‫ذ‬
‫َكاتِب بِال َْع ْد ِل (البقرة‪)٢٨٢ :‬‬
‫قدم النبي صلى اهلل عليو وسلم المدينةَ‬ ‫عن ابن عباس رضي اهلل عنهما قال‪ِ :‬‬
‫والناس يُسلِفون في الثمر السنة والسنتين وجاء في رواية " والثالث " فقال‬
‫ف في كيل معلوم‬ ‫النبي صلى اهلل عليو وسلم‪ :‬من أسلف في شيء فَ لْيُ ْسلِ ْ‬
‫ووزن معلوم إلى أجل معلوم (متفق عليو)‪.‬‬
‫فس َها‬ ‫ن‬ ‫ت‬‫اشتر‬ ‫حيث‬ ‫عنها‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫ة‬
‫َ‬‫ر‬ ‫ي‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫ِ‬
‫قصة‬ ‫ما جاء في الصحيحين من‬
‫َ ْ َ َ‬ ‫َُْ َ‬
‫التقسيط‪ .‬ولم‬ ‫ِ‬ ‫أسيادىا بتس ِع َأواق في كل عام أوقية وىذا نوع من بي ِع‬ ‫من ِ‬
‫أقره‪.‬‬ ‫بل‬ ‫ة‬‫ير‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫على‬ ‫ىذا‬ ‫وسلم‬ ‫عليو‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫ر‬ ‫ِ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫يُ ْ‬
‫نك‬
‫إجماع جمهور العلماء عن جواز بيع التقسيط‪.‬‬
Karakteristik
• Jual beli kredit berbeda dengan aqad ariyah
(pinjaman), tidak sama juga dengan pesanan yang
harganya dibayar lunas terlebih dahulu sebelum
bendanya diterima. Disini (pesanan) yang ditangguh
kan adalah penyerahan bendanya bukan pembayaran
harganya. Dilihat dari segi bentuk pembayarannya,
ada yang dilakukan sekaligus bila sampai pada waktu
yang ditetapkan, dan ada juga yang dilakukan dengan
cicilan atau angsuran sesuai dengan waktu dan
jumlah pembayaran yang disepakati bersama dalam
perjanjian.
Ketentuan Bai At-Taqsith
• Dilakukan oleh dua pihak atau lebih (Nasabah-
Lembaga /bank/dieler-Produsen).
• Adanya kesepakatan pertama berupa janji
untuk menjual atau membeli sehingga
keduanya dimungkinkan melakukan khiyar.
• Aqad tersebut terjadi setelah lembaga/
bank/dieler memiliki sepenuhnya benda/
barang yang akan dijualnya. Kemudian lemba-
ga/bank/dieler menjual kepadaNasabah baik
dengan sistim murabahah atau dengan kredit.
Pandangan Ulama
• Kalangan ulama Hanafiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah
membolehkan kreditur mengambil keuntungan/
tambahan harga atas penangguhan pembayaran dari
Nasabah, dengan syarat adanya kesepakatan antara
kedua belah pihak, baik tentang harga maupun
tentang pembayaran- nya. Alasan mereka adalah:
ِ ‫يا أَيُّها الَّ ِذين آَمنُوا َل تَأْ ُكلُوا أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم بِالْب‬
‫اط ِل إَِّل أَ ْن تَ ُكو َن ِِتَ َارة‬َ ْ َْ ْ َ ْ َ َِ َ َ
)٢٩ :‫َع ْن تَ َراض مْن ُك ْم (النساء‬
)‫البيع أن تراض (رواه إبن ماجو‬ ُ ‫ إمنا‬:‫عن أىب سعيدد رضى اهلل عنو‬
‫أوحرم‬
ّ ‫اما‬‫ر‬ ‫ح‬ ‫أحل‬ ‫شرطا‬ ‫إل‬ّ ‫شروطهم‬ ‫على‬ ‫أملسلمون‬ :‫عوف‬ ‫بن‬ ‫عمرو‬ ‫عن‬
)‫حالل (رواه الرتمذى‬
• Kalangan Dhahiriyah dan Syekh Muhammad
Nashiruddin Al-Albany dan para pengikutnya:
tidak diperkenan kreditur mengambil keuntungan
/tambahan harga atas penangguhan pembayaran
dari nasabah, karena hal ini disamakan dengan
mengambil riba/lebihan pembayaran. Pendapat
ini menyalahi pendapat yang dikemukaan Jumhur
Ulama baik dari kalangan ulama Mutaqaddimin
maupun ulama muta’akhirin.
• Namun ada juga kalangan yang hanya
memakruhkan yakni: Imam Ikrimah, Said bin
Zubair dan Ibnu Yasar.
Pembayaran Sebelum Jatuh Tempo
• Menurut Imam Ibnu Abbas ra, Annakha’i, Hasan
As-Saybany, Ibnu Sirin, Syafi’iyah, Hanabilah, Ibnu
Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Syekh Ibnu Rahman
bin Sa’dy, membolehkan melakukan pembayaran
hutang atau kredit sebelum jatuh tempo,
berdasarkan sabda Nabi SAW:
‫ورد عن رسول أنو ملا أراد أن ُُيلِّي بىن النضري من املدينة ذكر‬
‫ويتعجلُوا‬
َّ ‫يضعُوا‬
َ ‫فأمرىم أن‬
َ ‫ون‬ ُ‫دي‬ ‫الناس‬ ‫وبني‬ ‫بينهم‬ ‫أن‬ ‫لو‬
)‫(رواه أبو داود وغريه‬
• Syekh Abdurrahman Sa’dy: Pendapat yang
shahih adalah bolehnya membayar hutang
kredit sebelum jatuh tempo, karena tidak ada
dalil yang melarang dan juga tidak bahaya,
bahkan hal tersebut menyebabkan adanya
kemaslahatan, karena terkadang pemilik hak
(pemberi hutang) mungkin pada saat itu
sedang membutuhkan dana.
• Fatwa Syariyah Kuwait no. 316 dan Fatwa DSN,
no 16 tahun 2000: membolehkan adanya
diskon murabahah dari supplier, harga
sebenarnya adalah harga setelah diskon,
karena itu, diskon adalah hak nasabah.
Sanksi Bagi Nasbah Mampu yang Menunda
Pembayaran
• Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran
dan/atau tidak mempunyai kemauan dan i’tikad baik
untuk membayar utang boleh dikenakan sanksi.
• Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebab
kan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi.
• Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir, yaitu bertujuan
agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan
kewajiban.
• Sanksi dapat berupa sejumlah uang yang besarnya
ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat pada
saat akad ditandatangani.
• Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai
dana sosial. (Fatwa MUI No. 17/DSN-MUI/IX/2000)
Daftar Pustaka

• Fatwa Lembaga Syari’ah Kuwait.


• Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI
Tahun 2006.
• Habib Nazir,”Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan
Syariah”, Penerbit: Kaki Langit

Anda mungkin juga menyukai