Kelas/Semester :X
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penanaman keimanan, peserta didik dapat meyakini larangan riba dalam jual beli
dengan benar.
2. Melalui pemberian contoh dan simulasi, peserta didik dapat membiasakan menghindari
praktik riba
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pengamatan gambar, ceramah, tanya
jawab, simulasi dan diskusi, peserta didik dapat menganalisis larangan riba dengan benar.
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pengamatan gambar, ceramah, tanya
jawab, simulasi dan diskusi, peserta didik dapat membiasakan menghindari praktik riba
dengan berani dan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Riba
Riba menurut bahasa artinya pertambahan atau kelebihan. Sedang menurut istilah fikih riba
ialah kelebihan atau tambahan pembayaran dalam pinjam meminjam atau utang piutang
uang atau barang tanpa ada ganti atau imbalan yang disyaratkan bagi salah satu dari dua
orang yang membuat perjanjian. Sebagai contoh, seseorang meminjamkan uang kepada
orang lain dengan syarat pada ,waktu mengembalikan dilebihkan dari nilai semula.
2. Hukum riba
Semua agama samawi melarang praktek riba karena dapat menimbulkan dampak negatif
bagi pemberi dan penerima pinjaman. Maka dari itu riba hukumnya haram.
3. Macam-macam riba
a. Riba Fadhli
Riba fadhli yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama
ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya. Perkara yang dilarang adalah
kelebihan (perbedaannya) ukuran/takaran. Contohnya tukar menukar emas dengan emas
atau beras dengan beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh yang menukarkan.
Nabi saw. bersabda :
ِ ض ةُ بِاْ ِلفض
َّة َّ ب َواْ ِلف َّ ِالذ َهب ب
ِ الذ َه َّ صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّم يِبَّ
ن ال ال
َ ق
َ تِ الص ِام
َّ َع ْن ُعبَ َادةَ بْ ِن
ُ َ َ ُّ
الش عِرْيِ َوالت َّْم ُر بِالت َّْم ِر َواْملِْل ُح بِاْملِْل ِح ِمثْالً مِبِثْ ٍل َس َواءٌ بِ ِس َو ٍاء يَ ًدا بِيَ ٍدَّ َِواْ ُلب ُّر بِاْلرِب ِّ َو الشَّعِْي ُر ب
)ف ِشْئتُ ْم اِ َذا َكا َن يَ ًدا بِيَ ٍد (رواه مسلم و امحد َ اف فَبِْيعُوا َكْي ُ َصن ِ ِ فَاِ َذا اختلَ َف
ْ َت َهذه اال ْ َْ
Artinya :
“Dari Ubaidah bin Ash-Shamit ra, Nabi saw. telah bersabda: emas dengan emas, perak
dengan perak, gandum dengan gandum, syair dengan syair, kurma dengan kurma, garam
dengan garam, hendaknya sama banyaknya, tunai dan timbang terima, maka apabila
berlainan jenisnya ini, maka boleh kamu menjual sekehendakmu, asalkan dengan tunai.”
(HR.Muslim dan Ahmad)
Supaya tukar menukar ini tidak termasuk riba maka harus ada 3 macam syarat yaitu:
1) Tukar menukar barang tersebut harus sama.
2) Timbangan atau takarannya harus sama.
3) Serah terima pada saat itu juga.
b. Riba Qardhi
Riba Qardhi yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan
dari orang yang meminjami, misalnya Umar meminjam uang kepada Budi sebesar Rp.
50.000,00 dan Budi mengharuskan membayar sebesar Rp. 55.000,00. Sabda Nabi saw:
c. Riba Yad
Riba yad yaitu pengambilan keuntungan dari proses jual beli dimana sebelum terjadi serah
terima barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah. Contohnya, orang yang
membeli suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, penjual dan
pembeli tersebut telah berpisah sebelum serah terima barang itu. Jual beli ini dinamakan
riba yad.
d. Riba Nasiah
Riba Nasiah yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jual
beli yang pembayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan. Nabi saw.
bersabda:
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َن َهى َع ْن َبْي ِع احْلََي َو ِان ِ ٍ
َ َّ َع ْن مَسَُر َةبْ ِن ُجْن ُدب َرض َي اللَّهُ َعْنهُ َأنَّالنَّيِب
بِاحْلََي َو ِان نَ ِس ْيءَ ًة
“Dari Samurah bin Jundub, sesungguhnya Nabi saw. telah melarang jual beli binatang yang
pembayarannya diakhirkan” (H.R Lima ahli hadist)
a. Al-Qur’an
Dan untuk menghindari riba, maka harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1) Biasakan selalu hidup sederhana
2) Menghindari kebiasaan berhutang, dan kalau terpaksa harus hutang. janganlah
berhutang kepada rentenir
3) Bekerjalah dengan sungguh-sungguh untuk mencukupi kebutuhan hidup walaupun
dengan bersusah payah.
4) Sekarang ini di negara kita telah hadir beberapa bank yang dikelola berdasarkan syariat
Islam yakni bank yang menentukan keuntungan dengan cara bagi hasil.
E. METODE PEMBELAJARAN
Observasi, brainstorming, diskusi, ceramah, demonstrasi
Eksplorasi/eksperimen
Masing-masing kelompok menggali/membaca buku tentang pengertian riba, hukum
Masing-masing kelompok mencari dalil tentang larangan riba pada Al Quran terjemah
Masing-masing kelompok bereksperimen sesama anggota kelompoknya tentang tata
cara menghindari praktek riba
Mengasosiasi
Masing-masing kelompok merumuskan tentang pengertian, hukum, macam-macam,
dalil larangan riba dan hikmah larangan riba
Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi seputar
riba, masing-masing kelompok mendemostrasikan tata cara menghindari praktek riba
di depan kelas.
3. Penutup:
Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran
Guru mengajak peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
Guru mengadakan tes tulis atau lisan
Guru memberi tugas mandiri
Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
Guru memberi pesan-pesan moral terkait dengan materi maupun terkait dengan
penanaman KI-1 dan KI-2
Guru mengajak berdoa akhir majlis dilanjutkan dengan salam dan berjabat tangan.
H. PENILAIAN
I.
Pedoman penskoran:
skor 1 Skor Perolehan
BT= Belum Terlihat
MT= Mulai Terlihat skor 2 Nilai =-----------------------4
MB= Mulai Berkembang skor 3 Skor Maksimal
MK= Membudaya dan konsisten skor 4
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai
memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam
indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).