Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah/Madrasah : MADRASAH ALIAH

Mata Pelajaran : FIKIH

Kelas/Semester :X

Materi Pokok : Riba

Alokasi Waktu : : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah,menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


Kompetensi Dasar Indikator
1.3 Meyakini larangan riba dalam jual beli
2.3 Membiasakan menghindari praktik riba
3.4 Menganalisis larangan riba 3.4.1 Menjelaskan pengertian riba
3.4.2 Menjelaskan hukum riba
3.4.3 Menyebutkan macam-macam riba
3.4.4 Menyebutkan dalil larangan riba
3.4.5 Menjelaskan hikmah larangan riba
4.4 Membiasakan menghindari praktik riba 4.4.1 Mendemostrasikan cara menghindari
praktik riba

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penanaman keimanan, peserta didik dapat meyakini larangan riba dalam jual beli
dengan benar.
2. Melalui pemberian contoh dan simulasi, peserta didik dapat membiasakan menghindari
praktik riba
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pengamatan gambar, ceramah, tanya
jawab, simulasi dan diskusi, peserta didik dapat menganalisis larangan riba dengan benar.
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pengamatan gambar, ceramah, tanya
jawab, simulasi dan diskusi, peserta didik dapat membiasakan menghindari praktik riba
dengan berani dan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Riba
Riba menurut bahasa artinya pertambahan atau kelebihan. Sedang menurut istilah fikih riba
ialah kelebihan atau tambahan pembayaran dalam pinjam meminjam atau utang piutang
uang atau barang tanpa ada ganti atau imbalan yang disyaratkan bagi salah satu dari dua
orang yang membuat perjanjian. Sebagai contoh, seseorang meminjamkan uang kepada
orang lain dengan syarat pada ,waktu mengembalikan dilebihkan dari nilai semula.

2. Hukum riba
Semua agama samawi melarang praktek riba karena dapat menimbulkan dampak negatif
bagi pemberi dan penerima pinjaman. Maka dari itu riba hukumnya haram.

3. Macam-macam riba
a. Riba Fadhli
Riba fadhli yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama
ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya. Perkara yang dilarang adalah
kelebihan (perbedaannya) ukuran/takaran. Contohnya tukar menukar emas dengan emas
atau beras dengan beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh yang menukarkan.
Nabi saw. bersabda :
ِ ‫ض ةُ بِاْ ِلفض‬
‫َّة‬ َّ ‫ب َواْ ِلف‬ َّ ِ‫الذ َهب ب‬
ِ ‫الذ َه‬ َّ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّم‬ ‫يِب‬َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ت‬ِ ‫الص ِام‬
َّ ‫َع ْن ُعبَ َادةَ بْ ِن‬
ُ َ َ ُّ
‫الش عِرْيِ َوالت َّْم ُر بِالت َّْم ِر َواْملِْل ُح بِاْملِْل ِح ِمثْالً مِبِثْ ٍل َس َواءٌ بِ ِس َو ٍاء يَ ًدا بِيَ ٍد‬َّ ِ‫َواْ ُلب ُّر بِاْلرِب ِّ َو الشَّعِْي ُر ب‬
)‫ف ِشْئتُ ْم اِ َذا َكا َن يَ ًدا بِيَ ٍد (رواه مسلم و امحد‬ َ ‫اف فَبِْيعُوا َكْي‬ ُ َ‫صن‬ ِ ِ ‫فَاِ َذا اختلَ َف‬
ْ َ‫ت َهذه اال‬ ْ َْ
Artinya :
“Dari Ubaidah bin Ash-Shamit ra, Nabi saw. telah bersabda: emas dengan emas, perak
dengan perak, gandum dengan gandum, syair dengan syair, kurma dengan kurma, garam
dengan garam, hendaknya sama banyaknya, tunai dan timbang terima, maka apabila
berlainan jenisnya ini, maka boleh kamu menjual sekehendakmu, asalkan dengan tunai.”
(HR.Muslim dan Ahmad)

Supaya tukar menukar ini tidak termasuk riba maka harus ada 3 macam syarat yaitu:
1) Tukar menukar barang tersebut harus sama.
2) Timbangan atau takarannya harus sama.
3) Serah terima pada saat itu juga.

b. Riba Qardhi
Riba Qardhi yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan
dari orang yang meminjami, misalnya Umar meminjam uang kepada Budi sebesar Rp.
50.000,00 dan Budi mengharuskan membayar sebesar Rp. 55.000,00. Sabda Nabi saw:

)‫ض َجَّر َمْن َف َعةً َف ُه َو ِربَا (رواه البيهقى‬


ٍ ‫ُك ُّل َق ْر‬
“Semua piutang yang menarik keuntungan termasuk riba”. (HR. Baihaqi)

c. Riba Yad
Riba yad yaitu pengambilan keuntungan dari proses jual beli dimana sebelum terjadi serah
terima barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah. Contohnya, orang yang
membeli suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, penjual dan
pembeli tersebut telah berpisah sebelum serah terima barang itu. Jual beli ini dinamakan
riba yad.

d. Riba Nasiah
Riba Nasiah yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jual
beli yang pembayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan. Nabi saw.
bersabda:
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َن َهى َع ْن َبْي ِع احْلََي َو ِان‬ ِ ٍ
َ َّ ‫َع ْن مَسَُر َةبْ ِن ُجْن ُدب َرض َي اللَّهُ َعْنهُ َأنَّالنَّيِب‬
‫بِاحْلََي َو ِان نَ ِس ْيءَ ًة‬
“Dari Samurah bin Jundub, sesungguhnya Nabi saw. telah melarang jual beli binatang yang
pembayarannya diakhirkan” (H.R Lima ahli hadist)

4. Dalil larangan riba


Riba hukumnya haram, berdasarkan Al-Qur’an, sunnah dan ijma’ para ulama adalah
sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

ِّ ‫َأح َّل اللَّهُ الَْبْي َع َو َحَر َم‬


‫الربَوا‬ ِّ ‫ ِإمَنَا الَْبْي ُع ِمثْ َل‬. . .
َ ‫الربَوا َو‬
“...Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba.” (Q.S. Al-Baqarah: 275)
b. Sunnah Rasulullah saw.

ِّ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم اَكِ َل‬


‫الربَ َاو َم ْو‬ َ َ‫َع ْن َج ابِ ٍر َر ِض َي اللَّهُ َعْن هَ ق‬
َ ُ‫ لَ َع َن َر ُس ْو ُل اللَّه‬:‫ال‬
(‫ ُه ْم َس َواءُ) متفق عليه‬:‫ال‬ ِ ‫كِلَه و َكاتِبه وش‬
َ َ‫اه َديْ ِه َوق‬ َ َ َُ َ ُ
. . . “Dari Jabir r.a. ia berkata, ‘Rasulullah saw. telah melaknati orang-orang yang
memakan riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba),
orang yang menuliskan, orang yang menyaksikannya, (dan selanjutnya), Nabi
bersabda, mereka itu semua sama saja’.” (H.R. Muslim)

c. Ijma’ para ulama


Para ulama sepakat bahwa seluruh umat Islam mengutuk dan mengharamkan riba.
Riba adalah salah satu usaha mencari rizki dengan cara yang tidak benar dan dibenci
Allah swt. Praktik riba lebih mengutamakan keuntungan diri sendiri dengan
mengorbankan orang lain. Riba akan menyulitkan hidup manusia, terutama mereka
yang memerlukan pertolongan. Menimbulkan kesenjangan sosial yang semakin besar
antara yang kaya dan miskin, serta dapat mengurangi rasa kemanusiaan untuk rela
membantu. Oleh karena itu Islam mengharamkan riba.

5. Hikmah larangan riba


Setiap muslim wajib menyakini bahwa semua perintah dan larangan Allah swt pasti
mengandung kemaslahatan untuk manusia sendiri, termasuk diharamkannya riba. Diantara
hikmah diharamkannya riba selain hikmah-hikmah umum di seluruh perintah-perintah syar'i
yaitu menguji keimanan seorang hamba dengan taat, mengerjakan perintah atau
meninggalkannya adalah sebagai berikut:
1) Menjauhi dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan miliknya
2) Menimbulkan permusuhan antar pribadi dan mengikis habis semangat kerja sama atau
saling menolong sesama manusia. Padahal, semua agama, terutama Islam menyeru
kepada manusia untuk saling tolong menolong, membenci orang yang mengutamakan
kepentingan diri sendiri atau egois, serta orang yang mengeksploitasi orang lain
3) Menimbulkan tumbuh suburnya mental pemboros yang tidak mau bekerja keras dan
penimbun harta di tangan satu pihak. Islam menghargai kerja keras dan menghormati
orang yang suka bekerja keras sebagai saran pencarian nafkah
4) Menghindari dari perbuatan aniaya karena memeras kaum yang lemah, karena riba
merupakan salah satu bentuk penjajahan atau perbudakan dimana satu pihak
mengeksploitasi pihak yang lain.
5) Mengarahkan kaum muslimin mengembangkan hartanya dalam mata pencarian yang
bebas dari unsur penipuan
6) Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaannya, karena orang
yang memakan riba adalah zalim, dan kelak akan binasa.

Berikut syarat-syarat jual beli agar tidak menjadi riba.


1) Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat, yaitu:
a) serupa timbangan dan banyaknya
b) tunai, dan
c) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.
2) Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat, yaitu:
a) tunai dan
b) timbang terima dalam akad (ijab kabul) sebelum meninggalkan majelis akad.

Dan untuk menghindari riba, maka harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1) Biasakan selalu hidup sederhana
2) Menghindari kebiasaan berhutang, dan kalau terpaksa harus hutang. janganlah
berhutang kepada rentenir
3) Bekerjalah dengan sungguh-sungguh untuk mencukupi kebutuhan hidup walaupun
dengan bersusah payah.
4) Sekarang ini di negara kita telah hadir beberapa bank yang dikelola berdasarkan syariat
Islam yakni bank yang menentukan keuntungan dengan cara bagi hasil.

E. METODE PEMBELAJARAN
Observasi, brainstorming, diskusi, ceramah, demonstrasi

F. MEDIA, ALAT/BAHAN, SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media: gambar orang jual beli, LCD
2. Alat/Bahan: kertas karton, spidol, lem
3. Sumber Pembelajaran: Buku Paket Fikih Kelas X, Al Quran Terjemah, Internet, LKS.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 menit)
 Guru mengucapkan salam dan menunjuk salah satu peserta didik memimpin doa
 Guru mengabsensi kehadiran peserta didik serta menanyakan kabar
 Guru mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan mengajak SENAM OTAK
 Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompetensi yang akan dicapai
 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
 Guru membentuk kelompok belajar dan diskusi
2. Kegiatan Inti:
 Mengamati
 Peserta didik mencermati gambar orang yang sedang jual beli
 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang pengertian riba
 Menanya
 Peserta didik memberikan tanggapan tentang gambar orang jual beli
 Peserta didik melalui stimulus guru menanyakan tentang pengertian riba yang belum
dipahami

 Eksplorasi/eksperimen
 Masing-masing kelompok menggali/membaca buku tentang pengertian riba, hukum
 Masing-masing kelompok mencari dalil tentang larangan riba pada Al Quran terjemah
 Masing-masing kelompok bereksperimen sesama anggota kelompoknya tentang tata
cara menghindari praktek riba
 Mengasosiasi
 Masing-masing kelompok merumuskan tentang pengertian, hukum, macam-macam,
dalil larangan riba dan hikmah larangan riba
 Mengkomunikasikan
 Masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi seputar
riba, masing-masing kelompok mendemostrasikan tata cara menghindari praktek riba
di depan kelas.
3. Penutup:
 Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran
 Guru mengajak peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
 Guru mengadakan tes tulis atau lisan
 Guru memberi tugas mandiri
 Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
 Guru memberi pesan-pesan moral terkait dengan materi maupun terkait dengan
penanaman KI-1 dan KI-2
 Guru mengajak berdoa akhir majlis dilanjutkan dengan salam dan berjabat tangan.

H. PENILAIAN
I.

a. Tes tulis bentuk uraian :


i. Bentuk instrumen
ii. Pengamatan Sikap Sosial
Aspek yg Diamati
No Nama Siswa
Jujur Kerjasama Percaya Menghargai Nilai
diri orang lain

Pedoman penskoran:
skor 1 Skor Perolehan
BT= Belum Terlihat
MT= Mulai Terlihat skor 2 Nilai =-----------------------4
MB= Mulai Berkembang skor 3 Skor Maksimal
MK= Membudaya dan konsisten skor 4

Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai
memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam
indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Mengetahui, Pandeglang, ……………….


Kepala MA, Guru Mapel Fikih

Abdul Latip S,pd. Abdul Fikri M


NIP. 196201041983051006

Anda mungkin juga menyukai