Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fahmi Muzakki ‘Prodi : Ekonomi syariah NPM :

JUAL BELI
A. Pengertian Jual Beli
Secara etimologi, al-bay’u ‫( عيبال‬jual beli) berarti mengambil dan memberikan sesuatu.
Kata Al-ba’i dalam Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata al-Syira
(beli). Dengan demikian, kata Al-ba’i berarti jual, tetapi sekalius juga berarti beli.1 Adapun
secara terminologi, jual beli adalah transaksi tukar menukar yang berkonsekuensi beralihnya
hak kepemilikan, dan hal itu dapat terlaksana dengan akad, baik berupa ucapan maupun
perbuatan.
Jual-beli merupakan transaksi dimana satu pihak menyerahkan barang dan pihak lain
membayar harganya. Perkataan jual-beli sebenarnya terdiri dari dua suku kata, yaitu jual dan
beli, kata jual-beli mempunyai arti mempunyai arti satu sama lain yang bertolak belakang.
Kata jual menunjukkan bahwa adanya perbuatan menjual, sedangkan beli adalah adanya
perbuatan membeli. Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa dalam perjanjian jual-beli atas
terlibatnya dua pihak yang saling tukar menukar atau melakukan pertukaran.
Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang masing definisi sama.
Sebagian ulama lain memberi pengertian :
1. Ulama Sayyid Sabiq
Ia mendefinisikan bahwa jual beli ialah pertukaran harta dengan harta atas dasar saling
merelakan atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.
2. Ulama hanafiyah
Ia mendefinisikan bahwa jual beli adalah saling tukar harta dengan harta lain melalui Cara
yang khusus. Yang dimaksud ulama hanafiyah dengan kata-kata tersebut adalah melalui ijab
qabul, atau juga boleh melalui saling memberikan barang dan harga dari penjual dan pembeli.
3. Ulama Ibn Qudamah
Menurutnya jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan
milik dan pemilikan. Dalam definisi ini ditekankan kata milik dan pemilikan, karena ada juga
tukar menukar harta yang sifatnya tidak harus dimiliki seperti sewa menyewa.
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli ialah suatu perjanjian
tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah
pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan
perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan dan disepakati.
B. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia mempunyai landasan
yang kuat dalam al-quran dan sunah Rasulullah saw. Terdapat beberapa ayatal-quran dan
sunah Rasulullah saw, yang berbicara tentang jual beli, antara lain :
1. QS. Al-Baqarah : 275
‫َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا‬ ‫َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم‬
‫ٰۤل‬
‫َعاَد َفُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِر ۚ ُهْم ِفْيَها‬ ‫اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبٖه َفاْنَتٰه ى َفَلٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه ِاَلى ِهّٰللاۗ َو َم ْن‬
‫ٰخ ِلُد ْو َن‬
Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa
jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”. (QS. Al-Baqarah : 275)3
2. QS. An-Nisa’ ayat 29
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم‬
‫َر ِح ْيًم ا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah Maha
Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’ ayat 29).
QS. An-Nisa’ ayat 29 secara jelas melarang orang yang memakan harta sesamanya
dengan cara yang batil. Larangan ini berfungsi sebagai penyelamat bagi diri sendiri dan orang
lain. Karena Allah telah menawarkan salah satu cara untuk mendapatkan harta dengan cara
yang halal yaitu melalui perdagangan.
3. Q.S Al-Maidah Ayat 1
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاْو ُفْو ا ِباْلُع ُقْو ِۗد‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu..(Q.S Al-Maidah Ayat1)
Ayat ini memerintahkan kepada setiap orang yang beriman untuk memenuhi janji-
janji yang telah diikrarkan, baik janji prasetia hamba kepada Allah, maupun janji yang dibuat
di antara sesama manusia, seperti yang bertalian dengan perkawinan, perdagangan dan
sebagainya, selama janji itu tidak melanggar syariat Allah;
C. Rukun dan Syarat Jual Beli
1. Syarat bagi orang yang melakukan akad
 Baligh (berakal)
 Beragama islam
 Tidak dipaksa
2. Syarat sah ijab Qabul jual beli
a. Tidak ada yang membatasi (memisahkan). Si Pembeli tidak boleh diamsaja setelah si
penjual menyatakan ijab, atau sebaliknya.
b. Tidak diselingi kata-kata lain.
c. Tidak ditaklikkan (digantungkan) dengan hal lain. Misalnya “jikabapakku mati,
maka barang ini aku jual kepadamu”
d. Ada kesepakatan ijab dan qabul pada orang yang saling merelaka nberupa barang
yang dijual dan harga barang.
e. Ungkapan harus menunjukkan masa lalu (madhi) seperti perkataanpenjual: “aku telah
beli” dan perkataan pembeli: “aku telah terima,” ataumasa sekarang (mudhori) jika
yang diinginkan pada waktu itu.

Anda mungkin juga menyukai