Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siska Wahyuni

Kelas : XI Multimedia 1

Mapel : Agama Islam

1).

1. Riba hutang-piutang

Riba yang mengambil keuntungan lebih dari suatu hutang, contohnya riba qardh dan riba jahiliyah.

2. Riba Qardh

Adanya persyaratan kelebihan pengembalian pinjaman yang dilakukan di awal akad perjanjian hutang-
piutang oleh pemberi pinjaman terhadap yang berhutang tanpa tahu untuk apa kelebihan tersebut
digunakan.

Contohnya seperti rentenir yang meminjamkan uang 10 juta kepada peminjam, kemudian peminjam
harus mengembalikan 11 juta tanpa dijelaskan kelebihan dana tersebut untuk apa. Tambahan 1 juta
pada kasus inilah yang disebut sebagai riba qardh dan hanya akan merugikan peminjam plus
menguntungkan si rentenir.

3. Riba Jahiliyah

Adanya tambahan nilai hutang karena adanya tambahan tempo pembayaran hutang disebabkan
peminjam tidak mampu membayar hutang pada waktunya. Praktik riba seperti ini banyak diterapkan
pada masa jahiliyah.

Contohnya pemberi hutang berkata kepada pihak penerima hutang saat jatuh tempo, “kamu lunasi
hutang sekarang sesuai jumlah kamu berhutang atau membayar dikemudian hari dengan syarat adanya
tambahan jumlah hutang”

Contoh lainnya adalah penggunaan kartu kredit. Saat pengguna kartu kredit membeli barang senilai 1
juta dan tidak mampu membayar penuh saat jatuh tempo, maka penguna diharuskan membayar bunga
atas tunggakan kartu kreditnya tersebut.
2. Riba jual beli

Penambahan nilai barang yang dibeli oleh konsumen, contohnya riba fadhl dan riba nasi’ah.

Macam macam riba dalam Islam

1. Riba Fadhl

Pertukaran atau jual beli barang ribawi dengan kuantitas, kualitas, atau kadar takaran yang berbeda.
Barang ribawi itu sendiri disebutkan dalam hadits sebagai emas, perak, gandum, gandum merah, garam,
dan kurma. Dalam hadits lain disebutkan sebagai emas, perak, dan bahan makanan. Sehingga dalam
Islam, untuk barang barang tersebut pertukaran yang dilakukan harus lah memenuhi jumlah dan kualitas
yang sama.

Contoh praktik riba fadhl misalnya seseorang menukar 10 gram emas (20 karat) dengan 11 gram emas
(19 karat). Contoh lainnya 2 kilo gandum berkualitas baik ditukar dengan 3 kilo gandum berkualitas
buruk.

2. Riba nasi'ah

Menurut ulama syafiiyah, riba yad dan riba nasiah sama-sama terjadi pada pertukaran barang yang tidak
sejenis. perbedaannya, riba yad mengakhirkan pemegang barang. sedangkan riba nasiah mengakhiri hak
dan ketika akad dinyatakan bahwa waktu pembayarannya diakhirkan meskipun sebentar.

2). ُ‫ف َوقَ ْذف‬ ِ ْ‫ق َوَأ ْك ُل ال ِّربَا َوَأ ْك ُل َما ِل ْاليَتِ ِيم َوالتَّ َولِّي يَوْ َم ال َّزح‬
ِّ ‫س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ ِإاَّل بِ ْال َح‬
ِ ‫ك بِاهَّلل ِ َوالسِّحْ ُر َوقَ ْت ُل النَّ ْف‬
ُ ْ‫ُول هَّللا ِ َو َما ه َُّن ال ِّشر‬
َ ‫يَا َرس‬
ِ ‫ت ْالغَافِاَل‬
‫ت‬ ِ ‫ت ْال ُمْؤ ِمنَا‬ َ ْ‫ْال ُمح‬
/ِ ‫صنَا‬

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah tujuh
perkara yang membinasakan”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda:
“Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, memakan
riba, makan harta anak yatim, kabur dari medan peperangan dan menuduh seorang wanita mu’min yang
suci berbuat zina”. (Bukhari, Bab Ramyul Muhsanat, No. 6351)

‫الربَا ثَالَثَةٌ َو َس ْبعُوْ نَ بَابًا أ ْي َس ُرهَا ِم ْث ُل َأ ْن يَ ْن ِك َح الرُّ ُج ُل ُأ َّمهُ َوِإ ْن َأرْ بَى ال ِّربَا ِعرْ ضُ ال َّر ُج ِل ْال ُم ْسلِ ِم‬
ِ
Artinya:“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai
ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar
kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi)

َ ‫الزنا َ َوال ِّربَا فِي قَرْ يَ ٍة فَقَ ْد َأ َحلُّوْ ا بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم َع َذ‬
ِ‫اب هللا‬ ِّ ‫ِإ َذا ظَهَ َر‬

“Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri
tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim)

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَهَى‬ َ ِ‫ت فَ َسَأ ْلتُهُ ع َْن َذل‬
َ ِ ‫ك قَا َل ِإ َّن َرسُو َل هَّللا‬ /ْ ‫ فََأ َم َر بِ َم َحا ِج ِم ِه فَ ُك ِس َر‬/‫ْت َأبِي ا ْشتَ َرى َحجَّا ًما‬ ُ ‫ال َرَأي‬ َ ‫َأ ْخبَ َرنِي عَوْ نُ بْنُ َأبِي ج‬
َ َ‫ُح ْيفَةَ ق‬
َ ‫ب اَأل َم ِة َولَعَنَ ْال َوا ِش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمةَ َوآ ِك َل ال ِّربَا َو ُمو ِكلَهُ َولَعَنَ ْال ُم‬
‫ص ِّو َر‬ ِ ‫ب َو َك ْس‬ ِ ‫ع َْن ثَ َم ِن ال َّد ِم َوثَ َم ِن ْالك َْل‬

Diriwayatkan oleh Aun bin Abi Juhaifa, “Ayahku membeli seorang budak yang pekerjaannya membekam
(mengeluarkan darah kotor dari tubuh), ayahku kemudian memusnahkan peralatan bekam si budak
tersebut. Aku bertanya kepada ayah mengapa beliau melakukannya. Ayahku menjawab, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk menerima uang dari transaksi darah, anjing, dan
kasab budak perempuan, beliau juga melaknat pekerjaan pembuat tato dan yang minta ditato,
menerima dan memberi riba serta beliau melaknat para pembuat gambar.” (Shahih al-Bukhari no.
2084).

3.) Perbedaan Bank Konvensional dan bank syariah

Bank konvensional merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional .

Sementara itu,

Bank Syariah, dijalankan berdasarkan prinsip keuangan yang berlaku dalam agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai